Anda di halaman 1dari 5

STERILISASI DAN DISINFEKSI

Sterilisasi adalah setiap proses (kimia atau fisik) yang membunuh semua bentuk
hidup terutama mikroorganisme dan sporanya. Disinfeksi adalah suatu usaha untuk
membunuh organisme-organisme patogen (keculai spora kuman) dengan cara fisik atau
kimia dan dilakukan terhadap benda mati. Antisepsis adalah usaha mencegah pertumbuhan
atau aktivitas mikroorganisme baik dengan cara menghambat atau membunuh dan
dilakukan terhadap jaringan hidup.

Sterilisasi adalah
suatu cara atau proses baik fisik atau kimiawi untuk tujuan mengeliminasi semua
mikroba hidup yang terdapat pada suatu material / bahan
merupakan proses mematikan mikroorganisme yang hidup, dimana jika masih terdapat
pertumbuhan mikrorganisme berarti pertumbuhan bakteri masih berlangsung (sterilisasi
tidak sempurna), tetapi jika bentuk paling resisten dari bakteri (spora) juga diluluhkan
maka dikatakan sterilisasi berlangsung sempurna
merupakan proses untuk membuat steril suatu bahan atau peralatan, artinya pada bahan
atau peralatan tersebut tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya,
baik yang akan mengganggu atau merusak media ataupun mengganggu kehidupan dan
proses yang sedang dikerjakan (Suriawiria U., 1985).
Proses sterilisasi berguna untuk membunuh dan mengenyahkan semua mikroorganisme
hidup yang terdapat dalam biakan / bahan (Bibiana L.W, 1994).

METODE STERILISASI:
A. Sterilisasi cara fisik
Selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat
temperatur tinggi dan atau tekanan tinggi selama itu sterilisasi secara fisik dapat
dilakukan.
1. Pemanasan :
1.a. Sterilisasi dengan pemanasan kering (dry heat):
- Dengan pemijaran
Ose, jarum penanam, spatel dan kawat diabakar pada nyala api spritus sampai
membara.
- Dengan pembakaran
Pincet, pisau, gunting, object glass, dsb. dilewatkan atau dibakar pada nyala api
spritus tidak sampai membara
- Dengan Hot Air Oven
Sumber panasnya adalah listrik. Untuk steril alat-alat gelas: petri dish, tabung yang
telah ditutup dengan kapas, pipet-pipet yang telah dimasukkan ke dalam box
alumunium, cotton swab yang telah dibungkus alumunium foil dsb. Suhu dan
waktunya diatur sebagai berikut:
Suhu ( oC ) Waktu
120 8 jam
140 2 jam
160 1 jam
170 40 menit
180 20 menit

1.b. Sterilisasi dengan Pemanasan Basah (moist heat):


- Temperatur di bawah 100oC (pasteurisasi)
Misalnya: untuk sterilisasi susu dengan cara dipanaskan (dimasak) pada suhu 60 oC
70oC selama 30 menit, Vaksin dipanaskan di dalam waterbath suhu 60 oC
70oC selama 1 jam.
- Temperatur 100oC
Dengan air mendidih/uap air mendidih. Yang dapat di steril dengan cara ini adalah
alat-alat yang tidak rusak pada pemanasan 100oC antara lain: gunting, pisau, pinset,
alat suntik dari kaca dsb. Pemanasan 100oC selama 5 10 menit mematikan hampir
semua bakteri yang tidak membentuk spora dan sebagian kecil spora.
- Tyndalisasi (pemanasan bertahap)
- Temperatur lebih dari 100oC
Digunakan otoklaf (autoclave), dengan tekanan uap lebih dari 1 atmosfer. Pemanasan
dilakukan pada suhu 121oC ( selama 15-20 menit (15 lbs). Yang dapat disteril dengan
cara ini berupa: alat-alat gelas, alat-alat bedah, medis dsb.
2. Radiasi:
sering digunakan pada industri
- dengan sinar gamma (sterilisasi dingin)
- dengan sinar UV (200 310 nm),optimal pada panjang gelombang 260 nm
- dengan sinar X
- dengan sinar alpha
- Ultrasonic vibration (gelombang suara)
- Freezing (membekukan) / pedinginan / suhu rendah

3. Sterilisasi cara mekanis


- digunakan untuk bahan yang dengan akibat pemanasan tinggi ataupun tekanan tinggi
akan mengalami peubahan atau penguraian/bahan peka panas : serum,urea, enzym,
karbohidrat
- menggunakan : silika (silas, Berkefield, dan Mandler), Porselen (Chamberlain),
Asebes (Seitz), membran filter dari cellulose acetat, high-efficiency particulate air
(HIPA)
- seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam halini adalah mikroba)

B. Sterilisasi cara kimia, yaitu menggunakan bahan kimia


Contoh :
- senyawa kimia sebagai disinfektans antara lain : larutan CuSo4, AgNO3, HgCl2, ZnO ,
serta alkohol dalam campurannya
- Beberapa larutan garam : NaCl 9%, KCl 11%, KNO3 10%, dapat digunakan untuk
membunuh mikroba karena tekanan osmotiknya yaitu dengan jalan dehidrasi protein
pada substrat
- Asam kuat , basa kuat bersifat menghidrolisis isi sel mikroba
- KMnO4 1%, HCl 1,1 % merupakan disinfektans kuat karena dapat mengoksidasi
substrat
- Khlor, disinfektan terutama pada tempat penyimpanan air. Daya membunuh mikroba
yang kuat dengan oksidasi dan khlorinasi langsung terhadap sel
- Formadehida (formalin) 4 20%, sangat efektif sebagai disinfektans, berikatan dengan
amino dalam protein mikroba
- Larutan alkohol 50 75 % (etanol, metanol, isopropanol),merupakan disinfektan karena
cepat menyebabkan koagulasi (penggumpalan) protein mikroba
- Fenol (asam karbol), mempunyai daya kerja terhadap membran plasma
- Gas etilen oksida (hati-hati ada bahaya letusan) , untuk mensterilkan bahan dari plastik

DISINFEKSI
Disinfeksi adalah merupakan proses untuk mematikan semua mikroorganisme
patogen dengan cara kimiawi, mempunyai daya kerja terhadap bentuk vegetatif dari
mikroorganisme, tetapi tidak semua bersifat sporocidal (mematikan spora).
Ada 2 istilah dalam disinfeksi ini yaitu :
a. Disinfektan, yaitu bahan kimia yang mempunyai efek bactericidal (mematikan
bakteri) /sporocidal (mematikan spora). Biasanya digunakan pada benda atau alat.
Contoh disinfektan ini adalah cresol, lisol dll.
b. Antiseptic, yaitu merupakan proses yang mencakup inaktivasi atau mematikan
mikroorganisme dengan cara kimiawi, dapat bersifat bakteriostatik (menghentikan
pertumbuhan bakteri) dan bactericidal (mematikan bakteri). Biasanya digunakan pada
jaringan hidup(misalnya : kulit, membran mukosa). Contoh antiseptic ini adalah :
Betadine, obat merah dll.
Penggunaan istilah disinfektan dan antiseptik boleh dikatakan sinonim.
Cara kerja dari disinfektan ini adalah :
merusak membran sel kuman, contohnya : sabun, cresol, alkohol 70%, detergen,
Hexachlorophene dll
denaturasi protein kuman, contohnya : bahan-bahan kimia yang bersifat asam atau basa
mengganggu fungsi protein dan asam nukleat, contohnya : mercurocrom, AgNO3,
iodium, glutaraldehyde dll.
Guna memperoleh hasil disinfeksi seoptimal mungkin diusahakan untuk menyiapkan
/menggunakan bahan-bahan kimia yang memiliki ciri-ciri disinfektan yang ideal (Pelczar,
1988) yaitu :
Aktivitas mikrobial, yaitu kemampuan substansi untuk mematikan mikroorganisme
Kelarutan, yaitu substansi harus dapat larut dalam air atau pelarut-pelarut lain sampai
pada taraf yang diperlukan untuk dapat digunakan secara efektif
Stabilitas, yaitu perubahan pada substansi seminimalmungkin dan tidak boleh
kehilangan sifat antimikrobialnya
Tidak bersifat racun bagi manusia dan hewan lain, idealnya bersifat letal bagi
mikroorganisme
Homogenity, yaitu di dalam penyiapannya komposisinya harus seragam sehingga
bahan aktipnya selalu terdapat pada setiap aplikasi
Tidak bergabung dengan bahan organik
Aktivitas mikrobial pada suhu kamar atau suhu tubuh
Kemampuan untuk menembus
Tidak menimbulkan karat dan warna
Kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap
Berkemampuan sebagai detergen
Ketersediaan dan biaya
HAND OUT

MIKROBIOLOGI

OLEH:
YUNAN JIWINTARUM, S.Si. M.Kes.
(MIKROBIOLOGI)

Anda mungkin juga menyukai