SISTEM
INDRA KHUSUS
Disusun Oleh
Tim Sistem Indra Khusus Program Studi Kedokteran
FKK UMJ
1
KATA PENGANTAR
Wassalamualaikum Wr.Wb.
2
DAFTAR ISI
3
TIM SISTEM INDRA KHUSUS DAN KONTRIBUTOR
Tim Sistem:
Kontributor:
1. Departemen Anatomi:
dr. Yusnam Syarief, PAK.
2. Departemen Histologi:
dr. H. Nizamuddin, MS
4
7. Tutor PBL dan Instruktur CSL
CIRENDEU (12 Kel) CEMPUT (6 Kel)
Tutor PBL
dr. Yusri Hapsari, MKM, Sp.KJ DR. dr. Busjra M. Nur., MSc
dr. Nizamuddin, MS dr. Farsida, MPH
dr. Sugiarto, SpPA dr. Rayhana. M.Biomed
DR. dr. Tjahaja H.S., SpPark dr. Yusnam Syarief, PAK
dr. Kartono Ichwani, SpBK dr. Sitti Airiza, Sp.S
dr. Pitut Aprilia, MKK dr. Eddy Multazam, Sp.FK
dr. Atthariq, MPH
Instruktur CSL CIRENDEU
dr. Kartono Ichwani, SpBK
Anamnesis Kasus mata dan THT
dr. Sugiarto, SpPA
dr. Putri Anugrah Putri, SpTHT
Pemfis THT dr. Nur Aini Djunet, Mgizi
dr. Donna Novita Suparman
dr. Atthariq, MPH
Esktraksi Cerumen dan Garputala
DR. dr. Tjahaja H.S., SpPark
Tes Keseimbangan, Tes Penghidu dan dr. Robiah, SpS
Tes Pengecap dr. Nizamuddin, MS
dr. Abdi Kelana, SpM
Pemeriksaan Mata Sederhana
dr. Pitut Aprilia, MKK
dr. Yusri Hapsari, MKM, Sp.KJ
Pemeriksaan Sensorik
dr. Wildan Fauzan
Instruktur CSL CEMPAKA PUTIH
DR. dr. Busjra M. Nur., MSc
Anamnesis Kasus mata dan THT
dr. Suratno Lulut R, Ph. D
dr. Yusnam Syarief, PAK
Pemfis THT
dr. Heldarsjah, SpTHT
dr. Fanny Septiani, M. Biomed
Esktraksi Cerumen dan Garputala
dr. Ahmad Muchlis, MS
Dr. dr. Anwar Wardy Warongan,
Tes Keseimbangan, Tes Penghidu dan Sp.S., DFM
Tes Pengecap dr. Rizqa H, SpKK
dr. Farsida, MPH
dr. Sri Fulina, Sp.M
Pemeriksaan Mata Sederhana
dr. Eddy Multazam, Sp.FK
dr. Irfan Taufik, Sp.S
Pemeriksaan Sensorik Dr. dr. Sitti Airiza, SpS
dr. Heryanto, SpKK
5
Beban Studi : 6 SKS
Waktu Studi : 6 minggu
Semester : V (lima)
Pelaksanaan : 20 Oktober - 28 November 2014
Tujuan Umum
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa di bidang Indra Khusus
( terdiri dari Ilmu Penyakit Mata, Ilmu Penyakit THT-KL, Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin, Ilmu Penyakit Saraf, dan lain-lain) secara komprehensif.
2. Mencapai Kompetensi Pendidikan Dokter.
Area Kompetensi
Pada Sisem Indra Khusus, terdapat 6 area kompentesi yaitu sebagai berikut:
1. Area komunikasi efektif
2. Area keterampilan klinis
3. Area landasan ilmiah ilmu kedokteran
4. Area pengelolaan masalah kesehatan
5. Area mawas diri dan pengembangan diri
6. Area etika moral, medikolegal dan profesionalisme
6
pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal,
dan merujuk
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter
mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.
3B. Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa
atau mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien. Lulusan
dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan
pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara
mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/
atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
7
8
9
0
10
Sasaran Pembelajaran
Setelah menyelesaikan sistem ini diharapkan mahasiswa semester V dapat:
Menyebutkan penyakit-penyakit pada THT, mata, dan kulit.
Menjelaskan penyebab dari penyakit-penyakit yang menyebabkan
gejala pada THT, mata, dan kulit.
Menjelaskan patomekanisme penyakit-penyakit yang menyebabkan
gejala pada THT, mata, dan kulit.
Menjelaskan fisiologi pendengaran dan keseimbangan, penglihatan,
dan perabaan.
Menjelaskan gangguan struktur pada penyakit-penyakit mata, THT, dan
kulit.
Menyebutkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk
mendiagnosis penyakit mata, THT, dan kulit.
Menjelaskan penatalaksanaan penyakit mata, THT, dan kulit.
Menjelaskan komplikasi lain penyakit mata, THT, dan kulit.
Menjabarkan masalah penyakit pada masyarakat.
Memformulasikan upaya-upaya pencegahan penyakit-penyakit pada
masyarakat.
Lingkup Pembahasan
1. Kuliah pendahuluan (penjelasan sistem Indra Khusus).
2. Organum Vestibulo-khoklearis Organum Gustatorium Wajah &
indera khusus Organum visuale Struktur wajah.
3. Histologi Organ penglihatan, organ pendengaran & keseimbangan
Histologi organ Penciuman & pengecapan Histologi kulit & adneksa
4. Gross Anatomi dan Fisiologi Indra pendengaran & keseimbangan,
kelainan telinga luar , gangguan keseimbangan, gangguan telinga
tengah, gangguan penghidu dan pengecapan, serta gangguan
pendengaran.
5. Dermatosis Eritroskuamosa, Dermatosis Vesikobulosa, Dermatitis,
Neoplasma, kelainan rambut, kelainan pigmen, penyakit kulit alergi dan
iktiosis
6. Akomodasi dan Refraksi , Diskus Optik dan saraf mata, penyakit retina,
Aparatus Lakrimalis, Kelopak mata, Penyakit konjungtiva, Penyakit
Kornea, Sklera, Glaukoma, Kelainan Lensa, Iris dan badan silier
7. Kelainan syaraf kranial dan aplikasi klinis
11
Penilaian
Sistem penilaian akan dilakukan terus sepanjang sistem berlangsung,
Mahasiswa akan dinilai secara individual dalam hal pengetahuan, ketrampilan
dan sikap. Ketiga komponen ini dinilai melalui empat evaluai dengan bobot
penilaian:
Ujian Teori (50%)
Ujian Praktikum (20%)
Ujian CSL (20%)
Diskusi PBL (10%)
Ujian teori diberikan dalam bentuk multiple choice question dan skenario
soal. Soal ujian teori dibuat oleh kontributor dalam sistem indra khusus.
Penyususnan soal-soal ujian tersebut disesuaikan dengan learning objective
sistem indra khusus.
12
TATA TERTIB
Tata Tertib Umum
1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat
mengikuti setiap kegiatan akademik.
2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak
memperoleh pelayanan akademik.
3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program
studinya (mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai
kalender akademik tidak boleh mengikuti segala aktifitas perkuliahan.
4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap
kegiatan.
13
Tata Tertib Diskusi Tutorial
14
Tata Tertib Rapat Pleno
Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam tata tertib ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana semestinya.
15
Tata Tertib Clinical Skill Lab (CSL)
Sebelum pelatihan
1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik Sistem yang
bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan
dilakukan.
Pada saat pelatihan
1. Datang 10 menit sebelum CSL dimulai.
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi
yang telah ditentukan.
3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing rapih pada
setiap kegiatan CSL. Bagi mahasiswi yang berjilbab, jilbabnya harus
dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.
5. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang
korek api, dan sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang
telah tercemar (sampah medis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus
dimasukkan ke tempat sampah medis yang mengandung bahan desinfektan
untuk didekontaminasi, dan sampah tajam dimasukan pada tempat sampah
tajam.
6. Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.
7. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian
tubuh manusia.
8. Bekerja dengan hati-hati.
9. Tidak diperkenankan menghilangkan, mengambil atau meminjam
tanpa ijin setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL.
10. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapihkan kembali
alat dan bahan yang telah digunakan.
11. Pengulangan CSL dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Membuat surat permohonan pengulangan CSL ke bagian pendidikan
tembusan ke bagian CSL dengan melampirkan materi yang akan
diulang dan jumlah peserta yang akan ikut paling lambat 3 hari sebelum
hari pelaksanaan.
b. Pengulangan CSL dilaksanakan pada saat tidak ada jadwal perkuliahan
dengan atau tanpa pendamping dari instruktur.
c. Pengulangan CSL dilaksanakan sampai maksimal pukul 21.00 WIB.
16
Sanksi Pelanggaran Tata Tertib Clinical Skill Lab (CSL)
17
PANDUAN TUTORIAL
Problem Based Learning
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan tentang penyebab,
patomekanisme, gambaran klinik, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan,
komplikasi, dan pencegahan penyakit-penyakit yang menyebabkan kelainan pada
mata, telinga hidung tenggorok, serta kelainan pada kulit tersebut.
18
Tugas Mahasiswa
1. Setelah membaca dengan teliti skenario tutorial, mahasiswa harus mendiskusikan
kasus tersebut pada suatu kelompok diskusi yang dipimpin oleh seorang ketua
dan memilih seorang notulen untuk mencatat semua hasil diskusi
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual dengan mencari bahan informasi
yang mendukung diskusi
3. Melakuakn diskusi kelompok mandiri ( tanpa tutor)
4. Berkonsultasi pada narasumber yang ahli pada permasalahan yang dimaksud
untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam
5. Mengikuti kuliah (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas
Keterangan :
- Langkah 1-5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor
- Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri,dapat dilakukan berkelompok atau
sendiri-sendiri, yang kemudian didiskusikan ulang bersama kellompok (tanpa
kehadiran tutor)
- Langkah tujuh dilakukan dalam diskusi dengan tutor
Jadwal Kegiatan
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya
jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan
membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi mandiri. Tujuan :
Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
Brain-storming untuk proses 1 3,
Membagi tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi
ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk melaporkan
hasil diskusi mandiri dan menyelesaikan proses sampai langkah 5.
19
4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru
yang diperlukan,
5. Pertemuan keempat: adalah diskusi tutorial. Tujuan: untuk melaporkan hasil
diskusi lalu dan mensintese informasi yang baru ditemukan. Bila masih diperlukan
informasi baru dilanjutkan lagi seperti No. 2 dan 3.
6. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk
melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang
belum terjawab pada ahlinya (temu pakar).
Strategi Pembelajaran
Sumber Bacaan
Buku Ajar
1. Kanski. Clinical of Ophthalmology
2. AAO. Retina and Vitreous. 2003
3. Grant Boileau JC. A Method of Anatomy, 6th ed, The Williams and Wilkins Co.,
Baltimore, 1958
4. Gray Henry, Mayo Goss : Anatomy of the Human Body, 17 th ed., Lea and Fabiger,
Philadelphia, 1959
5. Grans Atlas of Anatomy
6. Atlas Spaltelhotz
7. Dikat kuliah penyakit THT Bagian THT-KL FK-Unhas
8. Allan G Kerr. Scot Browns Otolaryngology, Basic Science
9. Goodman & Gillmans. The pharmacological Basis of therapeutics 9 th ed. New York.
Mc Graw Hill 1996.Di Piro J. Pharmacotherapy A Patophysiologic approach. New
York. Elsevier. 1989
10. A Textbook of Radiology and Imaging, David Suton, 1993
11. Synopsis of Analysis of Rontegen Sign in General Radiology, Isadore Meschan, 1976
12. Diktat Kuliah Radiologi
13. Cranial MRI and CT, Lee SH, Kao KC, Zimmerman, 1992
14. L. Kathelen Mahan & Marian Arrlin, Krause's: Food Nutrition & Diet therapy,
Philadelphia, WB Saunders Company, 9th ed., 1998
20
15. Shils ME, Olson JA: Modern Nutrition in Health and Disease, Philadelphia,lippincott
williams & wilkins, 9th eds., 1999
16. Wijaya Caroline (Editor Bahasa Indonesia) 1995, Referensi Manual Kedokteran
Keluarga, Hipokrates, Jakarta
17. Noor N Nasri, 1997, Dasar Epidemiologi, PT. Rineka Cipta, Jakarta
18. World Health Organization, 1992, International Statistical Classification of Diseases
and Related Health Problems, Tenth Revision, vol.1, WHO, Geneva
A. Sumber lain
1. Internet
2. VCD
3. Journal
4. Majalah-majalah ilmiah lainnya
21
PANDUAN MANUAL
Clinical Skill Lab
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan anamnesis kasus mata dan THT; pemeriksaan fisis
telinga, hidung dan tenggorokan ; melakukan tes fungsi pendengaran, keseimbangan,
penghidu dan pengecapan; melakukan pemeriksaan mata sederhana; serta mampu
melakukan pemeriksaan sensorik secara baik dan benar.
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengenal dan menjelaskan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2. Mahasiswa mampu mempersiapkan penderita dalam rangka persiapan
pemeriksaan.
3. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan tersebut dengan baik dan benar.
4. Mahasiswa dapat menginterpretasi hasil pemeriksaan dengan tepat untuk
kepentingan diagnosis keluhan pasien.
5. Mahasiswa mampu menentukan apakah kelainan-kelainan yang ditemukan
merupakan kelainan kongenital, keganasan, infeksi , trauma atau kelainan
degeneratif.
22
Media dan Alat Bantu Pembelajaran
1. Buku panduan skill lab
2. Daftar panduan skill lab
3. Gambar / slide cara pemeriksaan fisis THT dan tes-tes fungsi pendengaran,
keseimbangan, penghidu dan pengecapan
4. Alat tulis menulis / spidol
5. Pemutaran film pemeriksaan fisis THT dan tes-tes fungsi pendengaran,
keseimbangan, penghidu dan pengecapan
Metode Pembelajaran
CSL akan dilaksanakan sebanyak dua sesi, dimana sesi kedua adala Responsi. Alokasi
waktu untuk Sesi pertama sebanyak 3x50 menit sementar asesi responsi sebanyak
2x50 menit. Dalam sesi CSL aka dilaksanakan dengan tahapan
se3bagai berikut:
23
Deskripsi Kegiatan Anamnesis dan PF THT
24
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar secara 15 menit 1. Pengantar oleh intruktur
umum 2.Demnonstasi melalui video
2. Bermain peran, 25 menit 3. Dua orang dosen memberikan
Tanya dan Jawa contoh bagaimana cara
melakukan anamnesis lengkap,
pemeriksaan mata disesuaikan
tahap demi tahap sesuai
penuntun belajar.
4. Mahasiswa menyimak sesuai
dengan menggunakan Penuntun
Belajar.
5. Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya dan dosen memberikan
penjelasan tetang aspek-aspek
yang penting.
3. Praktek bermain 100 menit 6. Mahasiswa dibagi menjadi
peran dengan umpan pasangan-pasanga. Seorang
balik mentor diperlukan untuk
mengamati 3 pasangan.
7. Setiap pasangan berpraktek
melakukan pemeriksaan. (secara
bergantian berlaku sebagai
pemeriksa dan penderita)
8. Mentor berkeliling diantara
mahasiswa dan melakukan
supervisi menggunakan cek lis.
9. Mentor memberikan tema
khusus umpan balik kepada
setiap pasangan.
4. Curah 15 menit 10. Curah pendapat/diskusi: apa
pendapat/diskusi yang dirasakan mudah, apa yang
sulit. Menanyakan bagaimana
perasaan mahasiswa yang
berperan sebagai penderita. Apa
yang dapat dilakukan oleh
pemeriksa agar penderita lebih
nyaman.
11. Dosen menyimpulkan
denganmenjawab pertanyaan
dan menjelaskan masalah yang
belum dimengerti.
Total waktu 155 menit
25
Deskripsi Kegiatan Pemeriksaan Sensoris
26