Upaya Kesehatan
Upaya Kesehatan
UPAYA-UPAYA KESEHATAN
DISUSUN OLEH:
Kelompok: 4
DIV KEPERAWATAN
TINGKAT 1 SEMESTER II
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN 2015
BAB
A. PENDAHULUAN
1. KONSEP-KONSEP KUNCI
2. PETUNJUK
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. PENYAJIAN MATERI
D. PENUTUP
1. RANGKUMAN
Soal
Kunci Jawaban
E. DAFTAR PUSTAKA
BAB I
UPAYA KESEHATAN
A. PENDAHULUAN
Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta
misi yang jelas. Dalam konteks promosi kesehatan Visi merupakan sesuatu atau
apa yang ingin dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk
penunjang program-program kesehatan lainnya. Tentunya akan mudah dipahami
bahwa visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-
Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO
(World Health Organization).
Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun sosial.
2. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan
penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan
kesehatan, maupun program kesehatan lainnya dan bermuara pada
kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok,
maupun masyarakat.
Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu
upaya yang harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah Misi . Misi
promosi kesehatan merupakan upaya yang harus dilakukan dan mempunyai
keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.
Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Advokasi (Advocation)
Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang
ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu
kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu
upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan (decission maker) agar
dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan
perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan.
2. Menjembatani (Mediate)
Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu
kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor
yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu
kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor-sektor yang
memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak
hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga
perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi
kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kerjasama atau
kemitraan ini.
3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan
memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan
dari pemberian keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka
meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan
ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan keluarga akan meningkat. Dalam perkembangan selanjutnya untuk
mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di kenal tiga tahap
pencegahan:
1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan
perlindungan khusus (specific protection).
2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early
diagnosis and prompt treatment), pembatasan cacat (disability
limitation)
3. Pencegahan tersier: rehabilitasi.
Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah ilmu & seni mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik, mental & efisiensi
melalui usaha masyarakat yang terorganisasi untuk meningkatkan sanitasi
lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan
perorangan, pengorganisasian pelayanan medis & perawatan, untuk melakukan
diagnosa dini, pencegahan penyakit & pengembangan aspek sosial, yang akan
mendukung agar setiap warga masyarakat mempunyai standar kehidupan yang
kuat untuk menjaga kesehatannya. (Fitramaya Yuni, 2008. Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta).
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof. Dr. Soekidjo
Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu:
a).dimensi aspek pelayanan kesehatan, dan b).dimensi tatanan (setting) atau
tempat pelaksanaan promosi kesehatan. Jadi pelayanan kesehatan adalah sub
sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara
dan meningkatkan kesehatan), preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan),
dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan.
1. KONSEP-KONSEP KUNCI
a. Pengertian Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Preventif
c. Upaya Kesehatan Promotif
d. Upaya Kesehatan Kuratif
e. Upaya Kesehatan Rehabilitatif
f. Sasaran PROMKES
g. Contoh Program preventif dan promotif
2. PETUNJUK
1. Pelajari materi BAB I dengan tekun dan disiplin
2. Penyajian setiap bab meliputi judul bab dan konsep-konsep
kunci, petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum,
tujuan pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan,
rangkuman dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan kunci
jawaban dan umpan balik untuk untuk mengetahui sejauh mana
materi telah dikuasai, dan di akhir bab diberikan sumber
pendukung.
3. Dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan (embedded
tests).tes ini dapat menjadi tuntunan pembaca dalam memahami
uraian bahan ajar bagian demi bagian. Bila terdapat keraguan
terhadap jawaban tes ini, maka membaca diulangi lagi pada
bagian yang belum dipahami.
4. Kerjakan soal-soal latihan dan soal-soal akhir bab dengan tekun
dan disiplin!
5. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam
pengetahuan dan wawasan anda!
6. Ikuti urutan penyajian setiap bab tahap demi tahap
7. Selamat belajar, semoga sukses!
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Untuk mengetahui upaya-upaya kesehatan apa saja yang dilakukan di
Indonesia
b. Tujuan Pembelajaran Khusus
i. Untuk mengetahui pengertian promosi kesehatan
ii. Untuk mengetahui upaya kesehatan promotif
iii. Untuk mengetahui upaya kesehatan preventif
iv. Untuk mengetahui upaya kesehatan kuratif
v. Untuk mengetahui upaya kesehatan rehabilitatif
vi. Untuk mengetahui sasaran promosi kesehatan
vii. Untuk mengetahui program promotif dan preventif khususnya
di Indonesia
B. PENYAJIAN MATERI
Usaha Kesehatan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif
A. Pengertian Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health
promotion. Sesungguhnya, penerjemahan kata health promotion atau tepatnya
promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika
para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan
pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam
buku preventive medicine for the doctor in his community. Menurut leavell
dan clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat 5 tingkat
pencegahan terhadap penyakit, yaitu : 1.promotion of healt 2.specifik
protection 3.early diagnosis and prompt treatment 4.limitation of disability
dan 5.rehablitation.
Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promotion of healt oleh para
ahli kesehatan masyarakat di Indonesia diterjemahkan menjadi peningkatan
kesehatan,bukan promosi kesehatan.mengapa demikian? Tidak lain karena
makna yang terkandung dalam istilah promotion of health disini adalah
meningkatkan kesehatan seseorang, yaitu melalui asupan gizi seimbang,o
lahraga teratur, dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat, tidak
terserang penyakit.
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental,
dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan
aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Promosi
Kesehatan (Health Promotion) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal.
Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan
fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan dapat
berjalan secara sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi
kesehatan bahwa individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran
yang pasif menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu pengelolaan
program promosi kesehatan mulai dari pengkajian, perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pemantauan dan penilaian. Dan agar promosi kesehatan berjalan
secara efektif dan efesien maka pesan harus sesuai dengan karakteristik serta
kebutuhan / masalah sasaran. Sasaran utama promosi kesehatan adalah
masyarakat khususnya perilaku masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya,
akan tidak efektif apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan langsung
dialamatkan kepada masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan pentahapan
sasaran promosi kesehatan. Sedangkan pelayanan kesehatan menurut Prof.
DR. Soekidjo Notoadmojo adalah sub system pelayan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah preventif (prncegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan)
dengan sasaran masyarakat. Menurut Levey dan Loomba (1973) palayanan
kesehatan adalah uapaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah, dan menyambuhakan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Namun demikian, bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak
ada hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam
penjelasannya tentang promotion of health menyatakan bahwa selain melalui
peningkatan gizi, peningkatan kesehatan juga dapat dilakukan dengan
memberikan pendidikan kesehatan (health education) kepada individu dan
masyarakat.
Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk
definisi mengenai promosi kesehatan: Health promotion is the process of
enabling people to increase control over, and improve, their health. To reach a
state of complete physical, mental, and social, well-being, an individual or
group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to
change or cope with the environment. (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan di atas bahwa Promosi Kesehatan
adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu
mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan
sebagainya). Dalam konferensi ini ,health promotion dimaknai sebagai
perluasan dari health education atau pendidikan kesehatan.
1. UPAYA PROMOTIF
a. Pengertian Upaya Promotif
Upaya Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada
masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk
menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan
di segala aspek pemeliharaan kesehatannya. Usaha ini merupakan pelayanan
terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk
meningkatkan status/ derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah
kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu
meningkatkan kesehatannya. Dalam suatu survey di negara-negara
berkembang, dalam suatu populasi hanya terdapat antara 80%-85% orang
yang benar-benar sehat. Apabila kelompok ini tidak memperoleh promosi
kesehatan bagaimana memelihara kesehatan,maka kelompok ini akan
menurun jumlahnya, dan kelompok orang yang sakit akan meningkat.
b. Macam- macam Usaha Promotif
Beberapa usaha diantaranya :
1. Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.
2. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah
tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air
limbah dan sebagainya.
3. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat sesuai kebutuhannya.
4. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.
5. Meningkatkan KIE tentang HIV AIDS.
6. Promosi Perilaku Seksual Aman (Promotng Safer Sexual Behavior).
7. Promosi dan distribusi kondom (Promoting and Distributing Cndom).
8. Norma Sehat di Tempat Kerja : tidak merokok, tidak mengkonsumsi
Napza.
9. Penggunaan alat suntik yang aman (Promoting and Safer Drug Injection
Behavior).
4. UPAYA REHABILITATIF
Upaya Rehabilitatif adalah upaya promosi kesehatan untuk
memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannya
adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah
pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention). Rehabilitasi ini
terdiri atas :
a. Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.
Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu
mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah yaitu
denganmempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki
yang sesungguhnya.
b. Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan
terjadinya cacat badania muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan
mental.untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan
kejiwaan sebelum kembali kedalam masyarakat
c. Rehabilitasi social vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan
kemampuan dan ketidak mampuannya.
d. Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu
sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata
palsu.
Usaha pengembalian bekas penderita ini kedalam masyarakat,
memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk
dapat mengerti dan memahami keandaan mereka (fisik mental dan
kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuian
dirinya dalam masyarakat dalam keadan yang sekarang ini. Sikap yang
diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila
yang berdasarkan unsur kemanusian dan keadailan social. Mereka yang
direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat, bukan
hanya berdasarkan belas kasian semata-mata, melainkan juga berdasarkan hak
asasinya sebagai manusia. Sedangkan peran bidan dalam rehabilitasi
(pemulihan) yaitu:
1. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan melibatkan
masyarakat
2. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali
3. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap
penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
4. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan
seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit
5. Memberikan konseling pada penderita kecacatan
6. Memberikan keyakinan dalam kesembuhan, menumbuhkan kepercayaan
diri untuk bersosialisasi dgn masyarakat
7. Memberikan pendidikan kesehatan
Contoh pelaksanaan upaya rehabitatif dalam bidang kesehatan yaitu:
1. Pemuliahan keadaan pasca sakit pada bayi dan balita
2. Latihan fisik yang tepat, teratur dan rutin pada remaja pasca sakit
sebagai usaha pemeliharaan kesehatan
3. Istirahat yang cukup dan pengaturan diet yang tepat pada ibu hamil
pasca sakit
4. Mobilisasi dini pada ibu pasca bersalin sebagai pemulihan dengan
cara ibu dapat mengubah posisi dan berjalan-jalan sekurang-
kurangnya 6 jam setelah melahirkan
5. Latihan fisik pada ibu pasca bersalin, seperti melakukan senam
nifas atau senam kegel untuk membantu pemulihan alat kandungan
ibu setelah melahirkan
6. Pemenuhan gizi pada ibu nifas
D. PENUTUP
1. RANGKUMAN
Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health
promotion. Sesungguhnya, penerjemahan kata health promotion atau tepatnya
promotion of health ke dalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika
para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan
pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam
buku preventif medicine for the doctor in his community. Menurut leavell dan
clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat 5 tingkat
pencegahan terhadap penyakit, yaitu : 1.promotion of healt 2.specifik
protection 3.early diagnosis and prompt treatment 4.limitation of disability
dan 5.rehablitation. Upaya kesehatan secara garis besar, dapat dibagi
menjadi 4, yaitu: upaya kesehatan promotif, upaya kesehatan preventif, upaya
kesehatan kuratif, dan upaya kesehatan rehabilitatif.
1. Upaya Promotif
adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya
promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib
sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala
aspek pemeliharaan kesehatannya. Usaha ini merupakan pelayanan
terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
2. Upaya preventif
adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya
sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari
bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau
mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Upaya pencegahan menurut teori
Leavel dan Clark (Maulana, 2009) dibedakan menjadi 3 yaitu: pencegahan
primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.
3. Upaya kuratif
adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih
parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit
(pasien) terutama penyakit kronis sperti asma, DM, TBC, rematik,
hipertensi dan sebagainya. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah
penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary prevention). Bentuk
kegiatannya adalah pengobatan. Upaya kuratif pada umumnya dilakukan
terhadap sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada
umumnya hanya sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter,
perawat, bidan, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung
jauh.
4. Upaya Rehabilitatif
adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan
kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang
baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan
kecacatan (tertiary prevention). Rehabilitasi ini terdiri atas :
a. Rehabilitasi fisik
e. Rehabilitasi mental
f. Rehabilitasi social vokasional
g. Rehabilitasi aesthetis
Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi
dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :
1. Sasaran Primer
Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan sesungguhnya
adalah pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai
komponen dari masyarakat.
2. Sasaran Sekunder (secondary target)
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka
informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain)
maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat
pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media
massa.
3. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa
peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-
bidang lain yang berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi
atau menyediakan sumber daya.
Contoh Program Preventif dan Promotif
1. Program JKN ( Jaminan Kesehatan Nasioal )
2. BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan)
Kunci Jawaban
1) B
2) B
3) A
4) E
5) C
6) D
7) B
8) C
9) E
10) A
E. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014. Mencari Contoh Program Preventif. From:
http://www.academia.edu/9257408/TUGAS_Mencari_Contoh_Program_P
refentif (online.available), diakses pada Senin, 27 April 2015 pukul 19.56
wita
Anonim, 2014. Upaya Promkes. From:
http://www.academia.edu/10082175/Makalah_Upaya_promkes
(online.available), diakses pada Senin, 27 April 2015 pukul 19.45 wita
Isom, 2012. Upaya Promotif Preventif Kuratif dan Rehabilitatif. From:
http://www.isomwebs.net/2012/09/upaya-promotif-preventif-kuratif-dan-
rehabilitatif/ (online.available) diakses pada Selasa, 28 April 2015 pukul
17.20 WITA
Lestari Widhia, 2012. Makalah Upaya Promotif dan Preventif.
http://widhialestari.blogspot.com/2012/09/makalah-upaya-promotif-dan-
preventif_25.html (online.available) diakses pada Selasa, 28 April 2015
pukul 17.10 WITA
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT.
Rineke Cipta.
Okti Oktaviani, 2013. Makalah Promosi Kesehatan. From:
http://oktioktaviani36.blogspot.com/2013/05/makalah-promosi-
kesehatan.html (online.available), diakses pada Senin, 27 April 2015 pukul
19.17 wita
Prasetyo, Erwin Edhi dan Widjianto, Thomas Pudjo. 2012. Papua Kurang Ribuan
Bidan. Kompas.
Ubay Ummi, 2011. Makalah Upaya Promotif dan Preventif. From:
http://ummiubay.blogspot.com/2011/11/makalah-upaya-promotif-dan-
preventif.html (online.available) diakses pada Selasa, 28 April 2015 pukul
17.00 WITA
Widyastuti, Yuni dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
Yuni Via, 2013. Promotif Preventif Kuratif Kuratif Rehabilitatif. From:
http://yunivia88.blogspot.com/2013/05/promotif-preventif-kuratif-
rehabilitatif.html (online.available), diakses pada Senin, 27 April 2015
pukul 19.30 wita