Anda di halaman 1dari 3

A GENEROUS LIFE

Roma 16:3-4

AT : Priskila dan Akwila Melayani bersama Paulus bahkan sampe mengorbankan nyawa
AK : Orang pilihan Allah harus memberi diri berkorban dalam pemberitaan Injil

Tujuan:
1. Mahasiswa dengan rela memberi diri bagi pelayanan sebagai respon terhadap
panggilan Allah

Pendahuluan:
Apakah teman-teman pernah bermain Puzzle? Bagaimana cara memainkannya?
Cara bermain Puzzle adalah dengan menyatukan potongan-potongan gambar menjadi satu
gambar yang utuh. Andaikan saja satu bagian terkecil dari Puzzle hilang, apakah gambar
tersebut dikatakan utuh? Tidak! Itu artinya sekalipun potongan kecil tetapi memiliki arti
yang penting karena tanpa satu potongan kecil saja gambar tidak menjadi utuh.

Isi:
Secara keseluruhan kitab Roma ini ditulis untuk mempersiapkan jalan bagi
pelayanan Paulus di Roma karena jemaat Roma mendengar kabar angin yang memutar
balikan mengenai ajaran Paulus dan Paulus berusaha untuk memperbaiki persoalan yang
terjadi di dalam gereja. Dalam Roma 16 merupakan salam dari Paulus kepada rekan-rekan
dan saudara seimannya di Roma, dari cara menyampaikan salam nyata bahwa Paulus
menyadari betapa berartinya Persekutuan dengan mereka. Tidak ragu Paulus mengakui
hutang budinya kepada mereka, secara khusus ay 3 & 4 yaitu kepada Priskila dan Akwila.
Sebenarnya siapakah Priskila dan Akwila? Dalam Kisah Para Rasul 18:2-3
tergambar jelas asal-usul Priskila dan Akwila. Akwila merupakan seorang Yahudi Pontus
yang bekerja sebagai pembuat tenda, mereka diusir dari Roma dan datang ke Korintus, di
Korintus mereka bertemu dengan Paulus karena pekerjaan mereka yang sama. Di Korintus
Paulus tinggal bersama dengan Priskila dan Akwila di rumah mereka jadi mereka memiliki
hubungan pertemanan yang baik, dan selama Paulus tinggal di rumah Priskila dan Akwila,
Paulus mengajarkan Injil kepada Priskila dan Akwila.
Apakah karena itu saja sehingga Paulus memberikan salam kepada sepasang suami
istri ini bahkan menyebut mereka sebagai rekan-rekan sekerja? Ternyata tidak, karena
banyak sekali yang dilakukan oleh Priskila dan Akwila dalam membantu Paulus
memberitakan Injil.
1. Ketika Paulus pergi ke Efesus untuk berkhotbah dan membangun gereja, Priskila
dan Akwila pergi bersama-sama dengan dia, lalu tinggal di sana untuk memuridkan
dan membantu orang-orang Efesus menjadi semakin kuat dalam iman mereka. Di
tempat itulah mereka memuridkan Apolos.
2. Dimana pun mereka berada, rumah mereka selalu dijadikan tempat berkumpul
orang percaya dan memberitakan Injil. Dari pelayanan mereka inilah sehingga
muncul banyak sekali petobat-petobat baru.

Lalu apa yang dimaksud dengan Rom 16:4 - Mereka telah mempertaruhkan
nyawanya untuk hidupku. Tidak jelas ini mengacu pada peristiwa apa. Kata Yunani yang
dipakai di sini mempertaruhkan nyawa adalah kata yang biasa digunakan untuk
menggambarkan seseorang yang kepalanya mau dipenggal. (Walaupun di sini tidak berarti
hurufiah). Ada penafsir yang menghubungkan ini dengan peristiwa yang dialami Paulus di
Korintus. (Band Kis 18:12-18 Bisa jadi pada peristiwa ini nyawa Paulus terancam tapi
Priskila dan Akwila melakukan sesuatu yang sangat beresiko untuk menyelamatkannya.
Dari bagian ini apa yang dapat kita pelajari? Priskila dan Akwila bukanlah orang-
orang tanpa aktivitas yang memberikan dirinya untuk mengerjakan pekerjaan Allah,
mereka memiliki pekerjaan sebagai pembuat tenda ini juga merupakan mata pencarian dan
penghasilan mereka dimana mereka hidup sehari-hari. Mereka juga disibukan dengan hal-
hal duniawi tapi hal-hal tersebut tidak mengaburkan panggilan Tuhan atas pelayanan
mereka. Bagaimana dengan kita mahasiswa? Kita yang sering disibukan dengan tugas
kuliah sehingga kita melupakan waktu pribadi kita dengan Tuhan bahkan dengan alasan
tugas kita mengabaikan pelayanan kita. Tugas kita sebagai mahasiswa adalah belajar tapi
jika kita mengambil tanggung jawab pelayanan dan merasa Tuhan menaruh beban dalam
hati kita untuk melayani itu artinya kita harus membagi waktu dengan baik dan bijak agar
kedua-duanya tidak terbengkalai.
Atau saat mahasiswa kita tampak sekali berapi-api dalam pelayanan dan setelah
menjadi alumni dan bekerja, kita menggunakan alasan sibuk dan tidak punya waktu untuk
melayani. Coba bandingkan kesibukan kita saat mahasiswa yang bahkan berhari-hari tidak
beristirahat karena tugas tapi tetap memiliki waktu untuk mengerjakan tugas pelayanan
kita.
Tuhan memanggil dalam pelayanan bukan hanya member diri melayani yaitu
member waktu dan tenaga, lalu bagaimana jika kita tidak memiliki waktu untuk melayani?
Ada banyak hal yang dapat kita lakukan sebagi wujud pelayanan kita salah satunya dengan
member kepada pelayanan.
Atau andai saja suatu saat kita memiliki pasangan hidup seorang hamba Tuhan
artinya kita mendukungnya secara penuh agar dia benar-benar mengerjakan panggilannya
dengan baik tanpa terbeban mungkin karena tuntutan-tuntutan kita.
Melayani dan memberi diri dalam pelayanan berarti membuka diri seluas-luasnya
untuk dikritik, ditegur dan dinasehati, saat kita merasa tersinggung saat dikritik dan
ditegur saat yang sama kita harus menanyakan kepada diri sendiri apa benar kita telah
member diri untuk melayani Tuhan?
Bagaimana dengan kita? Apakah kita saat ini sudah sepenuhnya memberi diri bagi
pekerjaan Tuhan? Seperti Puzzle sekecil apapun pelayanan kita telah akan saling
melengkapi mengerjakan rencana besar Allah bagi dunia.
Hari ini kita sama2 mengambil bagian mendoakan pribadi2 yg telah Tuhan panggil
dan telah bersedia memberi diri mereka mengerjakan visi Allah di berbagai belahan dunia.
Biarlah mereka Tuhan mampukan dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab
pelayanan mereka.

AMIN!!

Anda mungkin juga menyukai