Anda di halaman 1dari 4

Pengembara Yang Lapar

Sinopsis :
Hiduplah 3 orang yang bersahabat, dalam hidupnya mereka selalu berkelana ke
berbagai tempat. Mereka adalah Buyung, Kendi, dan Awang. Di suatu hari pada saat mereka
sedang beristirahat dengan santainya di bawah pohon besar untuk menghilangkan rasa
peluh dan penat di dalam perjalanan. Keadaan mereka kelaparan, kelelahan, dan kehausan.
Buyung dan Kendi yang tidak menerima keadaan saat ini berkeluh kesah, dengan tamaknya
mereka berdua menghayal tentang makanan dan dengan sombongnya mereka berdua
berjanji akan menghabiskan seluruh makanan itu. Awang berusaha untuk melerai mereka
berdua dan menasehatinya agar mereka tidak sombong dan tamak, namun mereka tidak
menghiraukan nasihat yang Awang berikan untuk mereka dan malah memakinya.

Ternyata sedari tadi phon yang mereka bertiga singgasi untuk melepas rasa peluh
dan penat mendengarnya. Dengan belas kasihan pohon tua tersebut mengabulkan
keinginan mereka. Dari pohon tua inu Buyung diberi 10 ayam yang ukurannya sangat beser,
Kendi diberi nasi yang ukurannya sebesar kawah, dan Awang diberi sepiring nasi. Mereka
berdua Buyung dan Kendi memakannya dengan sangat lahap, namun Awang memakan
pemberian tersebut dengan sangat tenang. Awang menghabiskan seluruh makanan yang
diberi pohon tua itu tanpa sisa, sedangkan Buyung dan Kendi tidak mampu menghabiskan
yang diberi oleh pohon tua itu. Karena mereka berdua Buyng dan Kendi tidak mampu
menghabiskan makanan itu akhirnya mereka dikeroyok oleh makanan yang mereka tidak
habiskan hingga mati. Buyung dan Kendi mendapat balasan yang pahit karena perbuatannya
yang tamak, sombong, dan membuang-buang makanan. Mengetahui keadaan teman-
temanya yang sudah tewas karena dikeroyok makanan tersebut, akhirnya dengan berat hati
Awang melanjutkan perjalanannya sedirian.
Unsur Intrinsik :
Tema :
Balasan kepada orang yang di sebabkan perbuatan tamak, sombong dan berperilaku buruk.

Tokoh dan penokohan :


1. Buyung (antagonis) : Tamak, sombong, serakah, selalu mengeluh, suka berhayal, dan
tidak mensyukuri pemberian tuhan
2. Kendi (antagonis) : Tamak, sombong, serakah, suka mengeluh, suka berhayal, dan
tidak mensyukurin pemberian tuhan
3. Awang (protagonis) : Memiliki perilaku yang baik, tidak suka sombong, mensyukuri
yang telah diberi
4. Pohon tua (tirtagonis) : Pendengar yang baik, bersifat baik, suka berbelas kasihan
kepada semua mahkluk

Latar :
a) Tempat : Di hutan, buktinya ketika mereka bertiga sedang merasa kelelahan,
kelaparan, dan kehausan kemudian beristirhat di bawah pohon tua
b) Waktu : -, buktinya karena di dalam hikayat tersebut tidak diceritakan secara spesifik
kapan cerita tersebut terjaadi
c) Suasana : kelelahan, kelaparan, buktinya dalam ceritahikayat tersebut diceritakan
bahwa 3 sahabar tersebut mengalami kelelahan dan kelapar sehingga beristirahan di
bawah pohon tua

Alur : Maju
I. Perkenalan : Paragraf 1 ( Tersebutlah 3 orang sahabat, Kendi, Buyung, dan Awang
yang sedang mengembara .)
II. Penanjakan : Paragraf 2-7 (Pada suatu hari,mereka tiba dikawasan hutan tebal .)
III. Klimaks :Pagraf 8-13 (Dari kejauhan ternyata perbualan mereka tadi didengar oleh
pohon tua itu )
IV. Puncak klimaks : Paragraf 14-23 ( Urgh! Kendi sendawa. Perutnya amat kenyang.
Nasi di dalam kawah masih banyak .)
V. Anti klimaks : Paragraf 24-27 (Awang bagaikan bermimpi melikat gelagat rekan-
rekannya. Kendi terpekik dan terlolong. Buyung pula melompat-lompat dan
berguling-guling di atas tanah .)

Sudut pandang : Orang ketiga diluar dari cerita atau orang ketiga serbatahu

Gaya bahasa : Majas metefora


Amanat :
Jangan membuat sebuah perjanjian yang tidak bisa di tepati apalagi dengan
perkataan yang sombong seperti kamu bisa meneparinya padahal kamu tidak
bisamenepatinya.

Unsur Ekstrinsik :

Nilai budaya : Bahwa dari dulu harus sudah diajarkan mengenai berperilaku yang baik

Nilai sosial : sikap Awang menasehati teman-temanya yang sudah berperilaku tamak
dan sombong

Nilai filsafat :-

Nilai politik :-

Nilai ekonomi :-
Tugas Bahasa Indonesia
HIKAYAT

Rynda Rizky Agustin (26)


X IPA 3

Anda mungkin juga menyukai