Dikisahkan dahulu hiduplah seorang yatim piatu bernama Malim
Demam. Demi bertahan hidup sehari-hari dirinya bekerja di ladang milik pamannya. Tidak jauh dari ladang milik pamannya tersebut, tinggallah seorang janda bernama Mandeh Rubiah. Mandeh sangat baik pada Malim dan menggapnya sebagai anak sendiri. Setiap malam, Mandeh mengirim perbekalan untuk Malim saat menjaga ladang di malam hari. Suatu malam, Malih merasa haus dan ingin meminta seteguk air pada Mandeh. Namun saat di perjalanan, dirinya malah menemukan kolam yang letaknya ada di belakang rumah Mandeh. Pada kolam tersebut, Malim melihat ada 7 bidadari sedang mandi. Malim pun menemukan 7 selendang milik ketujuh bidadari yang tergeletak tak jauh dari tempat ia berdiri. Diam-diam Malim sengaja mengambil salah satu selendang tersebut lalu menyimpannya. Ternyata selendang tersebut merupakan milik putri bungsu. Putri itu sedih karena tidak bisa pulang ke asal tempatnya. Malim menghibur putri tersebut dan mengajaknya tinggal dengan Mandeh Rubiah sampai diangkat anak oleh janda tersebut. Malim pun menjadi sering berkunjung ke kediaman Mandeh Rubiah. Keseringan bertemu akhirnya keduanya jatuh cinta dan menikah. Dari pernikahan itupun keduanya mempunyai anak bernama Sutan Duano. Namun, kehidupan pernikahan mereka tidak lama bahagia. Malim sering tidak pulang ke rumah dan gemar berjudi. Setiap malam, putri bungsu menangis dan sedih meratapi kelakuan suaminya. Suatu ketika dia menemukan selendangnya saat berbenah. Ia pun menyuruh seseorang untuk pergi mencari suaminya dengan membawa selendang tersebut. Namun Malih tetap tak mau pulang. Putri bungsu pun nekat ke khayangan bersama putranya. Suatu hari Malim pulang dengan rasa sesal karena tidak menemukan anak istrinya di rumah. 2. Nilai – nilai kehidupan yang ada dalam hikayat: Nilai sosial : Hendaknya kita selalu bersikap tolong menolong kepada sesama. Karena manusia itu adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Nilai moral : Sesuatu yang dimulai dengan hal yang buruk pasti akan berakhir dengan hal yang buruk pula. Seperti perilaku yang dilakukan oleh deman ketika mencuri salah satu selendang dari bidadari itu, meski mereka sempat saling suka dan menikah pada akhirnya akan tetap berpisah. Bahkan berpisahnya disebabkan oleh hal yang tidak baik. Nilai moral : Janganlah kita melakukan hal yang semulanya memberikan kita kepuasan tapi berdampak buruk bagi kehidupan kita. Sperti yang terjadi kepada deman, dia suka mabuk mabukan, berjudi, hingga tidak pernah pulang ke rumah. Sehingga dia ditinggalkan oleh dewi bungsu beserta anaknya. 3. Nilai kehidupan yang sesuai dengan kehidupan saat ini: Berdasarkan hikayat di atas, nilai kehidupan yang sesuai dengan kehidupan saat ini adalah “Sesuatu yang dimulai dengan hal yang buruk pasti akan berakhir dengan hal yang buruk pula.” Contohnya adalah apabila ada pejabat yang menggelapkan uang rakyat / melakukan tindakan korupsi. Suatu saat nanti pasti akan tetap terungkap. Dan yang pasti, dia akan tetap mendapatkan hukuman atas perilaku yang telah dilakukannya. Bisa hukuman di dunia ataupun hukuman di akhirat. 4. Rangkuman teks hikayat: Malim Deman Suatu hari ada seorang yatim piatu bernama Malim Deman. Ia bekerja di ladang milik pamannya untuk bertahan hidup. Tidak jauh dari kebun, ada rumah seorang janda bernama Mandeh Rubiah. Ia bersikap sangat baik sekali kepada Malim Deman. Hingga suatu hari saat Malim Deman ingin meminta air di rumah Mandeh, ia melihat ada 7 orang bidadari yang sedang mandi di danau belakang rumah Mandeh. Malin pun berinisiatif untuk mengambil salah satu selendang bidadari itu. Yang ternyata milik Dewi Bungsu. Dewi Bungsu pun sangat sedih karena kehilangan selendangnya. Malim Deman pun berusaha menenangkannya dan membawanya ke rumah Mandeh Rubiah. Di sana Dewi Bungsu diangkat menjadi anak oleh Mandeh Rubiah. Karena sering bertemu, Dewi Bungsu dan Malim pun saling memiliki rasa suka dan memutuskan untuk menikah. Pernikahan mereka ini dianugrahi seorang anak yang bernama Sutan Duono. Beberapa hari Malim tidak pernah pulang ke rumah. Dewi Bungsu pun mencoba mencari dimana keberadaan Malim. Ternyata, Malim tengah asik berjudi dan mabuk- mabukan. Dewi Bungsu sudah lelah tidak suka dengan sikap Malim yang seperti itu. Hinga akhirnya, Dewi Bungsu memutuskan untuk kembali ke tempat asalnya bersama anaknya. Pada saat pulang ke rumah, malim demam di buat kaget karena ketidak beradaan istri dan anaknya.