Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUTORIAL

SGD 4 LBM 1

MEDICAL EDUCATION

Nama Anggota Kelompok :

1. Amanda Satya Adila (31101400401)


2. Annisa Fita Noftiarmi (31101400404)
3. Azkia Aviani (31101400410)
4. Gina Rahmanita (31101400426)
5. Henida Prabawati (31101400427)
6. Hikmah Nuraini (31101400428)
7. Ratumas Febrian Orry Sulistianti (31101400458)
8. Sarinah (31101400459)
9. Whinahyu Aji Sekarini (31101400467)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014

1
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN TUTORIAL
SGD 4 LBM 1

MEDICAL EDUCATION
Telah ditinjau oleh :

Tutor Tanggal

Drg. Muhammad Dian Firdausy ____________________

2
DAFTAR ISI

Sampul .................................................................. 1
Lembar Persetujuan .................................. 2
Daftar Isi ............... 3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................. 4
B. Skenario ............................................................. 5
C. Identifikasi Masalah .................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .................................. 6
1. Sistem Blok ............................................................................................. 6
2. Student Center Learning .......................................................................... 6
3. Teacher Center Learning ......................................................................... 7
4. Perbedaan SCL dan TCL ......................................................................... 8
5. Problem Based Learning .......................................................................... 8
6. 7 Jump Steps ............................................................................................ 10
B. Hasil Diskusi dan Pembahasan ...................................................................... 10
BAB III. KESIMPULAN ......................................................................................... 14
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, dapat mengakibatkan tidak
seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya pembelajaran yang
monoton dari waktu ke waktu, guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat dengan
siswa, sehingga siswa merasa bosan dan kurang minat belajar. Untuk mengatasi hal tersebut
maka guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus selalu meningkatkan kualitas
profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan
melibatkan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran.

Salah satu tujuan belajar adalah untuk memberikan suatu perubahan pada diri yang pada
awalnya belum ataupun kurang mengetahui yang akhirnya dapat menambah pengetahuan di
dalam dirinya. Seiring dengan perkembangan zaman, sistem pendidikan di dunia juga
semakin berkembang, terutama sistem pendidikan untuk kedokteran. Untuk mencapai tujuan
tersebut diselenggarakan berbagai metode sebagai penunjang belajar, salah satunya adalah
metode tutorial PBL (Problem Based Learning).

Keberhasilan pembelajaran dalam arti tercapainya standar kompetensi, sangat bergantung


pada kemampuan guru mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang
memungkinkan siswa belajar sehingga merupakan titik awal berhasilnya pembelajaran
(Semiawan, 1985). Banyaknya teori dan hasil penelitian para ahli pendidikan yang
menunjukkan bahwa pembelajaran akan berhasil bila siswa berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Atas dasar ini munculah istilah Cara Belajar Siswa Aktif ( CBSA ). Salah satu
pendekatan pembelajaran yang mengakomodasi CBSA adalah Pembelajaran Berbasis
Masalah(PBL) dikembangkan dari pemikiran nilainilai demokrasi, belajar efektif perilaku
kerja sama dan menghargai keanekaragaman dimasyarakat.

Pembelajaran berbasis masalah(PBL) bermaksud untuk memberikan ruang gerak berpikir


yang bebas kepada siswa untuk mencari konsep dan menyelesaikan masalah yang terkait
dengan materi yang disampaikan oleh guru. Karena pada dasarnya ilmu Matematika
bertujuan agar siswa memahami konsep-konsep Matematika dengan kehidupan sehari-hari.
Memiliki ketrampilan tentang alam sekitar untuk mengembangkan pengetahuan tentang

4
proses alam sekitar,mampu menerapkan berbagi konsep matematika untuk menjelaskan
gejala alam dan mampu menggunakan teknologi sederhana untuk memecahkan masalah
yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari(Depdikbud:1994).

Dengan menggunakan pendekatan PBL siswa tidak hanya sekedar menerima


informasi dari guru saja, karena dalam hal ini guru sebagai motivator dan fasilitator yang
mengarahkan siswa agar terlibat secara aktif dalam seluruh proses pembelajaran dengan
diawali pada masalah yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari. Karateristik PBL lebih
mengacu pada aliran pendidikan kontruktivmisme, dimana belajar merupakanproses aktif
dari pembelajaran untuk membangun pengetahuan . proses aktif yang dimaksud tidak hanya
bersifat secara mental tetapi juga secara fisik. Artinya, melalui aktivitas secara fisik
pengetahuan siswa secara aktif dibangun berdasarkan proses asimilasi pengalaman atau
bahan yang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki dan ini berlangsung secara
mental. Matthews( dalam Suparno.1997:56).

B. Skenario
Seorang mahasiswa semester awal sangat senang karena telah diterima di FKG
Unissula. Menjadi dokter gigi merupakan cita-cita dalam hidupnya sejak kecil. Metode
Problem Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang diterapkan di FKG
Unissula dengan sistem blok, berbeda ketika dia sekolah. Sehingga dia perlu mencermati
buku paduan akademik yang ada.

C. Identifikasi masalah
1. Apakah Problem Based Learning (PBL) itu?
2. Apa tujuan diterapkannya metode Problem Based Learning (PBL)?
3. Apa perbedaan metode Problem Based Learning (PBL) dengan metode
Konvensional?
4. Apa kelebihan dan kekurangan metodeProblem Based Learning (PBL)?
5. Bagaimana metode sistem blok?
6. Bagaimana karakterisitik dari sistem blok?
7. Apa kelebihan dan kekurangan sistem blok?
8. Bagaimana metode Problem Based Learning (PBL)dengan sistem blok dapat
menghasilkan pembelajaran yang efektif?
9. Bagaimana penerapan sistem pbl didalam pembelajaran FKG Unissula?

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LandasanTeori

1. Sistem Blok
a. Definisi sistem blok
Metode pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik dapat mencapai
kompetensi yang sudah ditetapkan pada akhir pembelajaran.(JUKE,Volume 4,
Nomor 7, Maret Tahun 2014)
b. Karakteristik sistem blok
Setiap blok terdiri dari 4-7 SKS
Durasi blok 4-7 minggu
Setiap minggu setara dengan 1 SKS
Terdapat ujian tengah blok dan akhir blok
Terdapat program remidial pada akhir semester
c. Metode sistem blok
Pengelompokan dengan cara integrasi antar ilmu. Dalam satu blok terdiri dari
tutorial dengan cara pemberian sebuah masalah, skill labs, kuliah umum, kuliah
pakar, dan kegiatan spiritual. Terdapat penggabungan dibidang keilmuan yang
dikelompokan dalam satu topik besar. Terdiri dari beberapa bidang ilmu dari
topik yang besar. Memahami suatu konsep bukan suatu teori.
d. Kelebihan dan Kekurangan sistem blok
Kelebihan
Sistem lebih terstruktur
Memudahkan peserta untuk memahami setiap materi karena selalu
berkesinambungan antar bidang ilmu
Kekurangan
Materi yg disampaikan supervisial atau kurang mendalam kecuali
mahasiswa bisa mengembangkan
Beban materinya lebih banyak karena terdiri dari berbagai bidang ilmu

2. SCL (Student Centered Learning)


a. Definisi SCL
Student Centered Learning merupakan metode pembelajaran yang
memberdayakan peserta didik menjadi pusat perhatian selama proses
pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang bersifat kaku dan instruksi dari
pendidik dirubah menjadi pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta
didik menyesuaikan dengan kemampuannya dan berperilaku langsung dalam
menerima pengalaman belajarnya.(Westwood Peter,2008:26)

6
b. Karakteristik SCL
Peserta didik berperan aktif secara penuh
Peserta didik terlibat dan ikut serta secara aktif dalam proses pembelajaran
Hubungan antara pelajar satu dengan yang lain berkaitan untuk
mendukung perkembangannya
Dosen hanya sebagai fasilitator yang memberikan sumber pengetahuan
Mencari apa yang peserta didik peroleh
Dapat mengetahui perbedaan sebelum belajar dan sesudah

3. TCL (Teacher Centered Learning)


a. Definisi TCL
TCL adalah pendekatan konvensional yang ditandai dengan guru mengajar lebih
banyak mengajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi atau tujuannya.
Didalam TCL para mahasiswa menunjukkan sikap apatis dan tidak tertarik pada
proses pembelajaran. Kemampuan konsektualisasi sebagian besar bersifat terbatas
dan strukturnya kaku.(Ujang Sukandi, 2003)
b. Karakteristik TCL
Guru sebagai pusat dalam mencapai keberhasilan pembelajaran
Pembelajaran cenderung membuat peserta didik tidak kreatif
Ilmu yang diperoleh hanya sebatas apa yang diberikan guru atau dosen
Pemberian materi bersifat ceramah (lecturing)
c. Metode Pembelajaran SCL
Small Group Discussion
Role-Play & Simulation
Case Study
Discovery Learning (DL)
Self-Directed Learning (SDL)
Cooperative Learning (CL)
Collaborative Learning (CBL)
Contextual Instruction (CL)
Project Based Learning (PjBL)
Problem Based Learning and Inquiry (PBL)

7
4. Perbedaan TCL dan SCL

TCL SCL

Ilmu ditransfer dari guru ke murid Peserta didik yang mencari ilmu
pengetahuan

Peserta didik menerina informasi secara Peserta didik terlihat secara aktif
pasif

Pembelajaran dan penilaian merupakan hal Pembelajaran dan penilaian sangat


yang terpisah berhubungan satu sama lain

Penekanan pada pengetahuan diluar Menggunakan pengetahuan dasar (Prior


konteks aplikasi Knowledge)

Peran guru sebagai pemberi informasi Peran pengajar hanya sebagai motivator
penilaian dan fasilitator

Fokus pada kedisplinan Penekanan kedisiplinan

5. PBL (Problem Based Learning)


a. Definisi PBL
PBL adalah strategi dasar pengajaran yang berbasis tutorial dalam small
group discussion dengan problem atau kasus sebagai triggernya. Mendorong
siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk
mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah
digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari
suatu subyek. PBL menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis,
serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber
pembelajaran.Duch (1995)
b. Penerapan PBL
Berupa tutorial
PBL mengambil tema yang beragam dan berbasis sistem blok. Mahasiswa
menggunakan skenario yang didiskusikan antar mahasiswa untuk
mendefinisikan tujuan belajar mereka sendiri. Skenario dibahas dua kali
dalam seminggu, terdiri dari sekelompok mahasiswa kuantitas kecil, tutor
bisa berupa dosen, dilaksanakan menggunakan seven jump steps
Self-DirectedLearning
Lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar mandiri tidak
berharap penuh dari tutor. Tutor hanya bertindak sebagai fasilitator yang
dimana tugas fasilitator untuk membantu;mengarahkan;mencapai tujuan
pembelajaran, mengaktifkan diskusi, dan memangkas hal yang terlalu
melebar. Dalam hal ini, perencenaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap

8
pengalaman belajar yang telah dijalani, dilakukan semuanya oleh individu
yang bersangkutan.
Pleno atau Kuliah Pakar
Diberikan setelah semua skenario dalam blok terbahas. Pakar membahas
mengenai kasus atau latar belakang keilmuan yang berhubungan dengan
skenario agar memperoleh gambaran yang sama antara mahasiswa dan
tutornya.
c. Prinsip PBL
Constructive
Proses aktif dalam memahami dimana seseorang secara aktif membangun
dan mengatur pengetahuannya sendiri
Self-Directed
Dimana seseorang berperan aktif dalam pembelajarnnya sendiri tanpa
bantuan orang lain, proses belajar yang dilakukan atas inisiatif individu
mahasiswa sendiri.
Colaborative
Proses interaksi beberapa orang yang menghasilkan efek positif, metode
belajarnya yang menitikberatkan pada kerjasama antar mahasiswa yang
didasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok.
Contextual
Belajar sesuai kehidupan nyata sehingga sesuai dengan keperluan yang
akan mendatang dan juga memotivasi mahasiswa untuk membuat
keterhubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari sebagai anggota masyarakat, pelaku kerja profesional atau
manajerial, enterpreneur, maupun investor.
d. Efektivitas PBL
PBL dipandang lebih efektif daripada kurikulum konvensional
yang hanya berpusat pada kuliah dan praktikum semata. Pandangan ini
didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Hsu dan Ong yang
menyebutkan bahwa mahasiswa merasa lebih senang, termotivasi,
kemampuan komunikasi nya meningkat dan sangat menikmati aktifitas
belajar dalam PBL dibanding dalam kurikulum konvensional. Selain itu
mereka berpendapat bahwa basic science yang diperoleh lebih relevan
sehingga dapat menerapkan ilmu tersebut dalam clinical training dengan
lebih baik.(Nur Cahyani, 2008)

9
6. 7 Jump Steps
Ada tahapan-tahapan untuk melakukan diskusi, ada 7 langkah mulai dari fokus
kasus sampai pemecahan masalah yang biasa disebut seven jump steps. Tahap-tahapnya
adalah Step-1 mencari kata yang belum diketahui (clarifying unfamiliar terms), Step-2
menyatakan pertanyaan dengan 5W+1H (problem definition), Step-3 Brain storming
dengan prior knowledge, Step-4 menganalisa sebuah masalah (analyzing the problems),
Step-5 menentukan learning issue (formulating learning issue), Step-6 beajar mandiri
(Self-Study), Step-7 mendiskusikan dengan kelompok SGD apa yang sudah didapat
(Reporting). (Achmadi, dkk. 2010)

B. Hasil Diskusi dan Pembahasan

Dalam pelaksanaan proses pendidikan, Fakultas Kedokteran Gigi Unissula


menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) artinya, pengembangan kurikulum
berasal dari kompetensi yang harus dicapai mahasiswa. Saat ini FKG Unissula
menggunakan sistem pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan Problem
Based Learning. Satuan pembelajaran disusun dalam suatu kurikulum pembelajaran yang
dibagi dalam bentuk blok.
Sistem blok merupakan suatu metode pembelajran yang bertujuan agar peserta
didik dapat mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan pada akhir pembelajaran.
Metode yang terdapat di dalam sistem blok yaitu blok merupakan suatu konsep dan
bukan merupakan suatu teori, kemudian didalam sistem blok pengelompokan blok
dilakukan dengan cara mengintegrasikan antar ilmu, didalam blok juga terdiri dari
tutorial dan kemudian ada pemaduan dibidang keilmuan yang dikelompokan dalam satu
topik besar, sehingga dalam satu topik besar itu tidak hanya terfokus pada satu bidang
ilmu saja, namun dapat berkaitan dengan bidang-bidang ilmu yang lain untuk mencari
penyelesaian masalah yang disajikan. Untuk mencapai kompetensi pada akhir blok,
metode pembelajaran yang digunakan adalah student center. Adapun kegiatan belajar
dalam blok adalah :
1. Belajar mandiri : merupakan metode yang paling menentukan keberhasilan mahasiswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dipengaruhi oleh faktor eksternal misalnya buku
ajar, modul penuntut, akses internet, atmosfer akademik. Sedangkan faktor internal
misalnya motivasi belajar, ketekunan, kesehatan fisik dan mental, serta kemampuan
belajar.

10
2. Tutorial : Diskusi kelompok dengan skenario sebagai pencetusnya dengan
menggunakan 7jump steps.
3. Praktikum : Untuk mendukung kegiatan belajar mahasiswa yang bertujuan
menguatkan pemahaman dalam suatu pembelajaran.
4. Pleno : Kegiatan pembahasan hasil diskusi kelompok tutorial dengan dipandu
beberapa pakar.
5. Kuliah pakar : Kegiatan yang mempresentasikan seluruh kegiatan pembelajaran
termasuk kuliah agar dapat memberikan pemahaman yang dalam lagi kepada mahasiswa.
Adapun kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sistem blok. Kelebihannya yaitu
lebih terstruktur dan saling berkesinambungan. Sedangkan kekurangan yaitu terkadang
materi yang disampaikan bersifat supervisial, artinya dia hanya cukup data dan kurang
mendalam kecuali mahasiswa mau mengembangkannya sendiri, dan beban materinya
lebih banyak karena terdiri dari beberapa bidang ilmu.
Didalam blok terdapat kegiatan pembelajaran tutorial Problem Based Learning
atau PBL. Problem Based Learning adalah suatu kegiatan yang berbasis tutorial yang
dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil dengan kasus atau masalah sebagai
pemicunya. Malasah tersebut diajukan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan para pelajarnya. Keseluruhan kegiatan tutorial dilaksanakan dengan
menggunakan seven jump steps. Seven jump steps adalah tujuh langkah yang digunaakan
dalam kegiatan tutorial PBL untuk menyelesaikan permasalahan atau kasus yang
diberikan. Seven jump steps tersebut adalah :
Step 1 : Mengidentifikasi dan mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum dikenal dan
juga mencari keyworld didalam skenario. Notulen lah yang membuat daftar istilah
tersebut.
Step 2 : Mendefinisikan masalah yang akan dibahas dengan mengajukan sebuah
pertannyaan dan dapat menerapkan 5W+1H.
Step 3 : Menjawab pertannyaan yang terdapat di dalam step 2 dengan menggunakan prior
knowledge kita. Dan pada step ini tidak diperkenankan untuk menyanggah jawaban yang
telah diutarakan.
Step 4 : Menganalisis jawaban dari step 3. Dan disini lah apabila kita memiliki sanggahan
untuk jawaban dari step 2 maka bisa diutarakan. Selanjutnya bisa dengan membuat mind
mapping.
Step 5 : Rumuskan tujuan pembelajaran (learning issue) yang disetujui kelompok. Tutor
memastikan bahwa tujuan pembelajaran terfokus, bisa dicapai, komprehensif, dan tepat.

11
Step 6 : Belajar mandiri (semua mahasiswa mengumpulkan informasi yang berhubungan
dengan tujuan pembelajaran). Mahasiswa mencari informasi dari sumber yang valid
termasuk buku, jurnal dan situs terpercaya lainnya.
Step 7 : Kelompok berbagi hasil belajar mandiri (mahasiswa mengidentifikasi sumber
belajar dan berbagi hasil).
Didalam kegiatannya, tujuan diterapkannya metode PBL adalah agar siswa dapat
mengetahui realita didalam dunia pekerjaan nantinya dan juga siswa dapat menjadi
mandiri untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, selain itu siswa juga dituntut aktif
dalam diskusi untuk memecahkan suatu masalah dan memeroleh pengetahuan baru,
sehingga hal tersebut pun dapat mengasah dan membuat peserta didik berfikir secara
kritis, analitis, dan kreatif.
Namun tak dipungkiri bahwa perubahan metode pembelajaran yang dialami
mahasiswa baru dari konvensional menjadi PBL sangatlah terasa, hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan yang mendasar antara kedua metode tersebut dimana di dalam
PBL peserta didiknya terlibat secara aktif dalam diskusi dengan adanya penggunaan prior
knowledge siswa dalam menanggapi suatu pertanyaan yang muncul didalam diskusi
sehingga disini terciptalah proses pembelajaran dan penilaian secara bersamaan. Pendidik
yang berada didalam ruangan hanya sebagai motivator dan fasilitator saja yaitu dengan
sesekali ikut mengarahkan diskusi agar tetap tercapai pada tujuannya dengan cara
melengkapi hal yang kurang atau belum terpenuhi. Sedangkan pada metode kovensional,
pendidik merupakan pemberi informasi yang sangat terpusat dan juga merupakan
pemberi nilai, sehingga siswa pun hanya menerima apa yang diberikan dan kemudian
mengikutinnya karena berhubungan dengan nilai dan hal ini lah yang menyebabkan
kegiatan siswa menjadi terlihat pasif.
Metode Problem Based Learning (PBL) juga memiliki kekurangan dan kelebihan
dalam penerapannya. Kekurangannya yaitu akan menimbulkan kondisi stress bagi peserta
didik yang kurang aktif, dalam penerapannya pun memerlukan waktu yang lama karena
harus mempersiapkan materi dan literatur terlebih dahulu. Sedangkan kelebihan PBL
yaitu dimana proses pembelajarannya lebih efektif karena peserta didik dituntut untuk
proaktif salah satunya dengan giat mencari literatur sebagai bahan pembelajaran,
mengikis rasa bosan pada peserta didik karena mereka dapat saling bertukar pikiran
dengan pesera didik yang lainnya hal tersebut pun akan menciptakan kemampuan
berkomunikasi dan bekerja dalam kelompok, dan juga dapat memberikan rasa percaya
diri, kepemimpinan, kemandirian, dan kritis dalam berfikir.

12
Dari segi keefektifaan, PBL memang dipandang lebih efektif daripada kurikulum
konvensional yang hanya berpusat pada kuliah dan praktikum semata. Pandangan ini
didukung oleh hasil penelitian yang menyebutkan bahwa peserta didik merasa lebih
senang, termotivasi, kemampuan komunikasinya meningkat, dan sangat menikmati
akifvitas belajar dalam PBL dibanding dalam kurikulum konvensional. Selain itu basic
sains yang diperoleh lebih relevan sehingga dapat menerapkan ilmu tersebut dalam
clinical training dengan lebih baik.

C. Kerangka Konsep

METODE PEMBELAJARAN

SMA / KONVENSIONAL FKG UNISSULA

- METODE
- KELEBIHAN
TEACHER CENTER SISTEM BLOK &KEKURANGAN
LEARNING - KARAKTERISTIK

STUDENT CENTER
PERBEDAAN & CIRI-CIRI LEARNING

- PENERAPAN
PROBLEM BASED - PRINSIP
LEARNING - EFEKTIVITAS

7 JUMP STEPS

13
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa :


1. Model pembelajaran berbasis problem based learning (PBL) adalah model
pembelajaran terdiri dari kegiatan menyajikan kepada peserta didik suatu situasi
masalah yang autentik dan bermakna serta memberikan kemudahan kepada mereka
untuk melakukan penyelidikan dan inquiry (proses bertanya dan mencari jawaban
yang berpusat pada peserta didik).
2. Model PBL adalah model pembelajaran yang menekakan pada proses penyelesaian
masalah.
3. Pembelajaran berbasis PBL melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang
aktif, kolaboratif,bepusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk
menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang
bertambah kompleks sekarang ini.
4. Sistem blok adalah metode pembelajaran yang mata kuliahnya disusun secara
terintegrasi dalam blok-blok yang terdiri dari 128 sks, melakukan pengelompokan
dengan cara integrasi antar ilmu dalam satu blok.
5. Dengan metode PBL membuat pembelajaran lebih efektif daripada metode
konvensional.

14
DAFTAR PUSTAKA

Savery, J.R, 2006. Overview of Problem-based Learning: Definitions and Distinctions. The
Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning. 1(1): 9-20
Kristiyani, Titik, 2008. Efektifitas Metode Problem-Based Learning pada Mata Kuliah Psikologi
Kepribadian I (Replikasi). Cakrawala Pendidikan. 3: 285-93
Mustofa, Syazili dan Kurniawaty, Evi, 2014. The Development of Medical Biochemistry Text
Book to Improve the Quality of Learning of Basic Science 1(BS1) Block at Medical Faculty the
University of Lampung. JUKE. 4(7): 60-6
Harsono, 2008. Student Centered Learning di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan Kedokteran
dan Profesi Kesehatan Indonesia. 3(1): 4-8
Wood, DF, 2003. ABC of Learning and Teaching in Medicine. Problem Based Learning. BMJ,
326
Matondang, Saiful Anwar, dkk, 2012. Ethnopoetic as Reflection of Social Life. Pendidikan
Bahasa dan Sastra. 1(1): 1-38

15

Anda mungkin juga menyukai