Desain Tata Letak Pabrik
Desain Tata Letak Pabrik
Plant Layout
Beberapa kegunaan yang dapat diperoleh dari peta proses operasi adalah :
Tata letak pabrik adalah susunan dari segala fasilitas fisik dan tenaga kerja yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk. Penataan (tata letak pabrik) dapat
dilakukan sebelum dan sesudah pabrik berjalan. Jika tata letak pabrik dilaksanakan
sesudah pabrik berjalan disebut relayout yang bertujuan utnuk menyempurnakan
keadaan yang sudah ada.
4. Evaluasi layout
Pengoperasian pabrik secara efisien dapat menekan biaya produksi dan operasi secara
keseluruhan tanpa mengabaikan kualitas produk yang dihasilkan. Layout yang baik
mengakibatkan setiap aktivitas terencana dan memiliki interelasi antara satu dengan yang
lainnya.
Suatu evaluasi pada akhirnya akan berpangkal pada suatu layout yang mengusulkan
alternatif apakah mempertahankan layout yang sudah adan atau melakukan perubahan
terhadap layout tersebut. Selain berguna untuk menemukan peluang-peluang perbaikkan
bagi layout yang ada, suatu evaluasi juga diperlukan bagi suatu tata letak yang diusulkan
yang nantinya akan dipergunakan sebagai pembanding terhadap hasil evaluasi dari layout
yang ada.
Meskipun secara ideal suatu evaluasi mesti dilakukan dengan objektif namun hal
tersebut tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya. Ada hal-hal diluar jangkauan dan dilura
pertimbangan yang tidak bisa diukur secara objektf dengan alat-alat ukur yang ada.
Setiap keputusan akhirnya hharus dibuat denga tidak hanya mengandalkan kepada
pertimbangan kuantitatfi semata.
a. Evaluasi secara grafis
Untuk melihat secara grafis situasi layout maka dipergunakan teknik. Berikut ini :
1) Flow process chart
Merupakan pencatatan dari langkah-langkah dalam proses. Ini memberikan
penampilan yang paling lengkap secara grafis.
2) Flow diagram
Merupakan pencatatan grafis atas layotu area yang sedang diamati
3) Pembuatan peta dari ke
Peta ini menunjukkan hubungan dan jarak antara stasiun kerja didalam pabrik
b. Pola umu aliran bahan
Pola umum aliran bahan pada umumnya akan dapat dibedakan dalam dua tipe
yaitu pola aliran bahan untuk proses prduksi dan pola aliran bahan yang
diperlukan untuk proses perakitan.
Bentuk umum dari pola aliran bahan untuk proses produksi : (sritomo, 200)
Bentuk garis lurus
Bentuk ini digunakan bila lintasan produksi pendek, reltif singkat dan hanya
mengandung sedikit komponen dan beberapa peralatan produksi.
Bentuk zig-zag
Bentuk ini digunkan bila lintasan produksi lebih panjang dari ruangan yang
dapat ditempati. Untuk itu aliran bahan akan dibelokkan untuk menambhan
panjangnya garis aliran yang adan dan secara ekonomis hal ini akan dapat
mengatasi segala keterbatasan dari area bangunan.
Bentul U (U-Shapes)
Bentuk ini digunakan jika diharapkan produksi jadinya
ditempatkan/mengakhiri proses pada tempat yang relatif sama dengan awal
proses karena keadaan fasilitas transportasi luar pabrik, pemakaian mesin yang
bersamaan. Aplikasi garis aliran bahan relatif panjang, maka pola U-Shaped
ini akan tidak efisien dan untuk ini lebih baik digunakan pola aliran tipe zig-
zag.
Bentuk melingkar
Bentuk melingkar ini digunakan jika diharapkan barang atau produk jadi
kembali ketempat dimana proses produksi dimulai, sehingga bagian
pengiriman terletak pada tempat yang sama.
Bentuk tak tentu
Bentuk ini digunakan bila pemindahan bahan mekanis atau bila ruangan
sangat terbatas sehingga tidak memungkinkan pola lain.
Bentuk umum dari pola aliran bahan untuk proses perakitan : (sritomo, 2000)
Combination assembly line pattern
Disini main assembly line akan disuplai dari sejumlah sub-assembly line. Sub
assembly line ini berada pada sisi-sisi yang sama. Combination assembly line
ini akan memerlukan lintasan yang panjang.
Peta hubungan aktivitas atau activity relationship chart (ARC) adalah suatu cara atau
teknik yang sederhana didalam merencanakan tata letak fasilitas atau departemen
berdasarkan derajat hubungan aktivitas yang sering dinyatakan dalam penilaian
kualitatif dan cenderung berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat
subyektif dari masing-masing fasilitas/departemen.
Pada dasarnya activity relationship chart ini hampir sama dengan from to chart, hanya
saja disini analisisna lebih bersifat kualitatfi. Kalau dalam from to chart, hanya saja disini
analisisnya lebih bersifat kualitatfi. Kalau dalam from to chart analisis dilaksanakan
berdasarkan angka-angka berat/volume dan jarak perpindahan bahan dari satu
departemen ke departemen yang lain, maka activity relationship ini akan menggantikan
kedua hal tersebut dengan kode-kode huruf yang akan menunjukkan derajat hubungan
aktivitas secara kualitatif dan juga kode angka yang akan menjelaskan alasan untuk
pemilihan kode huruf tersebut.
Derajat hubungan :
O = cukup/biasa
U = tidak pening
Analisa pada ARC memakai kode-kode huruf yang akan menunjukkan derajat
hubungan aktivitas secara kualitatif dan juga kode angka yang akan menjelaskan alasan-
alasan pemilihan/penentuan derajat hubungan antara masing-masing departemen
tersebut. Kode huruf yang menjelaskan derajat hubungan antara masing-masing
departemen secara khusus telah distandarkan, yaitu seperti tercantum dalam tabel berikut
ini:
Sumber : sritomo, 2000
7. Pemindahan bahan
Pemindahan bahan atau material adalah suatu aktivitas yang sangat penting dalam
kegiatan produksi dam memiliki kaitan erat dengan perencanaan tata letak fasilitas
produksi. Aktivitas ini sendiri sebetulnya merupakan aktivitas yang diklarivikasikan
non produktif sebab tidak memberikan nilai perubahan apa-apa terhadap material atau
bahan yang dipindahkan dimana tidaka akan terjadi perubahan bentuk, dimensi, maupun
sifat-sifat fisi atau kimiawi dari materila yang dipindahkan. Disisi lain justru kegiatan
pemindahan bahan/ material tersebut akan menambah biaya (cost).
Pada dasarnya bahwa untuk mengoptimalkan funsi material handling maka terlebih
dahulu harus ditetapkan tujuan utama dari aktivitas pemindahan dari selanjutnya harulah
diterapkan prinsip dasar yang menyangkut kesederhanaan dan meminimalisasi gerakan-
gerakan pemindahan. Prinsip utama dari pendekatan ini adalah sebaiknya kita
memindahkan bahan dan volume, kuantitas dan unit material yang sebesar mungking
daripada memecah-mecahnya dalam unit-unit yang kecil (tidak efisien). Beberapa aturan
lain dalam proses pemindahan bahan adalah sebagai berikut :
Pemindahan bahan pada dasarnya membutuhkan biaya yang tidak kecil tetapi
tidak memberikan nilai tambah pada material dari produk yang dipindahlan
tersebut.
Material seharunya dipindah melaui lintasan yang lurus dan pendek bilamana
dimungkinkan.
Kombinasikan/kelompok aktivitas-aktivitas pemindahan bahan dan eliminir
sejauh hali ini dimungkinkan.
Pertimbangan unuk sebaiknya memindahkan operator daripada materialnya.
Pemindahan material secara mekanis seharusnya dipergunkan bilaman secara
manual hal ini dianggap kurang praktis dan efektif untuk dilaksanakan.
Data-data yang bisa dipakai sebagai petunjuk-petunjuk secara garis besar tentang
aspek material handling :
Rel-dist.score =
Keterangan : = jarak rectilinier antara fasilitas i dan j
= nilai hubungan kedekatan antara fasilitas i dan j.
Lower bound = 21 1 + 20 2 + + 1 21
Artinya nilai D ( nilai D adalah jarak antara fasiiliitas) tertinggi dilakikan dengan nilai
S ( nilai S adalah nilai hubungan kedekatan antar fasilitas) terendah kemudia D tertinggi
selanjutnya dikalikan dengan nilai S terendah berikutnya, demikian seterusnya.
Upper bound = 1 1 + 2 2 + + 21 21
Artinya nilai D (nilai D adalah jarak antar fasilitas) terendah dikalikan dengan nilai S
(nilai S adalah nilai hubungan kedekatan anatar fasilitas) terendah kemudian nilai D
terendah selanjutnya dikalikan dengan nilai S terendah berikutnya, demikisn seterusnya.