PURNAKARYA Program manfaat purnakarya kadang dikenal dengan berbagai istilah, seperti program pensiun. tunjangan hari tua, atau program manfaat purnakarya. Pernyataan ini menganggap program manfaat purnakarya sebagai suatu entitas pelaporan yang terpisah dari pemberi kerja peserta dalam program tersebut. Pernyataan ini tidak mengatur imbalan kerja dalam bentuk lain, seperti kewajiban pemberian pesangon, perjanjian kompensasi yang ditangguhkan, tunjangan cuti jangka panjang, program pensiun dini atau pemutusan kontrak kerja khusus, tunjangan kesehatan dan kesejahteraan, atau program bonus. Jaminan sosial pemerintah juga diluar lingkup Pernyataan ini. Berikut ini adalah istilah yang digunakan dalam pernyataan ini: a. Pendanaan adalah pengalihan aset kepada entitas (dana) yang terpisah dari entitas pemberi kerja untuk memenuhi kewajiban masa depan untuk pembayaran manfaat purnakarya. b. Program imbalan pasti adalah program manfaat purnakarya dimana jumlah yang dibayarkan sebagai manfaat purnakarya ditentukan dengan mengacu pada suatu formula yang biasanya didasarkan pada penghasilan karyawan dan/atau masa kerja. Dalam program ini termasuk program imbalan pasti yang diatur dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. c. Program iuran pasti adalah program manfaat purnakarya yang mana jumlah yang dibayarkan sebagai manfaat purnakarya dientukan oleh iuran ke suatu dana bersama pendapatan investasi selanjutnya. Dalam program ini termasuk program iuran pasti yang diatur dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku d. Program manfaat purnakarya adalah pengaturan yang mana entitas menyediakan manfaat purnakarya untuk karyawan pada saat atau setelah berhenti bekerja (baik dalam bentuk iuran bulanan atau lumpsum) ketika manfaat tersebut, atau iuran kepada program manfaat purnakarya, dapat ditentukan atau diestimasi sebelum masa purnakarya berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam dokumen atau praktik entitas. Istilah-istilah berikut ini juga digunakan untuk tujuan Pernyataan ini: a. Aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya adalah aset dari program manfaat purnakarya dikurangi liabilitas selain nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya yang dijanjikan. 1 b. Manfaat telah menjadi hak (vested benefits) adalah manfaat, hak atas manfaat, dalam ketentuan dari program manfaat purnakarya yang tidak bergantung pada kelangsungan ikatan kerja. c. Nilai kini aktuaria dari manfaat purnakarya terjanji adalah nilai kini dari pembayaran yang diperkirakan oleh program manfaat purnakarya kepada karyawan masih bekerja dan yang sudah tidak bekerja, yang dapat diatribusikan pada jasa yang telah diberikan 1.1 Program Iuran Pasti Laporan keuangan program iuran pasti mencakup laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya dan deskripsi mengenai kebijakan pendanaan. Dalam program iuran pasti, jumlah manfaat masa depan yang diterima oleh peserta ditentukan dari jumlah iuran yang dibayarkan pemberi kerja, peserta atau keduanya dan efisiensi kegiatan operasional serta pendapatan investasi atas dana purnakarya tersebut. Kewajiban pemberi kerja biasanya diselesaikan melalui iurannya kepada dana purnakarya. Bantuan aktuaris biasanya tidak diperlukan walaupun kadang-kadang digunakan untuk mengestimasi manfaat purnakarya yang akan diterima peserta berdasarkan iuran kini dan perbedaan tingkat iuran di masa depan serta pendapatan investasi. Peserta berkepentingan mengetahui kegiatan program purnakarya karena secara langsung mempengaruhi tingkat manfaat purnakarya yang akan diterima di masa depan. Peserta berkepentingan mengetahui apakah iuran telah diterima dan pengendalian yang tepat telah dilakukan untuk melindungi hak-hak penerima manfaat purnakarya. Pemberi kerja berkepentingan pada kegiatan operasional yang efisien dan wajar atas program purnakarya. Tujuan pelaporan program iuran pasti adalah memberikan informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja investasinya. Tujuan tersebut lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan, antara lain terdiri atas: a. Deskripsi atas aktivitas signifikan program manfaat purnakarya selama suatu periode pelaporan dan dampak setiap perubahan yang terkait dengan program, serta keanggotaan dan syarat dan ketentuannya. b. Pelaporan kinerja transaksi dan investasi selama periode dan posisi keuangan program purnakarya pada akhir periode pelaporan. c. Deskripsi atas kebijakan investasi. 1.2 Program Manfaat Pasti Dalam paragraf 17, laporan keuangan program imbalan pasti mencakup: a. Laporan yang menyajikan: 1) aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya; 2) nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji yang membedakan antara manfaat telah menjadi hak (vested benefits) dan manfaat belum menjadi hak (nonvested benefits); 3) surplus atau defisit. b. Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya termasuk salah satu dari: 1) catatan yang mengungkapkan nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji, yang membedakan antara manfaat telah menjadi hak dan manfaat belum menjadi hak; 2) acuan atas informasi aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya disertakan dalam laporan aktuaris jika penilaian aktuaria belum disajikan pada tanggal pelaporan keuangan, penilaian terakhir digunakan sebagai dasar penyusunan dan tanggal penilaian diungkapkan. Untuk tujuan paragraf 17, nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji harus didasarkan pada manfaat purnakarya terjanji dalam persyaratan program manfaat purnakarya atas jasa yang diberikan sampai tanggal manfaat purnakarya menggunakan tingkat gaji kini atau tingkat gaji proyeksi dengan mengungkapkan dasar yang digunakan. Dampak setiap perubahan asumsi aktuaris yang mempunyai dampak signifikan pada nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji juga diungkapkan. Laporan keuangan menjelaskan hubungan antara nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji dengan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya, dan kebijakan untuk pendanaan kewajiban manfaat purnakarya. Tujuan pelaporan program manfaat purnakarya adalah memberikan informasi secara periodik tentang sumber daya keuangan dan kegiatan dari program manfaat purnakarya yang berguna untuk menilai hubungan antara akumulasi sumber daya dan manfaat program selama jangka waktu. 1.2.1 Nilai Kini Aktuarisasi dari Manfaat Purnakarya Terjanji Nilai kini dari pembayaran yang diperkirakan oleh program manfaat purnakarya yang dapat dihitung dan dilaporkan dengan menggunakan tingkat gaji kini atau proyek gaji proyeksi sampai dengan waktu purnakarya peserta. Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji yang berdasarkan gaji kini, diungkapkan dalam laporan keuangan program manfaat purnakarya untuk menunjukkan kewajiban manfaat yang diterima pada tanggal pelaporan keuangan. Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji berdasarkan proyeksi gaji diungkapkan untuk menunjukkan besarnya kewajiban potensial dengan dasar kelangsungan usaha sebagai dasar umum untuk pendanaan. Sebagai tambahan atas pengungkapan nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji, penjelasan memadai juga dibutuhkan untuk memberikan petunjuk yang lebih jelas dalam konteks bagaimana menyajikan nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji. Penjelasan tersebut dapat berbentuk informasi tentang kecukupan pendanaan masa depan program manfaat purnakarya dan kebijakan pendanaan berdasarkan proyeksi gaji. Hal ini dimasukkan dalam laporan keuangan atau laporan aktuaris. 1.2.2 Penilaian Aktuaris Jika penilaian aktuaris belum disajikan pada tanggal pelaporan keuangan, penilaian terakhir digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan yang bersangkutan dan tanggal penilaian tersebut diungkapkan. 1.2.3 Isi Laporan Keuangan Pada program imbalan pasti, informasi disajikan dalam salah satu format berikut, yang mencerminkan perbedaan praktik pengungkapan dan penyajian informasi aktuaris: a. Suatu laporan dimasukkan dalam laporan keuangan yang memperlihatkan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya, nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji, dan hasil surplus atau defisit. Laporan keuangan program manfaat purnakarya juga berisi laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya dan perubahan nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji. Laporan keuangan dapat disertai laporan aktuaris terpisah yang mendukung nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji. b. Laporan keuangan termasuk laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya dan laporan perubahan aset tersedia untuk manfaat purnakarya. Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan dapat juga disertai laporan aktuaris yang mendukung nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji. c. Laporan keuangan termasuk laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya dan laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya dengan nilai kini aktuaria dari manfaat purnakarya terjanji yang terdapat dalam laporan aktuaris terpisah. Pada setiap bentuk laporan wali amanat yang bersifat laporan manajemen atau direksi dan laporan investasi dapat dilampirkan dalam laporan keuangan. 1.3 Program Purnakarya 1.3.1 Penilaian Aset Program Purnakarya Investasi program manfaat purnakarya harus diakui pada nilai wajar. Pada kasus surat berharga yang diperdagangkan, maka nilai wajar adalah nilai pasar. Pada investasi program purnakarya yang dimiliki seandainya estimasi nilai wajar tidak mungkin, maka pengungkapan harus dibuat berisi alasan mengapa nilai wajar tidak dapat digunakan. Dalam kasus efek yang diperdagangkan pada nilai wajar biasanya menggunakan nilai pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk mengukur nilai surat berharga pada tanggal pelaporan dan kinerja investasi selama periode tersebut. Surat-surat berharga yang nilai jatuh temponya sudah ditetapkan dan memang dimaksudkan untuk membayar manfaat purnakarya, atau bagian yang spesifik dari setiap program purnakarya, dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya dengan asumsi tingkat pengembalian yang tetap. Investasi program purnakarya yang dimiliki namun tidak memungkinkan menggunakan nilai wajar, misalnya seluruh kepemilikkan entitas, maka perlu diungkapkan mengapa nilai wajar tidak bisa digunakan. Sepanjang investasi dicatat pada jumlah selain nilai pasar atau nilai wajar,maka nilai wajarnya biasanya juga diungkapkan. Aset yang digunakan untuk operasional dicatat sesuai dengan PSAK yang relevan. 1.3.2 Pengungkapan Laporan keuangan program manfaat purnakarya yang berupa manfaat pasti atau iuran pasti, berisi informasi berikut ini: a. Laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya. b. Ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan. c. Penjelasan mengenai program manfaat purnakarya dan dampak setiap perubahan program manfaat purnakarya selama periode. Laporan keuangan yang disusun oleh program manfaat purnakarya mencakup hal berikut, jika dapat diterapkan: a. Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya yang mengungkapkan aset pada akhir periode bersangkutan sesuai klasifikasinya, dasar penilaian aset, rincian setiap investasi tunggal yang melebihi 5% dari aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya atau 5% untuk setiap kelas atau jenis surat berharga, rincian setiap investasi pemberi kerja, dan liabilitas kecuali nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji. b. Laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya menyajikan hal-hal seperti iuran pemberi kerja, iuran karyawan, pendapatan investasi seperti bunga dan deviden, pendapatan lain-lain, manfaat yang dibayarkan dan terutang (analisis, misalnya purnakarya, kematiandan cacat, serta pembayaran secara lumpsum), beban administrasi, beban lain, pajak penghasilan, laba rugi pelepasan investasi dan perubahan nilai investasi dan pengalihan dari dan untuk program purnakarya lain. c. Deskripsi mengenai kebijakan pendanaan. d. Untuk program manfaat pasti, nilai kini aktuaria atas manfaat terjanji yang membedakan antara manfaat telah menjadi hak dan manfaat belum menjadi hak berdasarkan manfaat terjanji sesuai program persyaratan purnakarya, jasa yang diberikan pada tanggal pelaporan dan menggunakan tingkat gaji kini atau tingkat gaji proyeksi. e. Untuk program manfaat pasti, penjelasan signifikan mengenai asumsi aktuaris yang dibuat dan metode yang digunakan untuk menghitung nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji. Pelaporan program manfaat purnakarya berisi penjelasan atas program purnakarya, komponen laporan keuangan atau laporan keuangan tersendiri. Laporan tersebut berisi hal- hal berikut ini: a. Nama pemberi kerja dan kelompok karyawan yang menjadi peserta program manfaat purnakarya. b. Jumlah peserta yang menerima manfaat purnakarya dan jumlah peserta lain yang diklasifikasikan dengan tepat. c. Jenis program purnakarya, program iuran pasti atau program manfaat pasti. d. Catatan untuk mengetahui apakah peserta mempunyai kontribusi pada program purnakarya. e. Penjelasan kewajiban manfaat purnakarya kepada peserta. f. Penjelasan persyaratan penghentian setiap program purnakarya. g. Perubahan dalam huruf 1) sampai 6) pada periode pelaporan tercakup dalam laporan. Hal yang biasa dilakukan adalah mengacu dokumen lain yang tersedia untuk pengguna laporan keuangan dimana program purnakarya telah dijelaskan dan hanya memasukkan informasi setelah tanggal neraca.
1.4 Tanggal Efektif
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012.
2. PSAK NO. 53 TENTANG PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM
PSAK 53 (revisi 2010): Pembayaran Berbasis Saham secara jelas membagi transaksi pembayaran berbasis saham, sedangkan PSAK 53 (revisi 1998): Kompensasi Berbasis Saham tidak memberikan batasan yang jelas hanya mengatur tentang transaksi pembayaran berbasis saham. Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur pelaporan keuangan entitas yang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham. Secara khusus, pernyataan ini mempersyaratkan entitas untuk menyajikan dalam laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan dampak transaksi pembayaran berbasis saham, termasuk biaya yang berhubungan dengan transaksi pemberian opsi saham kepada karyawan. 2.1 Ruang Lingkup Entitas harus menerapkan Pernyataan ini untuk akuntansi seluruh transaksi pembayaran berbasis saham, apakah entitas dapat mengidentifikasikan secara khusus beberapa atau seluruh barang dan jasa yang diterima, termasuk: a. Transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian instrumen ekuitas, b. Transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian kas, dan c. Transaksi di mana entitas menerima atau memperoleh barang atau jasa dan syarat perjanjiannya memberikan pilihan kepada entitas atau pemasok barang atau jasa mengenai penyelesaian transaksi apakah dengan kas (atau aset lain) atau dengan penerbitan instrumen ekuitas kecuali seperti yang tercantum dalam paragraf selanjutnya. 2.2 Pengakuan Entitas harus mengakui barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham pada saat memperoleh barang atau pada saat jasa diterima. Entitas juga harus mengakui kenaikan nilai ekuitas terkait jika barang atau jasa diterima dalam transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas, atau kenaikan nilai liabilitas jika barang atau jasa diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas. Ketika barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham tidak memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai aset, maka barang atau jasa tersebut harus diakui sebagai beban. 2.3 Transaksi Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan dengan Ekuitas Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas, entitas harus mengukur barang atau jasa yang diterima, dan kenaikan ekuitas terkait, secara langsung, pada nilai wajar barang atau jasa yang diterima, kecuali jika nilai wajar tersebut tidak dapat diestimasi secara andal. Jika entitas tidak dapat mengestimasi nilai wajar barang atau jasa yang diterima secara andal, maka entitas harus mengukur nilai barang dan jasa tersebut, dan kenaikan ekuitas terkait, secara tidak langsung, dengan mengacu pada nilai wajar instrument ekuitas yang diberikan. Nilai wajar instrumen ekuitas tersebut harus diukur pada tanggal pemberian. 2.4 Transaksi Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan dengan Kas Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas, entitas harus mengukur barang atau jasa yang diperoleh dan liabilitas yang timbul sebesar nilai wajar liabilitas. Sampai dengan liabilitas tersebut diselesaikan, entitas harus mengukur kembali nilai wajar liabilitas pada setiap akhir periode pelaporan dan pada tanggal penyelesaian, dimana setiap perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode tersebut. Entitas harus mengakui jasa yang diterima, dan liabilitas untuk membayar jasa tersebut, pada saat karyawan memberikan jasa. Liabilitas harus diukur, pada setiap awal dan setiap akhir periode pelaporan sampai dengan diselesaikan, sebesar nilai wajar hak atas kenaikan harga saham, dengan menerapkan model penetapan harga opsi (option pricing model), dengan mempertimbangkan syarat dan ketentuan pemberian hak atas kenaikan harga saham, dan sejauh mana karyawan telah menyerahkan jasa sampai dengan tanggal pengukuran tersebut. 2.5 Transaksi Pembayaran Berbasis Saham dengan Pilihan Kas Untuk transaksi pembayaran berbasis saham dimana persyaratan perjanjian memberikan pilihan kepada entitas atau pihak lawan transaksi untuk menyelesaikan transaksi apakah akan diselesaikan dengan kas (atau aset lain) atau dengan penerbitan instrumen ekuitas, maka entitas harus mengakui transaksi tersebut atau komponen transaksi tersebut sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian kas, jika dan sepanjang, entitas telah menimbulkan liabilitas untuk diselesaikan dengan kas atau aset lain, atau sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan diselesaikan instrumen ekuitas jika dan sepanjang, tidak terdapat liabilitas yang timbul. 2.5.1 Transaksi Pembayaran Berbasis Saham dengan Persyaratan Pengaturan yang Memberikan Pilihan Penyelesaian kepada Pihak Lawan Jika entitas memberi hak kepada pihak lawan transaksi untuk memilih apakah transaksi pembayaran berbasis saham akan diselesaikan dengan kas atau dengan menerbitkan instrumen ekuitas, maka entitas telah memberi instrumen keuangan majemuk, yang meliputi komponen utang (yaitu hak pihak lawan transaksi untuk meminta pembayaran dengan kas) dan komponen ekuitas (yaitu hak pihak lawan transaksi untuk meminta pembayaran dengan instrumen ekuitas). Untuk transaksi dengan pihak selain karyawan, dimana nilai wajar barang atau jasa yang diterima diukur secara langsung, entitas harus mengukur komponen ekuitas dari instrumen keuangan majemuk sebesar perbedaan antara nilai wajar barang atau jasa yang diterima dan nilai wajar komponen utang, pada tanggal saat barang atau jasa diterima. Untuk transaksi lainnya, termasuk transaksi dengan karyawan, entitas harus mengukur nilai wajar instrumen keuangan majemuk pada tanggal pengukuran, dengan mempertimbangkan syarat dan ketentuan dimana hak atas kas atau instrumen ekuitas diberikan. 2.5.2 Transaksi Pembayaran Berbasis Saham dengan Persyaratan Pengaturan yang Memberikan Pilihan Penyelesaian kepada Entitas Untuk transaksi pembayaran berbasis saham dimana persyaratan perjanjiannya memberikan entitas dengan pilihan apakah akan diselesaikan dengan kas atau dengan menerbitkan instrumen ekuitas, entitas harus menentukan apakah entitas memiliki kewajiban kini untuk menyelesaikan dengan kas dan menghitung transaksi pembayaran berbasis saham secara benar. Entitas memiliki kewajiban kini untuk menyelesaikan dengan kas jika pilihan penyelesaian dengan instrumen ekuitas tidak memiliki aspek komersial (misalnya, karena entitas tersebut dilarang secara hukum untuk menerbitkan saham), atau entitas memiliki praktik dimasa lalu atau kebijakan tertulis mengenai penyelesaian dengan kas, atau secara umum menyelesaikan dengan kas jika pihak lawan transaksi meminta penyelesaian dengan kas. Jika entitas memiliki kewajiban kini untuk menyelesaikan dengan kas, entitas harus menghitung transaksi tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas. Jika tidak ada kewajiban tersebut, entitas harus menghitung transaksi tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian instrumen ekuitas 2.6 Pembayaran Berbasis Saham antara Kelompok Entitas Untuk transaksi pembayaran berbasis saham antara kelompok entitas, dalam laporan keuangan tersendiri atau individu, entitas yang menerima barang atau jasa harus mengukur barang atau jasa yang diterima sebagai diselesaikan dengan instrumen ekuitas atau diselesaikan dengan kas dengan menilai: a. sifat dari penghargaan yang diberikan; dan b. kepemilikan hak dan kewajiban. Jumlah yang diakui oleh entitas yang menerima barang atau jasa dapat membedakan dari jumlah yang diakui oleh kelompok entitas lain yang menunaikan transaksi kompensasi berbasis saham. Entitas yang menerima barang atau jasa harus mengukur barang atau jasa yang diterima sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian instrumen ekuitas jika: a. penghargaan yang diberikan adalah dari instrumen ekuitas, atau b. entitas tidak memiliki kewajiban untuk menunaikan transaksi pembayaran berbasis saham. Entitas kemudian harus mengukur kembali transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian instrumen ekuitas hanya untuk perubahan dalam kondisi vesting non pasar sesuai. Dalam keadaan lain, entitas yang menerima barang atau jasa harus mengukur barang atau jasa tersebut sebagai transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas. Entitas yang menyelesaikan transaksi pembayaran berbasis saham ketika entitas lain dalam kelompok yang menerima barang atau jasa harus mengakui transaksi tersebut sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian instrumen ekuitas hanya jika transaksi ini diselesaikan dalam instrumen ekuitas dari entitas. Jika sebaliknya, transaksi harus diakui sebagai transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas. 2.7 Pengungkapan Entitas harus mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk memahami bagaimana nilai wajar barang atau jasa yang diterima, atau nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan, dalam suatu periode yang telah ditentukan. Entitas harus mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk memahami sifat dan lingkup perjanjian pembayaran berbasis saham yang ada dalam suatu periode. Untuk memberi gambaran implementasi tersebut, entitas harus mengungkapkan sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut: a. Penjelasan mengenai setiap jenis perjanjian pembayaran berbasis saham yang ada pada suatu periode, termasuk syarat dan ketentuan umum setiap perjanjian, seperti kondisi vesting, jangka waktu maksimum atas opsi yang diberikan, dan metode penyelesaian (misalnya dengan kas atau ekuitas). b. Jumlah dan rata-rata tertimbang harga eksekusi opsi saham untuk setiap kelompok opsi saham berikut ini: (i) opsi yang beredar pada awal periode; (ii) opsi yang diberikan dalam suatu periode; (iii) opsi yang hangus dalam suatu periode; (iv) opsi yang dieksekusi dalam suatu periode; (v) opsi yang telah jatuh tempo dalam suatu periode; (vi) opsi yang beredar pada akhir periode; dan (vii) opsi yang dapat dieksekusi pada akhir periode. c. Untuk opsi saham yang dieksekusi dalam suatu periode, rata-rata tertimbang harga saham pada tanggal eksekusi. Jika opsi dieksekusi secara berkala selama periode tersebut, sebagai alternatif, entitas dapat mengungkapkan rata-rata tertimbang harga saham selama periode tersebut. d. Untuk opsi saham yang beredar pada akhir periode, kisaran harga eksekusi dan rata- rata tertimbang sisa umur kontrak. Jika kisaran harga eksekusi sangat besar, opsi yang beredar harus dibagi ke dalam beberapa kisaran yang dapat digunakan untuk menilai waktu dan jumlah tambahan saham yang dapat diterbitkan dan kas yang dapat diterima pada saat eksekusi opsi tersebut. 2.8 Tanggal Efektif Entitas menerapkan PSAK ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012. Penerapan dini diperkenankan. TUGAS RMK TEORI AKUNTANSI SAP 11