Anda di halaman 1dari 13

TOPIK KHUSUS AKUNTANSI

“PSAK no. 18 Akuntansi dalam Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”


(Kamis 08:00-10:00)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7

Intan Novita (176602003)


Idham Halid (176602119)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM KENDARI
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul PSAK no
18 Akuntansi dalam pelaporan program manfaat purnakarya. Makalah ini dibuat sebagai
tugas mata kuliah Topik Khusus Akuntansi dengan berbagai pemahaman dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan makalah ini, Dan tak lupa pula
penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada ibu Sutti Nur Insani, atas bimbingannya
dalam mata perkuliahan Topik Khusus Ankuntansi yang banyak membantu penulis dalam
proses perkuliahan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, kami berharap para pembaca untuk memberikan saran serta kritik untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga dapat memberikan manfaat.

Kendari, 26 Oktober 2019

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sejalan dengan peningkatan karyawan suatu perusahaan ,semakin tinggi juga


kebutuhan masyarakat akan jaminan manfaat masa depan dari perusahaan dimana bukan
menjadi permasalahan ,namun ketika meraka tidak lagi berkerja didalam perusahaan
tersebut ,baik karena berhenti maupun pensiun tentu kebutuhan atas jaminan manfaat
masa depan menjadi sangat penting. Standart yang mengatur tentang dana pensiun adalah
PSAK No.18 tahun 1994. Namun terdapat pembaruan mengenai PSAK No.18 yang
semula bernama Akuntansi Dana Pensiun direvis menjadi Akuntansi dan Pelaporan
Program Manfaat Purnakarya. Hal ini terjadi akibat dari penyatuan penerapan IFRS ke
PSAK,mengacu pada IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans.
Program manfaat purakarya dalam PSAK No.18 tidak hanya mengatur tentang dana
pensiun ,yaitu mencangkup seluruh program purnakarya yang merupakan perjanjian
untuk setiap entitas yang menyediakan manfaat purnakarya untuk karyawan pada saat
atau setelah berhenti bekerja atau iuran selanjutnya untuk karyawan dapat ditentukan
atau diestimasi sebelum purnakarya berdasarkan ketentukan-ketentuan yang terdapat
dalam dokumen atau praktik-praktik entitas.

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Program Iuran Pasti?
b. Apa yang dimaksud dengan Program Imbalan Pasti?
c. Apa yang dimaksud dengan Program Purnakarya?
d. Bagaimana dengan tanggal efektif program purnakarya?

3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui penjelasan tentang Program Iuran Pasti
b. Untuk mengetahui penjelasan tentang Program Imbalan Pasti
c. Untuk mengetauhi penjelasan tentang Program Purnakarya
d. Untuk mengetahui tanggal efektif program purnakarya
BAB II

PEMBAHASAN

1. PROGRAM IURAN PASTI


Program iuran pasti adalah program manfaat purnakarya yang mana jumlah yang
dibayarkan sebagai manfaat purnakarya ditentukan oleh iuran kepada suatu dana bersama
pendapatan investasi.
Laporan keuangan program iuran pasti berisi laporan aset neto tersedia untuk
manfaat purnakarya dan penjelasan mengenai kebijakan pendanaan. Dalam program
iuran pasti, jumlah manfaat masa depan yang diterima oleh peserta ditentukan dari
jumlah iuran yang dibayarkan pemberi kerja. Kewajiban pemberi kerja biasanya
diselesaikan melalui iurannya kepada dana purnakarya. Peserta berkepentingan
mengetahui kegiatan program purnakarya karena secara langsung mempengaruhi tingkat
manfaat purnakarya yang akan diterima di masa depan. Tujuan pelaporan program iuran
pasti adalah memberikan informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program
purnakarya dan kinerja investasinya.

Tujuan tersebut lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan, antara lain
terdiri atas:

a. Deskripsi atas aktivitas signifikan program manfaat purnakarya selama suatu periode
pelaporan dan dampak setiap perubahan yang terkait dengan program, serta
keanggotaan dan syarat dan ketentuannya

b. Pelaporan kinerja transaksi dan investasi selama periode dan posisi keuangan program
purnakarya pada akhir periode pelaporan; dan

c. Deskripsi atas kebijakan investasi.

2. PROGRAM IMBALAN PASTI

Program imbalan pasti adalah program manfaat purnakarya dimana jumlah yang
dibayarkan sebagai manfaat purnakarya ditentukan dengan mengacu pada formula yang
biasanya didasarkan pada penghasilan karyawan dan/atau masa kerja.

Laporan keuangan program imbalan pasti mencakup:

a. Laporan yang menyajikan:

 Aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya;


 Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji yang membedakan antara
manfaat telah menjadi hak dan manfaat belum menjadi hak
 Surplus atau defisit
b. Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya termasuk salah satu dari:

 Catatan yang mengungkapkan nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya


terjanji, yang membedakan antara manfaat telah menjadi hak dan manfaat
belum menjadi hak; atau
 Acuan atas informasi aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya disertakan
dalam laporan aktuaris.

2.1 Nilai Kini Aktuaria dari Manfaat Purnakarya Terjanji

Nilai kini dari pembayaran yang diperkirakan oleh program manfaat purnakarya
yang dapat dihitung dan dilaporkan dengan menggunakan tingkat gaji kini atau
proyek gaji proyeksi sampai dengan waktu purnakarya peserta.

Alasan yang diberikan untuk menerapkan pendekatan gaji kini antara lain:

a. Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji, merupakan penjumlahan dari
seluruh gaji saat ini dapat diatribusikan ke setiap peserta dalam program manfaat
purnakarya, dapat dihitung lebih obyektif daripada tingkat gaji proyeksi karena
melibatkan lebih sedikit asumsi;

b. Peningkatan manfaat yang dapat diatribusikan ke dalam kenaikan gaji menjadi


kewajiban program manfaat purnakarya pada saat kenaikan gaji; dan

c. Jumlah nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji menggunakan tingkat
gaji kini yang secara umum lebih terkait erat dengan jumlah terutang pada
peristiwa penghentian atau pemutusan program purnakarya.

Alasan yang diberikan untuk menerapkan pendekatan proyeksi gaji mencakup:

a. Informasi keuangan seharusnya disajikan atas dasar kelangsungan usaha, terlepas


dari asumsi-asumsi dan estimasi yang harus dibuat;

b. Pada pembayaran akhir program manfaat purnakarya, manfaat ditentukan dengan


mengacu pada gaji saat atau mendekati tanggal purnakarya; oleh karena itu gaji,
tingkat iuran dan tingkat pengembalian harus diproyeksikan; dan

c. Gagal memasukkan proyeksi gaji, ketika sebagian besar pendanaan didasarkan


proyek gaji, dapat mengakibatkan pelaporan menampakkan kelebihan dana
program tidak kelebihan dana atau kecukupan dana ketika program kekurangan.

2.2 Penilaian Aktuaris

Jika penilaian aktuaris belum disajikan pada tanggal pelaporan keuangan,


penilaian terakhir digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan yang
bersangkutan dan tanggal penilaian tersebut diungkapkan.
2.3 Isi Laporan Keuangan

Pada program imbalan pasti, informasi disajikan dalam salah satu format
berikut, yang mencerminkan perbedaan praktek pengungkapan dan penyajian
informasi aktuaris:

a. Suatu laporan dimasukkan dalam laporan keuangan yang memperlihatkan aset neto
tersedia untuk manfaat purnakarya. Laporan keuangan program manfaat
purnakarya juga berisi laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat
purnakarya dan perubahan nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji.

b. Laporan keuangan termasuk laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
dan laporan perubahan aset tersedia untuk manfaat purnakarya. Nilai kini aktuaria
atas manfaat purnakarya terjanji diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan dapat juga disertai laporan aktuaris yang mendukung nilai kini
aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji.

c. Laporan keuangan termasuk laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
dan laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya dengan nilai
kini aktuaria dari manfaat purnakarya terjanji yang terdapat dalam laporan aktuaris
terpisah

3. PROGRAM PURNAKARYA

Program manfaat purnakarya adalah pengaturan yang mana entitas yang


menyediakan manfaat purnakarya untuk karyawan pada saat atau setelah berhenti bekerja
(baik dalam bentuk iuran bulanan atau lumpsum).

3.1 Penilaian Aset Program Purnakarya

Investasi program manfaat purnakarya harus diakui pada nilai wajar. Pada
kasus surat berharga yang diperdagangkan, maka nilai wajar adalah nilai pasar. Pada
investasi program purnakarya yang dimiliki seandainya estimasi nilai wajar tidak
mungkin, maka pengungkapan harus dibuat berisi alasan mengapa nilai wajar tidak
dapat digunakan. Dalam kasus efek yang diperdagangkan pada nilai wajar biasanya
menggunakan nilai pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk
mengukur nilai surat berharga pada tanggal pelaporan dan kinerja investasi selama
periode tersebut.

3.2 Pengungkapan

Laporan keuangan program manfaat purnakarya yang berupa manfaat pasti


atau iuran pasti, berisi informasi berikut ini:

a. Laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya;

b. Ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan; dan


c. Penjelasan mengenai program manfaat purnakarya dan dampak setiap perubahan
program manfaat purnakarya selama periode.

Laporan keuangan yang disusun oleh program manfaat purnakarya mencakup


hal berikut, jika dapat diterapkan:

a. Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya yang mengungkapkan:

 Aset pada akhir periode bersangkutan sesuai klasifi kasinya


 Dasar penilaian aset
 Rincian setiap investasi tunggal yang melebihi 5% dari asset neto tersedia
untuk manfaat purnakarya atau 5% untuk setiap kelas atau jenis surat berharga
 Rincian setiap investasi pemberi kerja
 Liabilitas kecuali nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji

b. Laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya menyajikan hal-hal
sebagai sebagai berikut:

 Iuran pemberi kerja


 Iuran karyawan
 Pendapatan investasi seperti bunga dan deviden
 Pendapatan lain-lain
 Manfaat yang dibayarkan dan terutang (analisis, misalnya purnakarya,
kematian dan cacat, serta pembayaran secaralumpsum)
 vi. Beban administrasi
 vii. Beban lain
 viii. Pajak penghasilan
 ix. Laba rugi pelepasan investasi dan perubahan nilai investasi;
 Pengalihan dari dan untuk program purnakarya lain;

c. Deskripsi mengenai kebijakan pendanaan;

d. Untuk program manfaat pasti, nilai kini aktuaria atas manfaat terjanji yang
membedakan antara manfaat telah menjadi hak (vested benefits) dan manfaat
belum menjadi hak (non-vested benefits) berdasarkan manfaat terjanji sesuai
persyaratan program purnakarya, jasa yang diberikan pada tanggal pelaporan dan
menggunakan tingkat gaji kini atau tingkat gaji proyeksi; informasi ini termasuk
lampiran laporan aktuaris yang disajikan bersama dengan laporan keuangan terkait;
dan

e. Untuk program manfaat pasti, penjelasan signifikan mengenai asumsi aktuaris yang
dibuat dan metode yang digunakan untuk menghitung nilai kini aktuaria atas
manfaat purnakarya terjanji.
4. TANGGAL EFEKTIF

Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulaipada
atau setelah 1 Januari 2012.

STUDI KASUS: PENERAPAN PSAK NO. 18 TENTANG AKUNTANSI DAN


PELAPORAN PROGRAM MANFAAT PURNAKARYA PADA
UNIVERSITAS SURABAYA

Gambaran Umum Dana Pensiun Universitas Surabaya

Universitas Surabaya merupakan lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan


jasa di bidang layanan pendidikan. Sebagai sebuah lembaga pendidikan, Universitas
Surabaya juga berupaya meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Untuk itu, Universitas
Surabaya berdasarkan Peraturan Yayasan No. 07./SK/YUS/198 Bab IV menyatakan bahwa
karyawan tetap yang diberhentikan dengan hormat atau telah mengabdi dalam kurun waktu
tertentu wajib diberi uang pesangon. Dengan melihat kondisi keuangan Universitas Surabaya
yang semakin membaik, Universitas Surabaya mengalihkan program tersebut menjadi
Program Pensiun. Berdasarkan Keputusan Yayasan Universitas Surabaya, No. 052/SK/
YUS/IX/1996, Dana Pensiun Universitas Surabaya dibentuk secara resmi.

Visi Dana Pensiun Universitas Surabaya

Visi Dana Pensiun Universitas Surabaya adalah menjadi dana pensiun yang sehat dan
mampu menunjang kepentingan pendiri dalam memberikan jaminan terpeliharanya
kesinambungan penghasilan hari tua bagi para peserta.

Misi Dana Pensiun Universitas Surabaya

Misi Dana Pensiun Universitas Surabaya sebagai berikut:


1. Menyelenggarakan sistem kepesertaan program pensiun secara rapi, tertib, dan akurat;
2. Menyelenggarakan sistem penerimaan dan administrasi iuran pensiun secara tertib dan
bertanggung jawab;
3. Menyelenggarakan pembayaran manfaat pensiun secara tertib dan tepat waktu;
4. Mengelola kekayaan investasi sesuai dengan arahan investasi pendiri dan ketentuan
perundangan yang berlaku, aman, serta memberikan hasil investasi yang maksimal.

Tujuan Dana Pensiun Universitas Surabaya

Tujuan Dana Pensiun Universitas Surabaya adalah menyelenggarakan program


pensiun manfaat pasti dengan tujuan memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua,
sehingga akan menimbulkan ketentraman kerja dan meningkatkan motivasi kerja karyawan,
yang merupakan iklim yang kondusif bagi peningkatan produktivitas lembaga Universitas
Surabaya.
Sumberdaya Universitas Surabaya
Peserta Dana Pensiun Universitas Surabaya (Ubaya) sampai dengan awal tahun 2015
total sebanyak 667 orang peserta yang terdiri atas 653 orang peserta aktif dan 14 peserta tidak
aktif. Pada akhir tahun menjadi 660 orang terdiri dari 642 orang peseerta aktif dan 18 orang
peserta tidak aktif. Berikut tabel peserta sampai dengan akhir tahun 2015 (lihat Tabel 1)

Dasar Akuntansi dalam Penyusunan Laporan Keuangan Dana Pensiun Ubaya

Kerangka dasar menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah menyajikan


konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi penggunanya.
Dasar akuntansi dalam menyusun laporan keuangan Dana Pensiun Universitas Surabaya
berdasarkan pada SK Menteri Keuangan No. 509/KMK.06/2002 tanggal 4 Desember 2002
tentang Laporan Keuangan Dana Pensiun dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
18 tentang Akuntansi Dana Pensiun yang diterbikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Sedangkan penilaian investasi mengacu kepada Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan No. PER-05/ BL/2012 mengenai Penyusunan Laporan
Keuangan dan Dasar Penilaian Investasi bagi Dana Pensiun. Laporan keuangan yang disusun
Dana Pensiun Universitas Surabaya telah sesuai dengan peraturan. Laporan yang disusun
mulai dari tahun 2013, 2014, dan 2015 terdiri atas:
1. Laporan Aset Neto;
2. Laporan Perubahan Aset Neto;
3. Laporan Neraca;
4. Catatan atas Laporan Keuangan;
5. Perhitungan Hasil Usaha;
6. Laporan Arus Kas.
Laporan keuangan tersebut disusun secara tahunan, dan disajikann dalam mata
uang rupiah, serta dinyatakan dengan dasar harga perolehan dan dasar akrual, kecuali
untuk investasi tertentu yang mengacu pada nilai wajar. Laporan arus kas disusun
menggunakan metode langsung dengan mengklasifikasi arus kas ke dalam tiga
aktivitas, yaitu:
1. Arus kas bersih dari aktivitas investasi;
2. Arus kas dari aktivitas operasional;
3. Asus kas dari aktivitas pendanaan.
Nilai kas pada akhir periode tahun 2015, 2014, dan 2013 juga telah
menunjukkan nilai yang sama dengan nilai “Kas dan Bank “ asset lancar di luar
investasi pada laporan asset neto dan laporan neraca.
Laporan Aset Neto
Sesuai dengan Peraturan Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal, No: PER 05/
BL/2012, menjelaskan bahwa laporan asset neto merupakan laporan aktiva bersih.
Dalam PSAK No. 18 dinyatakan bahwa Laporan Aset Neto adalah laporan yang berisi
mengenai aset bersih pada akhir periode. Laporan Aset Neto Dana Pensiun
Universitas Surabaya tahun 2015, 2014, dan 2013 telah disusun sesuai dengan
Peraturan Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal dan telah seuai dengan PSAK No.
18. Dalam penyusun laporan asset neto Dana Pensiun Universitas Surabaya merinci
perkiraan dengan klasifikasi sebagai berikut:
1. Aset :
a. Investasi= Investasi, Surat Berharga, Tabungan, Deposito, Saham,
Obligasi, Sukuk, Unit Penyertaan Reksadana, Tanah, Penembatan
Langsung, Tanah dan Bangunan.
b. Aset Lancar di Luar Investasi= Kas dan Bank, Piutang Iuran,
Piutang invesatasi, Piutang hasil investasi;
c. Aset Operasional: • Peralatan computer, Peralaatan Kantor, Aset
Operasi Lain.
2. Liabilitas:
• Liabilitas di luar nilai kini aktuaria;
• Utang manfaat pensiun jatuh tempo;
• Utang investasi;
Laporan Perubahan Aset Neto
Dalam menyajikan laporan perubahan asset neto, dana pensiun juga harus
menyesuaikan dengan Peraturan Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal dan juga PSAK No.
18. Laporan Perubahan Aset Neto tersebut berisikan mengenai informasi tentang perubahan
atas jumlah asset neto yang tersedia untuk manfaat pensiun serta menguraikan penyebab
terjadinya perubahan dana pensiun dalam suatu periode tertentu. Dalam menyusun perubahan
asset neto tersebut harus diuraikan terjadinya perubahan sebagai berikut:
1. Penyebab penambahan dana pensiun;
2. Penyebab pengurangan dana pensiun.
Perubahan asset neto Dana Pensiun Universitas Surabaya dapat dilihat berdasarkan
laporan perubahan asset neto yang telah disusun. Berikut adalah laporan perubahan asset neto
yang telah disusun, dengan menguraikan pos-pos perkiraan sebagai berikut:
1. Penambahan=. Pendapataan investasi, Bunga/Bagi hasil, Dividen, Sewa, Laba
(Rugi) pelepasan investasi, Pendapatan investasi lain, Peningkatan (penurunan)
investasi, Iuran Jatuh Tempo, Iuran Normal pemberi kerja, Iuran Normal peserta,
Pendapatan di luar investasi.
2. Pengurangan= Beban Investasi, Beban operasional, Beban di luar investasi dan
operasional, Manfaat pension, . Pajak Penghasilan, Pengalihan dana ke dana
pensiun lain.
3. Kenaikan (Penurunan) Aset Neto
4. Aset neto awal tahun
5. Aset neto akhir tahun.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

PSAK 18 mengatur akuntansi dan pelaporan program manfaat purnakarya untuk semua
peserta sebagai suatu kelompok. Program manfaat purnakarya kadang dikenal dalam berbagai
istilah, seperti: program pensiun, tunjangan hari tua, program purnabakti, dan program
purnakarya. Pernyataan ini menganggap program manfaat purnakarya sebagai suatu entitas
pelapor yang terpisah dari pemberi kerja yang juga merupakan peserta dalam program
purnakarya. Program manfaat purnakarya dapat berupa program iuran pasti atau program
manfaat pasti. Program iuran pasti adalah program manfaat purnakarya yang mana jumlah
yang dibayarkan sebagai manfaat purnakarya ditentukan oleh iuran kepada suatu dana
bersama pendapatan investasi. Laporan keuangan program iuran pasti berisi laporan aset neto
tersedia untuk manfaat purnakarya dan penjelasan mengenai kebijakan pendanaan. Tujuan
pelaporan program iuran pasti adalah memberikan informasi secara periodik mengenai
penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja investasinya. Tujuan tersebut lazimnya
dapat dipenuhi dengan menyusun laporan, antara lain terdiri atas:

a. Deskripsi atas aktivitas signifikan program manfaat purnakarya selama suatu periode
pelaporan dan dampak setiap perubahan yang terkait dengan program, serta keanggotaan dan
syarat dan ketentuannya;

b. Pelaporan kinerja transaksi dan investasi selama periode dan posisi keuangan program
purnakarya pada akhir periode pelaporan; dan

c. Deskripsi atas kebijakan investasi.


DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Bungin, Burhan. 2007. “Format dan Model Kualitatif”. Dalam Burhan Bungin (ed.).
Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nussy, Andika. 2014. “Analisis Penerapan PSAK No. 18 Mengenai Akuntansi Dana Pensiun
pada PT. Taspen Cabang Manado”. Jurnal EMBA, Vol 2, No. 4.

Puspitasari, dkk. 2016. Evaluasi Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 18 tentang
Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya Pada PT Bank Negara
Indonesia (Persero), Tbk. Jurnal EMBA, Vol.4, No.1 Maret 2016, Hal. 231-241.

Saefuloh, dkk. 2015. Kebijakan Pengelolaan Dana Pensiun Sektor Corporation. Jurnal
Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol.6 No.1, Juni 2015. Hal. 77-96.

Taswan. 2015. Akuntansi Perbankan. Edisi III. Yogyakarta: UPP STIM YPKN.

Anda mungkin juga menyukai