PENDAHULUAN
Hipertensi saat ini masih menjadi masalah utama di dunia. Menurut Joint National
VII (JNC-VII), hingga saat ini hampir 1 milyar orang menderita hipertensi di dunia.
Tahun 2010 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 28,6% orang dewasa berusia 18
tahun ke atas menderita hipertensi dan hanya 53,3% yang berhasil mengontrol tekanan
terkontrol, 96% hipertensi tidak terkontrol. Prevalensi hipertensi pada orang dewasa
sebesar 15% dan 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi
sehingga cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak
mencapai 11.010 orang dan Kabupaten Kepahiang mencapai 1.766 orang, peningkatan
Hipertensi dijuluki silent killer karena 80% kejadian tidak menimbulkan gejala
tapi meningkatkan resiko sakit jantung dan stroke yang merupakan penyebab kematialan
kerusakan organ ginjal sehingga terjadi gagal ginjal tahap akhir yang memerlukan terapi
dialysis (cuci darah) dan juga meningkatkan resiko kebutaan akibat kerusakan di retina
mata dan demensia modifikasi gaya hidup memiliki peran yang penting baik pada pasien
tinggi, kelainan ginjal, konsumsi natrium yang tinggi yang masuk kedalam tubuh
Penyebab hipertensi hingga kini tidak diketahui secara pasti, terutama yang
esensial, namun terdapat faktor resiko, misalnya kelebihan berat badan, kurang
buah dan sayuran segar dan terlalu banyak minum alkohol. Hasil penelitian Sigarlaki
(2006), diperoleh adanya hubungan antara umur dan faktor makanan terhadap jenis
hipertensi, hasil penelitian ini juga sejalan dengan Rahajeng dan Tuminah (2009),
diperoleh bahwa umur merupakan salah satu faktor resiko yang berhubungan bermakna
dengan hipertensi.
peningkatan kekuatan dinding terhadap pengisian diastolik dan gelombang sistol atrium.
Penyakit jantung koroner sering terjadi pada hipertensi. (Gray, dkk, 2005). Penelitian
Malau (2011) diperoleh adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara kejadian
penyakit jantung dengan tingkat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Asriani, Bahar
dan Kadrianti (2012) diperoleh bahwa ada hubungan antara hipertensi dengan kejadian
Stroke dan iskemi transien lebih sering ditemukan pada penderita hipertensi (Gray,
dkk, 2005). Hasil penelitian Basjiruddin (2009) Hipertensi merupakan faktor resiko
terkendali yang paling kuat terhadap stroke dan diperkirakan berpengaruh terhadap 25%
hingga 50% kejadian stroke, dengan kecenderungan menyebabkan stroke 3 sampai 4 kali
lipat dibanding dengan bukan penderita hipertensi. Hubungan antara tekanan darah dan
resiko stroke akan muncul pada efek berkelanjutan dibanding efek ambang batas
tekanan darah.
pada tahun 2012 sebanyak 1048 kasus (40,6%), tahun 2013 sebanyak 649 kasus (25,1%),
pada tahun ini mengalami penurunan dan tahun 2014 meningkat kembali sebanyak 883
kasus (34,2%).
terhadap proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga
kesatuan dalam hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring
yang konsentrik dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet
adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya
meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi,
kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979,
hanya berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan
suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah
menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di
masa depan. Konsep tersebut adalah clinical caritas dan caritas processes, yang
dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan ara perkembangan teorinya (Watson, 2004).
Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian
yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut (kurang
ilmu yang pernah didapat ditempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai
seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat
dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan
praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan
terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan
pasien.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitannya adalah apakah penerapan teori Dorothea Orem dalam pemberian
1. Tujuan Umum
Klien Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penelitian
tentang penerapan aplikasi Teori Jean Watson pada asuhan keperawatan, sebagai
Hipertensi.
2. Bagi Penulis
antara lain :
1. Studi Kepustakaan
Jean Watson dan kasus Hipertensi serta perawatannya baik berupa buku-buku dan
informasi lainnya.
2. Studi Kasus
a. Wawancara
mendapatkan data secara lisan dari klien dan keluarga melalui percakapan
b. Observasi
keadaan klien.
c. Pemecahan Masalah