Anda di halaman 1dari 18

MAKALA AQIDAH

(JIN DAN SYAITAN)

Dibuat Oleh :
1. Wahdaniyah Nurunnisa Makmur
2. Mutia Nurul
3. Arief Darmawan Arfa

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESI
MAKASSAR
2017

1
A. Latar Belakang

Jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, secara harfiah berarti sesuatu yang
berkonotasi tersembunyi atau tidak terlihat. Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah
salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api. Makhluk ciptaan Allah dapat
dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa, di antara yang bernyawa adalah jin. Jadi jin
menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang
durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.
Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah
sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat
melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang
dapat dilihat mata manusia biasa. Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama
diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat yang akan
kami jelaskan di bawah.
Setan atau syetan (bahasa Ibrani: ha-Satan, "sang penentang"[1]; Arab: asy-
Syaion, "sesat atau jauh", - keduanya dari akar kata bahasa Semit: --N), adalah perwujudan dari
antagonisme yang bersumber dari agama-agama Samawi, yang biasanya merujuk pada Lucifer di
dalam kepercayaan Yahudi dan Kristen, kemudian Iblis pada kepercayaan Islam.
Pada awalnya, istilah ini digunakan sebagai nama julukan untuk berbagai entitas yang
menantang kepercayaan iman manusia di dalam Alkitab Ibrani. Sejak saat itu agama-agama Samawi
menggunakan istilah "Satan" sebagai nama untuk Iblis. Di dalam bahasa Indonesia, istilah Satan
berbeda maknanya dengan setan. "Satan" (huruf besar) lebih condong pada sang Iblis (diabolos),
sedangkan "setan" (huruf kecil) lebih condong kepada roh-roh jahat (daemon). Perubahan makna itu
terjadi karena setan tidak diterjemahkan langsung dari bahasa Ibrani, melainkan melalui bahasa Arab,
sehingga terjadi pergeseran makna.
Pada makalah ini, kami akan mengulas lebih luas lagi mengenai jin dan syaitan sesuai dengan ayat-
ayat yang terdapat dalam al-Quran. Makalah sederhana ini kami susun dengan harapan apa yang kami
sampaikan akan membawa manfaat bagi setiap orang serta mendapat ridho dari Allah serta pahala
kebaikan dari-Nya.
Amiinn ya rabbal alamiin

B. Pembahasan

a. Pengertian Jin

2
Jin secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi tersembunyi atau tidak terlihat. Dalam
Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan
dari api.
Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya Akam al-Marjan fi Ahkam al-Jann,
mengatakan bahwa makhluk ini disebut dengan jin karena secara bahasa jin artinya yang tersembunyi,
terhalang, tertutup. Disebut jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat dilihat) dengan kasat mata
manusia.
Dalam Alquran terdapat banyak ayat yang menceritakan tentang Jin. Diantaranya:
1. Surah Al-Hijr ayat 26 27:
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat yang kering kerontang
yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan Kami telah ciptakan Jin sebelum di ciptakan
manusia dari api yang sangat panas.
2. Surah Ar-Rahman ayat 15:
Artinya: Dia (Allah) menciptakan Jann (Jin) dari nyala api (Pucuk api yang menyala-nyala atau Maarij)
3. Surah Al-Araf ayat 12:
Artinya: Engkau ciptakan aku (kata Iblis) dari api sedangkan ciptakan dia (Adam) dari tanah.
4. Dari Hadis Nabi saw yang telah diriwayatkan oleh Muslim ra:
Malaikat diciptakan dari cahaya, Jaan diciptakan dari lidah api sedangkan Adam diciptakan dari
sesuatu yang telah disebutkan kepada kamu (tanah).
5. Al-Araf Ayat 72:
Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka.

b. Asal Mula Penciptaan Jin


Qs Al-Hijr : 26 27 :

(27)
( 26)


Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal)
dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang
sangat panas.
Qs Al-Baqarah ayat 30 :





( 30)


Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman:
Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
Qs Ar-Rahman ayat 15 :

(15)

3
dan Dia menciptakan jin dari nyala api.

c. Bentuk dan Jenis Jin


- Bentuk Jin
Pada dasarnya bentuk rupa Jin tidak banyak berbeda dari bentuk rupa manusia, yaitu mereka
memiliki jenis kelamin, memiliki hidung mata, tangan, kaki, telinga dan sebagainya, sebagaimana yang
di miliki oleh manusia. Pada dasarnya 80 hingga 90 persen Jin menyerupai manusia.
Hanya perbedaan fisik Jin adalah lebih kecil dan halus dari manusia. Bentuk tubuh mereka itu
ada yang pendek, ada yang tinggi dan bermacam-macam warnanya, yaitu putih, merah, biru, hitam
dan sebagainya. Jin kafir dan Jin Islam yang fasik itu memiliki rupa yang buruk dan menakutkan.
Sedangkan Jin Islam yang saleh memiliki paras yang elok.
Menurut beberapa pendapat, tinggi Jin yang sebenarnya adalah sekitar tiga hasta saja.
Pengetahuan mereka lebih luas dan berumur sangat panjang sampai beribu-ribu tahun umurnya.
Kecepatan Jin bergerak melebihi kecepatan cahaya dalam suatu waktu. Karena Jin terdiri dari mahkluk
yang seni dan tersembunyi, tidak zahir seperti manusia dan tidak sepenuhnya ghaib seperti Malaikat,
maka ruang yang kecil pun bisa di duduki oleh jutaan Jin dan juga dapat merasuki dan menghuni tubuh
manusia.
Jumlah Jin terlalu banyak sehingga menurut beberapa pendapat mengatakan bahwa jika
jumlah semua manusia dari Nabi Adam sampai hari kiamat dikalikan dengan hewan-hewan, dikalikan
dengan batu-batu, dikalikan dengan pasir-pasir dan semua tumbuh-tumbuhan. Itu pun hanya
sepersepuluh dari total Jin. Sedangkan total Jin adalah sepersepuluh dari total Malaikat. Total Malaikat
hanya Allah dan Rasulnya saja yang mengetahuinya.
Alam tempat berdiamnya Jin adalah di lautan, daratan, di udara dan di Alam Mithal yaitu suatu
alam yang terletak diantara alam manusia dan alam malaikat. Jika kita diberikan oleh Allah
kemampuan untuk melihat Jin, sudah tentu kita akan melihat jarum yang jatuh dari atas tidak akan
jatuh ke bumi, tetapi jatuh dibelakang Jin, karena sangat banyaknya jumlah mereka.
Oleh sebab itu orang tua kita selalu berpesan agar anak-anaknya segera kembali ke rumah
apabila tiba waktu maghrib dan pintu serta jendela rumah harus di tutup, agar tidak dimasuki oleh
setan dan Iblis.
Sebagaimana sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rasulullah:
Bila kamu menghadapi malam atau kamu telah berada di sebagian malam maka tahanlah anak-
anakmu karena sesungguhnya setan berkeliaran ketika itu dan apabila berlalu sesuatu ketika malam
maka tahanlah mereka dan tutuplah pintu-pintu rumahmu serta sebutlah nama Allah, padamkan
lampu-lampu mu serta sebutlah nama Allah, ikatlah minuman mu serta sebutlah nama Allah dan
tutuplah sisa makanan mu serta sebutlah nama Allah (ketika menutupnya)
Hadist di atas berarti bahwa Jin dan setan tidur di waktu siang dan menjelang petang mereka
keluar untuk mencari rezeki dan makanan, baik laki-laki maupun perempuan, baik yang dewasa atau
anak-anak.

- Jenis Jin

Al-Jan
Jenis yang pertama ini adalah pengertian jin secara umum, yaitu jenis jin yang berpotensi
seperti layaknya manusia. Jin ada yang laki-laki dan adapula yang perempuan, ada jin yang muslim dan
adapula yang non muslim, jin juga membutuhkan makan, minum, tidur, bersenggama dan sebagainya.
Walhasil jin pada kategori JAN tidak banyak berbeda dengan manusia pada kategori al-insan.

4
Al-Amir
Biasanya disuatu tempat, dikamar mandi, dirumah atau dimanapun ada suara atau bunyian
yang menirukan perbuatan manusia. Seperti halnya ada suara orang wudhu atau orang mandi,
padahal dikamar mandi tersebut tidak ada siapa-siapa. Hal ini boleh jadi adalah perbuatan jin pada
kategori AL-AMIR. Maka biasanya orang menyebutnya sebagai setan tek-tek. Karena memang jenis
jin ini suka menirukan perbuatan atau kebiasaan manusia, dengan maksud menakut-nakuti.
Al-Amir juga terkadang mengikuti orang yang sedang membaca, bernyanyi dan sebagainya
atau mengikuti orang yang sedang shalat dibelakangnya. Meskipun demikian kita tidak usah takut,
karena bisa saja dia tidak jahat, hanya karena ingin menjadi makmum atau ingin belajar membaca
atau menyanyi.
AL-Ifrit
Ifrit adalah jenis jin yang berpotensi sebagai pembantu ataupun khodam bagi manusia. Dalam
hal ini ada ifrit yang muslim dan baik, yang tentunya bisa menjadi khodam pada manusia yang muslim
dan baik pula. Adapula ifrit yang berprilaku jahat dan kafir yang dimanfaatkan oleh para tukang sihir
dan dukun, seperti ifrit-ifrit yang bekerjasama dengan pesihir terkemuka luar negeri seperti David
Caverfil.
Al-Arwah
Jenis jin yang keempat inilah yang sering dan biasa menggoda manusia, terkadang al-arwah
menjelma dirinya sebagai orang tua kita yang telah meninggal atau sebagai dedemit dan sebagainya.
Sehingga dapat mengelabuhi sebagian masyarakat kita dan menakut-nakuti mereka yang
mempercayainya. Sebenarnya jenis jin al-arwah ini termasuk golongan jin yang sangat kuat dan sangat
nakal. Disebutkan paling kuat karena mereka dapat menjelma dirinya menjadi apa saja dengan
mengerahkan kekuatan ilmu yang dimilikinya dan disebut nakal karena sering menggoda dan
menakut-nakuti manusia. Jika diibaratkan manusia, maka jenis jin dari golongan Al-arwah semacam
preman yang suka usil terhadap masyarakat setempat dan terutama kepada perempuan sendirian
dijalanan.
As-Syaiton
Berbeda dengan al-arwah, as-syaiton adalah jenis jin yang selalu menggoda manusia dari segi
keimanan, kerohanian dan kejiwaan. As-syaiton sangat berbahaya dibandingkan jenis jin lainya,
karena as-syaiton merasuk kedalam hati manusia untuk membisikan kekafiran, keingkaran dan
kejahatan. Dalam surat an-naas dijelaskan bahwa bukan hanya jin jahat dan ingkar yang termasuk
dalam golongan as-syaiton, manusia yang yang berprilaku dzalim dan lalai termasuk dalam kategori
ini. Mengenai hal ini ada sebagaian ulama yang berpendapat bahwa setan adalah sebuah sifat jahat
dari manusia dan jin. Jadi kesimpulanya adalah setan bukan berupa wujud atau benda, melainkan
sebuah sifat atau perbuatan.
Kelompok Jin
Jin juga seperti manusia yang ingin melanjutkan keturunan dan hidup berkelompok-
kelompok. Suku dan kelompok Jin sangat banyak dan berbicara dalam berbagai dialek dan bahasa.
Ada beberapa ulama membagi Jin ke beberapa kelompok, diantara adalah kelompok yang menunggu
kubur, kelompok yang menunggu gua, kelompok yang menunggu mayat manusia, kelompok yang
menunggu hutan, kelompok yang menunggu bukit tinggi, kelompok yang menunggu air mata air, grup
yang menunggu danau, kolam, teluk, kuala, pulau dan sebagainya.
Jin, Ifrit, Setan dan Iblis
Jin, Ifrit, setan dan Iblis adalah merupakan bagian dari golongan Jin, hanya saja tugas dan
fungsi mereka yang berbeda. Jin sebagaimana yang telah dijelaskan di atas adalah sejenis mahkluk

5
Allah yang tersembunyi dan tidak terlihat oleh manusia. Pengetahuan mereka lebih luas dan sangat
panjang usianya.
Sedangkan Ifrit adalah golongan Jin yang sangat kuat dan pandai menipu serta sangat busuk
hati terhadap manusia. Golongan ini sangat sombong dan durhaka kepada Allah.
Iblis dan setan juga terdiri dari golongan Jin dan mereka adalah kaum Jin yang sangat sombong lagi
durhaka, pengacau dan menjadi musuh utama manusia dan mendapat kutukan Allah hingga hari
kiamat.
Sebagaimana Firman Allah:
Iblis menjawab: Sebab engkau telah menghukum saya dengan tersesat, saya akan mencegah halangi
mereka dari jalan Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangani mereka dari depan dan dari
belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Engkau tak akan menemukan kebanyakan dari mereka
bersyukur (taat).
Beberapa ulama berpendapat bahwa Azazil itu bukanlah nenek moyang Jin, sebenarnya ia
adalah Jin yang paling abid dan alim di kalangan Jin yang diangkat menjadi ketua ahli-ahli ibadah
kepada Jin dan Malaikat. Dia menjadi angkuh dan diri di atas keilmuan, ketakwaan dan banyak
beribadat serta asal usul kejadiannya dibandingkan dengan manusia (Adam). Maka dengan sifatnya
yang sombong itu Allah telah melaknatnya menjadi kafir dengan nama Iblis.
Mulai dari saat itulah Iblis melancarkan gerakan permusuhan dengan manusia sampai hari
kiamat.
Allah telah menjelaskan bahwa ada tiga jenis permusuhan dilakukan oleh Jin ke atas manusia yaitu:
1. Dalam Kejahatan (As-Suu): yaitu gemar membuat dosa-dosa dan maksiat hati dan segala
anggota tubuh.
2. Kekejian (Al-Fahsyaa ): yaitu kejahatan yang lebih buruk dan jahat. Kekejian ini adalah bagian
dari hal yang membawa kepada kedurhakaan dan maksiat kepada Allah.
3. Dalam kebohongan dan menipu Allah dalam perbuatan, kata dan nawaitu.
Khadam
Khadam adalah pembantu atau suruhan yang akan membantu tuannya apabila di minta. Khadam
terbagi atas dua golongan, yaitu:
1. Khadam Asal.
Khadam asal adalah terdiri dari rohani Malaikat dan Jin Islam peringkat tinggi yang nama
mereka adalah nama malaikat. Ia tidak meminta syarat apapun kepada tuannya. Khadam jenis
ini diharuskan oleh syarak.

2. Khadam Bersyarat.
Khadam jenis ini adalah terdiri dari Jin alam rendah terdiri dari Jin Islam atau Jin kafir.
Golongan ini datang ke tuannya dengan perjanjian dan beberapa syarat khusus dan umum,
baik yang bertepatan dengan hukum syariah atau yang diharamkan oleh syarak. Khadam jenis
ini diharamkan oleh Islam.
Khadam bersyarat ini akan datang menolong melalui salah satu cara berikut:
A. Dampingan Luar.
Khadam ini akan mendampingi dan menolong tuannya melalui eksternal saja, yaitu hanya
dalam perbuatan, ucapan atau qasad hati.
B. Dampingan Internal.

6
Khadam jenis ini juga dikenal sebagai Tanasakhul aruah atau penjelmaan khadam atau Jin
dalam diri seseorang (menurun) dengan menamakan diri mereka, saat menurun dengan nama-nama
tertentu seperti Nabi Khidhir, Panglima Hitam, Wali Songo dan sebagainya.
Jin yang meresap dalam cara ini memungkinkan orang yang diresapi itu menunjukkan keajaiban dan
hal-hal yang luar biasa seperti berbicara dalam bahasa Jawa, Arab, Inggris dan sebagainya, padahal
sebelumnya orang tersebut tidak mengetahui sedikit pun bahasa-bahasa tersebut.

d. Kehidupan Jin
- Pemerintah-Pemerintah Jin
Jin juga memiliki pemimpin dan kerajaannya yang tersendiri. Raja Jin alam bawah yang kafir
adalah seperti Mazhab, Marrah, Ahmar, Burkhan, Syamhurash, Zubaiah dan Maimon. Empat raja Jin
Ifrit (Jin yang paling jahat) yang memiliki pemerintah besar yang menjadi menteri pada Nabi Allah
Sulaiman as adalah Thamrith, Munaliq, Hadlabaajin dan Shughal.
Sedangkan Raja Jin Alam atas yang Islam adalah Rukiyaail, Jibriyaail, Samsamaail, Mikiyaail, Sarifiyaail,
Ainyaail dan Kasfiyaail. Raja Jin yang menguasai Teman Jin tersebut bernama THOTHAMGHI YAM YA
LI. Sedangkan Malaikat yang mengontrol seluruh Jin-Jin di atas bernama Maithotorun yang bergelar
QUTBUL Jalalah.
Anak-anak Iblis juga memiliki pemerintah yang besar antaranya:
1. Thubar Merasuk manusia yang di timpa musibah dan bala
2. Daasim Merasuk manusia untuk menceraikan ikatan silatulrahim, rumah tangga, keluarga,
sahabat handai, jemaah dan sebagainya.
3. Al-Awar Merasuk manusia untuk meruntuhkan akhlak, berzina, minum arak, berjudi dan
sebagainya.
4. Zalanbuur Merasuk manusia dengan api permusuhan dan pembunuhan.
- Agama Suku-suku Jin
Jin Juga seperti manusia, yaitu ada yang baik, ada yang jahat, ada yang saleh, ada yang tidak
saleh, ada yang alim lagi mukmim, ada ada yang kufur, ada yang murtad, fasik dan zalim, ada yang
masuk surga dan ada yang disiksa oleh Allah ke neraka di akhirat.
Mayoritas suku-suku Jin terdiri dari golongan Jin kafir. Golongan Jin kafir ini kebanyakanya
beragama Yahudi, Kristen, Komunis dan sangat sedikit dari mereka yang beragama Buddha dan
Majusi. Ada juga golongan Jin yang tidak beragama. Golongan Jin yang memeluk Islam hanyalah sedikit
dan terdiri dari kaum minoritas jika di bandingkan dengan keseluruhan jumlah Jin.
Seperti juga manusia biasa, Jin juga mempunyai tingkat-tingkat iman, ilmu dan praktik
tertentu yang berdasarkan iman dan amal mereka kepada Allah. Walaupun Jin Islam yang paling tinggi
imannya dan paling saleh amalannya serta paling luas serta banyak ilmunya, tetapi masih ada pada
diri mereka sifat-sifat madzmumah seperti menyombongkan diri, riak dan sebagainya, tetapi mereka
mudah menerima teguran dan pengajaran.
Mungkin inilah yang sering dikatakan bahwa sebaik-baik Jin itu adalah sejahat-jahat manusia
yang fasik. Tetapi perbedaannya manusia yang paling jahat susah menerima pengajaran dan teguran
yang baik.
Golongan Jin Islam yang umum dan Jin kafir suka merasuk manusia yang awam dengan
berbagai cara, karena pada pandangan mereka manusia-manusia yang umum itu bukanlah manusia
sebenarnya, sebaliknya adalah rupa seekor binatang. Manusia yang Khawas dan Khawasil-Khawas
tidak dapat di rasuk oleh Jin, bahkan Jin pula akan datang kepada mereka untuk bersahabat.

e. Interaksi Antara Manusia dan Jin

7
- Melihat Jin
Pada prinsipnya Jin tidak dapat di lihat, di sentuh dan di dengar oleh manusia dalam bentuk
yang asal sebagaimana saat diciptakan, kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu, Jin dapat di lihat dalam
bentuk rupa yang diingininya.
Jin juga bisa di lihat oleh manusia dalam keadaan dibuka mata batinnya atau ketika meminum
air yang sudah didoakan atau kemauan Jin itu sendiri untuk memperlihatkan dirinya kepada manusia.
Di dunia semua Jin dapat melihat manusia sedangkan manusia yang Khawas dan Khawasil-Khawas saja
yang dapat melihat Jin selain para Nabi dan Rasul. Sedangkan di akhirat semua manusia mukmin yang
ahli surga dapat melihat Jin sedangkan Jin yang Khawas dan Khawasil-Khawas saja yang dapat melihat
manusia.
Adapun kelebihan Jin yang telah diberikan oleh Allah adalah kemampuannya untuk mengubah
dirinya dalam berbagai bentuk. Misalnya dalam perang Badar, Iblis telah menampakkan dirinya dalam
bentuk seorang lelaki dari Bani Mudlij dan setan juga dalam rupa Suraqah bin Malik yang datang
membantu tentara musrikin memerangi tentara Islam. (Iblis dan setan adalah juga merupakan bagian
dari golongan Jin).
Dalam Sahih Bukhari juga ada meriwayatkan bahwa adanya Jin yang menampakkan dirinya
dalam bentuk ular dan membunuh seorang pemuda yang mencoba membunuh ular tersebut. Selain
itu Jin juga bisa menampakkan dirinya dalam bentuk rupa hewan lain seperti bentuk rupa kucing,
anjing dan sebagainya.
- Bersahabat dengan Jin
Banyak di kalangan orang-orang Indonesia yang bersahabat dan menjadikan Jin sebagai
pembantu dan Khadam mereka untuk membantu mereka melaksanakan tugas-tugas tertentu.
Misalnya seperti dukun, pesulap, pengobatan alternatif dan sebagainya.
Namun tidak semua kaum di atas yang menggunakan Jin dalam kerja harian mereka. Ada juga
golongan tersebut yang benar-benar memiliki keterampilan alami tanpa pertolongan dari Jin.
Singkatnya kita sebagai seorang Islam yang bersahabat dengan para Jin Islam maupun Jin kafir
akan lebih banyak mendapatkan keburukannya dibanding kebaikan yang akan kita peroleh. Jin akan
selalu merasuk dan mendorong manusia supaya melakukan kejahatan dan maksiat tanpa kita sadari.

- Masuknya Jin Kedalam Tubuh Manusia


Jin bisa merasuk dan masuk ke dalam diri manusia dengan berbagai cara dan manusia yang
mengunakan layanan Jin untuk melakukan pengkhianatan kepada manusia lain pun melalui berbagai
cara.
Sebagaimana sebuah hadis Rasulullah saw yang telah diriwayatkan oleh Sayidah Syafiyyah
binti Huyay, bahwa Rasulullah pernah bersabda yang maksudnya:
Sesungguhnya setan (Jin) itu berjalan dalam tubuh anak Adam sebagaimana darah yang mengalir
dalam tubuhnya.
Dari hadis di atas jelaslah bahwa Jin dapat masuk kedalam tubuh manusia dan berjalan melalui
urat nadi dan darah manusia. Jin dapat berjalan dalam tubuh manusia seperti arus listrik yang mengalir
dalam kabel. Jin juga dapat menguasai manusia sehingga ia dapat menyebabkan perkelahian antar
sesama manusia, manusia hilang ingatan, hilang kesadaran dan lain-lain lagi.
Jin bisa merasuki tubuh manusia baik diminta sendiri oleh manusia atau tanpa di sadari oleh
manusia itu sendiri. Jin mendampingi dan merasuki manusia melalui salah satu cara berikut.
Diantaranya melalui Khadam atau manusia itu sendiri yang menjadikan Jin sebagai sahabatnya.
1. Melalui saka Baka.
2. Melalui Mantra-mantra yang di lakukan oleh manusia lain.

8
3. Karena manusia itu sendiri lupa terhadap Allah atau melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah,
berarti mendekatkan diri untuk diperdaya oleh jin dan syaithan.
4. Melakukan kejahatan terhadap Jin, seperti menjatuhkan benda berat ditempat yang ada
Jinnya,tanpa menyebut nama Allah sehingga menyebabkan kematian anak Jin.
5. Karena ada Jin laki-laki yang jatuh cinta kepada perempuan yang suka bersolek atau perempuan
yang suka keluar rumah untuk memperlihatkan kecantikannya dan tidak memakai kerudung serta
suka menunjukkan auratnya.
6. Membaca jampi-jampi, doa atau ayat-ayat tertentu yang dapat mendatangkan Jin.
Apabila Jin telah merasuki raga manusia, walaupun dengan cara apapun Jin tersebut akan mendiami
salahsatu dari tempat berikut di anggota tubuh manusia. (mekipun sebenarnya mereka bebas
bergerak kemanapun dalam raga manusia) Diantara tempat-tempat tersebut adalah:
1. Mereka berkumpul di mata kanan dan kiri. Oleh sebabitu jika seseorang telah dirasuki Jin didalam
badan mereka, mereka tidak akan berani berhadapan mata dengan orang lain.
2. Berada di telinga kanan dan kiri, oleh karena itu manusia yang telah dirasuki Jin tidak suka
mendengar nasehat dan teguran yang baik dan sangat suka mendengar hal-hal maksiat seperti musik
yang melalaikan dan sebagainya.
3. Berada di mulut manusia, oleh sebab itu manusia yang telah dirasuki Jin sangat suka berbicara
hal-hal yang tidak berguna dan mendatangkan dosa seperti mengumpat, mencela, menghina manusia
lainnya dan sebagainya.
4. Berada di hidung manusia, sehingga menyebabkan manusia suka menghirup hal-hal yang tidak
tidak dan dapat merusak diri manusia sendiri.
5. Berada dipusar, sehingga menyebabkan orang tersebut selalu mengalami sakit perut dan berbagai
penyakit yang tidak dapat dideteksi oleh dokter.
6. Berada di kemaluan manusia, sehingga menyebabkan manusia suka melakukan hal-hal maksiat
seperti berzina dan sebagainya.
Manusia yang selamat dari ganguaan Jin, Iblis dan setan adalah manusia yang selalu berada
dalam Tauhid dan jalan Allah, melalui lidah, anggota badan dan hati, mereka juga berakhlak seperti
akhlak Rasulullah serta rajin beramal dan menjalankan syariat Islam.
Jalan terdekat untuk berada dalam tauhid Allah adalah dengan kita mengambil contoh
perbuatan dan akhlak orang-orang yang berada dalam tauhid Allah, seperti Nabi Muhammad,
sahabat-sahabat beliau, para ulama dan sebagainya.
Dengan mengikuti segala ajaran yang telah di ajarkan oleh rasulullah, melaksanakan semua
perintah Allah dan menjauhi larangannya kita akan aman dari gangguan para Jin, Iblis, setan atau
sejenisnya. Seperti kata para Ulama:
Kun MaAllah fain lam Takun maAllah, fakun maa man maAllah fainnahu yusiluka illallaah
Maksudnya adalah:
Hendaklah jadikan diri kamu bersama Allah, maka jika kamu tidak dapat menjadikan diri kamu
bersama Allah hendaklah kamu jadikan diri kamu bersama dengan mereka yang telah beserta dengan
Allah, maka sesungguhnya yang demikian itu akan menyampaikan diri kamu kepada Allah

f. Penyakit yang Ditimbulkan Jin


1. Penyakit akibat dari keturunan.
Terkadang ada beberapa orang yang mempunyai suatu penyakit yang di akibatkan dari
keturunan atau lebih tepat lagi penyakit yang diakibatkan oleh saka-baka. Penyakit ini disebabkan oleh
keturunan mereka, apakah kakek, nenek, moyang atau ada silsilah keturunan mereka yang membela
atau bersahabat dengan Jin, pada jaman dahulu, dan apabila mereka meninggal maka mereka akan

9
mewarisi Jin peliharaan tersebut atau keturunannya tidak mengetahui jikalau kakek nenek mereka
dahulu ada yang bersahabat atau memelihara Jin, lalu mereka meninggal sebelum sempat membuang
Jin peliharaan tersebut.
Kebanyakan dari kita tidak peduli bahkan tidak tahu asal usul keturunan mereka atau peran
nenek moyang kita di zaman dahulu, di dalam masyarakat mereka pada ketika itu. Ada beberapa dari
orang-orang tua kita di zaman dahulu yang membela dan bersahabat dengan Jin.
Mereka bersahabat dengan Jin dengan berbagai tujuan. Selain itu mereka juga membela Jin
untuk menjaga dan mengawasi harta benda mereka dari pencurian, karena pada waktu itu masih
belum ada polisi dan sebagainya, dan ada juga yang menggunakan Jin untuk membuka kampung,
dusun, kebun dan sebagainya, jadi Jin inilah yang akan bekerja menebas dan sebagainya untuk
tuannya itu. Karena pada saat itu masih belum ada mesin modern dan peralatan yang.
Untuk mendapatkan bantuan dan bersahabat dengan Jin, mereka akan membuat berbagai
perjanjian dan jamu an serta upacara pemujaan Jin. Setelah perkembangan teknologi dan
terciptanya alat-alat modern dan ditambahkannya dengan kesadaran agama yang semakin mendalam
di kalangan orang-orang sekarang, maka dengan itu bantuan Jin-Jin tersebut tidak lagi diperlukan.
Oleh karena itu anak-cucu dan keturunan orang yang membela dan bersahabat dengan Jin
tersebut tidak lagi melakukan upacara-upacara men jamu Jin sebagaimana yang dilakukan nenek
moyang mereka dahulu, bahkan mereka juga telah lupa atau tidak tahu bagaimana untuk
melakukannya. Maka dari itu Jin-Jin tersebut akan selalu mengawasi dan menunggu kesempatan
untuk menggangu keturunan tuannya, demi agar mereka di puja dan di jamu sebagaimana pada
jaman nenek moyang keturunannya.
Jin tersebut akan mencari dan menggangu keturunan tuannya selama-lamanya, selagi
keturunan tersebut tidak membuang Jin belaan tersebut. Dalam keadaan biasa Jin tersebut tidak
menggangu keturunan tuannya, tetapi jika ada salah seorang dari anggota keluarga keturunannya itu,
di ganggu atau dianiayai oleh orang lain dengan menggunakan Jin, maka Jin keturunan tersebut akan
datang membantu.
Tetapi Jin keturunan tidak dapat melakukan apa-apa karena cucu cicit tuannya tidak tahu
untuk mengadakan upacara untuk membela dan memanggil Jin tersebut, tambahan lagi mereka juga
tidak mengetahui adanya Jin belaan nenek moyang mereka yang selalu mengawasi dan mengikuti
perkembangan keluarga mereka. Pada ketika itu Jin keturunan tersebut pula yang akan bersama-sama
dengan Jin yang di kirim untuk menaniayai anggota keluarga tersebut. Jin yang di kirim dan Jin
keturunan sama-sama akan menggangu keluarga tersebut, bahkan gangguan Jin keturunan tersebut
lebih kuat dari Jin yang dikirim oleh orang yang khianat itu.
Jika orang yang mengalami gangguan tadi berobat, maka penyakit yang di akibatkan oleh Jin
yang di kirim oleh orang yang mengkhianati keluarga tersebut akan lari dan penyakit yang
diakibatkanya juga akan sembuh, tetapi penyakit yang diakibatkan oleh Jin keturunan tersebut tidak
akan sembuh, meskipun diobati,akan tetapi jika Jin keturunan tersebut dibuang dari keturunan
keluarga tersebut maka penyakitnya akan hilang.
Kebanyakan penyakit yang diakibatkan oleh Jin keturunan ini sangat parah dan tidak bisa di
obati oleh dokter dan rumah sakit, karena jika dipemeriksaan di rumah sakit, dokter akan mengatakan
bahwa pasien tersebut normal dan tidak mengalami penyakit apapun. Sedangkan pasien tersebut
menderita penyakit yang sulit digambarkan oleh siapapun, kecuali orang yang pernah mengalaminya
sendiri.
Tanda-tanda adanya penyakit keturunan.
Adapun tanda-tanda orang yang memiliki keturunan dari pembela atau orang yang
bersahabat dengan Jin. Diantaranya:

10
a. Mudah terasuki jin
b. Cemburu
c. Iri hati
d. Buruk Sangka
e. Selalu memimpikan orang minta diadakan jamuan atau makan Klasifikasi Keturunan.
f. Panas baran
g. Was-was dalam melakukan pekerjaan
h. Suka berkelahi / berbuat onar
i. Ada halangan dan pembatasan dalam pekerjaan
2. Gila.
Gila yang diakibatkan oleh masuknya Jin ini terdapat berbagai jenis. Diantara yang sering terjadi
adalah:
i. Gila Babi atau gila yang seumpamanya.
Penyakit gila babi sering di kaitkan dengan babi sebab, bila didatangani penyakit tersebut,
pasien itu suka menyondol nyondol seperti Babi dan jika dibiarkan mereka akan masuk kedalam air
dan besar kemungkinan akan mati lemas. Penyakit gila seperti ini biasanya ada kaitan dengan
keturunan atau saka baka yang berpuncak dari kerasukan Jin.
Biasanya benih manusia jenis ini sudah bercampur dengan benih Jin keturunannya saat jatuh
benih ketika si ibu dan bapa melakukan persetubuhan. Meskipun mereka telah membaca doa seperti
yang dianjurkan oleh Nabi saw, namun oleh karena Jin tersebut telah ada dalam diri orang tersebut
dalam saka baka dan keturunan tadi, maka Jin atau saka baka tadi tidak mudah meninggalkan mereka,
melainkan saka-baka atau Jin tersebut telah di buang dari keluarga tersebut. Maka dari hasil itulah
terdapat ramai dari kalangan orang-orang yang mendapat anak yang cacat luar biasa, gila dan
sebagainya.
ii. Gila Mereyam.
Gila mereyam sering terjadi pada wanita yang baru lepas bersalin. Orang sering mengaitkan
gila mereyam disebabkan oleh batu meriyam yang tidak masuk kembali pada tempat asalnya. Seperti
Sinseh Cina mil meriyam itu di kenali sebagai Black Stone atau batu Hitam yang menurut mereka, bila
batu itu naik ke kepala akan menyebabkan seseorang perempuan menjadi gila.
Gila yang disebabkan oleh batu meriyam ini paling ringan adalah perempuan tersebut akan suka
berbedak atau bersolek, meskipun baru melahirkan anak dan berkelakuan luar biasa. Antara yang
paling parah adalah mereka sanggup memukul orang atau lari dari rumah dan berkeliaran di atas jalan-
jalan atau mengembara di berbagai tempat. (Gila ini biasanya tidak berhubungan dengan Jin)
iii. Gila Isim
Gila Isim adalah disebabkan orang tersebut beramal dengan ayat-ayat yang di terima tanpa
melalui guru. Penyebab gila ini adalah panas yang disebabkan oleh khadam penjaga ayat tersebut dari
gulungan Jin yang menggangunya.
Gila jenis ini sering terjadi kepada mereka yang menuntut sesuatu ilmu atau beramal dengan sesuatu
ilmu tanpa silsilah yang sahih, yaitu tanpa melalui guru, melakukan sesuatu yang bukan tuntunan
Rasulullah saw.
iv. Gila Kena Rasuk / Gila akibat Sihir.
Kedua jenis gila di atas disebabkan Jin yang di suruh oleh tuannya atau Jin yang tidak bertuan.
biasanya mereka yang terkena jenis ini aggresif dan suka melawan manusia jika di ganggu atau
mencoba untuk mengobati.

g. Cara Menghindari Gangguan Jin

11
1. Mohon Perlindungan kepada Allah
Allah berfirman, Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah
perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. Al-
Araf:200).
Selain itu, Adi Bin Tsabit meriwayatkan dari Sulaiman bin Shard, katanya, Sungguh aku tahu ada
kalimat sekiranya seseorang mengucapkannya, niscaya sirna sesuatu yang menggelisahkannya. Jika
seseorang mengucapkan Taawudz.
2. Membaca Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas
Kedua surat tersebut memang memiliki pengaruh yang dahsyat terhadap kejahatan dan gangguan
setan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah selalu membacanya setiap malam saat akan tidur.
3. Membaca Ayat Kursi
Mungkin anda ingat pada kisah yang diriwayatkan oleh Abu Hanifah saat beliau menjaga tugas
tempat penyimpanan zakat Ramadhan. Ada pencuri yang mencuri ke gudang tersebut tiga malam
beturut-turut. Pada malam pertama dan kedua, karena kasihan Abu Hurairah melepaskannya. Tapi
pada malam ketiga Abu Hurairah bersikeras tak akan melepaskannya walaupun si pencuri memohon-
mohon. Abu Hurairah berniat menghadapkan si pencuri pada Rasulullah. Tapi akhirnya Abu Hurairah
melepaskannya juga karena si pencuri mengajari Abu Hurairah ayat Kursi. Belakangan diketahui
bahwa si pencuri adalah setan yang menyamar.
Khasiat Ayat Kursi memang luar biasa. Disebutkan, bila ayat Kursi dibaca saat akan tidur, maka orang
tersebut akan senantiasa dijaga oleh penjaga dari Allah dan tak akan didekati setan sampai pagi.
4. Membaca Surat Al-Baqarah
Rasulullah pernah bersabda, Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti
kuburan. Sesungguhnya rumah yang didalamnya surat Al-Baqarah dibaca tidak dimasuki setan.
5. Membaca Akhir Surat Al-Baqarah
Rasulullah pernah bersabda, Sesungguhnya Allah menulis satu kitab 2000 tahun sebelum
menciptakan mahluk. Dia menurunkan darinya dua ayat yang dijadikan-Nya sebagai penutup surat Al-
Baqarah. Tidaklah keduanya dibaca dalam suatu rumah tiga malam (berturut-turut) lantas setan
menetap disana.
6. Membaca Tiga Ayat Pertama Surat Al-Mukmin dan Ayat Kursi
Rasulullah bersabda, Barangsiapa membaca tiga ayat pertama surat Al-Mukmin dan ayat
Kursi di pagi hari, niscaya dia dijaga dengannya sampai sore. Dan barangsiapa membacanya disore
hari, niscaya dia dijaga dengannya sampai pagi.
7. Membaca bacaan berikut:
LAAILAAHAILLALLAAHU WAHDAHULAA SYARIIKALAH. LAHULMULKU WA LAHULHAMDU
WAHUWA ALAKULLI SYAIINKODIIR.
Bacaan tersebut dibaca 100 kali sehari, maka faedahnya adalah memerdekakan 10 budak, ditulis bagi
pembacanya 100 kebaikan, dihapus darinya sepuluh keburukan, dan dia mendapatkan penjagaan dari
setan sehari itu sampai sore.
8. Wudhu dan Shalat
Kedua hal tersebut merupakan perkara terbesar untuk membentengi diri dari setan, terutama saat
diliputi amarah dan syahwat. Maka bila seseorang sedang bergejolak kemarahannya, berwudhulah
dan shalatlah, maka kemarahan tersebut akan mereda.
9. Tidak Berlebihan dalam Pandangan, Bicara, Makan, dan Bergaul.
Seringkali setan dapat menguasai seorang manusia dari keempat pintu tersebut.
Pandangan merupakan pangkal fitnah, berlebihan dalam memandang dapat menimbulkan angan2,
sibuk dengannya dan memikirkan cara untuk mendapatkannya.

12
Sedangkan, berlebihan dalam berbicara juga membuka semua pintu kejahatan
bagi setan.Pada sebuah Hadits diceritakan bahwa manusia bisa diseret ke dalam neraka hanya karena
buah ucapan mereka sendiri.
Berlebihan makan mendorong berbagai kejahatan. Perut kenyang memberikan kekuatan
pada tubuh untuk berbuat maksiat dan memberatkan untuk berbuat baik. Banyak sudah kemaksiatan
yang disebabkan perut terlalu kenyang, dan banyak pula ketaatan yang tidak bisa dikerjakan karena
rasa malas yang ditimbulkan perut yang kenyang.
Terakhir, berlebihan dalam bergaul dapat menghilangkan nikmat adan menebarkan permusuhan, rasa
dengki, iri, dan berbagai penyakit hati lainnya.

10. Memperbanyak Dzikir pada Allah SWT


Nabi telah menyampaikan lewat Hadits bahwwa seorang hamba hanya bisa menjaga hatinya
dari godaan setan dengan berdzikir pada Allah. Jika seorang hamba mengingat Allah, maka setan akan
menjauh dan begitu pula sebaliknya.

h. Pengertian Setan
Kata setan atau syaithan dalam bahasa Arab terambil dari bahasa Ibrani yang berarti
lawan atau musuh. Namun para pakar Mesir cenderung lebih berpendapat bahwa syaithan (setan)
merupakan kata Arab asli yang sudah sangat tua, ini dibuktikan dengan adanya sekian kata Arab asli
yang dapat dibentuk dengan bentuk kata Syaithan. Misalnya

, ,
,
yang mengandung
arti jauh, sesat, berkobar, dan terbakar serta ekstrim.

Menurut Quraish Shihab sebagaimana yang ditulis oleh Ahmad bin Muhammad Ali Al-Fayyumi
dalam bukunya Al-Misbah Al-Munir dijelaskan, bahwa kata Syaithan boleh jadi terambil dari
kata syathana yang berarti jauh, karena setan menjauh dari kebenaran atau menjauh dari rahmat
Allah. Boleh juga terambil dari kataSyaatha dalam arti melakukan kebatilan atau terbakar.

Setan juga disebut dengan taghut, berkata Al-Aqqad bahwa disebut taghut karena dia telah
melampui batas dan durhaka kepada Tuhannya, menganggap dirinya sebagai Tuhan yang disembah,
yang pada kebalikannya makhluk ini telah putus asa dari rahmat Allah. Oleh karena itu, ia dinamakan
iblis.

Setan banyak ditemukan didalam Al-Quran yaitu berasal dari alam jin. Jadi, ketika kita kembali
melihat pengertian jin itu sendiri, kita akan menemukan bahwa setan itu adalah termasuk dalam
golongan jin yang kafir. Namun antara jin dan setan pun ada perbedaannya.

Jin, adalah makhluk halus yang diciptakan Allah dari api. Jin yang membangkang dan mengajak
kepada kedurhakaan adalah salah satu jenis setan. Manusia yang durhaka dan mengajak kepada
kedurhakaan juga dinamai setan. Jadi, setan tidak selalu berupa jin tetapi dapat juga dari jenis
manusia. Dalam firman Allah Q.S. Al-Anam : 112






)(

13
Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis)
manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)..

Selanjutnya apapun atau siapapun selain jin dan manusia yang mengakibatkan keburukan
atau sesuatu yang tidak menyenangkan, juga dapat dinamai setan. Karena tidak semua jin itu adalah
kafir.

Setan juga dapat membuat manusia menjadi kafir, terlihat dalam surat al-Baqarah ayat 268:


)(

syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karuni,. dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.

Setan itu menakut-nakuti orang yang akan bersedekah dengan kefakiran, dan menganjurkan
agar berlaku bakhil. Setan memberikan inspirasi kepada mereka, bahwa meninfakkan harta itu
akibatnya adalah fakir (miskin). Karena itu, harus tetap dipegang teguh dan menimbunnya lantaran
kebutuhan yang banyak.

Pengertian menakut-nakuti dikatakan janji yang artinya memberi berita yang akan terjadi
kepada orang yang diberi berita. Padahal, setan itu tidaklah menyebabkan ia fakir. Dalam makna kata
ini terkandung pengertian yang berlebih-lebihan dalam pemberitaan. Jadi, pengertiannya seolah-olah
kefakiran itu pasti akan menimpa orang yang mengeluarkan infak, dan seolah kefakiran itu ditentukan
oleh setan.

Dalam QS. Saba ayat 39 bahwa Allah akan mengganti untuk orang-orang yang berinfak.



)(

Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang
kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.

i. Karakteristik Setan
1. Ketersembunyian

Kalau saja hanya ketersembunyian yang menjadi cirri khas setan dan jin, maka sepertinya ia
sudah cukup berat untuk dihadapi. Ketersembunyian itu digarisbawahi oleh Al-Quran dalam konteks
memperingatkan anak cucu Adam agar tidak tergelincir.

Musuh yang terlihat belum tentu mudah dihadapi, apalagi musuh yang tidak terlihat.
Ketersembunyian setan bisa jadi dalam satu tempat yang tidak diduga sama sekali, yakni dalam diri
manusia sendiri. Ia dapar membisikkan sesuatu dan merupakan bisikan dari lubuk hati yang terdalam.

14
2. Masuk dalam Diri Manusia

Rasul saw menjelaskan bahwa:

)
(



Sesungguhnya setan mengalir dalam diri putra putri Adam sebagaimana mengalirnya darah. (HR.
Bukhari dan Muslim melalui Shafiyat binti Huyay)

3. Kemampuan Berbentuk dengan berbagai Bentuk

Kemampuan berentuk dengan berbagai bentuk ada dua argument,ada yang percaya dan ada
yang menolak. Ada pun yang percaya, maka ia meyakini bahwa jin (setan) mampu mengubah
bentuknya. Tapi kemampuan itu hanya berupa kemampuan menciptakan ilusi bagi manusia, maka
bagi mereka semua, ini adalah suatu kekuatan yang lebih ampuh bagi jin dari kemampuannya
menyembunyikan diri. Ini karena dengan kemampuan mengambil aneka bentuk itu, ia dapat
mengambil bentuk manusia atau apa pun yang dihormati atau dikagumi, dicintai atau dibenci atau
bentuk apa saja yang pad akhirnya mengantar manusia yang lengah terjerumus dalam jurang yang
dikehendaki setan.

4. Sangat Lihai

Kelihaian setan terlihat pada kemampuannya menggambarkan sesuatu yang buruk dan
berdampak negatif sebagai sesuatu yang indah dan berdampak positif. Membunuh anak yang
merupakan salah satu perbuatan amat keji dan buruk, dilukiskannya sebagai sesuatu yang baik dan
perlu, demi memelihara kehormatan atau demi menghindarkan anak-anak wanita dari pemerkosaan,
perzinaan atau perbudakan. Ini antara lain dilukiskan oleh firman Allah swt:

)(

Demi Allah, Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu,
tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), Maka
syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih. (Q.S. An-Nahl:
63)

Sementara setan dari jenis manusia dewasa ini, ada yang menggambarkan minuman keras
sebagai keperkasaan dan kejantanan, tarian yang seksi sebagai seni dan budaya, demikian seterusnya.

Kelihaian setan juga tercermin pada upayanya mengiming-iming manusia dengan hal-hal yang
disukainya. Ini ditegaskan Al-Quran antara lain dalam Q.S. An-Nisa:120

)(

Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada
mereka, Padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.

15
Bahkan ia mengiming-imingi manusia dengan kebahagiaan ukhrawi, sampai ada diantara
mereka yang walau tidak percaya adanya hari kiamat, namun tetap menduga kelak akan memperoleh
kebaikan.

5. Gigih dan Sabar

Setan tidak pernah pupus tekadnya untuk menjerumuskan manusia. Tujuan utamanya
adalah menjadikan manusia melupakan Allah, mempersekutukan-Nya, bahkan mengingkari wujud-
Nya.

)(

(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika Dia berkata kepada
manusia: "Kafirlah kamu", Maka tatkala manusia itu telah kafir, Maka ia berkata: "Sesungguhnya aku
berlepas diri dari kamu, karena Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam". (Q.S. Al-
Hasyr:16)

Setan sadar bahwa tujuan utama itu tidak mudah dicapainya, karena itu ia melakukan
pentahapan. Ada enam tahap menurun yang menjadi tujuan siasatnya.

1. Mengajak manusia mempersekutukan Allah.

2. Mengajak kepada kedurhakaan yang sifatnya bidah yang pada gilirannya dapat mengantar
kepada kekufuran.

3. Mengajak melakukan dosa besar, seperti membunuh, berzina, dan durhaka kepada orang tua.

4. Mengajak melakukan dosa kecil.

5. Mengajak manusia melakukan hal-hal yang mubah yang dengan melakukannya manusia tidak
berdosa tetapi juga tidak memperoleh ganjaran. Dengan demikian manusia tidak memperoleh
keuntungan, bahkan rugi waktu.

6. Menghalangi manusia melakukan aktivitas yang banyak manfaatnya dengan mengalihkannya


kepada hal-hal yang manfaatnya sedikit.

Demikian siasatnya, tetapi harus diingat, bahwa bila yang paling ringan telah dicapainya, ia
berusaha meningkatkan rayuannya sedikit demi sedikit sehingga tujuan utamanya tercapai. Itu
sebabnya Allah swt berulang-ulang kali mengingatkan:

)(



Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa
yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan

16
perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya
kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji
dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Q.S. An-Nuur:21)

6. Berkolusi

Yang lebih parah lagi dari karakter setan ialah bahwa syetan berkolusi dengan nafsu
manusia. Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa setan (dapat) masuk ke dalam diri manusia, menyelami
jiwanya, sehingga pada akhirnya ia dapat mengetahui keinginan manusia. Keinginan tersebut
dijadikan jembatan setan atau pintu masuk mencapai tujuannya.

Keinginan nafsu yang menggebu untuk meraih gemerlap duniawi juga merupakan pintu
masuk setan. Melalui pintu ini ia mendorong manusia sekuat dan sebanyak mungkin dan dengan
berbagai cara sampai akhirnya manusia meninggalkan dunia ini:

)( ) (
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. (Q.S. At-
Takatsur:1-2)

17
C. Penutup
a. Kesimpulan

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa agama Islam itu sudah menjelaskan bahwa Jin itu
ada dan keberadaannya ada ditengah-tengah kita, banyaknya interaksi antara manusia dan jin untuk
hal-hal yang negatif saat ini sudah meresahkan mengingat banyaknya beban yang ada.

Setan juga termasuk jenis jin yang membangkang dan mengajak kepada kedurhakaan. Dan
tujuan penciptaan syetan antara lain sebagai berikut: menjerumuskan manusia kepada kesyirikan dan
kekufuran, menjerumuskan manusia pada dosa dan maksiat, merusak ibadah orang dan menghalangi
orang berbuat baik. Adapun karakteristik setan itu sendiri adalah ketersembunyian, masuk dalam diri
manusia, sangat lihai, gigih dan sabar dan berkolusi.

18

Anda mungkin juga menyukai