Bab Viii
Bab Viii
8.1 PENDAHULUAN
Hubungan induk-anak menyebabkan apa yang terjadi pada entitas anak berdampak
terhadap entitas induk. Kesalahan pencatatan laba entitas anak akan berakibat pada kesalahan
pencatatan pendapatan investasi dan nilai investasi. Bab ini akan membahas lebih jauh
pengaruh perubahan ekuitas entitas anak terhadap entitas induk. Perubahan ekuitas yang
dimaksud adalah penjualan saham tambahan dan transaksi saham perbendaharaan entitas
anak, baik yang dilakukan dengan entitas induk maupun dengan pihak eksternal.
Penjualan saham tambahan entitas anak baik kepada pihak eksternal maupun entitas
induk atau anak yang lain dalam satu kelompok usaha atau satu grup akan berdampak
terhadap entitas induk. Yang dimaksud dengan kelompok usaha adalah entitas induk dan
seluruh entitas anaknya (entitas anak lebih dari satu). Pembahasan lebih detail mengenai grup
akan disajikan dalam bab 9 dengan topik Klompeksitas Kepemilikan.
Misalkan entitas induk memiliki 800 saham dari 1.000 lembar saham entitas anak
yang berdedar. Hak entitas induk atas laba dan dividen entitas anak adalah 80% sesuai
dengan persentase kepemilikan induk atas anak. Apabila entitas anak menjual saham
tambahan 250 lembar lagi sehingga jumlah saham entitas anak yang beredar menjadi 1.250
lembar. Jika saham tersebut terjual kepada pihak eksternal, hak induk atas laba dan dividen
anak berkurang menjadi 64% karena kepemilikan induk atas anak hanya 800 lembar dari
1.250 yang beredar. Hal ini tampaknya tidak menguntungkan entitas induk, tetapi penjualan
saham tambahan entitas anak hanya dapat terlaksana atas persetujuan induk, karena aturan
Bapepam menyebutkan bahwa penjualan saham baru harus dilakukan melalui rapat umum
pemegang saham, sementara pemegang saham entitas anak terbesar adalah entitas induk.
Mengapa induk setuju pada penjualan saham entitas anak kepada pihak eksternal, sekalipun
hal itu mengurangi haknya pada entitas anak, akan dibahas dalam bab ini. Penjualan saham
baru entitas anak baik dibeli induk maupun pihak eksternal, menimbulkan persoalan
tersendiri dalam penyusunan kertas kerja konsolidasi.
Transaksi saham perbendaharaan entitas anak meningkatkan hak induk atas anak.
Misalkan induk memiliki 700 lembar dari 1.000 saham anak yang beredar atau 70%
kepemilikan atas anak. Apabila entitas anak menarik saham dari peredaran sebanyak 200
lembar yang bukan milik induk, hak induk atas anak akan menjadi 87,55 (700/800) sehingga
Bab ini membahas dampak perubahan ekuitas entitas anak terhadap induk yang
timbul dari transaksi penjualan saham tambahan dan transaksi saham perbendaharaan entitas
anak. Perubahan ekuitas anak berdampak terhadap induk apabila transaksi tersebut bukan
merupakan transaksi restrukturisasi entitas pengendali yang akan dibahas pada bagian
terakhir bab ini.
Misalkan PT Paula memiliki 800.00 lembar dari 1.000.000 lembar saham PT Simon. Nilai
investasi sama dengan kekayaan PT Simon yang dimiliki. Jumlah kekayaan pemegang saham
PT Simon per 1 Januari 2013 adalah sebagai berikut :
Laba PT Simon tahun 2013 adalah Rp 600 juta yang diperoleh merata sepanjang
tahun. Dividen sebesar Rp 200 juta diumumkan pada akhir bulan Desember.
Pada tanggal 1 Okober 2013, PT Simon menjual saham tambahan sebanyak 250.000
lembar kepada pihak eksternal di mana penjualan ini mempengaruhi PT Paula sebagai
berikut:
1. Pengurangan persentase kepemilikan PT Paula atas PT Simon. Sebelum PT Simon
menjual saham tambahan, PT Paula memiliki penguasaan 80% (800.000/1.000.000)
atas PT Simon. Penjualan saham tambahan PT Simon menyebabkan hak PT Paula
atas PT Simon menjadi 64% (800.000/1.250.000), yaitu terjadi penurunan 16%.
2. Perubahan jumlah kekayaan entitas anak yang dimiliki induk. Nilai buku kekayaan
pemegang saham PT Simon per 1 Oktober adalah Rp 2,95 miliar, yakni kekayaan
awal ditambah laba hingga tanggal 1 Oktober 2013 Rp 450 juta (9,12 x Rp 600 juta).
Nilai buku per lembar saham adalah Rp 2.950 untuk saham yang beredar sebanyak 1
juta lembar. Apabila PT Simon menjual saham tambahan pada harga yang sama
dengan nilai bukunya (Rp 2.950 per lembar) atau total harga Rp 737.500.000, tidak
ada perubahan jumlah kekayaan PT Simon yang dimiliki PT Paula yang dapat
dijelaskan dengan perhitungan sebagai berikut :
Apabila PT Simon menjual saham tambahan yang berbeda dengan nilai bukunya, hal ini akan
mempengaruhi jumlah kekayaan entitas anak yang dimiliki induk. Misalkan PT Simon
menjual saham tambahan di atas nilai buku, yakni dengan harga per lembar Rp 3.000 atau
total harga Rp 750 juta (250.000 x Rp 3.000), penjulan saham tersebut menyebabkan sisi
ekuitas PT Simon menjadi Rp 3,7 miliar (Rp 2,95 miliar + 750 juta).
Perubahan ekuitas ini berdampak terhadapt entitas induk sebagai berikut :
Harga jual saham di atas nilai bukunya juga dinikmati induk sebesar Rp 8 juta.
Kenaikan kekayaan ini menambah nilai investasi induk karena nilai investasi mencerminkan
kekayaan entitas anak. Akan tetapi, karena kenaikan investasi ini bukan bagian dari kinerja
entitas anak, maka tidak termasuk dalam komponen pendaptan investasi induk. PSAK 40 :
akuntansi perubahan Ekuitas Perusahaan Anak/Perusahaan Asosiasi mensyaratkan induk
mengkredit akun setelah perubahan ekuitas anak (STPEA) untuk mencatat dampak perubahan
ekuitas entitas anak terhadap nilai kekayaan entitas anak yang dimiliki entitas induk. Jadi, PT
Paula harus menjurnal sebagai berikut :
Perubahan ekuitas anak ini di satu sisi telah mengurangi hak pengendalian induk.
Sejak penjualan saham entitas anak kepada pihak eksternal, pendapatan investasi induk atas
laba entitas anak berkurang menjadi 64% dibanding sebelum menjual saham tambahan. Akan
tetapi, kenaikan jumlah kekayaan induk atas entitas anak menjadi pertimbangan lain
disetujuinya penjualan saham anak karena induk adalah pemegang saham mayoritas entitas
anak.
Apabila PT Simon menjual saham di bawah nilai bukunya, katakan Rp 2.800 per
lembar dari total penjualan Rp 700 juta, total kekayaan PT Simon adalah Rp 3.650.000.000
(Rp 2,95 miliar + 700 juta).kekayaan PT Paula atas PT Simon setelah penjualan saham
tambahan menjadi Rp 2.336.000.000 (64% X Rp 3.650.000.000), sehingga menurunkan
jumlah kekayaan induk atas anak sebesar Rp 24 juta (Rp 2.360.000.000 Rp 2.336.000.000).
Apabila terjadi penurunan kekayaan induk setelah anak menjual saham dan induk memiliki
saldo akun selisih transaksi perubahan ekuitas anak, akun tersebut didebet dengan jurnal :
Apabila saldo selisih transaksi perubahan ekuitas anak dalam laporan keuangan induk
adalah nol, akun laba ditahan induk didebet dengan jurnal :
Pendapatan investasi PT Paula atas saham PT Simon tahun 2013 dihitung sebagai berikut :
Laba entitas anak (1/1 1/10) Rp 600 juta x 9/12 x 80% Rp 360.000.000
Laba entitas anak (1/10 31/12) Rp 600 juta x 3/12 x 64% Rp 096.000.000
Total pendapatan investasi tahun 2013 Rp 456.000.000
Nilai investasi PT Paula dalam saham PT Simon per 31/12/2013 selain berasal dari
pendapatan investasi, juga dipengaruhi kenaikan/penurunan kekayaan entitas anak karena
penjualan saham tambahan tanggal 1 Oktober 2013. Apabila harga jual saham tambahan anak
sebesar Rp 3.000 per lembar menyebabkan kenaikan kekayaan induk atas anak sebesar Rp
8.000.000, terjadi kenaikan investasi dalam bentuk saham anak. Nilai investasi atas saham
anak per 31/12/2013 adalah sebagai berikut :
Apabila kekayaan tersebut dipilah pada komponennya, jumlahnya adalah sebagai berikut :
Kertas kerja konsolidasi PT Paula dan PT Simon per 31/12/2013 telah disajikan pada peraga
8-1 dan jurnal eliminasi pada kertas kerja konsolidasi dijelaskan sebagai berikut :
1. Eliminasi atas pendapatan investasi (induk) dan laba yang dibagi anak.
Saham tambahan yang dijual kepada pihak eksternal menambah kepentingan non-
pengendali. Kepentingan non-pengendali awal didasarkan pada 20% kekayaan awal tahun PT
Simon, atau Rp 500 juta ditambah penjualan saham tambahan sebesar Rp 750 juta. Investasi
dalam saham awal yang dieliminasi juga merupakan investasi per 1 Januari, yakni Rp 2
miliar ditambah kenaikan investasi karena kenaikan kekayaan entitas induk atas anak sebesar
Rp 8 juta.
Penjualan saham tambahan entitas anak kepada induk dari sudut pandang induk merupakan
reakuisisi yang telah dibahas dalam bab 7. Misalkan dalam kasus PT Paula dan PT Simon,
penjualan 250.000 saham tambahan PT Simon seharga Rp 750 juta dilakukan kepada induk.
Bagi entitas induk nilai investasi bertambah sebesar harga akuisisi Rp 750 juta. Akan tetapi,
sesuai dengan aturan PSAK 22, dalam reakuisisi harus dilakukan penilaian ulang atas
investasi yang telah ada sebelumnya. Nilai investasi per 1 Oktober 2013 sebelum reakuisisi
adalah 80% dari kekayaan PT Simon yang dimiliki per 1 Oktober 2013