Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia
Ditulis pada Kamis, 24 Maret 2016 01:53 WIB oleh damian dalam katergori Keluarga tag
Anemia, Ibu Hamil, Laporan pendahuluan
http://fales.co/blog/laporan-pendahuluanasuhan-keperawatan--pada-ibu-ha.html
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12
gr% (Wiknjosastro, 2002).
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal.
Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37
pada="" wanita="" arif="" mansjoer="" dkk="" 2001="" p="">
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I
dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifudin, 2002).
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan darah pada saat melahirkan,
bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia beresiko membutuhkan transfusi darah.Sekitar
80% kasus anemia pada wanita hamil merupakan anemia defisisiensi besi. Dan 20 % lainnya mencakup
kasus anemia herediter dan berbagai anemia didapat,termesuk anemia asam folat,anemia sel sabit,dan
talasemia. Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi
ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan
pertambah usia kehamilan. Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan
anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut.
1. Etiologi
Perdarahan
Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B 12dan asam folat.
Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
Kelainan darah
Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
Malabsorpsi
1. Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang
makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65%
dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar
1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang
meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi
aldesteron.
1. Klasifikasi
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan
ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi,
gangguan penggunaan, atau karena terlapau banyaknya besi ke luar dari badan, misalnya pada
pendarahan. Keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan, terutama pada trisemester terakhir.
Apabila masuknya besi tidak bertambah dan kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih
lebih pada kehamilan kembar.
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena difisiensi asam folat ( pteroylglutamic acid,
jarang sekali karena difiesiensi vitamin B12( cynocobalamin).
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena gangguan sumsum tulang kurang mampu membuat
sel sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan. Darah tepi menunjukan gambara
normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri ciri defisiensi besi, asam folat, atau vitamin B12.
Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang
disebabkan oleh sepsis, sinar Roentgen, racunatau obat obatan.
Anemiahemolitik
Anemia hemolitik disebakan karena pengghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari
pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya
akan menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis henolitik pada
wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia. Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2
golongan besar, yakni :
1. Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, seperti pada sferositosis, eliptositosis,
anemia hemolitik herediter, thalasemia, anemia sel sabit, hemoglobinopatia C, D, G, H, I, dan
paraxysmal noctural haemoglobinuria.
2. Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskular, seperti pada infeksi ( malaria, sepsis,
dsb), keracunan arsenikum, neoarsphenamin, timah, sulfonamid, kinin, paraquin, pimaquin,
nitrofuratoin ( Furadantin), racun ular pada defisiensi G6PD, antagonismus rhesus atau ABO,
leukemia, penyakin Hodgkin, limfasarkoma, penyakit hati, dll. ( Ilmu Kebidanan, 451-457).
1. Gejala Klinis
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang
kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun( anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek,( pada
anemia parah), dan keluhan mual muntah pada hamil muda, palpitasi.
1. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : konjungtiva, wajah pucat.
Palpasi : turgor kulit, capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus uteri, kontraksi
uterus.
1. Pemeriksaan Diagnostik
1. Penatalaksanaan
Therapy pengobatan
1. Therapy oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi
mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan
maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang
diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat
besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan
pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini
adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi yang mengandung
zat besi cenderung lebih tinggi pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi
meningkat 2 kali lipat daripada wanita normal.Pengobatan yang lain:
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada gangguan penyerapan oenyakit saluran
pencernaan atau apabila kehamilannya sudah tua. Therapy parenteral ini diberikan dalam bentuk ferri.
Secara intramusculus dapat disuntikan dextran besi (imferon) atau sorbitol besi (Jectofer).
1. Pencegahan
1. Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur.
2. Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar penyerapan zat besi.
3. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi dan penyakit
cacingan.
4. Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
5. Komplikasi
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu diwaspadai.
Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan : abortus, missed abortus
dan kelainan kongenital.
Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur, perdarahan
antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia aintrauterin sampai kematian,
BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan
lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat
post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh,
mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri.
1. Pengkajian
Aktivitas
Keletihan, kelemahan, malaise umum.
Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja
Toleransi terhadap latihan rendah.
Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
Sirkulasi
Riwayat kehilangan darah kronis,
CRT lebih dari dua detik
Integritas Ego
Cemas, gelisah, ketakutan
Eliminasi
Sering kencing.
Makanan / cairan
Nafsu makan menurun
Mual/ muntah
Nyeri / kenyamanan
Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.
Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifita
Seksual
Dapat terjadi pendarahan pervagina
Pendarahan akut.sebelumnya
Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan/ke sel
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen
Risiko cedera terhadap janin
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai anemia
PK Anemia.
1. Rencana asuhan keperawatan
Dx 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama. ...x.... jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien
terpenuhi dengan kriteria hasil:
Intervensi
Mandiri
R: kesejahteraan janin dan ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2
tahun sebelum kehamilan.
1. Dapatkan riwayat kesehatan; catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun, lebih dari 35 tahun).
R: remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia, dan klien lansia mungkin cenderung obesitas/diabetes
gestasional.
R: menentukan kebutuhan belajar khusus. Pada periode pranatal, laju basal metabolik meningkatkan
(khususnya pada kehamilan lanjut) karena peningkatan aktivitas tiroid yang berhubungan dengan
pertumbuhan fetus dan jaringan pada ibu, menjadi potensial risiko terhadap klien dengan nutrisi buruk.
Penambahan 800 mg zat besi diperlukan selama kehamilan untuk perkembangan jaringan ibu/janin dan
kondisi janin di dalam rahim. Selama trismester ketiga, kebutuhan terhadap zat besi minimal, dan diet
seimbang dengan peningkatan kebutuhan kalori biasanya adekuat.
1. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet pranatal dan suplemen vitamin/zat besi
setiap hari.
R: materi referensi yang dapat dipelajari dirumah kemudian meningkatkan kemungkinan klien memilih diet
seimbang.
1. Evaluasi motivasi/sikap dengan mendengar keterangan klien dan meminta umpan balik tentang
informasi yang telah diberikan.
R: bila klien telah termotivasi untuk emmperbaiki diet, evaluasi lebih lanjut atau intervensi lain mungkin
dapat diindikasikan.
1. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal yang tabu selama
kehamilan.
R: dapat menunjukkan motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi layanan kesehatan. Sebagai contoh
beberapa budaya menolak zat besi, meyakini bahwa ini mengeraskan tulang ibu dan emmbuat sulit
melahirkan.
1. Perhatikan adanya pika/ngidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk
memakannya.
R: memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin didasarkan pada kebutuhan
psikologis,fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan/atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
(misalnya mengunyah es dapat menandakan anemia). Catatan: mencerna kanji untuk pakaian dapat
menimbulkan anemia defisiensi; dan mencerna lempung/tanah liat dapat mengakibatkan gangguan
fekal/BAB.
1. Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravid biasanya. Berikan informasi tentang
penambahan pranatal yang optimum.
R: ketidak adekuatan penambahan berat badan pranatal dan/atau di bawah berat badan normal masa
kehamilan, meningkatkan risiko reetardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) pada janin dengan berat
badan lahir rendah. Penelitian menemukan adanya hubungan positif antara kegemukan ibu pregravid dan
peningkatan angka morbiditas perinatal berkenaan dengan kelahiran preterm.
R: mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada status nutrisi pranatal, khususnya pada
periode kritis perkembangan janin.
R: mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu. Klien
dengan kadar Hb kurang dari 12 g/dL atau kadar Ht kurang atau sama dengan 37 % dipertimbangkan
anemia pada trimester pertama.
Kolaborasi
1. Buat rujukan yang perlu sesuai indikasi (misalnya, pada ahli diet, pelayanan sosial)
R: mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi; dapat membatasi anggaran keuangan.
R: yayasan penyelenggara program makanan suplemen membantu meningkatkan secara optimal nutrisi
ibu/janin.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama. ..x24 jam,perfusi ke jaringan/ke sel efektif
dengan kriteria hasil :
- CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik)
Intervensi :
Mandiri
R: kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan, kemungkinan menyebabkan hipovolemia atau
hipoksia uteroplasenta.
R: keadaan capillary refill test yang tidak kembali dalam waktu kurang dari 2 dapat menandakan anemia.
1. Auskultasi dan laporkan DJJ, catat bradikardi, atau takikardi. Catat perubahan pada aktivitas janin
(hipoaktif atau hiperaktif).
R: mengkaji berlanjutnya hipoksia janin. Pada awalnya janin berespon pada penurunan kadar oksigen
dengan takikardia dan peningkatan gerakan. Bila tetap deficit, bradikardia dan penurunan aktivitas terjadi.
R: Bila kontraksi uterus disertai dilatasi serviks, tirah baring dan medikasi mungkin tidak efektif ddalam
mempertahankan kehamilan. Kehilangan darah ibu secara berlebihan menurunkan perfusi plasenta.
R: menghilangkan tekanan vena kava inferior dan meningkatkan sirkulasi plasenta atau janin dan
pertukaran oksigen.
Kolaborasi
R: meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin.sehingga kapasitas oksigen yang dibawa
janjin meningkat.
R: mengevaluasi secara elektronik respon DJJ terhadap gerakan janin, bermanfaat dalam menentukan
kesejahteraan janin (tes reaktif) versus hipoksia (nonreaktif).
R: mempertahankan volume sirkulasi yang adekuat untuk transport oksigen. Bila penyimpanan oksigen
menetap, janin kehabisan tenaga untuk melakukan mekanisme koping, dan kemungkinan SSP rusak /
janin meninggal.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama. ..x24 jam diharapkan pasien dapat beraktivitas
dengan baik.
Kriteria hasil :
- Nadi dan tekanan darah dalam batas normal (nadi 60-100x/menit; TD 90/60-140/90 mmHg)
Intervensi :
Mandiri
1. Jelaskan alasan perlunya tirah baring, penggunaan posisi rekumben lateral kiri/miring, dan
penurunan aktivitas.
R : Tindakan ini ditujukan untuk mempertahankan janin jauh dari serviks dan meningkatkan perfusi uterus.
Tirah baring dapat menurunkan peka rangsang uterus.
1. Berikan tindakan kenyamanan seperti gosokan punggung, perubahan posisi, atau penurunan
stimulus dalam ruangan (mis. Lampu redup)
1. Berikan latihan gerak pada pasien secara bertahap (aktif dan pasif).
2. aktivitas dan latihan sangat penting bagi pasien yang mengalami intoleransi aktivitas karena
1. Kelompokkan aktivitas sebanyak mungkin, seperti pemberian obat, tanda vital, dan pengkajian.
R : Meningkatkan kesempatan klien untuk beristirahat lebih lama diantara interupsi untuk tindakan
berikutnya
1. Berikan aktivitas pengalihan, seperti membaca, mendengarkan radio, dan menonton televisi, atau
kunjungan dengan teman yang dipilih atau keluarga.
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .x.diharapkan risiko cedera pada janin
dapat tertanggulangi, dengan kriteria hasil :
Intervensi
Mandiri
R: Faktor yang mempengaruhi atau menurunkan sirkulasi/oksigenasi ibu mempunyai dampak yang sama
pada kadar oksigen janin/plasenta. Janin yang tidak mendapatkan cukup oksigen untuk kebutuhan
metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat yang menimbulkan kondisi asidosis.
R: secara normalnya dalam kandungan janin bergerak dan merupakan tanda yang sehat pada janin. Jika
janin tidak bergerak perlu diwaspai terjadi cedera pada janin akibat kekurangan nutrisi.
R: Memajankan perkembangan janin pada status asidotik dan malnutrisi dan dapat memperberat IUGR
dan pertumbuhan otak yang buruk.
R: Kelainan seperti anemia sel sabit mengharuskan tindakan yang khusus untuk mencegah efek negatif
dalam pada pertumbuhan janin.
R: Asidosis /hipoksia ibu, khusus pada trimester ketiga dapat mengakibatkan kelainan SSP janin. Krisis
berulang mempredisposisikan klien dan janin pada peningkatan mortalitas dan laju morbiditas.
1. Lakukan pemeriksaan leofold untuk mengetahui keadaan janin terutama mengukur tinggi fundus.
R: tinggi fundus sesuai usia kehamilan merupakan satu tanda bahwa pertumbuhan janin dalam
kandungan ibu tidak mengalami gangguan.
Kolaborasi
R: meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin, khususnya pada adanya anemia berat atau
bila sirkulasi maternal menurun
1. Ultrasonografi
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama. ..x24 jam diharapkan pengetahuan pasien
mengenai anemia menjadi adekuat.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Mandiri
R : Faktor-faktor seperti ansietas atau kurang kesadaran tentang kebutuhan terhadap informasi dapat
mempengaruhi kesiapan untuk belajar. Penyerapan informasi ditingkatkan bila klien termotivasi dan siap
untuk belajar.
R : Dukungan dari orang terdekat dapat membantu menghilangkan ansietas yang nantinya menguatkan
prinsip-prinsip belajar dan mengajar.
1. Anjurkan periode istirahat reguler 2 sampai 3 kali sehari pada posisi miring kiri setelah pulang. Bila
tirah baring dilanjutkan, anjurkan klien menggunakan sebagian waktu dalam sehari di tempat tidur.
R : Tingkatkan relaksasi dan kurangi kelelahan. Bila klien bangun dan bergerak, istirahat di kamar tidur
dapat memaksimalkan istirahat. Namun, klien yang sepenuhnya tirah baring dapat merasa terisolasi dan
bosan tanpa perubahan pandangan.
1. Anjurkan pemberian intake yang adekuat, banyak nutrisi untuk kebutuhan ibu dan janin.
R : Intake nutrisi yang adekuat dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin terutama zat besi, asam
folat, vit. B 12, dll. Dan berikan informasi kepada pasien tentang dampak obat-obatan terutama SF yang
dapat menyebabkan mual dan muntah oleh karena itu ajarkan cara memakan obat dengan benar
misalnya mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk membantu mempercepat
reabsorpsi obat dan menganjurkan pasien untuk tidak meminum kopi atau teh selama meminum obat
karena akan memperlambat reabsorpsi obat.
Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Bobak dkk. 2005. Buku Ajar Keperawtan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Doenges, M.E ( 2001). Rencana Perawatan Maternal/ Bayi Pedoman Untuk Perencanaan & Dokumentasi
Perawatan Klien. Edisi 2. Jakarta : EGC
http://library.usu.ac.id/download/fk/fk-arlinda%20sari2.pdf.
http://www.motherandchildhealth.com/Prenatal/postpartum_anemia.html
http://usph.wordpress.com/2007/08/15/asupan-90-tablet-besi-dan-anemia-ibu-hamil/
http://sutrisnaa12.blogspot.com/2011/01/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan.html