Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perbincangan akuntansi syariah ini mucul, kurang lebih sama dengan atau tidak
lama setelah kemunculan kembali bank Islam itu sendiri. Sejak itu banyak tulisan atau
publikasi tentang akuntansi syariah oleh para pakar misalnya Abdel Magid (1981), Ba-
Yunus (1988), Badawi (1988), Hayashi (1989), Adnan (1996), Triyuwono (1996), Harahap
(1996), Muhammad (2005) untuk menyebut beberapa contoh diantaranya,
(https://kurmakurma.wordpress.com/ekonomi/mengenal-akuntansi-syariah/) .
Kendati ada kesan bahwa pada mulanya pakar berbeda pendapat dalam menilai
urgensi perbedaan Akuntansi Syari'ah dan konvensional, atau cukup merubah sedikit saja
apa yang sudah ada dalam akuntansi konvensional, namun dalam perkembangan
berikutnya, gumpalan semangat untuk berbeda, ternyata lebih menguat. Ini memuncak
setelah dilakukan berbagai studi yang kemudian dijadikan landasan untuk dibentuknya
The Financial Accounting Organization for Islamic Bank and Financial Institutions (FAO
IBFI) pada tahun 1990. Dalam perkembangannya lembaga ini kemudian berganti nama
menjadi The Accounting and Auditing Organization for Islmic Financial Institutions (AAO-
IFI), (https://kurmakurma.wordpress.com/ekonomi/mengenal-akuntansi-syariah/) .
Ada sejumlah argumentasi yang diajukan, mengapa Akuntansi Syari'ah harus
berbeda dengan akuntansi konvensional. Diantaranya adalah karena faktor-faktor tujuan.
Siapapun yang bertransaksi dengan cara Islam, harus diasumsikan bahwa tujuannya
adalah dalam rangka mematuhi perintah Allah dan sekaligus ridha-Nya. Ini tentu sangat
berbeda dengan tujuan yang biasa ingin dicapai akuntansi konvensional, yang biasanya
hanya sarat dengan nilai-nilai keduniawian, tetapi kering dari nilai-nilai ukhrawi,
(https://kurmakurma.wordpress.com/ekonomi/mengenal-akuntansi-syariah/) .
Sedangkan pasar modal, dimana zaman yang semakin berkembang, menimbulkan
lahirnya berbagai jenis transaksi baru didalam hubungan bisnis. Terlebih lagi di era modern saat
ini, yang mana sudah mulai berkembang memunculkan suatu mekanisme pasar baru di era
modern yang bergerak dari pasar perdagangan konvensional, menjadi pasar kontemporer, salah
satunya adalah dengan lahirnya eksistensi Pasar modal (Capital Market). Pasar Modal merupakan
instrumen keuangan (securities) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks)
maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun yang diterbitkan oleh
perusahaan swasta. Pasar Modal merupakan tempat dimana perdagangan antara pelaku usaha
pasar modal atau jual beli saham dilakukan. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan perdagangan Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek, (Hukum Pasar Modal di
Indonesia. UII Press, Inda Rahadiyan, Yogyakarta. 2014). Pengertian dalam undang undang ini
hanya menitik beratkan pada kegiatan dan para pelaku dari usaha pasar modal, (Pasal 1 angka 13
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal). Pasar Modal dalam hal ini memiliki
peranan penting sebagai wadah investasi bagi para investor (Indirect Investment) yang mana
bedanya dengan pasar biasa, ia memiliki kekhususan terkait dengan transaksi nya yang berbeda
dengan pasar konvensional yaitu dengan hal hal terkait obyek yang tidak nyata (tidak bertubuh),
subyek yang tidak bertemu secara langsung (bertemu atau bertatap muka), media transaksi yang
berupa Bursa Efek. Dalam legal dictionary pasar modal atau Capital Market is the part of a
financial system concerned with raising capital by dealing shares, bonds and other long
investment, (thelawdictionary.org/Capitalmarket).
Pandangan Islam terkait dengan Pasar Modal memiliki perspektif tersendiri, bagaimana
Islam memandang Transaksi di pasar modal. Munculnya Pasar Modal Syariah menjadi hal yang
sangat penting, karena pasar modal konvensional dinilai belum mengakomodir prinsip-prinsip
muamalah dalam islam sehingga dengan hadirnya pasar modal syariah dapat dinilai apakah
transaksi di pasar modal tersebut memenuhi prinsipprinsip islam ataukah tidak.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah diatas, maka dapat disusun Rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Memahami perbedaan akuntansi syariah dengan akuntansi konvensional
2. Memahami perbedaan pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvenional


1. Akuntansi Syariah
Dalam akuntansi Syariah, Al-Quran dan Al Hadist menjadi sumber utama
pengembangan teori akuntansi. Prinsip akuntansi harus mengacu pada nilai-nilai yang
terkandung dalam kedua sumber utama hukum tersebut. Bila mana ada praktik
akuntansi yang bertentangan dengan nilainilai Al-Quran dan Al Hadist maka harus
dihilangkan atau diganti dengan yang sesusai dengan aturan kedua sumber hokum
tersebut. Contoh : Islam melarang keras adanya praktik riba, maka dalam akuntansi
islam, praktik riba akan dihilangkan dan diganti dengan praktik yang lain yaitu aturan
bagi hasil dan praktik pinjaman.
Sistem ekonomi Islam berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang
eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin dan melarang
penumpukan kekayaan. Kecelakaanlah bagi setiap... yang mengumpulkan harta dan
menghitung- hitung (QS: 104-2) Ajaran Islam menjunjung tinggi upaya pemerataan
untuk mewujudkan keadilan sosial. Jangan sampai kekayaan hanya beredar di
kalangan orang- orang kaya saja diantara kamu (QS: 59- 7). Ekonomi Islam juga
berbeda dengan sosialisme karena kebebasan perorangan yang dinilai tinggi dalam
islam bertentangan dengan ajaran sosialisme (Mubyarto, 2002).
Mempelajari dan menerapkan Akuntansi Syari'ah, pada hakekatnya adalah belajar
dan menerapkan prinsip keseimbangan (balance) atas transaksi atau perkiraan atau
rekening yang telah dicatat untuk dilaporkan kepada yang berhak mendapatkan isi
laporan. Islam adalah cara hidup yang berimbang dan koheren, dirancang untuk
kebahagiaan (falah) manusia dengan cara menciptakan keharmonisan antara
kebutuhan moral dan material manusia dan aktualisasi sosioal ekonomi, serta
persaudaraan dalam masyarakat manusia. Triyumono menyatakan bahwa Akuntansi
Syari'ah merupakan salah satu upaya mendekonstruksi akuntansi modern ke dalam
bentuk humanis dan syarat nilai.
Sesuai dengan fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi, maka seluruh upaya
dilakukan oleh manusia harus mampu merespon kebutuhan masyarakat atau harus
memiliki orientasi sosial.
Islam melalui Al Qur'an telah menggariskan bahwa konsep akuntansi yang harus
diikuti oleh para pelaku transaksi atau pembuat laporan akuntansi adalah
menekankan pada konsep pertanggungjawaban atau accountability, sebagai
ditegaskan dalam surat Al Baqaroh ayat 282. Disamping itu, Akuntansi Syari'ah harus
berorietasi sosial. Akuntansi Syari'ah tidak hanya sebagai alat ukur untuk
menterjemahkan fenomena ekonomi dalam bentuk ukuran moneter tetapi sebagai
suatu metode untuk menjelaskan fenomena ekonomi itu berjalan dalam masyarakat
Islam.
Penelitian yang dilakukan oleh Hayashi (1995) dalam bukunya yang berjudul On
Islamic Accounting yang dijelaskan bahwa akuntansi kapitalis, konsep Akuntansi
Syari'ah, perhitungan zakat dan kasus Feisal Islamic Bank di Kairo dan praktek bisnis
di Arab Saudi. Hayashi mengemukakan perbedaan yang mendasar antara akuntansi
kapitalis dan Islam. Akuntansi Syari'ah memiliki metarule yaitu hukum Islam yang
digambarkan oleh Al Qur'an dan Hadits sedangkan akuntansi kapitalis tidak memiliki
itu. Akuntansi kapitalis hanya bergantung pada keinginan user sehingga bersifat lokal
dan situasional.
Harahap (1992) dalam bukunya berjudul Akuntansi, Pengawasan dan Manajeme
dalam Perspektif Islam, melihat dari sudut nilai-nilai Islam yang ada di dalam konsep
akuntansi kapitalis. Dari analisis terhadap prinsip dan sifat-sifat akuntansi
dikemukakan, bahwa banyak prinsip akuntansi yang sesuai dengan konsep Islam,
seperti prinsip substance over from, reliability, objectivity, timeline dan lain
sebagainya (1992 : 8-9). Selanjutnya sesuai dengan perkembangan akuntansi kapitalis
banyak mengalami pemangkasan aspek-aspek yang tidak sesuai dengan kondisi lokal,
sehingga dia yakin konsep akuntansi kapitalis saat ini akan menuju irama Akuntansi
Syari'ah.
Penelitian yang dilakukan oleh Adnan (1996) yang berjudul An Invetigation of
Accounting Concepts an Practice in Islamic Banks, The Case of Bank Islam Malaysia
Berhad dan Bank Muamalat Indonesia yang dalam kesimpulannya sebagai berikut:
1. Secara koseptual, kedua bank masih memakai konsep dan praktik yang lazim
dilakukan dalam akuntansi konvensional.
2. Tinjauan kritis bahwa sebenarnya tidak semua konsep dasar akuntansi dapat
diterima secara syari'ah
3. Berdasarkan butir kedua di atas khususnya menyiratkan perlunya dibangun model
akuntansi yang memang sesuai dengan syari'ah, bila diharapkan terjadi konsistensi
antara gerak ekonomi Islam dan istrumen pendukungnya.
Dalam pandangan Iwan Triyuwono bahwa Akuntansi Syari'ah yang berorientasi
sosial merupakan salah upaya mendekonstruksi akuntansi modern ke dalam bentuk
yang humanis dan sarat nilai. Tujuanya adalah tercipta peradaban bisnis dengan
wawasan humanis, emansipatoris, transendental dan teleologikal. Konsekuensi
ontologis dari hal ini adalah bahwa akuntan secara kritis harus mampu membebaskan
manusia dari ikatan realitas (peradaban) semu beserta jaringan-jaringan kuasanya,
untuk kemudian memberikan atau menciptakan realitas alternatif dengan
seperangkat jaringan-jaringan kuasa ilahi yang mengikat manusia dalam hidup
seharihari.
Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah
Nabawiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa
tertentu), dan Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam.
Kaidah-kaidah Akuntansi dalam Islam, memiliki karakteristik khusus yang
membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah
sesuai dengan norma-norma masyarakat Islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang
berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut.
2. Akuntansi Konvensional
Akuntansi adalah sebuah proses yang memberikan informasi kinerja suatu entitas
dalam bentuk informasi keuangan . Dalam akuntansi, terdapat proses aktivitas yang
terdiri dari pencataan kejadian atau peristiwa ekonomi, penggolongan, dan
peringkatasan, dan kemudian menyajikannya ke dalam jenis-jenis atau bentuk-bentuk
informasi yang diinginkan. Dalam Akuntansi konvensional didasarkan pada penalaran
logis yang menjelaskan kenyataan yang terjadi dan menjelaskan apa yang harus
dilakukan apabila ada fakta atau fenomena baru. Akuntansi sebagai alat mekanis yang
secara pribadi diterapkan pada kegiatan bisnis, Akuntansi berkembang menjadi media
yang sangat penting untuk mengungkapkan pada fakta umum yang penting tentang
masyarakat modern dan komplek di mana kita hidup.
Ada lima sistem ekonomi yang dikenal masyarakat: yaitu (a) kapitalisme (b)
sosialisme (c) fasisme (d) komunisme dan (e) islam. Empat sistem ekonomi pertama
adalah sistem ekonomi konvensional di mana sistem Kapitalisme yang masih
bertahan. Pembahasan mengenai setiap sistem ekonomi tersebut akan dijabarkan
sebagai berikut.

a. Sistem Ekonomi Kapitalisme


Sistem ekonomi kapitalisme diperkenalkan pertama kali oleh Adam Smith
pada tahun 1776 dalam bukunya An Inquiry into The Nature and Causes of the Wealth
of Nation dengan banyak pendukung: Ricardo, Malthus, Keynes. Sistem ekonomi
kapitalisme telah menerima akseptansi dunia dan telah berkembang apalagi setelah
berhasil menggantikan sistem ekonomi di negara- negara motor penggerak sistem
komunisme dan sosialisme. Smith berpendapat bahwa motif manusia melakukan
kegiatan ekonomi adalah atas dasar kepentingan pribadi. Motif kepentingan individu
didorong oleh filsafat liberalisme kemudian melahirkan sistem ekonomi pasar bebas,
yang pada akhirnya melahirkan ekonomi kapitalis. Menurut Smith, jika individu
diperbolehkan mengejar kepentingannya sendiri tanpa campur tangan pemerintah,
maka ia seakan dibimbing invisible hand. Sehingga pada sistem ekonomi kapitalisme
berlaku Free Fight Liberalism (sistem persaingan bebas). Siapa yang memiliki
kemampuan untuk menggunakan kekuatan modal dapat memenagkan persaingan
bisnis. Walaupun sistem ini telah mendapatkan tempat yang tinggi di dunia, namun
ada beberapa kelemahan yang dapat dicermati (Adnan, 2005). Pertama, ekonomi
kapitalis adalah konsep yang human made, sama sekali tidak ada sentuhan Ilahiyah.
Kedua, kapitalisme tidak mengenal kata keadilan yang seharusnya menjadi pilar
utama dalam membangun sistem ekonomi yang solid. Ketiga, tidak manusiawi karena
adanya eksploitasi baik dari manusia ke manusia lain, ataupun negara ke negara lain,
Ketiga, telah terbukti bahwa penerapan konsep kapitalisme tidak otomatis
memberikan kesejahteraan.
Keempat, kapitalisme terbatas pada ukuran duniawi saja, kesejahteraan diukur
dengan aspek materi dan kering dari nilai- nilai agama.

b. Sistem Ekonomi Sosialisme


Sosialisme muncul dari ketidakpuasan terhadap kapitalisme. Sosialisme
diartikan sebagai bentuk perekonomian di mana pemerintah menasionalisasikan
industri besar dan strategis seperti penambangan , jalan- jalan, kereta api serta
cabang- cabang produk lain yang menguasai hajat hidup orang banyak. Dalam bentuk
paling lengkap, sosialisme melibatkan semua pemilikan alat- alat produksi termasuk
di dalamnya tanah- tanah pertanian oleh negara dan menghilangkan kepemilikan
swasta (Brinton dalam Eldine, 2005). Hal yang menonjol dalam sosialisme adalah rasa
kebersamaan sehingga alokasi produksi dan cara pendistribusian semua sumber
ekonomi negara diatur pemerintah.

c. Sistem Ekonomi Fasisme


Fasisme muncul dari filsafat radikal yang dipicu oleh revolusi industri yaitu
sindikalisme. Intinya, filsafat sindikalisme menginginkan reorganisasi masyarakat
menjadi asosiasi- asosiasi yang mencakup seluruh industri atau sindikat pekerja.
Sindikat yang pada dasarnya serikat buruh akan menggantikan negara. Pemerintah
melakukan pengendalian di bidang produksi sedangkan kekayaan dimiliki pihak
swasta

d. Sistem Ekonomi Komunisme


Kata komunisme sering digunakan untuk menggambarkan sistem sosial di
mana barang- barang dimiliki secara bersama- sama dan didistribusikan untuk
kepentingan bersama sesuai dengan kebutuhan masing- masing anggota masyarakat.
Komunisme muncul dengan tujuan yang sama dengan sosialisme sebagai aliran yang
ekstrim dan lebih bersifat ideologis. Karl Marx adalah pejuang komunisme yang amat
membenci kapitalisme karena ia melihat bagaimana kapitalisme telah mengeksploitir
sebagian masyarakat, termasuk keluarganya, sementara hasil jerih payah mereka
dinikmati oleh para borjuis. Paham komunisme adalah from each according to his
abilities to each according to his needs (dari setiap orang sesuai kemampuan untuk
setiap orang sesuai kebutuhan)

e. Sistem Ekonomi Islam


Dalam ekonomi islam kesejahteraan sosial dapat dimaksimalkan jika sumber
daya ekonomi dialokasikan sedemikian rupa sehingga dengan pengaturan kembali
keadaannya, tidak seorangpun lebih baik dengan menjadikan orang lain lebih buruk.
Dalam ekonomi islam manusia tidak berada dalam kedudukan untuk dapat dengan
leluasa mendistribusikan sumber- sumber daya: ada Al Quran dan Hadits yang
membatasi. Misalnya membuat dan menjual minuman beralkohol bisa jadi
merupakan kegiatan yang menghasilkan pendapatan tinggi dan merupakan aktivitas
yang baik dalam sistem ekonomi konvensional, namun dalam sistem ekonomi islam
hal tersebut tidak diperkenankan (Eldine, 2005).
Informasi akuntansi konvensional dipengaruhi oleh lingkuangan praktik bisnis dan
system kapitalis, maka tidak semua praktik akuntansi dapat diterima oleh masyarakat
yang beragama islam. Sistem ekonomi Islam berbeda dari kapitalisme karena Islam
menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin dan melarang
penumpukan kekayaan. Kecelakaanlah bagi setiap... yang mengumpulkan harta dan
menghitung- hitung (QS: 104-2) Ajaran Islam menjunjung tinggi upaya pemerataan
untuk mewujudkan keadilan sosial. Jangan sampai kekayaan hanya beredar di
kalangan orang- orang kaya saja diantara kamu (QS: 59- 7). Ekonomi Islam juga
berbeda dengan sosialisme karena kebebasan perorangan yang dinilai tinggi dalam
islam bertentangan dengan ajaran sosialisme (Mubyarto, 2002).

3. Perbedaan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional


Ada persamaan dan perbedaan antara akuntansi syariah dengan akuntansi
konvensional. Seperti diuraikan oleh pengkaji sosial ekonomi islam Merza Gamal
dalam sebuah tulisannya, adapun persamaan kaidah akuntansi syariah dengan
akuntansi konvensional terdapat pada hal-hal sebagai berikut:
1. Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi;
2. Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun
pembukuan keuangan;
3. Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;
4. Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang;
5. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income dengan
cost (biaya);
6. Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan; 7. Prinsip
keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.
Sedangkan perbedaannya, menurut Husein Syahatah, dalam buku Pokok-Pokok
Pikiran Akuntansi Islam, antara lain terdapat pada hal-hal sebagai berikut:
1. Para ahli akuntansi modern berbeda pendapat dalam cara menentukan nilai atau
harga untuk melindungi modal pokok, dan juga hingga saat ini apa yang dimaksud
dengan modal pokok (kapital) belum ditentukan. Sedangkan konsep Islam
menerapkan konsep penilaian berdasarkan nilai tukar yang berlaku, dengan
tujuan melindungi modal pokok dari segi kemampuan produksi di masa yang akan
datang dalam ruang lingkup perusahaan yang kontinuitas;
2. Modal dalam konsep Akuntansi Konvensional terbagi menjadi dua bagian, yaitu
modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar), sedangkan di
dalam konsep Islam barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash)
dan harta berupa barang (stock), selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik
dan barang dagang;
3. Dalam konsep Islam, mata uang seperti emas, perak, dan barang lain yang sama
kedudukannya, bukanlah tujuan dari segalanya, melainkan hanya sebagai
perantara untuk pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau sebagi sumber
harga atau nilai;
4. Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan ketelitian dari
menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta mengenyampingkan laba
yang bersifat mungkin, sedangkan konsep Islam sangat memperhatikan hal itu
dengan cara penentuan nilai atau harga dengan berdasarkan nilai tukar yang
berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan resiko;
5. Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba dagang,
modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram, sedangkan dalam
konsep Islam dibedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba yang berasal dari
kapital (modal pokok) dengan yang berasal dari transaksi, juga wajib menjelaskan
pendapatan dari sumber yang haram jika ada, dan berusaha menghindari serta
menyalurkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan oleh para ulama fiqih.
Laba dari sumber yang haram tidak boleh dibagi untuk mitra usaha atau
dicampurkan pada pokok modal;
6. Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika adanya
jual-beli, sedangkan konsep Islam memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika
adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual
maupun yang belum. Akan tetapi, jual beli adalah suatu keharusan untuk
menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh.
B. Pasar Modal Syariah dengan Pasar Modal Konvensional
1. Pasar Modal Syariah
Islam hidup disegala aspek kehidupan dilihat dari lingkup aspek ajaran Islam tadi maka
konsekuensinya Islam juga harus mengikuti perkembangan zaman terutama dalam
aspek muamalah tadi karena muamalah merupakan peraturan yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia lainnya. hubungan tadi akan terus
berkembang mengikuti perkembangan zaman yang tidak bisa dipungkiri dan
berkonsekuensi pada pengaturan yang harus mengikuti zaman itu pula. Prinsip
muamalah mendukung atas perkembangan zaman dengan pengaturan hukumnya
yaitu yang disebut dengan mubah. Menurut Azhar basyir, mubah merupakan prinsip
terkait dengan progresifitas muamalah yaitu bahwa peraturan-peraturan mengenai
muamalah diperbolehkan mengikuti zaman, (Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum
Muamalat: Hukum Perdata Islam, Yogyakarta: UII Press, 2000).
Terciptanya pasar modal syariah merupakan bentuk progresifitas muamalah
dalam mengikuti perkembangan bidangnya berdasarkan prinsip-prinsip muamalah.
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang instrumeninstrumen didalamnya
berprinsipkan syariah. Instrumen-instrumen yang dimaksud adalah landasan akad
yang digunakan dalam transaksi dan efek yang diperdagangkan, (Heri sudarsono, Bank
dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan ilustrasi, Yogyakarta: Ekonisia, 2004).
Instrumen saham dalam pasar modal bersifat kepemilikan diwujudkan dalam
bentuk saham, sedangkan bersifat hutang dalam bentuk obligasi, (Kasmir, Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya RajaGrafindo. Jakarta. 2005) Dalam Pasar Modal Syariah
terdapat Instrumen khusus tersendiri, yaitu:
1. Saham Syariah, Sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan
yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.Dalam hal ini saham syariah instrumen
penyertaan modal seseorang atau lembaga dalam suatu perusahaan yang
merupakan tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan hokum dalam
suatu perusahaan.
2. Obligasi Syariah (Sukuk), surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan oleh emiten kepada investor yang mewajibkan emiten
untuk membayar pendapatan kepada investor berupabagi hasil serta membayar
kembali dana investasi pada jatuh tempo.
3. Reksadana Syariah, reksa dan dana yang beroperasi menurut ketentuan dan
prinsip-prinsip syariah islam, baik dalam bentuk akad dan pemodal sebagai pemilik
dengan manajer investasi sebagai wakil, maupun antara manajer investasi dengan
pengguna investasi.
Penetapan Pasar Modal syariah sebagai bagian dari kegiatan ekonomi
islam di atur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003
tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang
Pasar Modal. Perputaran modal pada kegiatan pasar modal syariah tidak boleh
disalurkan kepada jenis industri yang melaksanakan kegiatankegiatan yang
diharamkan. Seperti pembelian atau saham pabrik minuman keras, pembangunan
penginapan untuk prostitusi dan lainnya yang bertentangan dengan syariah.
Transaksi di bursa efek harus tanpa paksaan dan harus didasarkan atas
dasar suka sama suka. Pasar Modal Syariah juga diatur lebih lanjut dalam:
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual-Beli
Saham;
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang
Reksadana Syariah;
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi
Syariah;
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 33/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi
Syariah Mudharabah;
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 41/DSN-MUI/IX/2004 Tentang Obligasi
Syariah Ijarah.
2. Pasar Modal Konvensional
Jika kita membicarakan tentang pasar modal, hal pertama yang muncul dibenak
kita adalah pasar yang kegiatannya bersangkutan dengan penawaran dan
perdagangan efek untuk berbagai instrument keuangan atau berupa surat-surat
berharga berjangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang
maupun modal sendiri.
Menurut Undang-undang Pasar Modal (UUPM) No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 13,
pasar modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan ,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan efek menurut
UUPM pasal 1 ayat 5 adalah surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan,
misalnya surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda
bukti utang, bukti right, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak kegiatan
berjangka atas efek, dan seperti turunan dari efek seperti option, warrant, dan bukti
right. Pasar modal Indonesia telah diatur dalam Undang-undang Pasar Modal (UUPM)
No. 8 tahun 1995.
3. Perbedaan Pasar Modal Syariah dengan Pasar Modal Konvensional
Jika membahas tentang perbedaan pasar modal konvensional dan pasar modal
syariah tidak terlalu banyak perbedaan, hanya ada beberapa hal yang
membedakannya yakni:
https://www.kompasiana.com/fajarkurnia/6-hal-perbedaan-pasar-modal
konvensional-dan-pasar-modal-syariah_58bea9b0a3afbde416b3a1d0
1. Indeks
a. Indeks syariah
1. Indeks dikeluarkan oleh pasar modal syariah.
2. Jika indeks islam dikeluarkan oleh suatu institusi yang bernaugan dalam
pasar modal konvensional berdasarkan kepada saham-saham yang
memenuhi kriteria-kriteria syariah.
3. Seluruh saham yang tercatat dalam bursa sesuai dengan hal yang halal.
b. Indeks konvensional
1. Indeks yang dikeluarkan oleh pasar modal konvensional.
2. Indeks konvensional memasukan semua saham yang terdaftar dalam bursa
saham.
3. Seluruh saham yang tercatat dalam bursa mengabaikan aspek halal dan
haram.
2. Instrument
a. Instrument yang diperdagangkan dalam pasar modal syariah
1. Saham.
2. Obligasi syariah.
3. Reksa dana syariah.
b. Instrument yang diperdagangkan dalam pasar modal konvensional
1. Saham.
2. Obligasi.
3. Reksa dana
4. Opsi.
5. Right.
6. Warrant.
3. Mekanisme
a. Mekanisme transaksi pasar modal syariah.
1. Transaksi yang digunakan tidak mengandung ribawi.
2. Transaksi yang tidak meragukan/ gharar, spekulatif dan judi.
3. Saham perusahaan tidak bergerak dalam bidang yang diharamkan, seperti
rokok, alcohol, dan lain sebagainya.
4. Transaksi penjualan dan pembelian saham tidak dilakukan secara langsung
untuk menghindari manipulasi harga.
b. Mekanisme transaksi pasar modal konvensional.
1. Transaksi menggunakan konsep bunga yang mengandug riba .
2. Mengandung ttransaksi yang tidak jelas, spekulatif, manipulative, dan judi.
3. Saham perusahaan bergerak dalam semua bidang baik dalam bidang yang
halal maupun bidang yang haram.
4. Transaksi penjualan dan pembelian dilakukan secra langsung dengan
menggunakan jasa broker sehingga adanya kemungkinan dalam
mempermainkan harga.
4. Saham
a. Saham (Surat-surat berharga) pasar modal syariah
1. Saham yang diperdagangkan datang dari emiten yang memenuhi kriteria-
kriteria syariah.
2. Tidak adanya transaksi yang berbasis bunga.
3. Tidak aadanya transaksi yang meragukan.
4. Aktifitas bisnis saham harus dari perusahaan yang halal.
5. Menggunakan prinsip-prinsip mudharabah, musyarakah, ijarah, istisna, dan
salam.
b. Saham pada pasar modal konvensional
1. Saham yang diperdagangkan datang dari semua emiten tanpa menghiraukan
halam-haram.
2. Menggunakan transaksi berbunga.
3. Mengandung transaksi spekulatif.
4. Saham dari semua perusahan baik aktivitas bisnisnya halal maupun haram.
5. Mengandung transaksi yang manipulative.
5. Obligasi
a. Obligasi syariah
1. Berdasarkan akad mudharabah dengan memperhatikan fatwa DSN-MUI No.
7/ DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mudharabah.
2. Emiten bertindak sebagai mudharib (pengelola modal).
3. Pemegang obligasi sebagai shahibul mal (pemodal).
4. Emiten obligasi tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
5. Nisbah harus disebutkan diatas.
b. Obligasi konvensional
1. Berdasarkan prinsip syariah.
2. Emiten bertindak sebagai debitur.
3. Pemegang obligasi sebagai kerditur.
4. Kegiatan usaha dalam emiten obligasi dibebaskan sehingga tidak ada batasan
halal-haram.
5. Nnisbah mengikuti perkembangan suku bunga.
6. Reksa dana
a. Reksa dana syariah
1. Menggunakan akad wakalah dan mudharabah akan tetapi tetap
memperhatikan fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/ IX/ 2000 tentang reksa
dana syariah.
2. Investasi dilakukan pada instrument keuangan yang sesuai dengan syariah.
3. Jenis usaha emiten sesuai dengan syariah.
4. Pembagian keuntungan berdasarkan proporsi yang ditentukan dalam akad.
b. Reksa dana konvensional
1. Berdasarkan prinsip kontrak investasi kolektif dengan memperhatikan pasal
18 sampai dengan pasal 29 bab IV UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal.
2. Investasi dilakukan pada instrument konvensional.
3. Jenis usaha emiten tidak harus sesuai syariah.
4. Pembagian keuntungan berdasarkan perkembangan suku bunga.
BAB 3

KESIMPULAN

1. Akuntansi Konvensional memiliki sifat yang dibuat sendiri oleh kaum kapital dengan
berpedoman pada filsafat kapitalisme. Dalam akuntansi konvensional dijelaskan bahwa
perumusan tujuan akuntansi keuangan tergantung pada penyelesaian pertentangan
kepentigan tiga golongan: perusahaan, pemakai dan profesi akuntansi. Ini
mengindikasikan bahwa jika tujuan laporan keuangan adalah salah satu dari ketiga pihak
tersebut, maka bisa jadi pihak- pihak lain merasa dirugikan. Artinya ada ketidakadilan
yang bertentangan dengan prinsip ekonomi islam, sedangkan dalam Akuntansi Islam ada
konsep Akuntansi yang harus dipatuhi, yaitu hukum Syariah yang berasal dari Tuhan yang
bukan ciptaan manusia dan Akuntansi Islam sesuai dengan kecenderungan manusia yaitu
hanief yang menuntut agar perusahaan juga memiliki etika dan tanggung jawab sosial,
bahkan ada pertanggungjawaban di akhirat, dimana setiap orang akan
mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan Allah SWT. Komponen laporan
keuangan entitas Syariah meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan
perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan
penggunaan dana zakat, laporan sumber dan penggunaan dana qardh dan catatan atas
laporan keuangan. Sedangkan komponen laporan keuangan konvensional tidak
menyajikan laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan
dana zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana qardh.

2. Pasar Modal memiliki urgensi yang sangat penting dewasa ini, Aspek yang membedakan antara
pasar modal syariah dan pasar modal konvensional adalah instrumentinstrumen pasar modal
masingmasing. Instrumen-instrumen yang dimaksud adalah berkaitan dengan prinsip yang
menjadi landasan akad serta efek yang diperdagangkan. Dalam hal ini prinsipnya berpegang pada
prinsip muamalah dalam Islam, yaitu, kesukarelaan, kehalalan, tidak mengandung riba, gharar,
maisir serta tidak mengandung hal-hal yang mengharamkan transaksi. Sementara efek yang
diperdagangkan dalam pasar modal syariah meliputi saham syariah, obligasi syariah (sukuk) dan
reksadana syariah, Di Indonesia sendiri penetapan Pasar Modal syariah sebagai bagian dari
kegiatan ekonomi islam di atur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 40/DSN-
MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang
Pasar Modal

DAFTAR PUSTAKA

- https://kurmakurma.wordpress.com/ekonomi/mengenal-akuntansi-syariah/
- Hukum Pasar Modal di Indonesia. UII Press, Inda Rahadiyan, Yogyakarta. 2014
- Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
- http://thelawdictionary.org/Capitalmarket
- Ari Kamayanti, Kerangka Konseptual Akuntansi Konvensional versus Akuntansi Syariah
- https://www.kompasiana.com/fajarkurnia/6-hal-perbedaan-pasar-modal-konvensional-
dan-pasar-modal-syariah_58bea9b0a3afbde416b3a1d0

Anda mungkin juga menyukai