Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka PDF
Fraktur Tibia Fibula Distal Terbuka PDF
OLEH :
DEWA ANUGRAH
NIM : 07.01.061
\
OLEH :
DEWA ANUGRAH
NIM : 07.01.061
12
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing
Diketahui OlehDirektur
Akademi keperawatan Mappa Oudang
Makassar
13
Karya Tulis Ilmiah dengan judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN TnI DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST
OPERASI (PEMASANGAN PLATE) FRAKTUR TIBIA FIBULA 1/3 DISTAL
TERBUKA DI RUANG PERAWATAN BEDAH RAJAWALI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR. Telah diuji dan dipertahankan
di hadapan Tim Penguji pada hari kamis 19 Januari 2010 di Akper Mappa Oudang
Makassar.
Tim Penguji
Mengetahui,
Direktur Akademi Keperawatan Mappa Oudang
Makassar
14
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PENULIS
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Pendidikan formal
15
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala Puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, yang
langit dan bumi, dunia dan akhirat dan kepada-Nyalah semua akan kembali.
SAW, yang membawa umat manusia dari alam gelap gulita ke alam yang terang
benderang.
Tak lupa pula penulis mensyukuri segala Rahmat dan Karunia yang telah
OUDANG MAKASSAR.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menghadapi hambatan,
tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak Karya Tulis Ilmiah ini
16
1. Bapak dewan pembina AKPER Mappa Oudang Makassar, yang telah
Oudang Makassar.
2. Ibu dr. Hj. A. Nurhayati, DFM, M. Kes selaku Direktur AKPER Mappa
keperawatan.
5. Bapak Hamzah Tasa, S. Kep Ns, M. Kes sebagai penguji II yang begitu
Ilmiah ini.
6. Ibu Hj. Aminah, S.Kep, Ns sebagai penguji III yang telah memberikan
7. Bapak & Ibu Dosen beserta Staf Pengajar Akademi Keperawatan Mappa
Oudang Makassar yang telah memberikan kuliah dan bimbigan kepada penulis
17
selama mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan Mappa oudang
Makassar.
8. Special buat ayahanda Ramli Mahmud dan ibunda tercinta Nuhera Sinar
dan saudara- saudaraku tersayang Dedy Saputra, Dewi Purnama dan Dela
Safitri, serta semua keluarga yang tidak sempat dituliskan namanya dalam
sayang serta dukungan moril yang tak terhitung nilainya sehingga penulis
teman yang tidak sempat penulis tuliskan dalam lembaran ini yang sudah mau
berbagi suka dan duka bersama penulis, juga memberikan support, dan
10. Tak lupa juga saya menghanturkan banyak terima kasih kepada Pak dardin,
Pak Herman, Bu Asni, Kak Ridho, Kak Indri, Kak Sahar, Kak Ahmad,
Kak Hikma, Kak Halim, Astaga hampir lupa juga ma Mba Sri dan Mba
18
dan suguhan buka puasa yang hampir setiap hari menyelematkan perut
Mustaina, Sry, Erni, Terimah kasih atas kerja samanya dan kekompakannya
12. Rekan-rekan aktivis BEM periode I yang telah membantu penulis dalam
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terimah kasih banyak atas
Semoga tuhan yang Maha Esa memberikan balasan yang setimpal atas
Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi
DEWA ANUGRAH
19
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHANiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.xi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................1
Tujuan Penulisan ..........................................................................................3
Manfaat Penulisan ........................................................................................4
Metodologi ...................................................................................................5
Sistematika Penulisan ...................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar Medis ...........................................................................8
Pengertian ......................................................................................8
Anatomi Fisiologi .........................................................................8
Etiologi ........................................................................................21
Patofisiologi ................................................................................24
Manifestasi Klinik .......................................................................25
Pemerikasan Diagnostik ..............................................................26
1. Penatalaksanaan Medik ...............................................................27
Konsep Dasar Keperawatan ..............................................................28
Pengkajian ...................................................................................28
Penyimpangan KDM ..................................................................29
Diagnosa Keperawatan................................................................30
Rencana Keperawatan ................................................................30
BAB III TINJAUAN KASUS
Pengkajian ........................................................................................36
20
Data Fokus .................................................................................46
Analisa Data ...............................................................................47
Diagnosa Keperawatan .....................................................................49
Rencana Keperawatan (Intervensi) ...................................................50
Catatan Tindakan (Implementasi) ....................................................54
Catatan Perkembangan (Evaluasi) ....................................................57
BAB IV PEMBAHASAN
Pengkajian .........................................................................................60
Diagnosa Keperawatan......................................................................62
Intervensi ...........................................................................................64
Implementasi .....................................................................................65
Evaluasi .............................................................................................66
BAB V PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................67
Saran ..................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA
21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kompleks.
merupaka akibat dari cedera, seperti kecelakaan mobil, olah raga atau
22
sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan saraf dimana saraf itu
23-09 2007).
data dari RS. Sumber waras jakarta angka kejadian fraktur akibat
waktu.blogspot.com).
1 2005 31 11 42
2 2006 17 8 25
23
Derdasarkan data tersebut diatas maka penulis mengangkat kasus
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Musculoskeletal : Fraktur.
2. Tujuan Khusus :
Tujuan khusus yang akan dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini
24
Musculoskeletal : Fraktur Di Ruang Perawatan Bedah Rajawali
C. Manfaat Penulisan
1. Akademik
25
2. Rumah Sakit
Oudang Makassar.
4. Penulis
selama pendidikan.
26
b. Hasil penulisan diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis untuk
Makassar.
D. Metode Penulisan
adalah :
1. Tempat
Makassar.
2. Waktu
1) Study Kepustakaan
27
gangguan system musculoskeletal : Post Operasi (Pemasangan
realistisk.
2) Study Kasus
a. Wawancara
b. Pengkajian fisik
28
3) Perkusi, adalah metode pemeriksaan dengan cara untuk
c. Study Dokumentasi
E. Sistematika Penulisan
29
Adapun sistematika penulisan Karya Tuklis Ilmiah ini dibagi dalam 5
BAB dimana setiap BAB akan diuraikan kedalam sub-sub dengan susunan
sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
tindakan (SOAP).
BAB IV : Pembahasan
30
masalahnya (pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
BAB V : Penutup
tujuan.
31
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
rawa yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa (Arief Mansjoer, dkk
2000).
jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenal stress yang lebih
kontraksi otot yang sangat kuat dan secara tiba-tiba atau dorongan secara
32
2. Anatomi & fisiologi
a. Pengertian tulang
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang disusun dari tiga sel :
b. Fungsi tulang
macam pergerakan.
melaksanakan pekerjaannya.
33
d) Sebagai pengungkit: untuk bermacammacam aktivitas selama
pergerakan.
sebagai fagositotik.
dibutuhkan.
34
2) Fungsi tulang secara khusus.
tubuh manusia.
c. Klasifikasi tulang
Terdiri dari dua bagian batang dan bagian ujung tulang pipa ini
cacellous.
5) Tulang sesamoid
35
3. Etiologi
c. Trauma ringan
(www.medicastro.com, 2008)
36
4. Pembagian Patah Tulang
(greenstick).
transversal).
37
d. Spiral : Fraktur memuntir seputar batang tulang.
frafmen.
tulang wajah).
38
39
avulsion
comminuted displaced greenstick
impacted interarticular
longitudinal oblique
40
Untuk menjelaskan keadaan fraktur, hal-hal yang perlu di deskipsikan
adalah:
41
3. Berdasarkan Jumlah Garis Patah
berhubungan
3) Fraktur Multiple : Garis patah lebih dari dari satu tetapi pada
belakang.
5. Berdasarkan jenisnya
dengan dunia luar akibat adanya perlukaan di kulit di bagi atas tiga
derajat yaitu:
1) Derajat 1
42
a) Luka < 1 cm
d) Kontaminasi minimal
2) Derajat II
a) Laserasi > 1 cm
d) Kontaminasi sedang
3) Derajat 111
43
5. Insiden
Fraktur tulang rusuk adalah yang paling Banyak terjadi pada orang
dewasa, fraktur femur adalah fraktur yang paling banyak terjadi pada usia
muda atau umur setengah baya. Pada pasien yang lebih tua yang sering
kejadian dengan mencapai 9.865 orang, 6.142 orang mengalami luka berat
dan 8.694 mengalami mluka ringan dengan data rata-rata setiap hari
dunia, data dari Sulawesi Selatan jumlah kecelakaan lalu lintas juga
1.717 orang, tahun 2004 jumlah meningkat 3.972 orang, tahun 2005 dari
6. Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh , namun memiliki kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan tekanan, tetapi jika tulag terkena tekanan yang lebih besar dari
yang dapat diabsorbsinya maka akan terjadi fraktur. Meskipun tulang yang
44
mulanya akan terjadi perdarahan disekitar patahan tulang, yang disebabkan
baru imatur yang disebut kalus. Bekuan fibrin secara perlahan mengalami
45
7. Manifestasi klinik
perubahan warna.
fragmen tulang
sampai 5 cm .
dengan lainnya
46
e. Pembengkakan dan perubahan warna local pada kulit terjadi sebagai
8. Komplikasi
b Sindrom emboli lemak. Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat
a. Malunion
b. Delayed union
47
c. Nonunion
a. Komplikasi dini
1. Lokal
2. Sistemik
a) Emboli lemak
b) Komplikasi lanjut
3. Local
c) Malunion
48
9. Pemeriksaan Diagnostik
- Hasil laboratorium
Tidak ada tes laboratorium yang khusus untuk pasien dengan fraktur,
- Hasil radiografik
beratnya fraktur.
a. Pembidaian physiologi
pemakaian dan spasmus otot karena rasa sakit pada waktu digerakkan
c. Fiksasi internal
Pada metode ini kedua ujung tulang yang patah dikembalikan ke posisi
asalnya dan di fiksasi dengan plat dan skrup atau diikat dengan kawat.
49
Beberapa faktor yang mempengaruhi penyembuhan tulang:
streroid anabolic.
b) Kehilangan tulang.
e) Inspeksi.
f) Keganasan local.
i) Nekrosis Avaskuler.
50
11. Penatalaksanaan
waktu 10 tahun terakhir ini. Traksi dan spica casting atau cast bracing,
invasif pilihan untuk anak-anak. Oleh karena itu, tindakan ini tidak
Kedokteran.com)
Bila keadaan penderita stabil dan luka telah diatasi, fraktur dapat
a. Traksi
51
dibawah anestesi dan balanced suding skeletal traction yang
52
b. Fiksasi interna
menyebabkan nonlinion.
53
rumah sakit dalam waktu 2 minggu setelah kerugian meliputi
rotasi
c. Fiksasi eksternal
nail yang tidak memberi fiksasi yang digid juga cocok untuk
tindakan ini.
54
B. Proses Keperawatan
evaluasi.
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Anamnese
a) Identitas klien
medis.
b) Keluhan utama
rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan
(2) Quality of Pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
atau menusuk.
55
(3) Region : radation, rellef : apakah rasa sakit bisa reda,
sakit terjadi.
kemampuan fungsinya.
56
dengan luka di kaki sangat beresiko terjadinya osteomyelitis
penyembuhan tulang.
f) Riwayat psikososial
57
keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga
atau tidak.
Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan, atau tidak.
58
(4) Pola tidur dan istirahat
tidur.
inap.
59
optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah
akibat fraktur.
perkawinannya.
60
konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri dan
b. Pemeriksan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, BB, TTV (TD, nadi, suhu,
1) Aktivitas/Istirahat
Sirkulasi :
darah).
yang terkena.
2) Neurosensori
Kesemutan
61
Tanda : Deformitas lokal : angulasi abnormal, pemendekan,
kelemahan/hilang fungsi.
3) Nyeri/Kenyamanan
kerusakan saraf.
4) Keamanan
warna.
atau tiba-tiba).
62
2. Dampak KDM
Trauma
Fraktur
41
3. Diagnosa Keperawatan
edema, dan cedera pada jaringan lunak, alat traksi atau immobilisasi,
stress, ansietas.
103
e. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
tungkai.
sekrup.
4. Rencana keperawatan
Kriteria :
sisi fraktur.
dengan tepat.
104
Intervensi keperawatan :
NO INTERVENSI RASIONAL
1) Pertahankan tirah baring/ 1) Meningkatkan stabilitas,
bergerak/membalik.
mempengaruhi penarikan
traksi.
yang kering.
105
untuk membaik pasien. multipel dapat membuat
menyokong ekstremitas
memberikan imobilisasi
fraktur dimana
pembengkakan jaringan
berlebihan. Seiring
dengan berkurangnya
pembelat atau
mungkin diperlukan
untuk mempertahankan
kesejajaran fraktur.
106
traksi (contoh, Buck, dunlop, tarikan pada aksis
dan memengatasi
tegangan otot/
pemendekan untuk
memudahkan posisi/
memungkinkan
107
pasien menghindari
spasme otot.
keseimbangan timbal
balik.
traksi Russel.
atau beban,
108
memungkinkan mobilitas/
atau berlebihannya
keketatan klem/ikatan
kerangka, menyebabkan
kesalahan posisi.
mulainya pembentukan
kalus/ proses
penyembuhan untuk
menentukan tingkat
perubahan/ tambahan
terapi.
keterlambatan
penyembuhan/tidak
menyatu.
109
b. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, gerakan fargmen tulang,
edema, dan cedera pada jaringan lunak, alat traksi atau immobilisasi,
stress, ansietas.
1) Keluhan nyeri.
menunjukkan nyeri.
otnomik.
Kriteria :
NO INTERVENSI RASIONAL
1) Pertahankan mobilisasi 1) Menghilangkan nyeri dan
terhadap).
110
2) Hindari penggunaan sprei/ 2) Meningkatkan aliran
nyeri.
kering.
perilaku)
kebutuhan untuk
menghilangkan
pengalaman kecelakaan.
111
6) Jelaskan prosedur sebelum 6) Memungkinkan pasien
berpartisipasi dalam
mengontrol tingkat
ketidaknyamanan.
partisipasi.
memudahkan resolusi
yang cedera.
112
napas dalam, imajinasi meningkatkan
DK : Perfusi jaringan,
perubahan : perifer,
nyeri.
113
14) Berikan obat sesuai inbdikasi 14) Diberikan untuk
dibandingkan dengan
narkotik untuk
memperbaiki/menghilang
mencegah fluktuasi
dalam penghilangan
114
tegangan otot/spasme.
terabanya nadi.
Kriteria :
2) Sensasi normal.
NO INTERVENSI RASIONAL
1) Lepaskan perhiasan dari 1) Dapat membendung
oedema.
115
halus dimana pulsasi
berlanjut setelah
meningkatnya tekanan
mengempiskan sirkulasi
arteriol/venula otot.
gangguan arterial.
mungkin normal
kompartemen, karena
sirkulasi superfisial
biasanya tidak
116
dipengaruhi.
nekrosis.
pada pembuluh
darah/saraf, terutama
117
pada aksila dan lipat
paha, mengakibatkan
saraf permanen.
peninggian ekstremitas
secara nyata
menurunkan perfusi.
118
1 unit darah.
memperbaiki sirkulasi.
memerlukan kedaruratan
intervensi segera.
119
rutin latihan jari/sendi distal. dan menurunkan
khususnya pada
ekstremitas bawah.
atau lebih.
gangguan pembekuan
yang memerlukan
intervensi lanjut.
120
16) Berikan kompres es sekitar 16) Menurunkan oedema/
sirkulasi.
menghilangkan restrikso
sirkulasi yang
diakibatkan oleh
pembentukan edema
cedera.
menunjukkan kebutuhan
intervensi.
kempartemen dalam 4
121
timbulnya dapat
mengakibatkan
kontraktur
berat/kehilangan fungsi
dan kecacatan
keefektifan terapi
pengantin.
vena dalam.
sehingga menurunkan
risiko pembentukan
trombus.
122
d. Resiko tinggi terhadap kerusakan gas berhubungan dengan perubahan
Kriteria :
NO INTERVENSI RASIONAL
1. Awasi frekuensi pernapasan 1) Takipnea, dispnea, dan
indikator terjadinya
tanda/gejala
menunjukkan ditress
pernapasan
luas/cenderung
kegagalan.
123
juga adanya gemericik/ronki/ komplikasi pernapasan,
SDPD. Inspirasi
mengorok menunjukkan
lemak.
menurunkan kongesti
124
stupor. dapat menyebabkan
penyimpangan pada
seperti terjadinya
hipoksemia/ asidosis.
retina.
Kolaborasi :
meminimakan
atelektasis.
jaringan.
125
Seri GDA, Hb, kalsium, LED, menunjukkan gangguan
trombosit. kegagalan.
Anemia, hipokalsemia,
lemak dalam
darah/urine/sputum dan
penurunan jumlah
trombosit
(trombositopenia) sering
berhubungan dengan
emboli lemak.
bertambahnya
tromboflebitis.
keberhasilan untuk
mencegah/mengatasi
emboli lemak.
126
e. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
hemobilisasi tungkai.
fungsional.
Kriteria :
bagian tubuh.
aktivitas.
NO INTERVENSI RASIONAL
1) Kaji derajat imobilisasi yang 1) Pasiun mungkin dibatasi
imobilisasi. memerlukan
informasi/intervensi
127
untuk meningkatkan
kemajuan kesehatan.
menurunkan isolasi
sosial.
sendi, mencegagah
kontraktur/atrofi dan
tidak digunakan.
128
dan membantu
mempertahankan
dikontraindikasikan pada
perdarahan akut/edema.
tangan/kaki, dan
mencegah komplikasi
(contoh kontraktur/kaki
jatuh).
menurunkan ketidak
129
nyamanan dengan tetap
Pasca posisi
melibatkan penempatan
menekuk sementara
tempat tidur.
meningkatkan kesehatan
diri langsung.
130
Belajar memperbaiki cara
menggunakan alat
penting untuk
mempertahankan
keamanan pasien.
memerlukan intervensi
khusus (contoh
peninggian secara
tegak).
dekubitus, atelektasi,
pneumonia).
131
rutin. Tempatkan pada pispot, dapat memperlambat
yang memudahkan
eliminasi dapat
mencegah/membatasi
komplikasi. Bedpan
tekanan lumbal/gips
ekstremitas bawah.
konstipasi.
132
pertama. mengakibatkan
mempengaruhi massa
Catatan : Makanan
protein meningkat
halus, mengakibatkan
konstipasi, sehingga
makanan berprotein
meningkat.
Makanan pembentukan
distensi abdominal,
133
16) Konsul dengan ahli terapi 16) Berguna dalam membuat
memerlukan bantuan
aktivitas yang
mengandalkan berat
kruk, tongkat,
meninggikan tempat
pengambil/penggapai,
menerima kenyataan
134
kondisi/prognosis,
imobilisasi lama,
mengalami kehilangan
kontrol.
1) Keluhan gatal, nyeri, kebas, tekanan pada area yang sakit atau area
sekitar.
Kriteria :
lesi terjadi.
NO INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kulit untuk luka terbuka, 1) Memberikan informasi
135
alat dan/atau pemasangan
pembentukan edema
yang membutuhkan
sesuai indikasi.
Penggunaan trapeze
pada siku/tumit.
136
Bersihkan kulit dengan Catatan : Terlalu banyak
stearat seng.
akan menyebabkan
abrasi/trauma jaringan.
menimbulkan gangguan
137
sirkulasi.
lengkap. abrasi.
Memberikan
mencegah kerusakan
kulit/ ekskoriasi.
138
mungkin. dan menyebabkan
kerusakan kulit.
tidak memungkinkan
karena potensial
akumulasi berlebihan di
dalam gips.
139
sering untuk melibatkan pada kaki dan sekitar
tungkai dapat
mempengaruhi sirkulasi.
terselip.
ekstremitas.
140
Letakkan bantalan Memberikan tarikan
tulang.
atau nyeri.
perawatan kulit.
141
perlindungan/tutup jarum. ekslorasi.
Beri bantalan/pelindung
penurunan sirkulasi.
perawatan luka/kulit.
NO INTERVENSI RASIONAL
1) Inspeksi kulit untuk adanya 1) Pen atau kawat tidak
142
kemerahan, atau abrasi
(dapat menimbulkan
infeksi tulang).
kontaminasi.
pertumbuhan bakteri.
tak enak/asam.
terjadinya tetanus.
143
7) Selidiki nyeri tiba-tba/ 7) Dapat mengindikasi
edema lokal/eritema
ekstremitas cedera.
akan memerlukan
kewaspadaan luka/linen
untuk mencegah
kontaminasi silang.
Peningkatan pada
osteomielitis.
LED Mengidentifikasi
organisme infeksi.
luka/serum/tulang. menunjukkan
vaskularitas,
menunjukkan
osteomielitis.
144
10 Berikan obat sesuai indikasi, 10) Antibiotik spektrum luas
ditujukan pada
mikroorganisme khusus.
Diberikan secara
kemungkinan adanya
peningkatan bila
cedera/luka terjadi
dalam lapangan
menurunkan
mikroorganisme dan
Antimikrobial drip
diperlukan untuk
145
mengatasi osteomielitis,
darah ke tulang
terganggu.
osteomielitis, gangren
gas.
membantu penyembuhan
proses infeksi.
146
h. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
dapat dicegah.
pengobatan.
NO INTERVENSI RASIONAL
1) Kaji ulang patologi, prognosis, 1) Memberikan dasar
pilihan informasi.
dapat mempengaruhi
intramedula, kuku/akar
kemudian.
147
2). Beri penguatan metode 2) Banyak fraktur
perlambatan
penyembuhan dapat
ketidaktepatan
penggunaan alat
ambulasi.
dapat mencegah
digips.
148
memerlukan bantuan. bantuan.
pemulihan.
kembalinya aktivitas
pengobatan membantu
149
yang tepat. trauma tulang/jaringan
berlanjut menjadi
osteomielitis.
menggunakan tangan
dan peninggian.
mencegah deformitas
kulit/kesalahan postur.
150
Catatan : Pemasangan
pengeringan.
lembab.
dipengaruhi oleh
meningkatkan partisipasi
yang diinginkan.
151
13) Anjurkan penggunaan pakaian 13) Membantu aktivitas
izin.
pelindung.
152
bahwa otot dapat tampak menurun dan rasa sakit
Tinggikan ekstremitas
sesuai kebutuhan.
153
5. Implementasi
dengan tim kesehatan yang lain, keluarga klien dan klien sendiri.
6. Evaluasi
diperlukan.
Marilynn E, 2000).
154
d. Mempertahankan fungsi pernapasan yang adekuat
155
BAB III
TINJAUAN KASUS
Mappa Oudang Makassar. Pada kasus ini ditetapkan tentang proses asuhan
ada.
keluarga klien serta tim kesehatan lainnya yang ada hubungannya dengan kasus
A. Pengkajian.
1. Biodata.
a. Identitas Klien.
2. Umur : 37 tahun.
4. Agama : Islam.
6. Status : Kawin.
7. Pekerjaan : Petani
156
9. No. MR : 358965
2. Keluhan Utama.
Keluhan ini dialami oleh klien sejak post operasi (pemasangan plate)
fraktur Tibia Fibula 1/3 distal terbuka sejak saat dikaji pada tanggal 5
Januari 2010, nampak luka robek dengan ukuran 3x1 cm, klien
mengeluh nyeri pada kaki kanan, nyeri yang dikeluhkan oleh klien
seperti ditusuk tusuk dan waktu timbulnya nyeri setiap kali klien
3. Riwayat Kesehatan.
dan mengalami fraktur Tibia Fibula 1/3 distal terbuka. Klien langsung
157
b. Riwayat Kesehatan Lalu.
Tidak ada riwayat penyakit DHF dan typoid, penyakit yang pernah
diderita oleh klien demam, flu, dan sakit kepala. Klien juga
Genogram 3 generasi.
65 60
70 55 45 40 55 53 49 40 39
50 46
37 30 25 20 16
Keterangan :
: Meninggal. : Klien
158
Genogram I : Kakek dan nenek klien dari pihak ayah meninggal karena faktor
usia
usia
sehat.
4. Riwayat Psikososial.
datang menjeguknya.
b. Pola Kognitif.
159
c. Pola Koping.
d. Pola Interaksi.
Klien dapat berinteraksi dengan keluarga dan tim medis secara baik.
5. Riwayat Spiritual.
setelah sakit, klien tidak bisa melaksanakan shalat lima waktu dan
6. Pemeriksaan Fisik
1) Kasadaran komposmentis.
tanda distraksi.
5) Tinggi badan, Berat Badan (BB), dan gaya berjalan tidak dikaji
160
b. Tanda tanda Vital.
TD : 130/80 mm Hg.
N : 100x/menit.
P : 20x/menit.
S : 37 C.
c. Sistem Pernafasan.
1) Hidung.
dan epistaksis.
2) Leher.
3) Dada.
total.
terdapat retraksi.
161
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
d. Sistem Cardiovaskuler.
trikuspidalis.
e. Sistem Pencernaan.
2) Mulut.
Jumlah gigi 28
162
3) Gaster.
4) Abdomen.
f. Sistem Indera.
1) Mata.
163
2) Hidung.
3) Telinga.
g. Sistem Syaraf.
1) Fungsi Cerebral.
dengan baik.
b) Kesadaran : Eyes : 4
Motorik : 6
Verbal : 5
2) Fungsi cranial
meter
164
Nervus III, IV, VI (Okulomotorik, Toklearis, Abdusen).
165
Nervus X (Hipoglosus) : Klien mampu menggerakkan
dengan lurus.
h. Fungsi Motorik.
1) Kekuatan otot : 4 2
3 0
i. Fungsi Sensorik.
j. Fungsi Cerebellum.
k. Refleks.
Refleks Bisep (+) : Terjadi kontraksi otot dengan gerakan fleksi saat
distal terbuka.
166
Refleks Trisep (+) : Terjadi kontraksi otot dengan gerakan fleksi saat
distal terbuka.
l. Sistem Muskuloskeletal.
1) Kepala.
pariental kiri.
kiri
2) Vertebra.
3) Pelvis.
167
m. Sistem Integumen.
1) Rambut.
2) Kulit.
3) Kuku.
n. Sistem Endokrin.
o. Sistem Perkemihan.
p. Sistem Reproduksi.
168
q. Sistem Imun.
7. Aktivitas Sehari-hari
169
a. Tidur siang, 22.00 05.00 Jarang.
b. Tidur malam, 20.00
c. Jam mudah tidur, Nonton TV. Tidak ada.
d. Kebiasaan sebelum
tidur Lari. Klien tidak mampu
5. Olahraga : berolahraga karena
a. Jenis olahraga yang sakit.
biasa dilakukan, 1x /seminggu.
b. Frekwensi
6 Personal hygiene : 2x sehari. Klien mengatakan
a. Mandi, Frekuensi 2x/seminggu. selama sakit tidak
b. Cuci rambut, Setiap kali panjang. pernah mandi, cuci
c. Gunting kuku. rambut dan gunting
kuku.
1. Klien mengatakan Klien tidak pernah
7. Rokok /alkohol dan obat akan dirinya tidak merokok, minum
obatan. merokok, alkohol maupun
2. Klien tidak mengkonsumsi
meminum alkohol, obat-obatan.
3. Klien tidak
kecanduan dengan
kopi,
4. Tidak ada
ketergantungan
obat-obatan.
170
aktivitas sehari-hari melakukan aktivitas
dalam hal pemenuhan kecuali dibantu oleh
ADL. keluarga dan
perawat.
8. Test Diagnosik
a. Thorax Ap :
3) fraktur/dislokasi tulang,
c. Laboratorium
1) WBC : 7.8 10
2) RBC : 3.881
3) PLT : 375 10
4) PCT : 276 %
5) HB : 2
171
9. Terapy Saat Ini.
Asam mefenamat
172
B. DATA FOKUS
kanan atas.
7. Kuku nampak panjang dan kotor. 7. Klien mengatakan susah tidur karena
173
keadaan penyakitnya.
3 0 mandi.
N : 100x/menit
P : 20x/menit
S : 37 C.
penyakitnya.
Kanan.
174
C. ANALISA DATA
Hipotalamus
Dipersepsikan sebagai
nyeri
175
perawat. Kelemahan fisik
- Klien mengatakan tidak dapat
Keterbatasan gerak
bergerak secara leluasa.
DO :
Gangguan aktivitas
- Nampak terpasang verband
dan spalk pada kaki kanan.
- Klien nampak terbaring lemah
ditempat tidur.
- ADL klien dilayani ditempat
tidur.
3. DS :
Fraktur Tibia Defisit
- Klien mengatakan belum
Fibula1/3
perawatan
pernah mandi. Distal Terbuka
diri.
DO :
- Kuku klien nampak panjang Keterbatasan aktivitas
dan kotor.
- Nampak terpasang spalk pada Personal Hygiene
kurang
kaki kanan.
4.
DS : Fraktur Tibia Gangguan
Fibula1/3
- Klien mengatakan susah tidur pola tidur.
Distal Terbuka
karena rasa nyeri yang
dirasakan.
Nyeri
- Klien mengatakan sering
terbangun pada malam hari.
Aktivitas RAS
DO: terngganggu
- Klien nampak lesu.
Klien terjaga
176
5. DS : Fraktur Tibia Kecemasan.
Fibula1/3
- Klien mengatakan cemas
Distal Terbuka
dengan keadaan penyakitnya.
DO :
Terjadi perubahan
- Klien sering bertanya - tanya status kesehatan
tentang penyakitnya.
- Klien nampak cemas. Klien selalu bertanya
tanya tentang
- TTV :
penyakitnya
TD : 130/80mmHg.
N : 100x /menit. Informasi yang
diberikan tidak akurat
P : 20x /menit.
S : 37C.
Kurang pengetahuan
Stressor meningkat
Kecemasan.
Resiko terjadinya
infeksi
178
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
179
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN.
127
3. Berikan posisi 3. Posisi yang nyaman
yang nyaman. diberikan untuk
mengurangi
penekanan pada
daerah nyeri.
4. Ajarkan tehnik 4. Memperlancarkan
relaksasi dan sirkulasi O2 ke
diskraksi. jaringan setinggi
dapat
merelaksasikan otot
otot sehingga
nyeri berkurang.
5. Penatalaksanaan 5. Obat analgetik
pemberian obat dapat memblok
analgetik : rangsangan neuri
- Torasic 1 amp sehingga tidak
/ 8 jam/IV. ditafsirkan di otak.
128
2. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri Klien mengatakan mampu 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahui
dan terapi pengobatan ditandai beraktivitas secara mandiri kemampuan sejauh mana
dengan : dengan kriteria : aktivitas klien. aktivitas yang dapat
DS : - Klien mengatakan nyeri bila - KU baik, ditoleransi oleh
beraktivitas. - Nampak kebutuhan klien klien dan sebagai
- Klien mengatakan tidak dapat terpenuhi secara mandiri, indikator intervensi
bergerak secara leluasa. - Klien tidak mengeluh nyeri selanjutnya.
- Klienh mengatakan tidak bila beraktivitas. 2. Observasi. 2. Dapat mengetahui
mampu beraktivitas kecuali Perkembangan / sejauh mana
dibantu oleh keluarganya. kemajuan klien perkembangan /
DO : - Nampak terpasang verband dalam keadaan klien
dan spalk pada kaki kanan beraktivitas. dalam memenuhi
atas. kebutuhan ADL
- Klien nampak terbaring lemah nya.
di tempat tidur. 3. Bantu klien dalam 3. Agar klien merasa
- ADL klien dilayani di tempat memenuhi diperhatikan dan
tidur. kebutuhan ADL kebutuhan ADL
nya. klien dapat
terpenuhi.
129
4. Bantu klien dan 4. Dapat
libatkan keluarga meningkatkan
dalam melakukan toleransi klien
latihan ROM. dalam beraktivitas
dan dapat
mengetahui
pergerakan
abnormal pada kaki
dan jari tangan.
5. Libatkan keluarga 5. Keterlibatan klien/
klien dalam setiap keluarga dalam
tindakan terapi setiap tindakan
pengobatan. pengobatan dapat
mempercepat proses
penyembuhan dan
dapat meningkatkan
kemandirian klien.
130
6. Melibatkan 6. Agar klien merasa
keluarga dalam diperhatikan dan
pemenuhan ADL ADL klien
klien. terpenuhi.
3. Hambatan perawatan diri b/d Personal hygiene teratasi 1. Kaji personal 1. Mengetahui
kelemahan fisik ditandai dengan : dengan kriteria : hygiene. personal hygiene
DS : - Klien mengatakan belum - Kuku klien nampak pendek klien sehingga
pernah mandi. dan bersih. dapat mengetahui
DO : - Kuku klien nampak panjang - Klien mengatakan sudah tindakan
dan kotor. mandi. selanjutnya.
2. Mandikan pasien 2. Memandikan klien
tiap hari. dapat mencegah
pertumbuhan
kuman.
3. Bantu klien untuk 3. Kebersihan kulit
mandi di tempat terjaga, tercipta rasa
tidur. nyaman dan
perasaan segar.
131
4. Anjurkan 4. Agar klien
keluarga klien kelihatan besih dan
untuk mengganti merasa nyaman.
pakaian tiap hari.
5. Bantu klien dan 5. Dengan membantu
libatkan keluarga klien makan dan
untuk makan dan minum, klien dapat
minum di tempat bersemangat untuk
tidur. makan.
6. Bantu klien dan 6. Untuk
libatkan keluarga memudahkan
untuk BAB dan segala aktivitas
BAK di tempat klien.
tidur.
7. Bantu klien untuk 7. Dengan memotong
memotong kuku. kuku klien nampak
bersih.
132
4. Gangguan pola tidur berhubungan Klien akan mengungkapkan 1. Kaji penyebab 1. Dengan memotong
dengan nyeri ditandai dengan : pola tidur terpenuhi dengan gangguan pola kuku klien nampak
DS : - Klien mengatakan susah tidur kriteria : tidur klien. bersih.
karena rasa nyeri yang - Klien dapat tidur dengan 2. Kaji kebiasaan 2. Dengan mengetahui
dirasakan. nyenyak. klien sebelum kebiasaan sebelum
- Klien mengatakan sering - Klien dapat tidur selama + 7 tidur. tidur, klien dapat
terbangun pada malam hari. 8 jam/hari . membantu dalam
DO : - Klien nampak lesu. menentukan
intervensi
selanjutnya.
3. Berikan posisi 3. Dengan posisi yang
yang nyaman nyaman, klien bisa
pada klien pada tidur dengan
saat mau tidur. nyenyak.
4. Anjurkan klien 4. Berdoa dapat
berdoa sebelum menenangkan jiwa
tidur. sehingga tidur
menjadi nyenyak.
133
5. Kecemasan b/d kurangnya Kecemasan akan teratasi 1. Kaji tingkat 1. Sebagai dasar
pengetahuan tentang penyakit ditandai dengan kriteria : kecemasan klien. dalam melakukan
dengan : - Kriteria mengatakan intervensi
DS : - Klien mengatakan cemas mengerti tentang selanjutnya.
dengan keadaan penyakitnya. penyakitnya. 2. Obervasi tanda 2. Kecemasan dapat
DO : - Klien sering bertanya tanya - Klien tidak cemas lagi. tanda vital. meningkatkan
tentang penyakitnya. - TTV dalam batas normal. akibat peningkatan
- Klien nampak cemas. TD : 120/70 mm Hg. tanda tanda vital.
- TTV : N : 60 80x/menit. 3. Berikan dorongan 3. Dukungan perawat
- TD : 130/80 mm Hg. P : 18 24x/menit. kepada klien akan membawa
- N : 100x/menit. S : 36 37 C. untuk klien mengenal
- P : 20x/menit. mengekspresikan sedini mungkin
- S : 37 C. perasaannya. perasaannya dan
membagi kepada
orang lain untuk
mengurangi
gangguan
perasaannya.
134
4. Beri support 4. Support positif
positif kepada dapat membantu
klien. klien untuk
melakukan koping
mengatasi masalah.
5. Anjurkan klien 5. Pendekatan
untuk selalu spiritual membantu
melakukan klien untuk
pendekatan menghadap
spiritual. penyakitnya.
6. Berikan 6. Penjelasan yang
penjelasan kepada singkat dan benar
klien dan membantu
keluarga tentang menghilangkan
penyakit dan persepsi salah
prosedur tentang
pembedahan. penyakitnya.
135
6. Resiko terjadinya infeksi b/d adanya Tidak terdapat tanda tanda 1. Kaji tanda tanda 1. Untuk mengetahui
luka ditandai dengan : infeksi pada klien seperti adanya infeksi. apakah ada tanda
DS : - kotor, rubor, dolor, dan tumor. tanda infeksi dan
DO : - Nampak terpasang verband - Luka tampak kering. sebagai indikasi
dan spalk pada kaki kanan. - TTV dalam batas normal. dalam intervensi.
- Daerah frakur : - TD : 120/70 mm Hg. 2. Observasi tanda 2. Perubahan dari vital
- TD : 130/80 mm Hg. - N : 60 80x/menit. tanda vital. sign meningkatkan
- N : 100x/menit. - P : 18 24x/menit. khususnya suhu
- P : 20x/menit. - S : 36 37 C. apabila meningkat
- S : 37 C. merupakan tanda
tanda infeksi.
3. Rawat luka 3. Tehnik aseptik dan
dengan tehnik antiseptik dapat
aseptik dan mengurangi/mence
antiseptik. gah terjadinya
infeksi silang.
136
4. Penatalaksanaan 4. Obat antibiotik
penberian dapat mencegah
antibiotik : terjadinya infeksi.
- Ciprolaxacin 1
gr/12 jam.
137
F. TINDAKAN KEPERAWATAN
05/01/2010 klien.
N : 80x/menit.
P : 18x/menit.
S : 36 C.
dalam.
nafas dalam.
138
dan segala aktivitas klien dilakukan di
tempat tidur.
dalam beraktivitas.
mandi.
139
11.50 2. Memandikan klien tiap hari.
hari.
12.00
3. Membantu klien untuk mandi ditempat tidur.
oleh perawat.
12.10
4. Membantu klien dan libatkan keluarga untuk
di tempat tidur.
12.10
5. Membantu klien dan libatkan keluarga untuk
klien berdoa.
140
12.40 2. Memberikan posisi yang nyaman pada klien
sebelum tidur.
N : 80x/menit
P : 20x/menit
S : 36 C
141
Selasa,5 VI 14.30 1. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi.
N : 80x/menit
P : 21x/menit
S : 37C
nyeri sedang.
N : 84x/menit.
P : 18x/menit.
S : 36 C.
142
08.20 4. Mengajarkan dan menganjurkan klien untuk
timbul.
dengan baik
perawat.
ADL-nya.
ditempat tidur.
143
09.10 4. Melibatkan keluarga dalam pemenuhan ADL
Klien.
keluarganya.
mandi.
hari.
oleh perawat.
di tempat tidur.
144
10.30 6. Membantu klien untuk memotong kuku.
klien berdoa.
ditempat tidur.
N : 80x/menit
145
P : 21x/menit
S : 37C
nyeri sedang.
timbul.
nafas dalam.
di tempat tidur.
146
08.20 melakukan latihan ROM.
secara optimal.
klien berdoa.
147
Kamis,7 III 09.10 Hasil : Cemas yang dirasakan sedang.
N : 80x/menit.
P : 20x/menit.
S : 36 C.
pembedahan.
keadaan penyakitnya.
N : 88x/menit.
P : 20x/menit.
S : 37 C.
10.00 antiseptik.
148
Hasil : Mengganti verband setiap hai dengan
N : 84x/menit.
P : 18x/menit.
S : 37 C.
Keluarganya.
149
Kamis,7 VI 11.00 Hasil : Klien mengatakan mau mandi tiap
berdoa.
N : 88x/menit.
P : 20x/menit.
S : 37 C.
12.10 antiseptik.
150
Hasil : Mengganti verband setiap hai dengan
N : 84x/menit.
P : 18x/menit.
S : 37 C.
dengan baik.
151
Jumat,8 III 08.50 Hasil : Klien tidak mampu melaksanakan
tempat tidur.
152
Jumat,8 IV 09.30 Hasil : Klien mengatakan belum pernah
hari.
oleh perawat.
di tempat tidur.
153
Jumat,8 V 10.30 Hasil : Klien mengatakan sebelum tidur
keadaan penyakitnya.
N : 80x/menit
P : 21x/menit
S : 37C
154
3.Merawat luka dengan tehnik aseptic antiseptic.
nyeri sedang.
N : 84x/menit.
P : 18x/menit.
S : 37 C.
timbul.
nafas dalam.
155
Sabtu,9 II 08.40 Hasil : Klien tidak mampu melaksanakan
perawat.
08.50 ADL-nya.
ditempat tidur.
09.10 Klien.
keluarganya.
156
Sabtu,9 III 09.20 Hasil : Klien mengatakan belum pernah
hari.
oleh perawat.
N : 80x/menit.
157
P : 20x/menit.
S : 36 C.
pembedahan.
keadaan penyakitnya.
N : 88x/menit.
158
P : 20x/menit.
S : 37 C.
11.30 antiseptik.
F. TINDAKAN KEPERAWATAN
159
Hari/Tgl NDX Jam Evaluasi dan SOAP
atas.
N : 80x/menit.
P : 20x/menit.
S : 36 C.
P : Lanjutkan intervensi :
analgetik.
160
secara leluasa.
tempat tidur.
P : - Lanjutkan intervensi :
dalam beraktivitas,
ADLnya
tindakan terapy/pengobatan.
161
O : - Klien nampak kotor.
P : Lanjutkan intervensi :
tidur
malam hari.
162
P : Lanjutkan intervensi :
klien.
penyakitnya.
penyakit.
N : 84x/menit.
P : 21x/menit.
S : 36 C.
P : Lanjutkan intervensi :
163
mengekspresikan perasaannya,
pendekatan spiritual,
penyakitnya.
S :-
P : Pertahankan intervensi
I. 16.00 antiseptik
antibiotik
164
S : - Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan.
06/01/2010 N : 80x/menit.
P : 18x/menit.
S : 36 C.
P : Lanjutkan intervensi :
Analgetik.
secara leluasa,
165
O : - ADL klien dilayani di tempat tidur,
kanan,
tempat tidur.
P : Lanjutkan intervensi :
kebutuhan
ADL-nya,
166
- Kuku klien nampak pendek dan bersih.
A : Masalah teratasi.
P : Pertahankan intervensi.
tidur,
P : Lanjutkan intervensi.
167
3. Berikan posisi yang nyaman pada klien
tidur
Penyakitnya
Penyakitnya
N : 80x/menit
P : 18x/menit
S : 37C
P : Lanjutkan intervensi
mengekspresikan perasaannya
168
pendekatan spiritual
S :-
P : Pertahankan intervensi
antiseptik
antibiotik
169
N : 80x/menit
P : 19x/menit
S : 37C
P : Lanjutkan intervensi
dan
Distraksi
analgetik
secara leluasa
kaki kanan
P : Lanjutkan intervensi
170
1. Kaji tingkat kemampuan aktivitas klien
dalam beraktivitas
tindakan terapy/pengobatan
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
171
makan dan minum ditempat tidur
Nyenyak
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
Penyakitnya
Penyakitnya
172
N : 80x/menit
P : 19x/menit
S : 37C
P : Lanjutkan intervensi
mengekspresikan perasaannya
pendekatan spiritual
S :-
173
P : Pertahankan intervensi
antiseptik
antibiotik
174
G. RESUME KEPERAWATAN
Agama : Islam
pembatasan
175
3) Berikan posisi yang nyaman
pembatasan
2) Bantu klien dan libatkan untuk makan dan minum ditempat tidur
prosedur pembedahan
176
f. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka
3. Evaluasi
177
BAB IV
PEMBAHASAN
pemikiran yang matang dengan menerapkan teori dari beberapa disiplin ilmu
ini akan membahas perbedaan yang terjadi antara teori dan kasus yang didapat dari
A. Pengkajian
kasus, pada teori dijelaskan terjadi gangguan beberapa dari sistem tubuh seperti
ditemukan pada kasus adalah klien mengatakan nyeri pada daerah kaki kanan
178
atas, nyeri yang dikeluhkan oleh klien adalah hilang timbul dengan skala nyeri
sedang, sifat nyeri yang dikeluhkan seperti ditusuk-tusuk dan waktu timbulnya
nyeri setiap kali klien beraktifitas dan merupakan pencetus timbulnya nyeri dan
faktor yang memperingan adalah bila klien tidak beraktifitas, sedangkan gejala
klinik yang ditemukan pada teori adalah nyeri akibat kerusakan jaringan dan
atau perubahan bentuk krepitasi yang dapat didengar bila fraktur digerakkan,
karena gangguan saraf dimana saraf itu dapat terjepit atau terputusnya oleh
fragmen tulang, syok yang dapat disebabkan karena kehilangan darah dan rasa
nyeri hebat.
Dari data di atas didapatkan kesenjangan antara teori dan kasus dimana
pada hal ini disebabkan karena kondisi klien dalam merespon terhadap suatu
B. Diagnosa Keperawatan
yaitu :
basah.
179
4. Gangguan pemenuhan ADL personal hygiene berhubungan dengan
integritas tulang
daerah tertekan
jaringan
pembatasan.
Dengan melihat kesenjangan antara teori dengan kasus terdapat 3 diagnosa yang ada
180
1. Resiko terjadi trauma tambahan berhubungan dengan terputusnya integritas
tulang. Diagnosa ini tidak diangkat karena klien tidak banyak melakukan
daerah tertekan. Diagnosa ini tidak diangkat karena keluarga klien rajin
merawat daerah yang tertekan dan keluarga rajin merubah poisi klien setiap
saat.
pengembangan paru oleh imobilisasi. Diagnosa ini tidak diangkat karena pada
Dengan melihat kesenjangan antara teori dan kasus terdapat 1 diagnosa yang ada
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri. Diagnosa ini diangkat karena
melihat kondisi klien yang mengalami nyeri sedang pada saat klien mau tidur
sehingga terjadi gangguan pola tidu pada klien ditambahkan dengan faktor
lingkungan.
C. Perencanaan
181
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan.
pembatasan.
182
1) Kaji personal hygiene
tidur
3) Berikan posisi yang nyaman pada klien pada saat mau tidur
183
4) Berikan support positif kepada klien
prosedur pembedahan
D. Implementasi
1. Diagnosa I
184
2. Diagnosa II
3. Diagnosa III
klien tiap hari, membantu klien untuk mandi ditempat tidur, menganjurkan
keluarga klien untuk mengganti pakaian tiap hari, membantu klien dan
melibatkan keluarga untuk makan dan minum ditempat tidur, membantu klien
melibatkan keluarga untuk BAB dab BAK ditempat tidur, membantu klien
4. Diagnosa IV
pola tidur klien, mengkaji kebiasaan klien sebelum tidur, memberikan posisi
yang nyaman pada klien pada saat mau tidur, menganjurkan klien bedoa
sebelum tidur.
5. Diagnosa V
185
Cemas pelaksanaan yang diberikan yaitu : mengkaji tingkat kecemasan klien,
prosedur pembedahan
6. Diagnosa VI
E. Evaluasi
kontinuitas jaringan
Tidak teratasi karena klien masih mengeluh nyeri pada daerah fraktur,
Tidak teratasi karena klien tidak mampu beraktivitas secara mandiri, ADL
186
c. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit.
Tidak teratasi karena klien belum mengerti tentang masalah fraktur yang
pembatasan
Teratasi pada tanggal 6 Januari 2010, hal ini dilihat dari data bahwa klien
Teratasi pada tanggal 7 Januari 2010, hal ini dilihat dari data bahwa tidur
klien 6 8 jam/hari.
Belum teratasi pada tanggal 5 Januari 2010, hal ini dapat dilihat dari data
dolor, rubor.
187
BAB V
PENUTUP
Setelah menguraikan pembahasan kasus pada klien post operasi fraktur Tibia
Fibula 1/3 Distal terbuka di ruang perawatan bedah RS.Bhayangkara Mappa Oudang
A. Kesimpulan
kasus, pada teori dijelaskan terjadi gangguan beberapa dari sistem tubuh
sehingga rencana tindakan yang diambil bisa lebih efisien dan efektif.
Tibia Fibula 1/3 Distal terbuka dilakukan sesuai dengan masalah yang muncul
188
4. Evaluasi dilakukan meliputi SOAP dan didukung oleh peran keluarga secara
operasi Fraktur Tibia Fibula 1/3 Distal terbuka dilakukan secara cermat dan
B. Saran
2. Dalam menyusun rencana keperawatan pada klien fraktur Tibia Fibula 1/3
operasi fraktur Tibia Fibula 1/3 Distal terbuka dilakukan dengan berfokus
189
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth, 2000, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3,
EGC, Jakarta.
Sylvia A, Price, dkk, 2002, Patofisiologi Buku 2, Edisi 4, Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta.
190
191