Anda di halaman 1dari 9

Analisis Novel Laskar Pelangi

Identitas Buku
a. Judul Buku : Laskar Pelangi
b. Pengarang : Andrea Hirata
c. Penerbit : Bentang Pustaka
d. Tahun Terbit : 2008
e. Jumlah Halaman : 534 Halaman
Sinopsis Novel

Kisah cerita ini terjadi di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Ketika sekolah

Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumatera Selatan jika tidak mencapai siswa

baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat

ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang

untuk mendaftarkan diri di sekolah itu.

Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan dengan A

Kiong ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka cengegesan. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh

Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa

Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km

pulang pergi dari rumahnya ke sekolah

Oleh Bu Muslimah diberi nama ( Laskar Pelangi ) mereka merasakan kesenangan mengharumkan

nama sekolah. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena

kesenangannya pada okultisme yang menghasilkan kemenangan pada karnaval 17 Agustus, Keseriusan

luar biasa Lintang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN terkenal dan

memenangkan lomba cerdas cermat. Kisah persahabatan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang

memaksa Einstein putus sekolah dengan sangat menyedihkan, dan kemudian kejadian di 12 tahun

dimana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya.


Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa

keikhlasan dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan

Efendy Noor dan ibu guru muda Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin, berusaha

mempertahankan semangat besar pendidikan. Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah

Depdikbud Sumatera Selatan karena kekurangan murid, terselamatkan berkat seorang anak idiot yang

sepanjang masa bersekolah tak pernah mendapatkan buku raport.

Sekolah yang berdiri lewat uluran tangan para donatur di komunitas marjinal itu begitu miskin.

Gedung sekolah bobrok, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong, berbangku seadanya, jika

malam dipakai untuk menyimpan ternak, bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang

hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya

Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu membesarkan hati kesebelas anak-anak tadi

agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang

sangat penting dalam hidup. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar tegar, tekun, tak mudah

menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru

yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat

beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan Bu Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat

menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru miskin itu memberi julukan kesebelas murid itu sebagai

para Laskar Pelangi.

Keajaiban terjadi ketika sekolah Muhamaddiyah, dipimpin oleh salah seseorang mampu menjuarai

karnaval mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak anggota

(Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai lomba cerdas cermat mengalahkan sekolah-sekolah PN dan

sekolah-sekolah negeri yang lain

Kejadian yang menyedihkan ketika sekolah Muhamaddiyah yaitu Lintang siswa paling pintar

anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP.
Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi keluarga, sebab ketika itu ayahnya

meninggal dunia.

Meskipun awal tahun 90-an sekolah Muhamaddiyah itu akhirnya ditutup karena sama sekali sudah

tidak bisa membiayai diri sendiri, tapi semangat, integritas, dan ketekunan yang diajarkan Pak Harfan dan

Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para laskar pelangi. Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena

diantara sebelas orang anggota laskar pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi

research and development manager di salah satu perusahaan multinasional paling penting di Negeri ini,

ada yang mendapatkan bea siswa international kemudian melakukan research di University de Paris,

Sorbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari sebuah universitas terkemuka di Inggris.

Unsur Instrinsik

A. Tema : Pendidikan

B. Latar Tempat

1. SD Muhammadiyah

2. Di Sekolah

Terdapat pada kalimat Seluruh hadirin terperanjat karena Trapani berteriak sambil

menunjuk ke pinggir lapangan rumput luas halaman itu ( Terdapat pada halaman 6 )

3. Di pohon

Terdapat pada kalimat Kucai mengangkani dahan tertinggi dan sahara satu satunya

betina dalam kawanan itu bersilang kaki diatas dahan terendah ( Terdapat pada halaman 159

4. Di Gua
Terdapat pada kalimat Kami terus merambah masuk sampai berates ratus meter tetapi

tidak menemukan tanda tanda gua itu akan berakhir. ( Terdapat pada halaman 396 )

5. Di Rumah

Terdapat pada kalimat Kotak kapur yang ada tulisan pasang aling, ku simpan dikamarku

seperti benda koleksi yang bernilai tinggi ( Terdapat pada halaman 258 )

C. Suasana

1. Senang

Saat tim SD Muhammadiyah berhasil memenangkan pertandingan. Terdapat pada

kalimat Ketika Lintang mengangkat tinggi tinggi trofi kemenangan. ( Halaman 384 )

2. Sedih

Ikal, teman-temannya dan bu Muslimah berpisah dari lintang yang memutuskan

berhenti sekolah karena di tinggal ayahnya.

f. Latar Waktu

1. Pagi Hari

Terdapat pada kalimat Sebaliknya, bagiku pagi itu adalah pagi yang tak terupakan

sampai puluhan tahun mendatang karena pagi itu aku melihat lintang dengan

canggung menggemgam sebuah pensil besar yang belum diserut seperti memegang

sebilah belati. (Terdapat pada halaman 14).

2. Sore Hari

Terdapat pada kalimat Situasi makin kacau ketika sore itu berita kunjungan

burung pelintang pulau menyebar ke kampong dan beberapa nelayan batal melaut.

( terdapat pada halaman 18 ).

2. Malam Hari
Terdapat pada kalimat Malam minggu ini kami menginap di Masjid Al Hikmah

karena setelah shalat subuh nanti kami punya acara seru, yaitu naik Gunung

Selumar. ( Halaman 285 )

g. Sudut Pandang

Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama yang digambarkan oleh

tokoh yang menggunakan kata aku yang diceritakan paling dominan

h. Gaya Bahasa

1. Hiperbola

a. Kami menari seperti dirasuki oleh roh Lucifer si raja hantu

b. Namun tak lama kemudian antara tidur dan terjaga aku mendengar suara

gemericik seperti jutaan semut berdatangan

2. Personifikasi

a. Buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual

i. Alur

Alur cerita pada novel laskar pelangi menggunakan alur maju. Hal ini dibuktikan

dengan penulisan cerita yang menceritakan kisah awal semenjak ikal dan kawan-kawan

bersekolah sampai mereka semuanya beranjak dewasa. Meskipun begitu banyak cerita

yang masih menjadi misteri

- Tahap situasi

Ketika hari pertama pembukaan pendaftaran siswa SD Muhammadiyah gantong, SD

tua tersebut harus tutup apabila tidak memenuhi kuota sebanyak minimal 10 siswa. Pada

saat itu yang mendaftar barulah 9 siswa. Ketika waktu yang tersedia telah habis, Pak
Harvan dengan sangat terpaksa hendak mengumumkan penutupan sekolahnya, tiba-tiba

munculah Harun yang hendak mendaftarkan diri sebagai siswa di SD tersebut. Maka

dengan kehadiran Harun, seluruh orang tua murid, siswa yang telah mendaftar, serta SD

Muhammadiah Gantong terselamatkan.

- Tahap Pemunculan Konflik

Pemunculan konflik terletak pada perjuangan keras Bu Muslimah serta anak-anak

laskar pelangi dalam menjalani aktivitas pembelajaran di sekolah yang serba terbatas dan

penuh dengan rintangan. Lintang yang harus bersepeda berpuluh-puluh kilo meter dan

sering kali dihadang oleh buaya besar demi mencapai sekolahnya agar bisa belajar. Bu

Muslimah rela berhujan-hujanan dengan daun pisang yang menutupi kepalanya demi

untuk mengajar anak-anak Laskar Pelangi.

- Tahap Peningkatan Konflik

Tahapan ini terjadi ketika Mahar dan Lintang mengikuti perlombaan cerdas cermat.

Pada saat itu SD Muhammadiyah mampu mengalahkan sekolah milik PN Timah.

- Tahap Klimaks

Tahapan ini terletak saat Lintang harus berhenti sekolah karena desakan ekonomi

keluarga. Ayahnya meninggal, Lintang harus menggantikan ayahnya menjadi tulang

punggung keluarga.
- Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian terletak pada saat runtuhnya perusahaan tambang Timah dan

akhir cerita yang membahagiakan yang terjadi pada kesepuluh orang anak Laskar

Pelangi.

j. Tokoh dan Penokohan

1. Ikal : Pintar, Setia Kawan, Baik, Tidak mudah putus asa

2. Pak Harpan : Baik, Penyabar, Rendah hati, Ramah

3. Erin : Cerdas, Agamis, Baik Hati

4. Bu Muslimah Hafsari : Penyabar, Penyayang, Baik Hati

5. Lintang : Cerdas, Pantang Menyerah

6. Mahar : Kreatif, Imajinatif, Cerdas

7. Trapani : Manja, Cerdas, Rupawan

8. Kucai : Optimis, Berwibawa

9. Sahara : Ketus, Tempramental

10. Flo : Pandai, Cantik, Rendah Hati

11. A Kiong : Baik, Tidak Sombong

k. Amanat

a. Tidak boleh menyerah ( Putus Asa ) dalam keadaan apapun

b. Harus sabar menghadapi cobaan

b. Berusalah ( Bekerja Keras ) dengan sungguh sungguh


Unsur Ekstrinsik

a. Agama

Mengetahui pelajaran - pelajaran mengenai keislaman

b. Pendidikan

Bisa mempelajari beberapa ilmu pengetahuan ( Ilmu ukur, Aritmatika, Aljabar,

dan Ilmu Pengetahuan Alam ( Halaman 124)

c. Sosial Budaya

Mengajarkan bahwa setiap orang harus saling tolong menolong yang

menyebabkan setiap orang harus adanya interaksi sesama, saling ketergantungan,

saling membutuhka, dan tidak boleh menjelek jelekan setiap individu

Latar Belakang Pengarang Novel

Andrea Hirata lahir di Belitung, 24 Oktober 1967. Meskipun studi mayornya ekonomi, ia

amat menggemari sains ( Fisika, Kimia, Biologi, Astronomi dan tentu saja sastra).

Edensor adalah novel yang ketiga setelah novel best seller Laskar Pelangi dan Sang

Pemimpi. Andrea lebih mengidentikan dirinya sebagai seorang akademisi dan

backpacker. Sekarang ia tengah mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di Kye

Gompa, desa tertinggi di dunia yaitu di Himalaya. Andrea menyelesaikan pendidikan

ekonomi dari Universitas Indonesia. Lalu beliau mendapat beasiswa ke Uni Eropa untuk

studi master of Science di Universitas de Paris Sarbone Prancis dan shefield Hallam

University United Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat

penghargaan dari kedua universitas tersebut dan dia lulus dengan predikat cumlaude.

Tesis itu telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi

telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai
referensi ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung dan masih bekerja di kantor pusat

PT. Telkom. Hobinya naik komidi putar.

Anda mungkin juga menyukai