Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Game terhadap Kinerja Otak

PENGARUH GAME DALAM MEMPERKUAT OTAK

Para peneliti menunjukan bahwa game bisa mengubah cara kerja otak, dan disini akan
dijelaskan perubahan apa saja yang terjadi.Game komputer masa kini punya tema yang
mendukung insting kita bertahan, berkuasa, dan perasaan emosional lainnya. Designer game
pada saat ini mempunyai cara tersendiri dalam menciptakan sebuah dunia yang menarik dengan
tantangannya yang mampu merangsang otak agar bisa mempengaruhi kemampuan untuk
menghabiskan waktu dan energi anda dalam menjalani sebuah game.

Bagaimana otak dapat dipengaruhi oleh game?

a. Frontal lobe

ini adalah bagian yang akan bekerja saat anda bermain game strategi. Frontal lobe-lah yang
mengenali apakah perbuatan yang anda lakukan baik atau tida. Bagian ini juga akan mencegah
perilaku anti sosial.

b. Parietal lobe

parietal lobe menumpulkan berbagai informasi yang berada di bagian apapun di otak anda dan
menggabungkan sehinga anda bisa memperhitungkan jarak serta menggunakan suatu objek.

c. Temporal lobe

fungsi utamanya adalah untuk berbicara yang mungkin tidak akan banyak membantu saat
bermain game, namun bagian ini merupakan kunci untuk memori jangka panjang.

d. Occipital lobe

bagian ini adalah tempat pusat dimana proses visualisasi dan visuospatial berjalan. Occipital
lobe juga bekerja untuk anda agar bisa membedakan warna dan persepsi gerak.

Rekomendasi 5 game yang dapat meningkatkan kinerja otak adalah

1. Portal

Kemampuan memperhitungkan jarak sangat penting saat bermain game, begitu pula di portal
walaupun anda bisa menyelesaikan tantangan yang ada melalui teleport. Penelitian terbaru yang
dilakukan di vanderbilt university membuktikan bahwa dengan bermain game selama 10 jam
maka kemampuan navigasi anda akan menjadi lebih baik. Portal adalah salah satu game yang
bagus untuk itu

2. Braid

Tidak ada game yang melatih otak seperti braid. Dengan kemampuan sederhana untuk
memundurkan waktu, dunia yang ada di dalam game ini punya beberapa keanehan seperti
benda-benda yang tak berpengaruh saat waktu mundur dan gerakan yang mengikuti alur waktu.
Terakhir, anda akan menghadapi teka-teki yang mungkin terasa sulit jika ada di awal game.

3. Tetris

Tidak hanya memperkuat struktur sel di dalam otak, penelitian terkiniyang di lakukan
universitas oxford menunjukan bahwa tetris bisa membantu mengatasi efek traumatis dengan
menyibukan bagian otak yang terpengaruh oleh kejadian traumatik tersebut sehingga lama-
kelamaan anda bisa melupakannya.

4. Supreme commander

Ada suatu titik di game-game strategi di mana daerah kekuasaan anda begitu luas dan
kompleksitasnya sangat tinggi dan hanya bisa bergantung pada otak anda sendiri. Supreme
commander benar-benar menguji kemampuan anda hingga batasnya untuk mengatur ekonomi
dan merespon lebih cepat untuk mengatur unit anda. Inilah olahraga otak sejati.

5. Audiosurf

Musik sudah terbukti bisa memperbaiki kinerja otak seperti memperkuat memori. Tidak ada
lagi game yang lebih baik dari audiosurf untuk mendapatkan manfaat musik. Melalui game ini,
anda akan menggunakan bagian otak anda lebih banyak dibandingkan hanya dengan
mendengarkan musik biasa karena keterampilan anda juga bisa digunakan disini.

Dampak Game Online Terhadap Kehidupan Seseorang

Kemunculan game online tidak hanya mempengaruhi kehidupan sosial penggemarnya dalam
dunia nyata tetapi juga terkadang mempengaruhi kejiwaannya apabila memainkannya terlalu
lama. Seperti yang dilansir ketok.com, gara-gara sebuah game, seorang pemuda di amerika
serikat nekad menusuk temannya sendiri. Bahkan anak-anak yang kecanduan bermain game
sering membolos dari sekolahnya agar bisa melanjutkan petualangannya dalam dunia maya,
sehingga waktu belajar yang mereka miliki menjadi berkurang dan secara otomatis juga
berpengaruh terhadap prestasi mereka.

1. Dampak Positif Game Online terhadap kehidupan seseorang


Berikut dampak positif dari game online yang kami dapat dari berbagai sumber :

a. Membuat orang pintar. Penelitian di Manchester University dan Central Lanchashire


University membuktikan bahwa gamer yang bermain game 18 jam per minggu (rata-rata 2.5
jam/hari) memiliki koordinasi yang baik antara tangan dan mata yang juga setara dengan
kemampuan atlet.

b. Meningkatkan konsentrasi. Dr. Jo Bryce, kepala penelitian di suatu universitas di Iggris


menemukan bahwa gamer sejati punya daya konsentrasi tinggi yang memungkinkan mereka
mampu menuntaskan beberapa tugas hidup mereka.

c. Ketajaman mata yang lebih cepat. Penelitian di Rochester University mengungkapkan


bahwa anak-anak yang memainkan game action secara teratur memiliki ketajaman mata yang
lebih cepat daripada mereka yang tidak terbiasa bermain game.

d. Meningkatkan kinerja otak dan memacu otak dalam menerima cerita. Sama halnya dengan
belajar, bermain game yang tidak berlebihan dapat meningkatkan kinerja otak bahkan memiliki
kapasitas jenuh yang lebih sedikit dibandingkan dengan belajar dan membaca buku.

e. Meningkatkan kemampuan membaca. Psikolog di Finland University menyatakan bahwa


video game bisa membantu anak-anak untuk meningkatkan kemampuan baca mereka. Jadi,
keluhan soal bermain game yang dapat menurunkan budaya membaca tidaklah beralasan.

f. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Riset di Indonesia membuktikan bahwa


banyak pria yang mahir bahasa Inggris di sekolah ataupun di universitas tanpa melalui kursus
adalah mereka yang suka bermain game.

g. Membantu bersosialisasi. Beberapa profesor di Loyola University, Chicago telah


mengadakan penelitian dan menurut mereka game online dapat menumbuhkan interaksi sosial
yang menentang stereotip gamer yang terisolasi. friendship, brotherhood, organisasi (guild),
menghadapi conflict bersama (guild wars), managing people (jika menjadi guild leader), kontrol
emosi, politik, dsb.

h. Mengusir stres!!! Para peneliti di Indiana University menjelaskan bahwa bermain game
dapat mengendurkan ketegangan syaraf. Jelas aja daripada berantem mendingan berantem lewat
game, darahnya bohongan, senjata bohongan, semuanya serba bohongan, buat apa kita hidup di
jaman digital kalau tidak memanfaatkannya.

i. Memulihkan kondisi tubuh. Dr. Mark Griffiths, psikolog di Nottingham Trent University
melakukan penelitian sejauh mana manfaat game dalam terapi fisik.

j. Meningkatkan kecepatan dalam mengetik, karena beberapa game online mengharuskan


player untuk mengetik ketika berkomunikasi dengan lawan bicara.
2. Dampak Negatif dari Game Online terhadap kehidupan seseorang

Berikut dampak negatif dari game online yang kami dapat dari berbagai sumber :

a. Menimbulkan efek ketagihan, yang berakibat melalaikan kehidupan nyata. Inilah masalah
sebenarnya yang dihadapi oleh para gamer yang intinya adalah pengendalian diri. Dan juga efek
ketagihan semacam ini dapat memicu perilaku negatif seperti mencuri uang untuk membeli game
baru, bolos sekolah, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat tidak
dapat bermain games.

b. Kehidupan real menjadi berantakan, seperti nilai pelajaran, tugas kampus, dipecat, dsb.

c. Membuat orang menjadi bodoh. Orang berpikir terlalu pendek karena jalan main game
yang ia mainkan. Ada salah satu kasus, seseorang membunuh seorang sopir taksi karena orang
itu menginginkan uang dari sopir taksi itu untuk bermain game. Game kesukaannya adalah GTA.

d. Membuat orang terisolisir dengan lingkungan sekitar. Ini adalah efek karena terlalu
seringnya bermain game sehingga lupa akan kehidupan nyatanya.

e. Mengganggu kesehatan. Karena seseorang yang bermain game dalam waktu sangat lama ia
hanya melakukan kegiatan pasif dan juga bila seseorang bermain game dengan tingkat
ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah saat bermain games dikawatirkan
seseorang itu akan mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri sendi.

f. Mengakibatkan pola makan dan tidur yang tidak teratur sehingga mudah terserang
penyakit.
Jika terlalu sering akan menimbulkan pengaruh psikologis. Menghayal dan pikiran yang selalu
tertuju pada game adalah efek negative yang ditimbulkannya. Mempengaruhi pola piker dan
tingkah laku

g. Pemborosan, Jika game online telah menjadi candu. Karena jika seseorang telah kecaduan,
ia dapat mengorbankan apapun demi keinginannya.

Pengaruh Game Online Terhadap Kinerja Otak

Akio Mori seorang professor dari Tokyos nihon university melakukan riset mengenai dampak
game online pada aktifitas otak. Dari penelitian Akio Mori tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat 2 poin penting. yaitu
Penurunan aktivitas gelombang otak depan yang memiliki peranan sangat penting, dengan
pengendalian emosi dan agresivitas sehingga mereka cepat mengalami perubahan mood, seperti
mudah marah, mengalami masalah dalam hubungan social, dsb.

penurunan aktifitas gelombang beta yang merupakan efek jangka panjang yang tetap
berlangsung meskipun mereka tidak sedang bermain game. Dengan kata lain para gamer
mengalami autonomic nerves yaitu tubuh mengalami pengelabuan kondisi dimana sekresi
adrenalin meningkat, sehingga denyut jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen terpacu
untuk meningkat.

Dari kedua dampak yang akio mori jelaskan tersebut sudah pasti akan menghambat proses
belajar anak. Karena dengan adanya penurunan-penurunan gelombang pada tubuh tersebut
menyebabkan gangguan dalam jangka pendek maupun panjang, tidak hanya dari segi
psikologinya tetapi juga dari kesehatannya, Sehingga prestasi-prestasi yang seharusnya sudah
tercapai menjadi terhambat ataupun menjadi tak tersampaikan, malah terkadang mereka menjadi
lebih bodoh dari sebelumnya ataupun mereka menjadi terpuruk dalam segi pendidikan.

Begitu banyak orang tua siswa yang mengeluh karena anak-anaknya kecanduan untuk bermain
game online, dan meninggalkan kewajiban-kewajiban mereka sebagai anak yg baik,siswa
ataupun sebagai anak yang taat beragama, namun tak hanya keluhan,adapula orang tua siswa
yang bangga terhadap anak mereka karena meski mereka senang bermain game online mereka
juga berprestasi dan melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka baik sebagai seorang
anak,siswa ataupun sebagai anak yang taat beragama, berikut di bawah ini contoh siswa yang
gemar bermain game online yang juga berprestasi di bidang mereka:

Briliyan S. A., berusia16 tahun dari Sleman, Yogyakarta, Juara Lomba Karya Ilmiah Tingkat
Propinsi DIY

Cornelia Petrabella, berusia16 tahun dari Jakarta, Juara berbagai kompetisi Cheerleaders&
Modern Dance, & Juara English Written Competition Tingkat Propinsi

Jessica Dian Kartika, berusia16 tahun dari Semarang, Juara Favorit packaging desain
Nasional, Penulis & Tim Produksi Film

Efek Game Terhadap Otak


DISADARI atau tidak, komputer telah mengubah kehidupan manusia modern dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk bagaimana menghibur diri sendiri. Komputer juga telah mengubah cara
belajar, misalnya dengan game yang bukan sekadar mainan tanpa manfaat. Salah satu video
game yang populer adalah Tetris. Sebuah game di mana ubin dengan berbagai bentuk dijatuhkan
dan pemain harus menyusunnya sedemikian rupa sehingga sedapat mungkin tidak ada ruang
kosong.

PENURUNAN gelombang beta yang besar terjadi jika orang lebih banyak bermain video game.
Beberapa studi melaporkan bahwa bermain video game dapat meningkatkan kecepatan detak
jantung, tekanan darah, dan konsumsi oksigen cukup signifikan.* DOK.PR.
Di awal tahun 1990-an Richard Haier, seorang profesor psikologi dari University of California,
Amerika Serikat, memantau cerebral glucose metabolic rates di otak pemain Tetris menggunakan
PET scanner. Rate glukosa menunjukkan berapa banyak energi yang dikunsumsi oleh otak
sehingga secara garis besar memperlihatkan seberapa keras otak bekerja. Haier mengukur level
glukosa pemain Tetris pemula ketika sedang sibuk mengatur susunan ubin jatuh dalam
permainan tersebut. Kemudian level ini diukur kembali beberapa bulan berikutnya untuk pemain
yang teratur bermain Tetris. Hasilnya, meski level kesulitan game Tetris bertambah dalam skala
7, level glukosanya malah semakin turun. Artinya, kenaikan kesulitan dalam game melatih
pemain secara mental memanipulasi kesulitan mengatur balok-balok Tetris menjadi terasa lebih
mudah. Akibatnya, kerja otak menjadi lebih ringan. Jadi, sangat mungkin anak yang kesulitan
pelajaran matematika, misalnya, akan menjadi lebih terbiasa dan menganggap mudah, apabila
dia sering berlatih game matematika.

Efek negative

Penelitian efek video game pada otak menjadi demikian populer seiring dengan persentase
pemain dari anak-anak maupun orang dewasa yang terus meningkat. Game yang tersedia di
pasaran memang bervariasi mulai dari catur yang membutuhkan logika, balap mobil,
petualangan, hingga pertempuran senjata dan strategi perang. Selain memberikan efek positif
seperti merangsang kerja otak dan refleknya hingga menjadi lebih cerdik, serta meningkatkan
koordinasi antara mata dan jari, efek negatif di luar manfaat yang diberikan juga terjadi.
Beberapa orang percaya bahwa aksi kekerasan di video game atau media lain bisa mendorong
perilaku yang tidak baik juga bagi pemainnya.

Beberapa studi menyimpulkan bahwa orang yang bermain game adegan kekerasan menjadi lebih
agresif dan berpeluang untuk melakukan tindak kekerasan, serta berkurangnya perasaan ingin
menolong sesama. Akan tetapi, kritikus juga berpendapat bahwa bukan game tersebut yang
mengubah perilaku, tetapi memang sejak awal pemain tersebut punya kecenderungan bertindak
kasar. Untuk itu, seorang ahli psikologi, Bruce Bartholow dari Universitas Missouri-Columbia,
AS, dan koleganya menemukan bahwa orang yang bermain game kekerasan menunjukkan
respons otak yang berkurang terhadap gambar kekejaman yang asli seperti pertempuran senjata.
Respons otak yang berkurang ini tidak terjadi ketika dihadapkan pada sebuah gambar yang
menggugah emosi seperti hewan mati atau anak sakit. Menurutnya, mungkin hal ini berhubungan
dengan kecenderungan berkelakukan keras.
Pengamatan unik lainnya juga pernah dilakukan untuk melihat bagaimana efek video game
terhadap pemain. Sepasang kakak beradik memainkan sebuah game perlombaan balap mobil.
Sama sekali bukan game yang mengandung nilai kekejaman atau kekasaran perilaku. Si adik
memenangkan pertandingan ini. Tiba-tiba sang kakak berdiri dan memukul si adik sambil marah-
marah. Keesokan harinya si adik bermain sendirian dengan jenis permainan lainnya. Kali ini ia
gagal menyelesaikan satu level game. Karena jengkel, ia melempar game controler-nya dan
berteriak pada layar TV Kenapa kamu lakukan ini padaku?.
Gelombang Beta

Lucu memang, video game bisa membuat orang jadi bete dan bertindak kasar. Bahkan di
sebuah pusat permainan game dengan koin, seseorang yang frustrasi karena gemas dengan
kekalahannya memukul mesin game dan tak peduli lagi dengan sikapnya yang sangat
memalukan. Apa yang terjadi di otaknya sehingga tindakan seperti itu ia lakukan ketika sedang
jengkel hanya karena video game yang cuma kehidupan bohongan?
Berkaitan dengan hal itu, seorang profesor dari Tokyos Nihon University memimpin penelitian
dengan mengamati efek video game terhadap aktivitas otak. Dengan 260 responden yang dibagi
menjadi tiga kelompok, masing-masing adalah kelompok yang jarang bermain video game,
kelompok yang bermain video game 1-3 jam dengan frekuensi 3-4 kali dalam seminggu, dan
terakhir kelompok yang bermain 2-7 jam setiap hari. Ia memonitor gelombang beta yang
mengindikasikan otak sedang aktif bekerja, kemudian tingkat ketegangan yang terjadi di area
prefrontal otak, dan terakhir gelombang alfa yang muncul saat otak sedang beristirahat.

Hasilnya menunjukkan, penurunan gelombang beta yang besar terjadi jika orang lebih banyak
bermain video game. Aktivitas gelombang beta pada kelompok yang bermain game 2-7 jam
setiap hari hampir mendekati nol, bahkan ketika mereka sedang tidak bermain game. Selain itu,
pengamatan ini menunjukkan bahwa mereka banyak menggunakan area prefrontal otaknya.
Beberapa responden dari kelompok ini menyampaikan bahwa mereka mudah marah, sulit
berkonsentrasi, dan punya persoalan bergaul dengan seluruh teman-temannya serta sulit untuk
berteman.

Dua poin pentingnya adalah bahwa penurunan aktivitas gelombang beta dan penggunaan area
prefrontal otak bisa jadi berkorelasi terhadap perilaku agresif. Berikutnya, penurunan gelombang
beta masih terus terjadi meski sudah berhenti bermain bahkan saat perangkat telah dimatikan,
yang artinya efeknya masih bertahan. Jika memang otak dapat dipengaruhi oleh video game
sehingga menciptakan perubahan perilaku, apakah itu berarti bahwa otak menganggap game
sebagai sesuatu yang riil?
Sikap Bijaksana

Ketika sedang di tengah-tengah permainan yang seru, sering kali kita diliputi rasa takut,
sungguh-sungguh memberikan perhatian, dan menjadi tegang. Menurut Akio Mori, hal ini bisa
membawa efek panjang terhadap saraf refleks yang berkaitan dengan proses bawah sadar seperti
bernapas dan kecepatan detak jantung. Kecepatan detak jantung sendiri dapat berubah dengan
sinyal elektrik dari pusat emosi di otak atau oleh sinyal dari hormon sebagai pembawa pesan
yang bersifat kimiawi. Epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin ini dihasilkan dari kelenjar adrenal
sebagai respons ketika bahaya datang. Untuk yang satu ini, tentu sering kita alami di saat takut
ketemu ular, takut ketinggian, dan ketakutan yang lain.
Beberapa studi melaporkan bahwa bermain video game dapat meningkatkan kecepatan detak
jantung, tekanan darah, dan konsumsi oksigen cukup signifikan. Dengan kata lain, jika kecepatan
detak jantung yang meningkat terjadi ketika bermain video game, artinya otak merespons video
game seolah tubuh betul-betul dalam keadaan terancam.
Dengan segala keterbatasan manusia, kesimpulan dari penelitian-penelitian tersebut belum bisa
dikatakan benar secara mutlak. Akan tetapi, tidak ada salahnya dijadikan sebagai salah satu
referensi. Apa pun efek yang menyertai ketika seseorang bermain game hendaknya disikapi
secara bijaksana. Tidak semua game menampilkan adegan kekerasan dan tidak semua orang
peduli secara berlebihan pada kekalahannya saat bermain. Yang justru perlu diwaspadai adalah
apabila hobi ini membuat lalai atas kewajiban bekerja, belajar, dan beribadah.

Ingin Tingkatkan Kinerja Otak? Cobalah Bermain Game Non-action

Jakarta, Bermain video game di handphone dapat menawarkan hiburan tersendiri bagi
seseorang. Pilihan permainan yang tepat dan tidak mengandung unsur kekerasan, diketahui
bermanfaat meningkatkan kinerja otak.

Peneliti dari Nanyang Technological University di Singapura menemukan bahwa game mobile
yang lebih santai dan non-action dapat meningkatkan kemampuan berpikir. Sebelumnya, telah
banyak studi yang mempelajari tentang game yang mengandung unsur action atau kekerasan,
sedangkan studi ini adalah yang pertama kali mempelajari tentang pengaruh game non-action
terhadap otak.

Kami juga memfokuskan penelitian terhadap game yang dimainkan melalui ponsel pintar
(smartphone) dan bukan pada komputer atau game konsol, kata Michael D. Patterson, PhD,
asisten profesor di Nanyang Technological University di Singapura, yang menulis studi tersebut,
seperti ditulis Everyday Health, Kamis (14/3/2013).

Studi ini ingin menemukan implikasi tentang bagaimana orang menggunakan video game
sebagai pelatihan. Artinya seseorang bebas memainkan game di mana pun, seperti saat
menunggu bus dan tidak harus berkutat dengan komputer di dalam murah.

Peneliti membagi peserta penelitian secara acak untuk memilih permainan yang disukainya baik
itu action atau non-action. Peserta yang memilih permainan non-action disediakan game yang
mengandalkan memori dan bukan kecepatan reaksi, seperti The Sims 3 yang merupakan game
simulasi kehidupan.

Peserta kemudian ditugaskan untuk bermain selama satu jam sehari, lima hari seminggu, selama
satu bulan. Peneliti menemukan bahwa keterampilan berpikir masing-masing peserta didorong
oleh pelatihan yang tergantung pada jenis permainan yang dipilihnya.
Berbeda dengan game action yang membutuhkan reaksi cepat dan kewaspadaan visual yang
lebih tinggi untuk melacak keberadaan musuh, game non-action seperti puzzle umumnya tidak
memerlukan reaksi cepat. Oleh karena itu, game action dapat membuat seseorang mampu
mengabaikan hal-hal di sekitarnya yang menurutnya sebagai gangguan atau pemecah konsentrasi
permainan.

Sedangkan bermain game non-action justru dapat meningkatkan kemampuan untuk memilah
gangguan tersebut tanpa memiliki efek negatif dari game action, termasuk agresivitas.

Pengaruh Baik Internet Terhadap Kinerja Otak

Bagi orang-orang paruh baya dan orang tua, penggunaan internet membantu meningkatkan daya
otak, demikian para peneliti menyarankan. sebuah tim dari University of California Los Angeles
menyatakan bahwa searching di Web dapat menstimulasi pusat-pusat otak yang mengontrol
pengambilan keputusan dan Pemikiran-pemikiran yang kompleks.

Para peneliti juga mengatakan, ini bahkan dapat membantu Melawan perubahan psikological
yang berhubungan dengan usia yang menyebabkan menurunnya kinerja otak. Hasil penelitian ini
tercantum di dalam American Journal of Geriatric Psychiatry.

Ketika usia bertambah, sejumlah perubahan di otak pun terjadi, termasuk penyusutan dan
penurunan aktivitas sel yang dapat mempengaruhi kinerja otak. Pendapat yang telah diketahui
umum adalah, bahwa beberapa kegiatan dapat tetap menjaga keaktifan/kerja otak, contohnya
seperti mengisi teka-teki silang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa surfing web merupakan
bagian dari kegiatan bermanfaat tersebut. Pemimpin peneliti-Profesor Gary Small-mengatakan:
Hasil studi tersebut mendorong dan memunculkan teknologi-teknologi komputer yang memiliki
pengaruh psikologis dan manfaat potensial bagi orang usia paruh baya dan orang-orang tua.
searching di Internet melibatkan aktivitas otak yang rumit, yang dapat membantu latihan dan
meningkatkan fungsi otak. Penelitian terbaru tersebut dilakukan pada 24 relawan yang berusia
antara 55 dan 76. Setengah darinya merupakan pengguna internet dan sisanya tidak.

Setiap sukarelawan diberi perlakuan scan otak ketika mereka melakukan pencarian web dan
tugas membaca buku. Kedua jenis tugas tersebut menghasilkan bukti-bukti aktifitas yang
signifikan dari otak dalam mengontrol bahasa, membaca, ingatan dan kemampuan visual.
Meskipun, searching Web menghasilkan kegiatan tambahan yang signifikan di bagian terpisah
dari otak yang mengontrol pengambilan keputusan dan Pemikiran kompleks, tetapi ini hanya
pada orang-orang yang merupakan pengguna web/internet saja. Para peneliti mengatakan bahwa
dibandingkan membaca biasa, internet meminta orang untuk memilih tentang apa yang harus
diklik untuk mendapatkan informasi relevan. Namun, mereka menyatakan bahwa pendatang baru
ke web belum memiliki strategi yang diperlukan untuk berhasil melakukan pencarian
web/internet dengan sukses.

Profesor Smith berkata: secara sederhana, tugas sehari-hari seperti searching di Internet dapat
meningkatkan Perputaran kerja otak pada orang dewasa, dan menunjukkan bahwa otak kita
adalah sensitif dan dapat terus belajar seperti kita tumbuh menjadi tua.
Rebecca Wood, chief executive dari Alzheimers Research Trust, mengatakan: Penelitian
menarik ini melengkapi temuan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa orang usia paruh
baya dan orang tua dapat mengurangi risiko kemandegan otak/akal (dementia) dengan
mengambil bagian dalam kegiatan rutin aktifitas-aktifitas yang merangsang mental. Pengguna
web/internet yang sering disebut, silver surfers, melakukan ini dengan baik. Frekuensi
interaksi sosial, latihan teratur dan menjaga diet yang seimbang juga dapat mengurangi risiko
kemandegan otak/akal (dementia).

Dr Susanne Sorensen, Head of Research at The Alzheimers Society, mengatakan: searching


menjadi pesan positif agar masyarakat tetap aktif, tetapi masih sangat sedikit bukti nyata bahwa
menjaga otak dengan teka-teki, permainan atau kegiatan lainnya dapat mengembangkan
kesehatan kognitif dan mengurangi risiko dementia.

PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP OTAK

Siapa yang tidak suka bermain game, apalagi game online yang saat ini sedang digandrungi
berbagai kalangan dari anak-anak sampai dewasa. Saya juga termasuk didalamnya. Seringkali
saya menemukan orang-orang yang menggunakan jasa warnet hanya untuk bermain game dan
kebanyakan itu adalah dari kalangan anak-anak sekitar umuran SD kelas 3-6. Hal itu bukan
masalah,namun seringkali bagi anak-anak usia seperti itu timbul sebuah rasa penasaran yang
akhirnya timbul kecanduan bermain game. Bermain game boleh-boleh saja malah dianjurkan
untuk menghilangkan rasa penat. Hanya saja jika dalam porsi berlebihan akan timbul dampak
negatif terutama bagi anak atau keponakan anda.Anak atau keponakan anda kecanduan bermain
game di komputer? Hati-hati! Alih-alih ingin mengenalkan teknologi komputer sejak dini, yang
didapat malah kerusakan otak. Hal yang mengkuatirkan tersebut dinyatakan oleh Profesor
Ryuta Kawashima dari Universitas Tohoku Jepang.

Seperti dikutip Strait Times, Rabu (29/8/2001), Ryuta menegaskan bahwa jika anak-anak dijejali
aneka permainan komputer, maka lama-kelamaan akan terjadi kerusakan di sebagian otaknya.

Menurut Ryuta, game komputer hanya akan menstimulasi sebagian otak yang mengontrol fungsi
penglihatan dan gerakan. Bagian lain di otak yang juga punya fungsi penting tidak tersentuh
sama sekali, sehingga tidak terbantu perkembangannya oleh game komputer tersebut, lanjut
Ryuta.

Jika terlalu banyak bermain game, menurut hasil penelitian Ryuta, maka bagian otak depan tidak
akan berkembang. Bagian otak depan merupakan fungsi vital karena mengontrol perilaku dan
emosi serta mengembangkan daya ingat dan proses pembelajaran. Bahkan stimulasi aritmatika
juga terletak di bagian ini.
Hal tersebut merupakan problem yang menimpa anak-anak di generasi baru saat ini. Anak-anak
pada usia belajar yang terlalu banyak bermain game dan tidak melakukan hal lain semisal
membaca dan belajar aritmatika, akan memiliki perilaku yang buruk dan semakin memburuk,
ujar dia. Ditambahkan pula bawah problematika tersebut merupakan implikasi serius yang
meningkatkan perilaku keji dalam sebuah kehidupan sosial.
Anak-anak terkadang bertindak sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan, lantaran otak bagian
depannya tidak berkembang sebagaimana mestinya, papar dia. Semakin banyak latihan
dikenakan pada bagian tersebut, maka semakin mampu seorang anak mengontrol perilakunya,
tambah dia.

Ryuta melakukan studi tersebut dengan memetakan aktifitas otak dari ratusan anak-anak yang
lebih banyak bermain game Nintendo dibandingkan dengan ratusan anak-anak lain yang lebih
banyak belajar aritmatika. Ditemukan fakta-fakta bahwa aktifitas otak lebih terstimulasi untuk
memencahkan hitungan matematis sederhana ketimbang untuk bermain game komputer.

Pengaruh Game terhadap Kecerdasan Otak Kita

Mungkin pada zaman sekarang yang namanya game itu merupakan sesuatu yang lumrah atau
boleh di bilang sesuatu yang biasa adanya, karena perkembangan dunia teknologi yang yang kian
pesat dan kian maju menuntut kita untuk turut serta dan mau tidak mau kita juga harus mengikuti
perkembangan dari teknologi itu sendiri, namun beberapa orang mempermasalahkan apakah
game itu baik untuk perkembangan otak?
Seperti yang kita ketahui, game-game yang beredar sekarang ini menuntut kita untuk mengikuti
alur cerita dengan menyelesaikan berbagai macam puzzle yang disajikan. Beberapa game atau
permainan bahkan tidak bisa ditamatkan bila ada satu saja clue yang belum terselesaikan. Bagi
yang tidak tertarik, memang permainan seperti ini sangat membosankan. Tapi di sisi lain game
dapat membuat si pemain menjadi kecanduan sehingga terkadang melupakan semua rutinitas
yang harus dia kerjakan,dan selain itu menurut fakta yang ada,game terkadang juga
mempengaruhi sifat seseorang seperti pada kasus game smack down yang pernah terjadi di
Indonesia yang menimbulkan korban jiwa.Hal ini kembali kepada unsur statis dalam teknologi
yang ada dan belum sepenuhnya bersifat manusiawi.
Pengujian mengungkapkan meskipun game yang relatif lebih sederhana seperti game tetris
dibandingkan dengan video game modern saat ini, namun dengan bermain secara reguler dapat
meningkatkan kecerdasan otak pemain dan meningkatkan daya pikir. Penemuan tersebut dibuat
setelah eksperimen melibatkan beberapa gadis remaja yang diminta untuk bermain tetris selama
satu setengah jam selama tiga bulan. Hasil scan mengungkapkan perubahan struktural di
beberapa bagian otak mereka yang berhubungan dengan gerakan, pemikiran kritis, penalaran,
bahasa dan pengolahan,kata para peneliti dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh jurnal
BMC Research.Pada suatu saat nanti jika Teknologi Informasi berkembang dengan pesat hal ini
mungkin saja mampu menciptakan suatu dimensi interaksi sosial yang sempurna dan dapat
menggantikan interaksi sosial di dunia nyata.

Anda mungkin juga menyukai