E
%
x
“ens!
— NURUDIN, M.Si.—
PENGANTAR
KOMUNIKAS! MASSA
Kata Pengantar: Spy. Dedy Nur Hidayat, M. Si.XVI
PERSEMBAHAN Vv
KATA PENGANTAR VIL
KATA PENGANTAR XII
BAB 1 PENDAHULUAN I
A. Definisi Komunikasi Massa B
B. Ruang Lingkup lo
C. Ciri-ciri Komunikasi Massa 19
D. Mengapa Perlu Mempelajari Komunikasi
Massa? 33
BAB 2 ASAL-USUL KOMUNIKASI MASSA 37
A. Zaman Tanda dan Isyarat 41
B. Zaman Bahasa Lisan 45
C. Zaman Tulisan 49
D. Zaman Cetak 54
E. Zaman Komunikasi Massa 59
BAB 3 FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI MASSA 63
A. Informasi 66
B. Hiburan 69XVIII
Bem oO C.O
PENGANTAR KOMUNIKAS! MASSA
Persuasi
Transmisi Budaya
Mendorong Kohesi Sosial
Pengawasan
Korelasi
Pewarisan Sosial
Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif
Menggugat Hubungan Trikotomi
ELEMEN-ELEMEN KOMUNIKASI MASSA
Komunikator
Isi
Audience
Umpan Balik
Gangguan
Gatekeeper
Pengatur
Filter
MODEL-MODEL KOMUNIKASI MASSA
Model Alir Dua Tahap
Model Alir Banyak Tahap
Model Melvin De Fleur
Model Michael W. Gamble dan Teri
Kwal Gamble
Model HUB
Model Black dan Whitney
Model Bruce Westley dan Malcom McLean
i
74
77
78
82
86
89
90
96
101
104
109
ee
118
29)
133
137
140
144
147
148
151
154
156So
BAB 6
wo
oa
Pe Pees Om mo O wf
x
5
a
2
vae>
DAFTAR ISI
Model Maletzke
Model Bryant dan Wallace
TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA
Hypodermic Needle Theory
Cultivation Theory
Cultural Imperialism Theory
Media Equation Theory
Spiral of Silence Theory
Technological Determinism Theory
Diffusion of Innovation Theory
Uses and Gratifications Theory
Agenda Setting Theory
Media Critical Theory
EFEK-EFEK KOMUNIKASI MASSA
Jenis-jenis Efek
Teori-teori Efek
Faktor-faktor yang Memengaruhi Efek
ETIKA KOMUNIKASI MASSA
Etika, Etiket, dan Moral
Mengapa Mempelajari Etika?
Etika Komunikasi Massa
Realitas Pelaksanaan Etika Komunikasi
Massa
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT PENULIS
XIX
158
159
161
165
166
WS
178
181
184
187
191
195
199
205
206
214
228
239
241
247
251
266
211
275BAB 1
PENDAHULUAN
Pertanyaannya adalah apakah dalam masyarakat modern
saat ini kita bisa lepas dari pengaruh media massa? Ketika kita
mendiskusikan sebuah topik aktual, bisakah topik tersebut
tidak berkaitan sama sekali dengan berita-berita yang disajikan
koran, televisi, internet atau radio? Apakah seorang dosen
dalam mengajar bisa lepas dari sebuah buku? Apakah kita tidak
pernah sekalipun melihat televisi atau mendengarkan siaran
radio? Tak terkecuali tanyakan pula, dari mana umumnya
anak-anak mengenal presidennya? Misalnya dari gurunya, lalu
gurunya mengenal presiden itu dari mana? Jawabannya tentu
dari buku atau media massa lain.
Coba ajukan pula sebuah pertanyaan lain pada seseorang.
Merek mobil apa yang terkenal dan mahal? Biasanya orang
akan menjawab BMW atau Mercedes Benz. Kemudian
tanyakan, apakah Anda mempunyai mobil tersebut? Jawaban
umumnya adalah tidak. Pernahkan Anda mengemudikan-
nya? Tidak. Tahukah Anda orang yang memiliki BMW? Tidak.
Kalau mereka disuruh memberikan alasan mengapa mereka
menjawab seperti itu barangkali seperti yang dikatakan oleh
humoris Will Rogers atau Jerry Seinfeld, “Yang saya tahu
hanyalah apa yang saya baca di koran.”2 PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA
Jawaban seperti yang dikatakan Rogers itu tentu bukan
tanpa alasan yang jelas dan tak semata-mata untuk bahan
tertawaan saja. Tetapi ini adalah dunia riil media massa kita.
Kebanyakan orang menetapkan apa yang baik dan tidak baik
itu berdasarkan informasi dari media massa. Kita tidak akan
bisa mengamati realitas dunia ini hanya dengan mata dan
telinga saja. Kita juga perlu mengandalkan media massa
sebagai pihak ketiga. Bisa jadi kita tidak percaya pada apa
yang diberitakan koran, tetapi kita yakin koran bagaimana-
pun bentuknya telah memengaruhi kehidupan kita. Bahkan,
Kita tidak akan bisa berpartisipasi dalam kehidupan kita ini
tanpa bantuan media massa. Dengan kata lain, tanpa media
massa manusia akan mati.
Ilustrasi dan pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas
menunjukkan, betapa kita tidak bisa lepas begitu saja dari
pengaruh media massa bukan? Radio, internet, koran, buku,
dan televisi yang dicontohkan di atas adalah beberapa contoh
dari media massa yang berkaitan erat dengan komunikasi
massa yang akan kita bicarakan bersama-sama dalam buku
inl.
Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media
massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/
penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap
mereka. Komunikasi massa merupakan disiplin kajian ilmu
sosial yang relatif muda jika dibandingkan dengan ilmu
psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan ekonomi. Sekarang
ini komunikasi massa sudah dimasukkan dalam disiplin ilmiah.
Penelitian komunikasi yang pernah dilakukan tidak
selalu memusatkan perhatiannya pada metode ilmiah yang
selama ini dijadikan alasan sebuah ilmu dikatakan ilmiah.
Komunikasi massa mempunyai titik tekan dan bahasan ter-BAB 1: PENDAHULUAN 3
sendiri. Misalnya, Wilbur Schramm (1958) dalam bukunya
Introduction of Mass Communication Research menunjukkan
beberapa penelitian yang dilakukan pada 1920-an dan
1930-an memusatkan perhatiannya pada analisis sejarah surat
kabar dan majalah atau deskripsi interpretasi pesan media.
Bahkan dalam jurnal ilmiah tertua komunikasi Journalism
Quarterly dikemukakan bahwa wilayah kajian jurnalistik
dan komunikasi massa bisa ditekankan pada sejarah, hukum,
dan analisis isi media.
Pembahasan komunikasi yang kian pesat dan kompleks
beserta penelitian yang terus-menerus dilakukan menjadi bukti
bahwa ilmu komunikasi massa menjadi bagian penting dalam.
proses kajian keilmuan. Bahkan kemudian (meskipun terbilang
muda karena kemunculannya belum lama) menjadi peran
terpenting dalam sejarah perkembangan manusia, terutama
komunikasi. Alasannya, masyarakat kita dewasa ini tidak
akan lepas dari peran ilmu komunikasi massa ini. Apakah kita
mampu menghindar dari terpaan pesan-pesan media massa
saat ini? Itu menunjukkan betapa hebatnya perkembangan
komunikasi massa dewasa ini.
Agar kita lebih memahami apa itu komunikasi massa,
bagaimana definisinya dan ruang lingkup pembahasannya,
ada baiknya kita membahas terlebih dahulu di bagian ini.
A. Definisi Komunikasi Massa
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah
dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik
tekan yang dikemukakannya. Namun, dari sekian banyak
definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama
lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi4 PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA
melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal
perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari
pengembangan kata media of mass communication (media
komunikasi massa). Media massa apa? Media massa (atau
saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu
ditekankan sebab ada media yang bukan media massa yakni
media tradisional seperti kentongan, angklung, gamelan, dan
lain-lain. Jadi, di sini jelas media massa menunjuk pada
hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komu-
nikasi massa.
Dalam hal ini kita juga perlu membedakan massa dalam
arti “umum” dengan massa dalam arti komunikasi massa.
Misalnya, kita pernah mendengar seorang penyiar televisi
mengatakan, “Pemirsa, massa yang jumlahnya ratusan itu
bergerak menuju gedung DPR-RI untuk memprotes kebijakan
pemerintah.” Kata massa dalam hal ini lebih mendekati arti
secara sosiologis. Dengan kata lain, massa yang dimaksud
dalam hal itu adalah kumpulan individu yang berada di suatu
lokasi tertentu.
Agar tidak ada kerancuan dan perbedaan persepsi tentang
massa, ada baiknya kita membedakan arti massa dalam
komunikasi massa dengan massa dalam arti umum. Massa
dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima
pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain,
massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan
peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjuk
kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca.
Beberapa istilah ini berkaitan dengan media massa.
Lalu apa media massa dalam komunikasi massa? Ada
banyak versi juga tentang bentuk ini. Namun, dari sekian
banyak definisi bisa dikatakan media massa bentuknya antaraBAB 1: PENDAHULUAN 5
lain media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat
kabar, majalah, tabloid), buku, dan film. Dalam perkembangan
komunikasi massa yang sudah sangat modern dewasa ini,
ada satu perkembangan tentang media massa, yakni ditemu-
kannya internet. Belum ada, untuk tidak mengatakan tidak
ada, bentuk media dari definisi komunikasi massa yang
memasukkan internet dalam media massa. Padahal jika
ditinjau dari ciri, fungsi, dan elemennya, internet jelas masuk
dalam bentuk komunikasi massa. Dengan demikian, bentuk
komunikasi massa bisa ditambah dengan internet.
Bisa jadi pula beberapa definisi yang tidak menyebutkan
internet dalam definisi komunikasinya karena definisi itu di-
buat beberapa puluh tahun yang lalu ketika internet belum
mewabah seperti sekarang ini. Maka, sah-sah saja jika kita
memasukkan internet dalam bentuk komunikasi massa. Jadi,
media massa itu antara lain: televisi, radio, internet, majalah,
koran, tabloid, buku, dan film (film bioskop dan bukan
negatif film yang dihasilkan kamera).
Di samping itu, agar tidak membingungkan, kita juga
perlu membedakan antara mass communications (dengan s)
dengan mass communication (tanpa s). Seperti dikemukakan
oleh Jay Back dan Frederick C. Whitney dalam bukunya In-
troduction to Mass Communication (1988) dikatakan bahwa
Mass Communications lebih menunjuk pada media mekanis
yang digunakan dalam komunikasi massa yakni media massa.
Sementara itu, mass communication lebih menunjuk pada
teori atau proses teoretik. Atau bisa dikatakan mass communi-
cation lebih menunjuk pada proses dalam komunikasi massa.
Dalam bahasan ini kita tidak perlu membedakan secara
tajam dua istilah itu (baik yang memakai atau tanpa s). Sebab,
ketika kita membahas komunikasi massa tidak akan bisa6 PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.
lepas dari proses dan peran media massanya. Jadi, keduanya
saling mendukung satu sama lain. Bagaimana mungkin
mengkaji komunikasi massa dengan prosesnya saja? Bukankah
proses dalam komunikasi massa memberikan andil yang besar
bagi peran media massa? Atau apakah media massa itu hanya
seperangkat material (misalnya televisi, koran, radio secara
fisik) saja? Bagaimana mungkin, radio atau televisi yang mati
(tanpa dihidupkan) itu disebut sebagai komunikasi massa?
Maka, di sinilah dibutuhkan prosesnya, baik menyangkut
siaran atau hal lain.
Tidak perlunya dibedakan secara tajam ini bukan berarti
kita tidak tahu perbedaannya. Kita tetap harus tahu perbedan
keduanya, tetapi dengan catatan jangan dibedakan secara
tajam sebab keduanya saling mendukung satu sama lain.
Mengetahui perbedaan kedua sebagai salah satu kajian dalam
bidang komunikasi itu harus, tetapi membedakan secara tajam.
sehingga terjadi pengkotak-kotakan ilmu yang ujungnya
menimbulkan pengklaiman kebenaran sepihak satu sama lain
dalam mempelajari ilmu komunikasi adalah jangan.
Untuk mengetahui komunikasi sebagai proses yang ber-
beda dengan interpersonal dan intrapersonal communication, John
R Bittner (1996) memberikan penjelasan. Bayangkan bahwa
kita sedang menghadiri sebuah pesta di mana ada seorang
politisi terlibat pembicaraan dengan Anda. Beberapa menit
kemudian pesta berakhir, dan kita bergabung dengan ribuan
orang dalam auditorium itu untuk mendengarkan ceramah
dari politisi tersebut. Berhenti dan tanyakan pada diri Anda
sendiri, apakah komunikasi massa itu adalah pembicaraan
yang Anda lakukan dengan politisi tersebut atau di dalam
auditorium di mana ada seorang pembicara (politisi) menyam-
paikan pidato di hadapan ribuan orang? Jawabannya tidak.BAB 1; PENDAHULUAN 7
Dalam komunikasi massa kita membutuhkan gatekeeper
(penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa indi-
vidu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengi-
timkan informasi dari individu ke individu yang lain melalui
media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape,
compact disk, buku).
Definisi yang dikemukakan oleh Bittner di atas menekan-
kan akan arti pentingnya gatekeeper dalam proses komunikasi
massa. Inti dari pendapat itu bisa dikatakan begini, dalam
proses komunikasi massa di samping melibatkan unsur-unsur
komunikasi sebagaimana umumnya, ia membutuhkan peran
media massa sebagai alat untuk menyampaikan atau menye-
barkan informasi. Media massa itu tidak berdiri sendiri. Di
dalamnya ada beberapa individu yang bertugas melakukan
pengolahan informasi sebelum informasi itu sampai kepada
audience-nya, Mereka yang bertugas itu sering disebut sebagai
gatekeeper. Jadi, informasi yang diterima audience dalam
komunikasi massa sebenarnya sudah diolah oleh gatekeeper dan
disesuaikan dengan misi, visi media yang bersangkutan,
khalayak sasaran dan orientasi bisnis atau ideal yang menyer-
tainya. Bahkan, sering pula disesuaikan dengan kepentingan
penanam modal atau aparat pemerintah yang tidak jarang ikut
campur tangan dalam sebuah penerbitan.
Jadi, pidato politisi tersebut bisa menjadi proses komu-
nikasi massa jika disiarkan oleh media massa dan dinikmati
oleh ribuan atau jutaan audience. Ketika Anda berbicara pada
politisi, itu bentuk komunikasi interpersonal (antarpersona),
ketika Anda mendengarkan pidatonya di auditorium, itu ko-
munikasi kelompok, dan ketika Anda menikmati pidato
itu dengan perantaraan televisi (yang bisa juga disaksikan
oleh banyak orang di luar gedung), itu baru namanya komuni-
kasi massa.PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA
Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan
Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) akan
semakin memperjelas apa itu komunikasi massa. Menurut
mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai Komunikasi Massa
jika mencakup hal-hal sebagai berikut:
Lt
Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan
peralatan modern untuk menyebarkan atau memancar-
kan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan
tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula
antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau
gabungan di antara media tersebut.
Komunikator dalam komunikasi massa dalam menye-
barkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi
pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal
atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience
dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula
dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim
dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.
Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa
didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu,
diartikan milik publik.
Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi
formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan
kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang,
tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi
pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba.
Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis
informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau
dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam
lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.BAB 1: PENDAHULUAN 9
Ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok
atau publik di mana yang mengontrol bukan sejumlah
individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu
ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang
disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor
film, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dalam me-
dia itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda.
Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa
bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar-
persona. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung
dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat
kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda
(delayed).
Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam
komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak,
cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan
media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah
ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media
massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu
yang tak terbatas.
Alaxis S. Tan (1981) mencoba untuk memberikan sifat
khusus yang dipunyai oleh komunikasi massa. la memberikan
ciri komunikasi massa dengan membandingkannya dengan
interpersonal communication. “Jika kita bisa membedakan
komunikasi massa dengan interpersonal communication, kita akan
mengetahui apa itu komunikasi massa,” katanya.
Ciri khusus yang bisa membedakan keduanya terletak
pada penerima pesannya (audience). Di awal perkembangan-
nya, definisi komunikasi massa sebagai sebuah studi ilmiah
terletak pada mass society sebagai audience komunikasi. Konsep10 PENGANTAR KOMUNIKAS! MASSA
mass society ini memang istilah yang sering dipakai dalam
lapangan sosiologi yang mendeskripsikan orang-orang dan
institusi mereka dalam sebuah negara industri maju.
Kemudian istilah itu digunakan pula dalam komunikasi
massa. Herbert Blumer (1939) kemudian menggunakan kon-
sep ini (yang berasal dari mass society) untuk menyebut mass
audience (penerima pesan dalam komunikasi massa). Yang
disebut penerima dalam komunikasi massa itu paling tidak
mempunyai (1) heterogenitas susunan anggotanya yang
berasal dari berbagai kelompok lapisan masyarakat; (2) berisi
individu yang tidak saling mengenal dan terpisah satu sama
lain (tidak mengumpul) serta tidak berinteraksi satu sama lain
pula, dan (3) tidak mempunyai pemimpin atau organisasi
formal.
Bagi Nabeel Jurdi dalam bukunya Readings in Mass Com-
munication (1983) disebutkan bahwa “in mass communication,
there is no face-to-face contact (dalam komunikasi massa, tidak
ada tatap muka antarpenerima pesan).
Tentunya kita bertanya bagaimana dengan kasus ketika
kita menonton televisi bersama keluarga? Bukankah di dalam
kasus itu ada tatap muka antaranggota keluarga bahkan bisa
berdialog satu sama lain? Tatap muka yang dimaksud dalam
komunikasi massa itu sifatnya bukan kasuistis. Artinya, tidak
bisa dipahami dalam sekelompok atau komunitas masyarakat
tertentu. Tatap muka di sini seharusnya memberikan kesem-
patan pada semua audience untuk bisa bertatap muka. Jadi,
jika semua audience tidak mempunyai kesempatan yang sama
untuk bertatap muka, itu bukan termasuk komunikasi massa.
Dalam kasus sebuah keluarga yang sedang menonton televisi
itu terjadi dua proses komunikasi. Pertama, komunikasi
kelompok yang melibatkan antara anggota keluarga, meskipunBAB 1; PENDAHULUAN 1
materi yang dibicarakan berasal dari pesan-pesan televisi.
Kedua, komunikasi massa. Alasannya, keluarga itu menjadi
audience televisi yang juga dilakukan oleh pemirsa televisi
di tempat lain.
Masih menurut Alexis S. Tan, dalam komunikasi massa
itu komunikatornya adalah organisasi sosial yang mampu
memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak
ke sejumlah orang banyak yang terpisah. Komunikator dalam
komunikasi massa biasanya media massa (surat kabar, majalah
atau penerbit buku, stasiun atau jaringan TV). Media massa
tersebut di atas adalah “organisasi sosial”, sebab individu di
dalamnya mempunyai tanggung jawab yang sudah dirumus-
kan seperti dalam sebuah organisasi. Misalnya reporter mencari
fakta-fakta di lapangan, sedangkan editor mengeditnya.
Dari pendapat di atas bisa diterangkan bahwa antara
reporter dengan editor itu berada dalam sebuah wadah “orga-
nisasi sosial”. Keduanya pun harus bisa bekerja sama secara
baik sesuai tanggung jawabnya masing-masing. “Organisasi
sosial” pun tidak sekadar kumpulan orang, dan tidak ada me-
kanisme kerja dan tanggung jawab, apalagi kerja sama. Yang
disebut media cetak adalah kumpulan unsur (beberapa di
antaranya reporter dan editor) yang bekerja sama satu sama
lain “atas nama” medianya.
Definisi lain pernah dikemukakan oleh Josep A. Devito
yakni, “First, mass communication is communication addressed to
masses, to an extremely large science. This does not mean that the
audience includes all people or everyone who reads or everyone
who watches television; rather it means an audience that is large
and generally rather poorly defined. Second, mass communication
is communication mediated by audio and/or visual transmitter.
Mass communication is perhaps most easily and most logically