Geertz
menunjukkan bahwa suatu masyarakat yang hubungannya erat pun memiliki subbudaya atau kontra-budaya dalam lingkungan mereka.
Bagi Pacanowsky, jaring budaya organisasi adalah hasil dari usaha para
pekerja dimana para pekerja membuat dan menerapkan budaya mereka terhadap
diri mereka sendiri dan terhadap sesama mereka.
Sifat budaya yang sulit dipahami mendorong Geertz untuk menyebut
ilmu ini sebagai soft science ( ilmu lunak ).
Layaknya
jalinan lapisan makna umum yang mendasari bagaimana orang berkata dan
bertindak.
Analisis dari budaya perusahaan memerlukan interpretasi, tidak hanya
menyajikan salinan memo kantor atau membuat transkrip dari meeting. Deskripsi
mendalam mencatat untaian-untaian dalam jaringan budaya dan melacak makna
yang berkembang.
Deskripsi mendalam dimulai dengan adanya kebingungan. Kemudian
satu-satunya cara untuk mengurangi kebingungan tersebut ialah dengan
mengobservasi layaknya orang asing di tempat yang baru. Hal ini dapat menjadi
sukar bagi manajer yang telah terperangkap dalam budaya perusahaan tertentu. Ia
dapat mengabaikan banyak tanda yang mengarah pada interpretasi umum.
Dalam mengamati budaya organisasi, Pacanowsky sangat sensitif dan
memberi perhatian pada bahasa yang digunakan, cerita-cerita yang disampaikan,
serta tata cara ataupun ritual nonverbal yang dilakukan. Bentuk-bentuk
komunikasi tersebut akan sangat membantu menunjukkan pembagian makna yang
unik dalam organisasi.
D.
hasil
risetnya
di
Perusahaan
W.L.
Gore
&
Associates,
Pacanowsky
mengemukakan tiga metafor yang berbeda untuk menggambarkan ciri krusial dari
budaya yang unik. Tiga metafor tersebut ialah sebagai berikut :
1. Cluster of Peasant Village
Pacanowsky menggambarkan organisasi sebagai kelompok desa
petani (cluster of peasant village), kaitannya dengan semangat
organisasi akan desentralisasi dan bahasa yang tidak biasa.
2. Large Improvisational Jazz Group
Metafor sebagai grup jazz yang gemar berimprovisasi digunakan
untuk menggambarkan organisasi yang senang membuat sesuatu
yang baru namun tetap ingin cocok dan disukai oleh yang lain.
3. Faction in Colonial Amrerica
Metafor tersebut digunakan karena sebagai anggota organisasi
menganggap bahwa bagian terbaik dari organisasi ialah inovasi.
Baik untuk menemukan budaya organisasi dan untuk melihat
komunikasi dari budaya perusahaan, metafor merupakan hal yang bernilai bagi
etnographer.
E. Interpretasi Simbolis dari Sebuah Cerita
Cerita yang diceritakan dan terus diceritakan kembali akan membuka
jendela untuk melihat jaringan budaya perusahaan. Pacanowsky fokus pada
kualitas naskah naratif yang menekankan pada peran karyawan dalam perusahaan.
Meskipun pekerja memiliki ruang untuk berimprovisasi, pekerja juga harus tetap
di dalam jalur peran yang telah ditetapkan untuk mereka.
Pacanowksy menjabarkan tiga tipe cerita yang muncul dalam kehidupan
organisasional, yakni :
1. Cerita perusahaan (corporate stories)
Cerita perusahaan mengusung ideologi manajemen dan menguatkan
kebijakan perusahaan.
2. Cerita pribadi (personal stories)
Ialah ketika anggota perusahaan bercerita tentang dirinya sendiri,
dan seringkali mendeskripsikan bagaimana ia ingin dilihat dalam
organisasi.
3. Cerita kolegial (collegial stories)
Merupakan anekdot positif dan negatif yang menceritakan orang
lain dalam organisasi.
F. Ritual
Sebagian ritual ialah teks yang berbicara mengenai beragam aspek
dalam kehidupan berbudaya. Ritual bersifat sakral, dan segala upaya untuk
mengubahnya akan menghadapi resistensi atau perlawanan.
Tradisi atau tata cara yang ada dalam organisasi dapat membangun
suatu budaya organisasi. Akan tetapi, seringkali tata cara ini berkurang dan
cenderung ditinggalkan karena kesenangan akan sesuatu yang baru serta karena
adanya tuntutan untuk berinovasi. Dari sudut pandang manajemen, tata cara
memastikan bahwa tidak akan ada kejutan dalam kehidupan organisasional.
Dengan demikian, manajemen dapat memiliki waktu untuk mempersiapkan
berbagai hal yang akan terjadi.
G.
Kritik terhadap teori ini muncul dari beberapa peneliti yang tidak
setuju terhadap pendekatan budaya interpretif seperti Geertz dan Pacanowsky
yang menolak untuk mengevaluasi model yang mereka gambarkan.
Selain itu, penting untuk dijadikan catatan bahwa berlawanan dengan
tujuan dari konsultan yang dibiayai oleh organisasi yang mereka teliti, tujuan dari
etnografi bukanlah untuk mengubah organisasi atau menekan manajer untuk
memberikan kontrol lebih. Etnografi tidak juga bertujuan untuk memberikan
penilaian terhadap moralitas. Tujuan dari analisis simbolik ini ialah untuk
menciptakan pemahaman yang lebih baik mengenai apa yang diperlukan agar
organisasi dapat berfungsi efektif dalam budaya organisasi. Kemudian pada
kebanyakan organisasi, dimana anggota bebas untuk memutuskan dimana mereka
akan berada, analisis kultural yang sensitif dapat membantu mereka untuk
membuat pilihan yang cerdas.
Hal penting lainnya yang harus diperhatikan dalam penelitian
mengenai budaya ialah bahwa kekuatan analisis etnografi akan bergantung pada
bagaimana etnographer dapat menuliskan dengan baik hasil pengamatannya.
Etnographer harus memiliki kemampuan bercerita yang baik sehingga hasil
pengamatannya dapat dibaca dan dipahami.