Anda di halaman 1dari 5

RESUME BUKU

RANCANGAN SKRIPSI
POLA KOMUNIKASI ORANG TUA ASUH DENGAN ANAK-
ANAK DALAM PANTI ASUHAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Komunikasi
Dosen Pembimbing : Dra. Prahastiwi Utari, MSi, Ph.D.





Oleh :
Diandra Shafira Ramadhaniar
D0208056
ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

:d: B:: : Dinamia Kom:niasi
Pengarang : Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M. A.
Tah:n Terbit : 1986
Penerbit : Remaja Rosdaarya
Kota Terbit : Band:ng

RESUME : BAB 1 (Haaman 3 - 27 )

TEKNIK KOMUNIKASI

A. Pengertian Kom:niasi

1. Pengertian Kom:niasi Secara Um:m
Komunikasi terjadi sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations).
Terdiri dari masyarakat sedikitnya dua orang yang saling berhubungan satu sama lain,
yang karena hubungan itulah,menimbulkan interaksi sosial. Komunikasi berlangsung
apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal
yang dikomunikasikan.
Onong Uchjana (1986 : 3) melihat pengertian umum komunikasi dari dua segi:
a. !engertian komunikasi secara terminologis
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan
dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi manusia dinamakan komunikasi sosial
atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya pada manusia-manusia yang
bermasyarakat terjadinya komunikasi. Masyarakat terbentuk dari paling sedikit dua
orang yang saling berhubungan dengan komunikasi sebagai penjalinnya. Teknik
berkomunikasi yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan disini adalah
komunikasi antara seseorang dengan orang lain, yang mengandung makna 'Proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
-. !engertian komunikasi secara paradigmatik
Pengertian komunikasi secara umum adalah proses penyampaian suatu
pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari
hubungan sosial. Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan
tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, melalui media, baik
media massa (koran, televisi, radio) maupun nonmassa (surat, telepon, poster, dll).
Pengertian komunikasi secara paradigmatik sendiri adalah :
omunikasi adalah suatu proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk mem-eri tahu atau meru-ah
sikap,pendapat, atau perilaku -aik secara langsung maupun tidak
langsung melalui media
Dalam deIinisi tersebut tersimpul tujuan, yakni memberi tahu atau mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku.

B. Proses Kom:niasi

Dalam komunikasi yang terpenting adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang
disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau eIek tertentu pada komunikan.
Onong mengklasiIikasikan dampak tersebut sebagai berikut:
O ampak ognitif
Adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu
atau meningkat intelektualitasnya, disini pesan yang disampaikan komunikator
ditujukan kepada pemikiran si komunikan.dengan lain perkataan,tujuan komunikator
hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan.
O ampak afektif
Lebih tinggi kadarnya dari dampak kognitiI. Di sini tujuan komunikator bukan hanya
komunikan tahu,tetapi tergerak hatinya; menimbulkan perasaan tertentu, misal iba,
terharu, sedih atau gembira.
O ampak Behavioral
Tingakatan dampak komunikasi yang paling tinggi kadarnya, yakni dampak yang
timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. (Onong,
1986 : 7)

Kom:niasi tatap m:a
Onong dalam bukunya Dinamika Komunikasi (1986 : 8) mengatakan disebut
komunikasi tatap muka karena ketika berkomunikasi berlangsung komunikator dan
komunikan saling berhadapan dan saling melihat. Berdasar jumlah komunikan yang dihadapi
komunikator, komunikasi tatap muka diklasiIikasikan dua jenis yaitu :
O omunikasi antar persona
Adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan.komunikasi jenis
ini dianggap paling eIektiI dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku
sesorang, karena siIatnya yang dialogis.
O omunikasi kelompok
Adalah komunikasi dengan sejumlah komunikasi, dikarenakan jumlah komunikan
yang menimbulkan konsekuensi, maka jenis ini dibagi dua kelompok yaitu :
1. Komunikasi kelompok kecil
Suatu situasi dinilai menjadi komunikasi kelompok kecil apabila komunikasi itu
dapat diubah menjadi komunikasi antarpesona dengan setiap komunikan.
Dibanding dengan komunikasi persona, komunikasi kelompok kecil kurang
eIektiI dalam mengubah sikap, pendapat, dan perilaku, karena diri tiap
komunikan tidak dapat dikuasai seperti pada halnya komunikan komunikasi
antarpesona. Komunikasi kelompok kecil lebih bersiIat rasional. Ketika
menerima pesan dari komunikator, komunikan hanya menanggapi dengan lebih
banyak menggunakan pikiran daripada perasaan.
2. omunikasi elompok Besar
Suatu komunikasi dinilai menjadi komunikasi kelompok besar jika antara
komunikator dan komunikan sukar terjadi komunikasi antarpesona, komunikan
lebih bersiIat emosional dalam menerima pesan yang disampaikan komunikator.

C. Fator Penghambat Kom:niasi

Komunikasi seringkali mengalami hambatan-hambatan, seperti hambatan sosio-anto-
psikologis; hambatan semantic; dan hambatan mekanis. Faktor psikologis sendiri, sering
menjadi hambatan yang paling sering ditemui dalam komunikasi. Hal ini disebabkan karena
si komunikator sebelum melancarkan komunikasinya tidak mengkaji diri komunikan.
Komunikasi sangat sulit untuk berhasil apabila komunikan dalam keadaan sedang sedih,
bingung, marah, kecewa, dll. Cara mengatasinya adalah dengan cara mengenal diri
komunikan seraya mengkaji kondisi psikologinya sebelum komukasi dilancarkan, dan
bersikap empatik kepadanya. (Onong, 1986 : 12)


D. Peranan om:niator
Komunikator merupakan aktor mengutarakan pikiran dan perasaannya dalam bentuk
pesan untuk membuat komunikan menjadi tahu, berubah sikap, pendapat, atau perilakunya.
Intinya, untuk menjadi komunikator yang baik, harus menjadi komunikan yang baik.

E. Teni Kom:niasi Pers:asif

Komunikasi bersiIat inIormatiI dan persuasiI. Komunikasi inIormatiI bertujuan hanya
untuk memberi tahu, sedang komunikasi persuasiI bertujuan untuk mengubah sikap.
Komunikasi persuasi adalah komunikasi dengan kegiatan psikologi. Tujuan dan koersi
adalah sama, yakni mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi dilakukan secara
halus, luwes yang mengandung siIat-siIat manusiawi. Sedang koersi mengandung sanksi dan
ancaman. Akibat dari koersi adalah perubahan sikap, pendapat, perilaku dengan perasaan
terpaksa karena diancam, yang menimbulkan rasa benci, bahkan dendam. Sedang dampak
dari persuasi adalah kerelaan, kesadaran disertai rasa senang.
Bagi seorang komunikator, suatu pesan yang akan dikomunikasikan sudah jelas isinya,
tetapi yang perlu dijadikan pemikiran adalah pengelolaan pesan. Pesan harus ditata dalam diri
komunikan yang akan dijadikan sasaran. Dalam hubungan ini komunikator harus terlebih
dahulu melakukan komunikasi intrapersonal.

Anda mungkin juga menyukai