Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 24

Penambangan Batubara Bawah Tanah: Longwall Mining

1. PENDAHULUAN

Batubara akan ditambang dengan metode penambangan bawah tanah apabila dlm
segi keekonomian nya tidak ekonomis lg apabila ditambang dengan metode
tambang terbuka.

Penambangan batubara bawah tanah sekarang udah lebih modern gan dan
berkembang sangat cepat terutama dalam hal teknologi peralatannya. Ada 2 tipe
penambangan batubara bawah tanah, yaitu Longwall Mining dan Room-and-Pillar
Mining.

2. LONGWALL MINING

Longwall mining merupakan metode penambangan paling produktif gan dan paling
aman juga. Total batubara yg diambil bs mencapai 80% dari total sumberdaya yg
ada. Metode ini merupakan metode dari Europa dan di adopsi US pada mid-1950.
Sebelum ini, tambang batubara US menggunakan metode room-and-pillar.
Pada metode longwall, batubara ditambang panel per panel. Panel tersebut adalah
blok batubara yg berukuran 1km panjang x 200-300 m lebar, makanya dinamakan
longwall mining.
Dari satu panel ke panel yg lain, disangga oleh pillar2 batubara yg berukuran
kira2 30m x 30 m, disebut gateroad pillar. Dan tiap 4-5 panel, disangga oleh
pillar yg lebih besar dinamakan barrier pillar (> 100 m). Nih layout nya

Baca Baca Nyi Blorong 1


Proses development panel

Yang berwarna putih itu adalah jalan (disebut entry) buat org dan alat,
batubaranya udah diambil untuk membentuk panel tsb, sedangkan warna biru tua
adalah panel dan pillar ygn ditinggalkan untuk menyangga batuan diatasnya.
Proses ini dinamakan developement stage (belum mining stage, walaupun batubara
nya sudah diambil sebagain untuk membuat entry).

Kalo anda liat 2 panah di bwh tulisan gateroads, itu ada alat gali yg bekerja
membuat entry2 tersebut, namanya continuous miner (CM). CM ini akan menggali
sejauh 6m x 6m lalu mudur, dan mesin penyangga (Rock bolter) masuk untuk
menyangga batuan yg batubara nya barusan digali oleh CM, sementara itu si CM
pindah ke entry sebelahnya dan menggali lagi 6 m x 6m. Begitu seterusnya.

Baca Baca Nyi Blorong 2


Dibelakangnya CM ada shuttle car yg mengangkut batubara yg digali ke tempat
bunker sementara

Nah kalo panel2 tersebut sudah siap, baru deh panel tersebut ditambang oleh
alat yg dinamakan shearer. Batubara yg digali shearer (shearer menggali bolak-
balik sepanjang lebar panel) ini akan ditransfer ke Armoured Face Conveyor
(AFC) lalu di transfer ke belt conveyor di entry untuk selanjutnya di trasport ke
permukaan melalui slope shaft.
Yg terpenting disini adalah selama shearer menggali batubara, shearer dan
operator nya di lindungi oleh penyangga yg dinamakan shield yg bergerak
automatis mengikuti kemajuan penggalian shearer.

Baca Baca Nyi Blorong 3


Shearer biasanya menggali sedalam 1 m, sehingga shield pun akan bergerak maju
sejauh 1 m jg gan. Ketika shield (sepanjang panel tsb) maju, maka batuan di
atasnya tidak ada yg menyangga dan dibiarkan ambruk, daerah ambrukan
dinamakan gob atau goaf.

biru muda = shearer, hijau = AFC, cokelat = shield. Bandingkan gambar di atas
dgn yg dibawah

Baca Baca Nyi Blorong 4


Tinggi shield dan diameter drum shearer = tinggi lapisan batubara yg digali,
biasanya 1.6-2.5 m.
Berikut merupakan gambar belt conveyor di entry yg mengankut batubara ke
permukaan

Kalo masih bingung, berikut video ilustrasi nya.

Setelah 1 panel ditambang habis, seluruh peralatan tsb di pindahkan ke panel


selanjutnya. Proses pemindahan nya kira2 1 minggu . Maklum alatnya berat2, jd

Baca Baca Nyi Blorong 5


pake mesin khusus untuk memindahkan semuanya. Selama pemindahan, tambang
tidak beroperasi, dalam artian kehilangan produksi. Produksi sehari longwall bs
mencapai 40rb ton/hr ato 1500 ton/jam. Setahun bs mencapai 10 jt ton. Hilang
produksi 1 jam saja=hilang uang $5000.

Baca Baca Nyi Blorong 6


Penambangan Batubara Bawah Tanah: Room and Pillar Mining

ini lanjutan postingan yang kemaren, jadi metode ini tak lain adalah proses
development nya metode longwall. Disini ga ada panel2an gan. Seluruh block
batubara nya dibuat entry (batubara yg digali=room selebar 10 m) dan pillar
(sebagai penyangga selebar 30x30 m) menggunakan kombinasi continuous miner
(CM), roof bolter, dan shuttle catr.

Metode ini paling2 hanya mengambil 30-40% dr total batubara yg ada. Oleh
karena itu, untuk menaikkan produksi, setelah semua block tersebut di tambang,
ketika kembali ke jalan utama dekat shaft, pillar2 yg ditinggalkan di kikis sedikit
gan (proses ini namanya retreat mining).

Selama proses ini, tidak ada operator yg boleh berada di bawah atap batuan ,
semuanya dikendalikan oleh remote dari jauh.

Baca Baca Nyi Blorong 7


Baca Baca Nyi Blorong 8
Metode Tambang Bawah Tanah (Underground Mine)

Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang
dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.

Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga,
seng, nikel, dan timbal.

Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk
perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan
menjadi beberapa macam:

Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari
permukaan tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya
digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari
bawah tanah.
Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan
menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang
dapat difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.
Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi
bukit atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.

Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang
digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan
masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.

Sedang tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri.
Tempat bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan.

Baca Baca Nyi Blorong 9


Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang
terowongan yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk
mengalirkan udara ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim
ventilasi tambang.

Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan
agar semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang
ditimbulkan oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar

Baca Baca Nyi Blorong 10


udara mengalir ke terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai
ukuran dan teknik pemasangan.

Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga


terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah dikembangkan.
Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga
keselamatan semua pekerja.

Berikut adalah daftar beberapa tambang terdalam di dunia:

TauTona dan Savuka, tambang emas di Afrika Selatan yang merupakan


tambang terdalam di dunia dengan kedalaman lebih dari 3.700 m.
Xstrata Kidd Mine, tambang tembaga dan seng di Canada merupakan
tambang terdalam di Amerika Utara dengan kedalaman 2.682 m.
Mount Isa, tambang tembaga, dan seng di Australia dengan kedalaman
1.800m.

Baca Baca Nyi Blorong 11


METODA PENAMBANGAN BAWAH TANAH

Metoda Penambangan Bawah Tanah


Faktor2 Yg Mempengaruhi Pemilihan sistem TA Bwh Tnh:
1. Pjg Tebal dan lebar cebakan.
Berpengaruh utk menentuikan dimensi stope maksimum yaitu yg dikenal sbg
minimum stoping width.
2. Kemiringan Cebakan
Menentukan kemungkinan memanfaatkan gravitasi dlm operasinya.
3. Kedalaman Operasi
Rock Failure mjd lebih memungkinkan pd kedalaman yg besar.
4. Faktor waktu
Berpengaruh pd strenght stress ratio pd exposed rock. Semakin lama waktu
pilar berdiri mk ssr semakin turun
5. Kadar cebakan
Ceb kdr rendah perlu met produksi besar yg sering melupakan %tase recovery,
ceb kdr tinggi memerlukan met yg menjamin recovery tinggi.
6. Fasilitas lokal yg meliput buruh dan material.
Biaya buruh mahal mk memerlukan met yg mpy mekanisme tinggi. Ketersediaan
timber dan material filling juga berpengaruh.
7. Modal yg tersedia.
Modal kerja awal besar mk biaya operasi rendah. Perusahaan dgn modal kecil
memerlukan development yg murah dan met yg cepat mendptkan hsl.
8. Batas dgn badan bijih lain.

Baca Baca Nyi Blorong 12


Tk teg yg tinggi mungkin timbul pd pilar di perm kerja yg berdekatan mk
diperlukan filling pd stope bekas penambangan utk mengurangi teg yg tinggi.
9. Strenght dan karakteristik phisik bijih dan batuan ddg atau material yg
berada di atas bjh.
Berpengaruh pd kompetensi, amblesan, kemudahan pemboran, karakteristik
breaking, cara handling, ventilasi dan pemompaan.
Karakteristik2 tsb termasuk:
Tipe batuan, tipe dan penyebaran alterasi, weaknesses seperti (perlapisan
schistocity belahan min patahan jointing cavities dan spasi),weaknesses
sepanjang ddg cebakan, kecenderungan min berharga menghasilkan rich fines
atau mud, kecenderungan BO utk memadat/menggumpal, kecenderungan BO
teroksidasi dan terbakar, Tewrjadinya swelling pd lantai, Abrasiveness,
terdapatnya air porositas dan permeabilitas cebakan dan bat sekitarnya.
10. Biaya Penambangan
berkaitan dgn nilai bijih yg di TA, periode modal kerja bisa diperoleh kembali,
tipe keahlian buruh yg tersedia.
11. Produktivitas
Dinyatakan dlm ton per manshift yaitu menyatakan kemampuan setiap tenaga
kerja menghasilkan BO setiap gilir kerja.
12. Masalah Lingk
Keamblesan, berkurangnya hutan lokal utk penyanggaan, kualitas dumpsite dll.

Sistem2 Tambang Bawah Tanah:


Stope dgn penyanggaan alamiah:
-Open stope dgn underhand stoping
-Open stope dgn overhand stoping
-Open stope dgn breast stoping (room n pilar)
-Sublevel stoping
Stope dgn penyanggaan buatan:
-Cut n fill stoping
-Shringkage stoping
-Square-set stoping
-stull stoping
-longwall mining
-undercut n fill
-top sliocing

Baca Baca Nyi Blorong 13


Metode caving:
-Sub level caving
-Block caving

Open stope alamiah:


-Cebakan dgn bijih dan dinding yg kuat, kecuali pd ceb yg tipis yg datar/ sedikit
miring dimana dpt di TA dgn sist. mundur
-Penyangga brp bijih shg bijih tdk dpt diambil.
-Penambangan scr selektif
-Pd cebakan datar, dimungkinkan melakukan sortasi bijih di bwh tnh, sedang utk
steep dip sortasi dilakukan scr terbatas
-Terbatas pd cebakan tabular dgn btk teratur, ddg batas jelas ttp bias juga utk
cebakan besar, menggumpal, irregular.

Open Stope Underhand stoping


Aplikasi:
-End dgn tebal 3-4 m
-Dip 50 yg memungkinkan memanfaatkan gravitasi pd pemindahan broken ore
(bo)
-Sbg met. tambahan utk menganbil badan bjh yg terpisah dr bdn bjh utama atau
bag dr bdn bjh utama yg memberikan kondisi yg cocok.
-Hangingwall dan footwall kompeten utk mengurangi pemakaian ore pilar.
-Bjh boleh tdk kompeten krn akan mjd tempat berpijak pekerja.
+:
-Unjuk pemboran baik.
-Perlu material penyanga sedikit
-Memanfaatkan grav untuk memindah broken ore
-Pemboran ke arah bawah
-Kehilangan bjh halus kdr tinggi < dibanding overhand stoping. -: -sorting sukar di
dlm stope -Kondisi kerja berbahaya bg pekerja di back dan wall shg interval level
hrs kecil -Fasilitas utk waste kecil -Broken Ore dr pemuka kerja dikeluarkan pd
1 ttk pengeluaran shg Output terbatas. Open Stope Overhand Stoping: Ap:
1,2,3,4 idem -Bijih kompeten -Pd urat dgn kemiringan besar >50 pekerja tdk bias
berdiridi footwall shg perlu membuat platform utk berpijak
+:
-Posisi back tdk bahaya krn penambangan mengikuti back shg interval level bisa >

Baca Baca Nyi Blorong 14


dibanding open stope underhand stoping
-Sorting sistematis
-Waste mudah ditumpuk pd daerah tambang
-Kondisi kerja aman, kondisi aplikasi elatis
-pd kemiringan yg kecil Bro ore jatuh pd haulage drive scr gravitasi
-:
-Unjuk pemboran turun
-Dip > 45 diperlukan patform utk berpijak
-Material penyangga banyak
->kehilangan bjh uk hls kadar tinggi lebih besar

Open Stope Breast stoping (Stop N Pillar):


Ap:
-Cebakan tdk bernilai tinggi yg mengijinkan sejumlah bijih ditinggal sbg pilar
-Ketebalan < 7m -Cebakan > 7 m mungkin ditambang ttp loss bjh dan atap runtuh
semakin besar
-Dip 20-50:
horizon mining yaitu stope n pillar yg diterapkan utk cebakan mendatar/ hampir
datar
inclined:20 30, penambangan searah kemiringan dan tdk memungkinkan
pemakaian mobile equipment
step mining: 30-50, penamabangan scr berurutan utk menghasilkan daerah kerja
dgn kemiringan yg memungkinkan menggunakan mobile equipment.
-Batuan atap dan lantai kuat, utk meminimalkan pemakaian pilar
-Bijih hrs kuat utk mengurangi lebar pilar
-Kedalaman tdk terlalu besar utk mengurangi beban yg harus disangga pilar
+:
-biaya rendah
-memungkinkan seleksi pd stope dan waste ditinggal pd ruang kosong
-memungkinkan melakukan mekanisasi dr drilling sampai loading dgn used
trackless
-development cepat dan dev dilakukan pd bijih itu sendiri
-:
-kehilangan bijih pd pilar sampai 40% jk dgn pilar robbing mjd 20%
-Bahaya runtuhan dr hanggingwall, dan bila hangingwall mpy joint dan crack yg
sejajar memungkinkan runtuhan slab bat yg besar.

Baca Baca Nyi Blorong 15


-Daerah ventilasi sangat luas.

Sublevel stoping:
Ap :
-dip 50-90 (steeply) yaitu kemiringan fw> drpd sudut gelincir broken ore
-hanging dan foot hrs kompeten
-bjh hrs kompeten
-bjh dgn batas penyebaran kadar merata
-bjh sulf memerlukan penanganan flotasi
+:
-mengurangi drilling delay utk peledakan,scaling, mucking
-pemb scr kontinue pd development.
-Longhole driller dpt diledakan di seluruh stope utk memberi bro ore yg banyak.
-Fleksibel
-Aman dr kebakaran
-:
-tdk mungkin melakukan sorting scr efektif
-blok bro ore besar bisa menyumbat grawpoints
-ventilasi susah
-rongga yang besar
-losses dan dilusi besar
-memerlukan periode yg lama sblm stope berprod

Stope dgn Penyangga Buatan

Cut and fill Stoping:


Ap :
-utk menggantikan sublevel stoping dan shrinkage stoping pd penambangan yg
sangat dlm dimana teg bat mjd sangat besar.
-bb kompeten
-hanging dan foot boleh tdk kompeten mengingat mereka akan hampir scr
lanmgsung disangga dgn material filling
-bjh dgn batas yg tdk teratur dan bjh yg discontinue, mk dilakukan penambangan
pd bijih kadar tinggi dan meninggalkan bijih kadar rendah sbg filling
-utk mengambil pilar kadar tinggi
-dip <65 bisa menyebabkan dilusi +- -met filling memberi tk selektifitas > tinggi

Baca Baca Nyi Blorong 16


dibanding shringkage dan sublevel stoping
-ventilasi mudah diatur
-dilusi seminimum mungkin
-ddg antara 2 stope yg berdekatan bias lebih tipis disbanding metode stoping yg
lain
-stope fleksibel mengikuti ceb sempit kadar tinggi
-stope stabil krn ddg yg lemah disangga dgn waste filling
-:
-memerlukan material filling mahal
-memerlukan buruh banyak utk menangani filling
-memerlukan banyak air utk pulp
-lebih mahal disbanding shrinkage dan sublevel stoping
-semen dan psr halus utk filling bias menyumbat pompa/pipa
-output dr stope terbatas krn adanya kegiatan filling

Keuntungan Sublevel thd sringkage:


-resiko kebakaran < pd penambangan cebakan sulfida -konsumsi bhn peledak< krn
bijih lepas akan lebih terdisintegrasi pd saat bergerak dlm stope -kondisi
penerapan sublevel stoping lebih fleksibel -sarana memasuki pemuka kerja lebih
mudah -pekerja sedikit, pemboran efisien dgn longhole drill. Shringkage: Ap : -
ideal utk dip 50-90 (steeply) yg > dr sudut gelincir broken ore
-urat sempit lebar
-bb dgn btk teratur utk menghindari dilusi dan losses
-ketebalan bijih >5m
-hanging dan foot ddg stabil, shg tdk terjadi crushing dan spaling bila bro ore
diambil
-utk bro ore yg tdk menggumpal
-bjh hrs kuat, shg penyanggaan pd atap bias seminimal mungkin
-kadar sebaiknya seragam, krn tdk memungkinkan sorting
+:
-biaya development rendah
-timber sangat sedikit
-biaya ventilasi murah
-sederhana dan mudah dikerjakan
-development cepat shg recovery bijih juga cepat
-blok berukuran besar dpt dibedakan dlm stope

Baca Baca Nyi Blorong 17


-pekerja dpt bekerja di stope
-:
-selalu tjd runtuhan waste dr ddg shg tjd dilusi
-sukar utk menambang offshot
-bjh ditinggal dlm stope ckp lama, shg investasi tdk segera kembali
-syarat ketat dan hanya cocok utk bjh ttu
-kon lantai kurang nyaman utk pergerakan para pekerja dan peralatan
-bb pd wasterock tdk dpt ditambang
-stope perlu di filling agar tdk runtuh
-kon kerja berbahaya khususnya pd saat penarikan bro ore

Shringkage thd sub level stoping:


-development lebih sedikit
-memperoleh kontak dgn ddg cebakan lebih baik shg memungkinkan memperoleh
semua bjh dlm stope.
-ddg penggalian setiap saat disangga dgn bjh lepas shg dilusi sedikit
-bjh dpt dihancurkan lebih kecil dlm stope
-met ini dpt diterapkan thd bat lebih lemah disbanding sub level stoping

Square Set Stoping


-dahulu banyak diaplikasi skr sudah digantikan dgn met caving dan cut n fill
-cebakan bjh nilai tinggi dimana ekstraksi yg sempurna lebih penting disbanding
biaya penambangan
-cebakan dgn ketebalan>3m
-pd ceb yg tdk kompeten, stope perlu penyanggaan dgn timbering
-ceb dgn kondisi structural yg berubah ubah yg mpy offshoots dan kantong2 dgn
batas yg tdk teratur
-ceb yg belum diketahui atau sangat sedikit diketahui ttg karakter batuannya
-ceb bjh suphide yg dpt teroksidasi
-utk mengambil pilar yg terletak diantara 2 stope
+:
-ekstraksi tinggi
-dpt diterapkan utk menambang pd sembarang kon batuan
-bias disangga scr menyeluruh
-ventilasi mudah
-aman dr kebakaran pd penambangan bijih sulphide

Baca Baca Nyi Blorong 18


-fleksibel, arah kemajuan stope dpt diatur mengikuti arah penyebaran bijih
-bias diaplikasikan pd semua kon batuan
-:
-biaya pekerja dan material tinggi
-mekanisme scr penuh tdk memungkinkan
-bhy kebakaran dr timber
-ekstraksi lambat
-pembusukan kayu bisa menyulitkan ventilasi
-seringkali need material filling

Stull stoping
Ap:
-bb dgn Ketebalan < 5-7 m -bb dgn Dip 50-90 yg memungkinkan pemanfaatan g -
Bjh<45 need slusher utk mengambil bro ore -Bjh kdr tinggi need recovery tinggi
dibanding biaya penambangan -Sbg alternatif met cut and fill bila material filling
tdk ada/bila tersedia timber murah -Bat ddg kompeten, shg rongga bekas
penambangan tdk perlu difilling + : -bjh dpt disortir dlm stope dan waste
ditinggalkan dlm stope -dpt digunakan utk menambang bjh dgn bts tdk jelas -
reletif memberi kon kerja aman -dpt diubah mjd met lain mis: cut and fill - : -
memerlukan penyanggaan timber yg banyak -dlm jk lama kekuatan timber
berkurang shg stope runtuh -labour intensive dan susah memperoleh buruh
terampil Longwall: Ap: -ceb tipis 2m, dgn ketebalan merata dan lapisan
penyebaran mendatar -kon bat kompeten (ta emas di afsel) atau inkompeten (ta
bb) krn daerah kerja akan disangga -dip<30 +: -ekstraksi (recovery) tinggi -
produksi cepat, modal balik cepat -development sederhana hanya system haulage
unit - : -headroom rendah, kadang memerlukan unit2 yg digerakan scr manual -
produksi rendah -bhy ambrukan atap -penyanggaan sistematis -hanya bias
diterapkan utk lapisan bjh tipis ( 2m) Undercut n fill: Ap: -sbg met utk
menambang rib pilar -sbg met utk menambang Crown pilar -Utk operasi dimana
kon bat jelek -Utk setiap kon dimana bat diatas penggalian tdk dijamin
karakteristiknya dgn pasti +: -sangat sedikit keuntungannya, mrpkn pilihan
terakhir utk mprlh bjh dgn nilai ek tinggi -: -biaya mahal -eff rendah -material
sangat banyak. Top slicing: Ap: -Bjh mpy capping lemah yg segera runtuh apabila
penyangga dibawahnya dihancurkan -Ddg lemah/kuat. Hw yg lemah sangat cocok
utk top slicing krn hw yg kuat akan gagal membtk runtuhan yg sempurna -
tersedia pasokan timber yg ckp n murah -diijinkan tjd amblesan dan runtuhan di

Baca Baca Nyi Blorong 19


perm tanah -mengambil pilar diantara stope pd badly broken ground shg tdk
mungkin dgn overhand +: -met aman utk heavy ground -ekonomis khususnya
apabila timber tersedia dgn harga murah -ekstraksi tinggi dan tdk terjadi dilusi
dr capping dan walls (scr teoritis) -aman khusus apabila pengawasan dilakukan
memadai -apbl kondisi pasar tdk memungkinkan penambangan dilanjutkan mk
stope atau slice dpt diledakan shg bb tetap dlm kon baik -setelah development
selesai mk penambangan dpt dilaksanakan dgn biaya dev headingnya pd top slicing
sekitar 20 % dr biaya penambangan. -: -biaya tinggi jk timber dan lagging mahal -
lebih mahal drpd met lain yg dpt diterapkan utk kondisi yg sama -tdk cocok utk
kon perm yg tdk diperkenankan tjd amblesan -ventilasi sulit -akumulasi timber
menyebabkan fire -utk mendptkan output besar mk memerlukan working place -
periode development sebelum diperoleh prod relatif lama. -proses timbering dan
peruntuhannya lama shg menguragi waktu utk breaking dan mucking -dev relatif
lama -pengangkutan timber, lagging perlu biaya mahal -proses runtuhnya capping
dan timber mat diatas slice tdk lancar dan mbtk rongga shg dpt menyebabkan
runtuhan dgn massa yg besar -tdk mungkin dilakukan sorting thd waste pd stope
atau tidak memungkinkan meninggalkan barren rock di stope. Metode Caving
Sublevel caving: Ap: -Ideal utk bb yg besar dan kompeten -Bb sempit dgn dip
50-90 dan mpy dimensi vertical yg besar -pemahaman thd sublevel caving lebih
baik, memungkinkan mengganti met cut and fill -cocok utk bb sgl kedalaman
dimana tdk tegantung pd ddg bat kompeten -tjd runtuhan yg menerus pd
hangingwal selama proses pengambilan bijih -utk kondisi yg memungkinkan tjd
dilusi dgn waste dan losses -cocok utk min dimana min berharga dan waste rock
bias scr mudah dipisahkan +: -mekanisasi mudah -tdk ada pilar yg ditinggalkan -
operasi dgn prod yg besar -memungkinkan seleksi pd bjh dgn berbagai kadar -
development dilakukan pd bijih itu sendiri -ekonomis dan aman utk bat
inkompeten -development opening tdk hrs dipertahankan terus menerus -
kecenderungan caving pd ddg akan membantu pengecilan bro ore -: -dilusi tinggi,
semakin tinggi dilusi yg diperkenankan mk semakin tinggi recovery. -penambangan
tdk terkonsentrasi dan pengawasan sulit Block caving: Ap: -utk urat yg lebar dan
lap tebal, ceb massive yg homogen yg terletak dibwh overburden bersifat segera
runtuh -bat penutup mpy sifat runtuh -bjh bersifat kuat saat berlangsung dev
dan segera runtuh bila undercut diledakan -daerah bjh relatif kering utk
menghindari terbentuknya Lumpur yg akan mempersulit kontrol penarikan bijih -
diperlukan kadar yg terdistribusi cukup seragam, mengingat block caving
bersifat tdk selektif -ceb porphyry copper yg mpy bijih dan capping yg lemah. +:

Baca Baca Nyi Blorong 20


-biaya penambangan rendah -output tinggi 10000-100000 ton/hari -bersifat
mekanisasi shg buruh sdkt -timber sdkt shg mengurangi bhy fire -prod
terkonsentrasi shg pengawasan mudah -memungkinkan ventilasi natural dgn baik
-kecelakaan ta rendah -: modal relatif besar dan periode waktu sebelum ta
berprod cukup lama -tjd dilution bjh dgn waste -bjh kdr rendah pd capping dan
pd bts bb akan hilang -tdk fleksibel, tdk dpt diubah ke met lain Pemilihan
Metode Scr Numerik Parameter yg digunakan: 1.geometri dan distribusi kadar
cebakan 2.kekuatan massa batuan utk daerah bijih, hangingwall dan footwall
3.biaya penambangan dan modal yg dibutuhkan 4.laju penambangan 5.tipe
kemampuan buruh/ tenaga kerja 6.masalah lingkungan 7.pertimbangan2 khusus
lainnya Data Yg diperlukan 1. Geologi Interpretasi geologi mrpkn bag penting dlm
evaluasi min. Dr interpretasi tsb dpt dibuat peta2 penampang dan potongan
geologi yg dpt menunjukan tipe bat utama, zona alterasi, urat, sumbu lipatan dll.
2. Geometri Cebakan dan Distribusi Kadar Dr interpretasi geologi dpt ditetapkan
geometri dan distribusi kadar. Geometri ceb dinyatakan dlm: -Bentuk : dimensi
teratur, lembaran-tabung, tak beraturan. -Ketebalan bijih : tipis, sedang, tebal,
sangat tebal -Penunjaman : datar, sedang, curam -Kedalaman bijih -Distribusi
kadar : seragam, bertahap, tak menentu 3.Karakteristik Mek-Bat Meliputi : -
Kekuatan batuan intack : mrpkn nisbah kuat tekan uniaxial thd tek tanah
penutup. -Spasi rekahan : ditentukan berdasarkan banyaknya pecahan per meter
atau RQD (rock Quality Designation). RQD adl jml pjg semua potongan inti yg >
atau sama dgn 2 kali diameter inti, dibagi dengan total pjg pemboran.
-Kuat geser pecahan (lemah, sedang, kuat)

Langkah2 Pemilihan Met TA scr Numerik :


1. Menentukan karakteristik geometri dan distribusi kadar berdasarkan table
dan karakteristik mek bat berdsrkan table
2. Menetapkan nilai numeric utk setiap karakteristik geometri dan distribusi
kadar dgn menggunakan table
3. Menetapkan nilai numeric setiap karakteristik mek-bat utk daerah bjh, daerah
HW , Daerah FW
4. Menjumlahkan nilai numeric dr karekteristik geometri dan distribusi kadar,
karakteristik mek bat daerah bijih, daerah HW dan daerah FW.
5. Menyusun ranking met penambangan berdsrkan besar nilai numeriknya.

Baca Baca Nyi Blorong 21


Mengenal Metode Longwall Mining

Long wall mining adalah sistim penambangan batubara berbentuk lubang buka
(lihat Longwall) berbentuk Dinding Panjang atau Ruang Panjang.
Sistim ini memotong batubara dengan alat potong berputar biasanya bertenaga
hidrolis dimana pekerja dan peralatan aktif disangga dengan penyangga hidrolik
berbentuk tiang penyangga dan payung (kanopi) yang dimajukan mengikuti
kemajuan pemotongan batuabara. Atap lubang buka dibelakang alat penyangga
dibiarkan ambruk. Sistim penambangan longwall lama menggunakan cara
peledakan untuk mengekstraksi (merontokkan) batubara dimana lubang aktif
disangga dengan tiang-tiang hidrolis, atau tiang mekanis ataupun balok-balok
kayu. Batubara yang dirontokkan dipermukaan tambang ditampung oleh rangkaian
pelat-pelat yang digerakkan dengan rantai (stage loader) dan seterusnya masuk
kedalam conveyor pengangkut menuju permukaan.

Metode penambangan ini adalah metode penambangan batubara yang digunakan


secara luas pada penambangan bawah tanah.

Ciri-ciri metode penambangan batubara sistem longwall:

1. Recoverynya tinggi, karena menambang sebagian besar batubara.


2. Permukaan kerja dapat dipusatkan, karena dapat berproduksi besar di
satu permuka kerja.
3. Pada umumnya, apabila kemiringan landai, mekanisasi penambangan,
transportasi dan penyanggaan menjadi mudah, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penambangan batubara.
4. Karena dapat memusatkan permuka kerja, panjang terowongan yang
dirawat terhadap jumlah produksi batubara menjadi pendek.
5. Menguntungkan dari segi keamanan, karena ventilasinya mudah dan
swabakar yang timbul juga sedikit.
6. Karena dapat memanfaatkan tekanan bumi, pemotongan batubara menjadi
mudah.
7. Apabila terjadi hal-hal seperti keruntuhan permuka kerja dan kerusakan
mesin, penurunan produksi batubaranya besar.

Baca Baca Nyi Blorong 22


Tambang longwall harus dilakukan dengan membuat perencanaan yang hati-hati
untuk memastikan adanya geologi yang mendukung sebelum dimulai kegiatan
penambangan. Kedalaman permukaan batu bara bervariasi di kedalaman 100-
350m. Penyangga yang dapat bergerak maju secara otomatis dan digerakkan
secara hidrolik sementara menyangga atap tambang selama pengambilan batu
bara. Setelah batu bara diambil dari daerah tersebut, atap tambang dibiarkan
ambruk. Lebih dari 75% endapan batu bara dapat diambil dari panil batu bara
yang dapat memanjang sejauh 3 km pada lapisan batu bara.

Keuntungan utama dari tambang room and pillar daripada tambang longwall
adalah, tambang room and pillar dapat mulai memproduksi batu bara jauh lebih
cepat, dengan menggunakan peralatan bergerak dengan biaya kurang dari 5 juta
dolar (peralatan tambang longwall dapat mencapai 50 juta dolar). Pemilihan
teknik penambangan ditentukan oleh kondisi tapaknya namun selalu didasari oleh
pertimbangan ekonomisnya; perbedaan-perbedaan yang ada bahkan dalam satu
tambang dapat mengarah pada digunakannya kedua metode penambangan
tersebut.

Ini adalah metode penambangan batubara yang menetapkan suatu panel atau blok
penambangan tertentu, kemudian menggali maju dua sistem (jalur) terowongan,
masing-masing melintang dan memanjang, untuk melakukan penambangan
batubara dengan pembagian pilar batubara. Metode penambangan ini terdiri dari
metode penambangan batubara yang hanya melalui penggalian maju terowongan,
dan metode penambangan secara berurutan terhadap pilar batubara yang diblok
tadi, mulai dari yang terdalam, apabila jaringan terowongan yang digali tersebut
telah mencapai batas maksimum blok penambangan. Kondisi yang menghasilkan

Baca Baca Nyi Blorong 23


efisiensI tinggi metode ini telah dijelaskan.

Keunggulan metode penambangan batubara sistem room dan pilar :

1. Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan lebih luas


dibanding dengan sistem lorong panjang yang dimekanisasi.
2. Hingga batas-batas tertentu, dapat menyesuaikan terhadap variasi
kemiringan (kecuali lapisan yang sangat curam), tebal tipisnya lapisan
batubara, keberadaan patahan serta sifat dan kondisi lantai dan atap.
3. Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambang sistem lorong
panjang, misalnya karena adanya patahan.
4. Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan
perlindungan permukaan (seperti perlindungan bangunan terhadap
penurunan permukaan tanah).
5. Selain itu, cukup efektif unyuk menaikkan recovery sedapatnya, pada blok
yang tidak cocok ditambang semua, misalnya penambangan bagian dangkal
di bawah dasar laut.

Kelemahan metode penambangan batubara sistem ruang dan pilar :

1. Recovery penambangan batubara yang sangat buruk. (sekitar enam puluh


sampai tujuh puluh persen)
2. Bila dibandingkan dengan metode penambangan batubara sistem lorong
panjang, banyak terjadi kecelakaan, seperti atap ambruk.
3. Ada batas maksimum penambangan bagian dalam, yang antara lain
disebabkan oleh peningkatan tekanan bumi (batasnya sekitar lima ratus
meter di bawah permukaan bumi).
4. Karena banyak batubara yang disisakan, akan meninggalkan masalah dari
segi keamanan untuk penerapan di lapisan batubara yang mudah mengalami
terbakar.

Tadinya, recovery metode penambangan batubara sistem ruang dan pilar sangat
rendah, namun akhir-akhir ini ada juga tambang batubara yang berhasil
menaikkan recoverynya.

Sekian dan terima kasih.


Semoga bermanfaat.

Baca Baca Nyi Blorong 24

Anda mungkin juga menyukai