Anda di halaman 1dari 5

MACAM2 SAMPEL

1. Sampling Sistematis
Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut (Sugiyono, 2011:66).
Misalnya jumlah populasi 100 orang dan masing-masing diberi nomor urut 1 s/d 100. Sampelnya
dapat ditentukan dengan cara memilih orang dengan nomor urut ganjil (1,3,5,7,9,, dst) atau
memilih orang dengan nomor urut genap (2,4,6,8,,dst).
2. Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan (Sugiyono, 2011:67).
Misalnya ingin melakukan penelitian tentang pendapat mahasiswa terhadap layanan kampus.
Jumlah sampel yang ditentukan adalah 500 mahasiswa. Kalau pengumpulan data belum
mencapai kuota 500 mahasiswa, maka penelitian dipandang belum selesai.
3. Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah tekik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2011:67).
4. Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2011:68). Teknik ini paling cocok digunakan untuk penelitian kualitatif yang tidak melakukan
generalisasi.
Misalnya penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang
ahli makanan atau ahli gizi.
5. Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel (Sugiyono, 2011:68).
Hal ini sering digunakan untuk penelitian dengan jumlah sampel dibawah 30 orang, atau untuk
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sedikit atau kecil.
Misalnya jika jumlah populasi 20 orang, maka 20 orang tersebutlah yang dijadikan sampel.
6. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar (Sugiyono, 2011:68).
Misalnya suatu penelitian menggunakan sampel sebanyak 10 orang, tetapi karena peneliti
merasa dengan 10 orang sampel ini datanya masih kurang lengkap, maka peneliti mencari orang
lain yang dirasa
Probability sampling dan Non-probability sampling. Dua teknik penarikan sampel ini akan dijelaskan
sebagai berikut.

1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada
setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Yang tergolong dalam teknik
probability sampling ini ada 4 golongan, diantaranya:

A. Simple Random Sampling (Sampel Acak)


Simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan
menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi
tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap sejenis, atau disebut
homogen. Contohnya: Jumlah siswa yang mendapatkan beasiswa di Kota Sukabumi.
Simple random sampling ini bisa dilakukan melalui undian, table bilangan random atau
dengan acak sistematis.

B. Proportionate Stratified Random Sampling


Proportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi
secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota
populasinya heterogen (tidak sejenis). Proportionate stratified random sampling ini dilakukan
dengan cara membuat lapisan-lapisan (strata), kemudian dari setiap lapisan diambil
sejumlah subjek secara acak. Jumlah subjek dari setiap lapisan (strata) adalah sampel
penelitian.

C. Disproportionate Stratified Random Sampling


Disproportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota
populasi secara acak dan berstrata tetap, sebagian ada yang kurang proporsional
pembagiannya, dilakukan sampli ini apabila anggota populasi heterogen (tidak sejenis).

D. Area Sampling (Kluster Sampling)


Area sampling atau kluster sampling adalah teknik sampling yang dilakukan dengan cara
mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada. Cluster Samples disebut juga
sampel kelompok dan bukan individu.

2. Non-Probability Sampling
Nonprobability sampling ialah teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluan)
pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel. Yang termasuk dalam
nonprobability sampling terbagi dalam 6 golongan, antara lain:
A. Sampling Sistematis
Sampling sistematis ialah pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi yang
telah diberi nomor urut atau anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu,
ruang dengan urutan yang seragam. Contohnya: Para pelanggan listrik nama-namanya
sudah terdaftar dalam Bagian Pembayaran Listrik berdasarkan lokasinya. Untuk
pengambilan sampel tentang para pelanggan listrik, secara sistematis dapat diambil melalui
rayon pembayaran listrik.
B. Sampling Kuota
Sampling kuota ialah teknik penentuan sampel dari populasi yang mempunyai cirri-ciri
tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki atau sampel yan didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Caranya dengan menetapkan jumlah
besar sampel yang diperlukan, kemudian menetapkan jumlah (jatah yang diinginkan), maka
jatah itulah yang akan dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.

C. Sampling Aksidental
Sampling Aksidental ialah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya
siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan
karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel
(responden).

D. Purposive Sampling
Purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan. Purposive sampling ialah
teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbanngan-
pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk
tujuan tertentu. oleh karena itu, sampling ini cocok untuk studi kasus yang mana aspek dari
kasus tunggal yang representatif diamati dan dianalisis.

E. Sampling Jenuh
Sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai
sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Sampling jenuh ini akan dilakukan apabila
populasinya kurang dari 30 orang.

F. Snowball Sampling
Snowball sampling yaitu teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian anggota
sampel (responden) mengajak para temannya untuk dijadikan sampel dan seterusnya
sehingga jumlah sampel semakin membenngkak jumlahnya. Seperti bola salju yang sedang
menggelinding semakin jauh semakin membesar. Penelitian yang cocok menggunakan
sampling ini biasanya menggunakan metode penelitian kualitatif.

sumber : http://rinakusniawati.blogspot.com/2010/04/penarikan-sampel.html
Sampel Penelitian - Sampel merupakan salah satu unsur dari populasi yang hendak dijadikan suatu
objek penelitian. Apabila penelitian menggunakan sampel, maka yang bisa didapat yaitu ciri-ciri
sampel yang diharapkan bisa menaksir ciri-ciri- populasi. Selain itu dalam sampel penelitian sendiri
juga terdapat jumlah sampel serta ukuran sampel yang mana memiliki pengertian yang sama
dengan ukuran dan jumlah populasi. Biasanya lambang dari jumlah sampel itu adalah k, sementara
untuk lambang dari ukuran sampel yaitu n.

Teknik sampling memang sangatlah penting untuk diperlukan di dalam penelitian, hal ini
dikarenakan bisa digunakan untuk menentukan bahwa siapa saja anggota dari populasi yang akan
dijadikan sampel. Oleh karena itu teknik sampling memang harus jelas tergambar dalam sebuah
rencana penelitian supaya tidak membingungkan pada saat kita terjun di lapangan. Pada dasarnya
teknik sampling dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
Probability sampling
Nonprobability sampling
Untuk probability sampling adalah teknik untuk pengambilan sampel yang akan memberikan
peluang sama untuk setiap anggota populasi yang bisa dipilih menjadi anggota sampel. Probability
sampling sendiri terdiri atas 4 macam, yaitu :

1. Simple Random Sampling


Mengapa dikatakan simpel atau sederhana dikarenakan dalam
pengambilan sampel dari
populasi itu memang dilakukan secara acak tanpa harus memperhatikan strata.

2. Proportionate Stratified Random Sampling


Salah satu teknik yang digunakan apabila populasi memiliki unsur/anggota yang tidak berstrata dan
homogen secara proporsional.

3. Disproprtionate Stratified Random Sampling


Teknik yang digunakan dalam menentukan jumlah dari sampel, apabila populasi itu berstrata namun
kurang proporsional.

4. Cluster Sampling atau Area Sampling


Teknik yang digunakan dalam menentukan sampel apabila objek yang hendak diteliti atau sumber
dari datanya sangat luas.

Sedangkan untuk Nonprobability sampling adalah teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel
yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama untuk setiap anggota populasi yang bisa
dipilih menjadi anggota sampel. Nonprobability sampling terdiri atas 6 macam, yaitu :

Sampling Sistematis
Sampling sistematis merupakan teknik untuk pengambilan sampel dengan berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang sudah diberikan nomor urutan.

Sampling Kuota
Sampling kuota merupakan teknik penentuan sampel dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu
hingga mencapai jumlah kuota tertentu.

Sampling Insidental
Sampling Insidental merupakan teknik untuk menentukan sampel dengan berdasarkan kebetulan.

Sampling Purposive
Sampling purposive merupakan teknik yang paling sesuai dengan pertimbangan tertentu.
Sampling Jenuh
Sampling jenuh merupakan teknik untuk menentukan sampel apabila seluruh anggota populasi
digunakan untuk sampel.

Snowball Sampling
Snowball sampling merupakan teknik untuk menentukan sampel yang awal mulanya berjumlah
kecil, yang kemudian semakin membesar.

Anda mungkin juga menyukai