Tugas PPM
Tugas PPM
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
World Health Organization (1974) mendefinisikan komunitas atau masyarakat sebagai suatu
pengelompokan sosial yang ditentukan oleh batas-batas geografi serta kesamaan nilai-nilai dan
tujuan. Pada umumnya, anggota-anggotanya saling mengenal dan berinteraksi baik dengan
lingkungan internal maupun eksternal. Komunitas berfungsi dalam struktur sosial tertentu serta
menerapkan dan membentuk norma-norma tertentu pula.
Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan lokal untuk
memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan untuk perubahan sosial.
Sekarang ini menata diri dan memberdayakan masyarakat nampaknya masih menjadi pilihan yang
patut kita pertimbangkan untuk terus kita lakukan. Yang diharapkan dapat mendorong kesadaran dan
pemahaman kritis masyarakat tentang berbagai aspek yang senantiasa berkembang dalam
kehidupan masyarakat. Mendorong digunakannya kearifan-kearifan budaya sebagai alat dalam
mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat dan negara yang lebih demokratis maupun dalam
menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Organisasi masyarakat merupakan kekuatan yang memperjuangkan kepentingan masyarakat
secara keseluruhan. Dalam melakukan perjuangan kepentingan masyarakat, organisasi masyarakat
tidak akan henti hentinya sampai kapanpun. Sebab, musuh musuh masyarakat juga tidak akan
henti hentinya dalam melakukan penindasan terhadap masyarakat.
Landasan filosofis dari kebutuhan untuk melakukan pengorganisasian masyarakat adalah
pemberdayaan. Karena pada dasarnya masyarakat sendiri yang seharusnya berdaya dan menjadi
penentu dalam melakukan perubahan sosial. Perubahan sosial yang dimaksud adalah perubahan
yang mendasar dari kondisi ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan. Dalam konteks masyarakat,
perubahan sosial juga menyangkut multidemensional. Dalam demensi ekonomi seringkali
dimimpikan terbentuknya kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh warga masyarakat.
Model pemberdayaan masyarakat dikembangkan untuk memfasilitasi terwujudnya kedaulatan
rakyat yang mampu mengatasi permasalahan-permasalahan masyarakat secara partisipatif, aspiratif
dan berkelanjutan untuk kepentingan masyarakat. Meskipun demikian, dalam kenyataannya upaya
tersebut belum begitu menggembirakan. Program pemberdayaan, belum sepenuhnya diikuti dengan
menguatkan kelompok atau institusi yang benar-benar dapat menyalurkan aspirasi dan
mengembangkan inisiatif dan keikutsertaan masyarakat dalam proses kebijakan masih belum jelas
dan masih ditempatkan sebagai sasaran program yang kadang-kadang tersisihkan oleh desakan
kepentingan kelompok tertentu yang berorientasi pada suatu tujuan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud pengorganisasian dan pengembangan masyarakat serta pemberdayaan
komunitas?
2. Apa saja aspek-aspek yang terdapat dalam pengorganisasian masyarakat?
3. Apa saja langkah-langkah yang di tempuh dalam pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat?
C. TUJUAN PENULISAN
1. TUJUAN UMUM
Dapat memberi gambaran tentang pengorganisasian dan peengembangan masyarakat serta
pemberdayaan komunitas.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Untuk mengetahui pengertian pengorganisasian dan pengembangan masyarakat serta
pemberdayaan komunitas.
b. Untuk mengetahui aspek-aspek penting dalam pengorganisasian.
c. Untuk mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengorganisasian masyarakat.
d. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan masyarakat.
e. Untuk mengetahui model-model pengorganisasian dan pengembangan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Pengorganisasian masyarakat adalah konsep yang sudah dikenal dan dipakai oleh para
pekerja sosial di Amerika pada akhir tahun 1800, sebagai upaya koordinatif memberikan pelayanan
kepada imigrasi, kelompok miskin yang baru datang (Garvin dan Cox).
Dalam pengorganisasian terkandung tiga aspek penting yaitu :
1. Proses
Proses merupakan sesuatu yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak. Proses ditemukan
unsur-unsur kesukarelaa. Kesukarelaan timbul karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan
sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya. Kesukarelaan juga terjadi karena
dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kelompok atau masyarakat. Kesadaran terhadap
kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan pada segelintir orang yang kemudian
melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya.
2. Masyarakat
Masyarakat dapat diartikan sebagai kelompok yang mempunyai batas-batas geografis: Desa,
kelurahan, kecamatan, dst. Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari
kelompok yang lebih besar. Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat
menyadarkan kelompok yang lebih besar. Kelompok yang secara bersama-sama mencoba
mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.
3. Berfungsinya Masyarakat
Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk membentuk kepanitiaan
yang akan menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.
b. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat.
c. Melakukan upaya penyebaran rencana atau kampanye untuk mensukseskan rencana tersebut
2. Pelaksanaan
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam lokakarya mini, maka langkah
selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah
kesehatan masyarakat adalah :
a. Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
b. Libatkan masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah.
c. Kegaitan agar disesuaikan dengan kemampuan, waktu, sumber daya yang tersedia di masyarakat.
d. Tumbuhkan rasa percaya diiri masyarakat bahwa mereka mempunyai ke mampuan dalam
penanggulagan masyarakat.
3. Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan yang dilakukan dalam jangka waktu
tertentu. Dalam penilaian dapat dilakukan dengan :
a. Penilaian selama kegiatan berlangsung, disebut juga penilaian formatif= monitoring. Dilakukan untuk
melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang telah dijalankan apakah telah sesuaI dengan
perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun.
b. Penilaian setelah Prgram selesai dilaksanakan, disebut juga penilaian sumatif= penilaian akhir
program. Dilakukan setelah melalaui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan.
c. Dapat diketahui apakah tujuan atau target dalam pelayanan kesehatan telah tercapai atau belum.
d. Perluasan
Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan dan dapat dilaksankan dalam 2
cara :
1) Perluasan Kuantitatif. Perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik pada
wilayah setempat maupun pada wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
2) Perluasan Kualitatif. Perluasan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah
dilaksankan sehingga dapat nmeningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.
B. PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Di negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu
lingkaran tak berujung yang menghambat perkembangan komunitas secara keseluruhan. Sebagai
contoh, keadaan sosial ekonomi rendah yang mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan.
Hal tersebut selanjutnya mengakibatkan penurunan produktivitas, produktivitas yang rendah
selanjutnya mengakibatkan keadaan sosial ekonomi semakin rendah dan seterusnya. Langkah-
langkah yang bisa ditempuh dalam mengembangkan dan meningkatkan dinamika komunitas adalah :
a. Ciptakan kondisi agar kompetensi setempat dapat dikembangkan dan di manfaatkan
b. Pertinggi mutu potensi yang ada
c. Pertahankan kontuinitas program di masyarakat
d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
Unsur-unsur program pengembangan masyarakat
a. Program terencana yang berfokus pada kebutuhan-kebutuhan menyeluruh (total needs) dari
masyarakat yang bersangkutan.
b. Mendorong kemandirian atau swadaya masyarakat.
c. Adanya bantuan teknis dari pemerintah, badan-badan swasta, atau organisai-organisai sukarela,
yang meliputi tenaga, peralatan, bahan, ataupun dana.
d. Mempersatukan berbagai disiplin ilmu seperti pertanian, peternakan, kesehatan masyarakat,
pendidikan kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan, dan lainnya untuk membantu
msayarakat.
Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat.
Menurut Mezirow (1997), terdapat tiga jenis program dalam usaha pengembangan masyarakat, yaitu
sebagai berikut :
a. Program integratif, memerlukan pengembangan melalui koordinasi dinas-dinas teknis.
b. Program adaptif, fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada salah satu kementrian.
c. Program proyek, dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dan program di
sesuaikan khusus kepada daera daerah yang bersngkutan.
Strategi operasional pengembangan masyarakat
a. Biarkan masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang di hadapi secara perorangan atau
kelompok. Perawat hanya sebagai fasilitator atau memberikan arahan selama jalannya proses
lokakarya.
b. Biarkan masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk selanjutnya menyusun rencana usaha
perbaikan atau solusi yang akan dilakukan.
c. Biarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisai diri untuk melaksanakan usaha perbaikan
tersebut.
d. Gali sumber-sumber yang ada dalam masyarakat seoptimal mungkin, minta bantuan dari luar jika
benar-benar memerlukannya.
Perencanaan dan pengorganisasian masyarakat
Dilihat dari segi perencanaannya, terdapat dua bentuk pengorganisasian masyarakat, yaitu sebagi
berikut.
a. Bentuk langsung (direct), langkah-langkahnya adalah:
1) Identifikasi masalah atau kebutuhan;
2) Perumusan maslah;
3) Penggunaan nilai-nilai sosial yang sama dalam mengekspresikan hal-hal tersebut.
b. Bentuk tidak langsung (indirect)
Disini harus ada orang-orang yang benar-benar yakin akan adanya kebutuhan atau masalah yang
jika diambil tindakan untuk mengatasinya maka akan timbul manfaat bagi masyarakat. Hal ini dapat
berupa badan perencanaan yang mempunyai dua fungsi, yaitu:
1) Untuk menampung apa yang direncakan secara tidak formal oleh para petugas.
2) Mempunyai efek samping terhadap mereka yang belum termotivasi dalam kegiatan ini.
C. PETUGAS PPM
Dari uraian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa petugas kesehatan dalam
pengembangan dan pengorganisasian masyarakat bidang kesehatan adalah bekerjasama dalam
masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat. Oleh karena itu peran petugas atau sektor kesehatan
adalah :
1. Menfasilitasi masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan atau program-program pengembangan,
misalnya masyarakat ingin membangun pengadaan air bersih, maka peran petugas adalah
menfasilitasi pertemuan-pertemuan anggota masyarakat dengan pemerintah daerah setempat dan
pihak lain yang dapat membantu dalam mewujudkan pengadaan air bersih tersebut.
2. Memotifasi masyarakat untuk bekerja sama atau bergotong royong dalam melaksanakan kegiatan
atau program bersama untuk kepentingan berdama di dalam masyarakat tersebut.Mengalihkan
pengetahuan teknologi dan keterampilan kepada masyarakat agar sumber daya yang ada baik
sumber daya manusia maupun suber daya alam dapat dimanfaatkan secara optimal dalam rangka
kemandirian mereka.
Untuk menentukan seseorang sebagai Commuity Worker atau Promotor Kesehatan Desa
(Promokesa), harus memiliki sebagai berikut :
1. Mampu menggunkan berbagai pendekatan kepada masyarakat sehingga dapat menarik
kepercayaan masyarakat.
2. Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangun rasa saling percaya antara
petugas dan masyarakat.
3. Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di masyarakat yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah.
4. Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan metode dan teknik
komunikasi yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat sehingga informasi dapat dimengerti dan
dilaksanakan oleh masyarakat.
5. Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan dengan masyarakat baik formal leader
maupun informal leader.
6. Mempunyai pegetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keadaan lingkungannya.
7. Mempunyai pengetahuan dan keterampian tentang kesehatan yang dapat diajarkan kepada
masyarakat.
8. Mengetahui dinas-dinas terkait dan ahli yang ada di wilayah tersebut untuk dimintakan bantuan
keikutsertaannya dalam memecahkan masalah masyarakat.
D. MODEL-MODEL PPM
Jack Rothman mengartikan pengorganisasian masyarakat sebagai bentuk intervesi pada
tingkat masyarakat yang diarahkan pada peningkatan atau perubahan lembaga masyarakat dan
pemecahan masalah-masalah.
1. Berdasarkan pengertian tersebut, Rothman membedakan tiga model pengorganisasian masyarakat,
yaitu :
a. Model A (Locality Development / Pengembangan Lokal), adalah kegiatan yang berorientasi pada
proses, tujuannya adalah memberikan pengalaman belajar pada masyarakat, menekankan
pentingnya konsesus/kesepakatan, kerjasama, membangun identitas, kepedulian dan kebanggaan
sebagai anggota masyarakat. Proses pengorganisasian masyarakat dapat optimal jika adanya
partisipasi masyarakat dalam menetapkan tujuan dan pelaksanaan tindakan.
b. Model B (Social Planning / Perencanaan Sosial),adalah kegiatan yang mementingkan tercapainya
tujuan, metoda pemecahan masalah yang bersifat rasional, emphiris. Proses menekankan pada
aspek teknis dalam penyelesaian masalah dengan melalui perencanaan yang baik dan rasional,
sedangkan partisipasi masyarakat sifatnya bervariasi tergantung dari permasalahan yang dihadapi.
c. Model C (Social Action / Aksi Sosial), adalah kegiatan yang mempunyai tujuan mengadakan
perubahan mendasar pada lembaga kemasyarakatan. Sasaran utamanya adalah penataan kembali
sturktur kekuasan, sumber-sumber dan proses pengabilan keputusan.
Kelemahannya :
a. Locality Development, sulitnya mendapatkan dukungan/partisipasi apabila bukan berasal dari
wilayah geografis yang sama.
b. Social Planning, menbutuhkan tenaga ahli teknis dari luar, membuat masyarakat tidak mempunyai
kemampuan untuk memecakan masalah.
2. Ciri ciri masing masing model
a. Tujuan
Dibedakan antara tujuan yang berorientasi kepada penugasan (task) dan kepada proses.
Orientasi pada penugasan akan menekankan pada penyelesaian tugas-tugas yang diberikan untuk
penyelesaian masalah-masalah tertentu. Orientasi pada preses akan menekankan pembinaan
kerjasama, partisipasi dan kepamimpinan setempat.
1) Model A : Berorientasi pada proses, telihat dari banyaknya penggunaan metode dinamika kelompok.
2) Model B : Berorientasi pada penugasa.
3) Model C : Kadang-kadang berorientasi pada proses, kadang-kadang berorientasi pada penugasan.
b. Strategi dasar.
1) Model A : Pencapaian konsensus dan menghindari konfllik.
2) Model B : Pemecahan masalah secara rasional dan logis, untuk itu perlu mengumpulkan data dan
analisa data sebelum membuat perencanaan yang baik.
3) Model C : Memanfaatkan konflik, konfrontasi dan aksi langsung.
c. Peran petugas.
1) Model A : Petugas berperan sebagai enabler, yang memberi kesempatan kepada masyarakat untuk
mengalami proses belajar, melalaui kegiatan pemecahan masalah.
2) Model B : Petugas berperan sebagai seorang ahli (expert) dengan kemampuan teknis untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat.
3) Model C : Petugas berperan sebagai aktifis yang mampu memanfaatkan media massa dan
dukungan politis.
d. Orientasi pada struktur kekuasaan
1) Model A : diikut sertakan sebagai patner dalam usaha mencapai tujuan.
2) Model B : penguasa merupakan sponsor.
3) Model C : struktur kekuasaan dijadikan sebagai sasaran perubahan.
E. MOBILISASI MASYARAKAT.
Mobilisasi merupakan pengerahan seluruh anggota masyarakat untuk ikut aktif dalam suatu
usaha demi kepentingan bersama. Dalam masyarakat jawa terkenal dengan istilah gugur gunung
yang berarti bersama-sama bergerak dalam menangai suatu proyek bersama untuk kepentingan
semua orang.
Dalam masyarakat yang heterogen, kemungkinan untuk melakukan mobilisasi langsung
menjadi kurang efektif dan terlalu lama, jalan lain yang kemungkinan dapat mengantisifasi hal
tersebut adalah dengan pendekatan melalui organisasi-organisasi mayarakat yang ada, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membuat daftar organisasi yang ada.
2. Mengetaui kegiatan utama dan mengenal tokohnya.
3. Menganalisa kemungkinan yang mendukung ataupun yang menghambat program.
4. Membuat perkiraan kemungkinan hal-hal yang dapat membantu program dari setiap organisasi.
5. Mengatur strategi agar organisasi-organisasi yang netral dapat segera diajak masuk dalam program
dan menetralisir organisasi-organisasi lain yang menentang.
Partisipasi yang dibutuhkan adalah partisipasi yang bertanggung jawab, bukan asal ikut
ramai-ramai tanpa mengetahui apa yang sebenarnya harus dilakukan dan untuk apa ikut dalam
usaha bersama itu. Partisipasi akan dapat mencapai hasil yang optimal apabila masing-masing telah
mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari kegiatan bersama tersebut. Peranan yang
diharapkan dari organisasi setempat sanga luas, diantaranya :
1. Pemberian fasilitas fisik, seperti : ruang untuk pertemuan, alat transportasi, dll.
2. Pemberian fasilitas non fisik, seperti : wibawa, mekanisme control, dukungan moral, bantuan pikiran,
dll.
Di negara-negara yang sedang berkembang ,hamper sebagian besar warga masyarakatnya
berada pada tingkata pendidikan dan sosial ekonomi rendad.hal ini mengakibatkan
terpendamnyapotensi-potensi yang sebenarnya dimiliki oleh masyarakat untuk meningkatkan tarap
hidupnya. Oleh karena itu dapat di pahami bahwa dalam keadaan seperti ini, prakarsa pembangunan
hampIr selalu dimulai oleh aparat pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan local untuk
memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan untuk perubahan social.
Masyarakat adalah sekumpulan individu yang tinggal di suatu wilayah dengan batasan tertentu dan
saling berinteraksi Aspek aspek masyarakat terdiri dari proses pengorganisasian, masyarakat, dan
tugas yang diemban masyarakat.
Pengembangan masyarakat adalah proses perubahan sosial berencana dilokalitas tertentu,
dimana sasaran pengembangan masyarakat adalah perbaikan dan peningkatan bidang ekonomi,
teknologi, bahkan sosial dan politik sebagai upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sepanjang
mampu dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.
Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa proses pemberdayaan mengandung
dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan
atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu
lebih berdaya. Kecenderungan pertama tersebut disebut kecenderungan primer dari makna
pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau kecenderungan sekunder menekankan pada
proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan
untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya.
B. SARAN
1. Bagi Perawat Komunitas
penting bagi perawat komunitas dalam pengambilan tindakan prioritas sesuai dengan masalah
yang ada di masyarakat. Pemahaman mengenai tujuan, sasaran, penorganisasian dan
pengembangan masyarakat sangat membanntu dalam proses asuhan keperawatan, mengingat
peran dan fungsi perawat komunitas dalam suatu masyarakat sangat kompleks.
2. Bagi Mahasiswa keperawatan
Sebagai mahasiswa keperawatan yang nantinya akan terjun di masyarakat khusunya sebagai
perawat komunitas, perlu adanya pemahaman mendalam mengenai pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat serta pemberdayaan komunitas, memahami konsep dasar tersebut
sebagai landasan dan acuan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas
DAFTAR PUSTAKA
Ferry Efendy dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Anderson, Elizabeth T dan Judith McFarlance. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan
Praktik. Ed. 3. Jakarta: EGC