Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PEMASARAN SOSIAL

PENYUSUNAN PESAN PROMOSI KESEHATAN MELALUI PENDEKATAN


SOSIAL MARKETING

Dosen pengampu:
Rini Patroni, SST., M.Kes
Disusun Oleh :
Kelompok 2 Tingkat II B

1. Anief Haskimiarsyah P01770022 057


2. Annikmatul Fadhilah P01770022 059
3. Evhis Setya Juliyensi P01770022 068
4. Murhamita Sari P01770022 081
5. Ratina Sukma Ayu P01770022 087
6. Sholahudin P01770022 091
7. Sinta Febiola P01770022 092
8. Vharcellino Palta Chelvin P01770022 096
9. Yunny Kasim P01770022 100

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PROGRAM SARJANA TERAPAN
PROGRAM STUDI PROMOSI KESEHATAN
2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafaatnya di
akhirat nanti.
Kami ucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pemasaran Sosial
dengan judul “Penyusunan Pesan Promosi Kesehatan Melalui Pendekatan Sosial
Marketing”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Bengkulu, 29 September 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pesan.......................................................................................................
2.2 Kaidah Menyusun Pesan......................................................................................
2.3 Struktur Pesan......................................................................................................
2.4 Pendekatan dalam Penyusunan Pesan..................................................................
2.5 Gaya Pesan...........................................................................................................
2.6 Pengemasan Pesan...............................................................................................
2.7 Langkah-Langkah Pengembangan Pesan.............................................................
2.8 Pengembangan Media Promkes...........................................................................
2.9 Tujuan Penggunaan Media...................................................................................
2.10 Jenis Media Promosi Kesehatan.........................................................................
2.11 Menetapkan Sasaran Media Promosi Kesehatan..............................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyuluhan kesehatan masyarakat atau promosi kesehatan pada intinya adalah
melakukan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi kepada berbagai
segmentasi sasaran. Dalam proses komunikasi, langkah awal yang penting adalah
sumber atau komunikator melakukan decoding, yaitu merumuskan dan menyusun
pesan. Selanjutnya, pesan yang sudah disusun disebarluaskan atau disampaikan
kepada sasaran komunikasi melalui media. Perlu diketahui bahwa pesan tidak
selalu dalam bentuk kata-kata atau tulisan, melainkan dapat berupa gambar,
ilustrasi, grafik, flim, lagu, dll. Selain itu perumusan dan penyusunan pesan, dapat
menggunakan berbagi jenis bahasa, misalnya: bahasa Indonesia, bahasa daerah,
bahasa agama, bahasa politik, bahasa ekonomi, dll. Penyusunan pesan dengan
menggunakan berbagai bentuk serta jenis bahasa ini, tujuannya untuk mengurangi
distorsi dan salah pesepsi serta mudah dipahami oleh sasaran. Demikian juga
halnya dengan pengembangan media yang berisi pesan pesan atau informasi
kesehatan, media KIE atau promosi kesehatan dapat berupa media cetak, media
elektronik, media luar ruang, media partisipatori, media tradisional, media model,
media dari benda-benda alamiah, dll. Yang penting, semakin banyak panca indera
sasaran bisa diaktifkan atau dirangsang oleh berbagai jenis media, maka semakin
efektiflah proses komunikasi tersebut.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
di dalam makalah tentang penyusunan pesan Promosi Kesehatan melalui
pendekatan sosial marketing ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan penyusunan pesan melalui pendekatan
sosial marketing?
2. Apa saja yang dilakukan dalam penyusunan pesan melalui pendekatan
sosial marketing?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang penyusunan pesan Promosi
Kesehatan melalui pendekatan sosial marketing ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari penyusunan pesan melalui
pendekatan sosial marketing.
2. Mengetahui proses apa saja yang dilakukan dalam penyusunan pesan
melalui pendekatan sosial marketing.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pesan
Pesan merupakan ungkapan bahasa dari komunikator ke komunikan sesuai
tujuan komunikasi. Pesan dalam penyuluhan atau promosi kesehatan merupakan
terjemahan dari tujuan komunikasi yang diungkapan secara kreatif dalam bentuk
kata-kata atau kalimat, gambar, lambang-lambang, bunyi, suara, lagu, dll,
kemudian disampaikan lewat berbagai medium/media kepada sasarannya.

Pesan juga merupakan pernyataan singkat, padat dan bersifat membujuk yang
dikemas secara kreatif. Pernyataan yang dibuat merupakan intisari dari ide atau
gagasan pesan, berhubungan dengan tujuan komunikasi, didukung bukti yang
akurat serta menggunakan bahasa sederhana sesuai karakteristik sasaran. Ada
pula yang disertai contoh-contoh agar lebih bermakna, bersifat manusiawi yang
dapat membangkitkan dan menyentuh perasaan sasaran serta mengarahkan
sasaran untuk mau melakukan aksi sesuai pesan yang disampaikan.

2.2. Kaidah Menyusun Pesan


Kaidah menyusun pesan sebagai berikut:
a. Pesan disusun sesuai dengan karakteristik target sasarannya.
b. Pesan bersifat mengajak, informasi, memperingatkan, membimbing dan
memberi solusi.
c. Penyusunan isi pesan meliputi tema/ide, isi pesan dan visualisasi.
d. Dalam merencanakan atau menyusun isi pesan ada formula singkatan yang
mudah diingat yaitu "BISSWTS", kepanjangannya adalah:
B = Bahasa
I = Ide / isi pesan harus sederhana, singkat dan jelas
S-Subyek sasaran
S = Sumber pesan yang dapat dipercaya oleh sasaran.
W = waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan

6
T-tempat menyampaikan pesan, misalnya: pertemuan kader
S saluran penyampaian pesan kepada sasaran.
Atau :
"SEEA":
S: tulis sebuah STATEMENT / pernyataan sederhana
E: sampaikan EVIDENCE / bukti beserta fakta-faktanya
E: berikan EXAMPLE / contoh dengan cerita / analogi
A: tawarkan ACTION / tindakan aksi
e. Penyusunan pesan yang efektif Ada rumusan untuk menyusun pesan yang
efektif yaitu "seven C's for effective communication". Suatu pesan dapat
dikatakan efektif dan kreatif jika memenuhi tujuh kriteria yaitu:
1) Command Attention Kembangkan satu issue / ide yang singkat, jelas,
terfokus dan dapat menarik perhatian sasaran
2) Clarify the massage Pesan yang efektif harus dapat memberikan
informasi yang relevan dan baru bagi penentu kebijakan
3) Creative trust Pesan harus dapat dipercaya kebenarannya, oleh sebab itu
harus didukung oleh data yang akurat.
4) Communicate a benefit Tindakan yang diharapkan dilakukan
oleh sasaran harus menyentuh nilai keuntungan bagi sasaran.
5) Consistency Pesan harus konsisten artinya sampaikan satu pesan utama di
media apa saja secara terus menerus.
6) Cater to the main, market and hart share Pesan harus dapat menambah
pengetahuan, membentuk opini sasaran secara luas, serta dapat
menyentuh hati / rasa sehingga pesan tersebut dapat memberikan
sentuhan emosional serta membangkitkan kebutuhan yang nyata.
7) Call to action Pesan harus dapat mendorong sasaran untuk bertindak
(pesan aksi)

7
2.3 Struktur Pesan
Untuk menghasilkan pesan yang efektif diperlukan unsur-unsur yang dikenal
dengan rumusan "AIDCA", yaitu:
1. Attention (perhatian)
2. Interest (minat)
3. Desire (kebutuhan/keinginan)
4. Conviction (rasa percaya)
5. Action (tindakan)
Attention (perhatian)
Agar pesan dapat lebih menarik perhatian khalayak sasaran, maka diperlukan
bantuan berupa:
a. Ukuran untuk media cetak, atau air time (jam tayang/ jam siar) untuk media
penayangan atau penyiaran.
b. Penggunaan warna (spot atau full color)
c. Tata letak (lay out) d. Jenis-jenis huruf (tipografi)
e. Bila mungkin bisa ditambahkan slogan agar pesan selalu diingat
Interest (minat)
a. Perhatian harus segera ditingkatkan menjadi minat sehingga timbul rasa ingin
tahu secara lebih rinci dan mendalam. Untuk itu harus dirangsang agar mau
mengikuti pesan-pesan yang disampaikan. Gunakan kata-kata atau kalimat
pembuka yang dapat merangsang orang ingin tahu lebih lanjut.
b. Minat dari khalayak sasaran harus selalu dibangun agar ada rasa ingin tahu
berkembang dengan pesat.
Desire (kebutuhan)
a. Suatu pesan harus berhasil menggerakkan keinginan khalayak sasaran untuk
bertindak, berperilaku sesuai dengan harapan.
b. Kebutuhan dan keinginan sasaran terpenuhi jika melakukan suatu tindakan
tertentu.

8
Conviction (rasa percaya)
a. Membangun rasa percaya harus dilakukan sehingga khalayak tidak meragukan
pesan kesehatan yang ada.
b. Dengan adanya bukti-bukti terkait, bahkan jika memungkinkan
dilengkapi dengan gambar-gambar terkait informasi yang mendukung pesan
kesehatan tersebut, maka khalayak sasaran dapat semakin mempercayai
informasi/ pesan kesehatan yang dimaksud.
Action (tindakan)
a. Pada tahap ini kebutuhan khalayak sasaran sudah tersentuh emosinya dan
mulai melakukan pesan yang diterimanya. Namun, di dalam pikirannya masih
timbul perlawanan dan keragu-raguan, apakah benar yang dijanjikan pesan
tersebut.
b. Oleh sebab itu, sasaran harus lebih diyakinkan dengan menyampaikan data
yang membuktikan bahwa pesan tersebut

2.4 Pendekatan dalam Penyusunan Pesan


Ada beberapa pendekatan dalam penyusunan pesan, yaitu:
a. Pendekatan Rasa Takut.
Bisa berbentuk celaan sosial atau bahaya fisik. Kadang-kadang kita harus
menakuti-nakuti orang untuk menyelamatkan hidup mereka. Misalnya obat
kumur, deodorant, pasta gigi, seks yang tidak aman, PIN untuk Polio.
Penelitian membuktikan pendekatan rasa takut yang sangat kuat, cenderung
diabaikan sedangkan yang lemah tidak akan menarik perhatian. Jadi gunakan
rasa takut yang sedang-sedang saja.
b. Pendekatan Rasa Bersalah.
Rasa bersalah juga menjadi pemikat bagi emosi. Orang merasa bersalah bila
melanggar peraturan, norma dan kepercayaan mereka sendiri. Iklan posyandu
di tahun 80-an yang menunjukkan kehilangan anak.

9
c. Pendekatan Rasional.
Meyakinkan orang dengan perkataan logis. Pengalaman atau riset
membuktikan bahwa pendekatan rasional kurang berhasil. Misalnya: Stop
merokok, karena asap rokok menyebabkan penyakit kanker, jantung,
impotent, dll. Apakah perokok menjadi berhenti merokok? Kenyataannya
tidak.
d. Pendekatan Emosional.
Menggunakan pernyataan atau bahasa yang mampu menyentuh sasaran, dan
tunjukkan bahasa non verbal seperti air muka yang penuh kasih, cinta,
persahabatan, keamanan, kenyamanan, rasa ingin memiliki, dll. Pesan yang
menggunakan pendekatan emosional sangat efektif disbanding pendekatan
lainnya, karena 75% manusia dalam menetapkan keputusan dalam hidupnya
selalu dilandasi emosi (Astrid Susanto,1974).
e. Pendekatan Humor.
Merupakan metode yang efektif untuk menarik perhatian. Humor menambah
kesenangan dan tidak merusak pemahaman. Humor tidak menawarkan suatu
keuntungan yang lebih dari sekedar bujukan. Humor tidak menambah
kredibilitas sumber. Humor akan lebih berhasil digunakan jika tingkat
kesadaran tentang pentingnya perilaku sudah mapan dan bukan bagi sasaran
yang baru diperkenalkan.
f. Pendekatan Moral.
Diarahkan pada perasaan sasaran tentang apa yang benar dan tepat. Sering
digunakan untuk mendukung masalah-masalah sosial seperti lingkungan
hidup yang lebih bersih, gender, bantuan bagi orang-orang yang
membutuhkan. Pendekatan moral termasuk penyusunan pesan dengan bahasa
agama.
2.5 Gaya Pesan
Beberapa gaya pesan, diantaranya:
a. Ada sentuhan emosional vs rasional.
b. Seruan positif vs negative.

10
c. Seruan massa vs individu.
d. Mengandung kesimpulan terhadap masalah tertentu dan bersifat terbuka
e. Seruan berulang vs seruan sekali.
f. Dalam bentuk simbolisasi / analogi membuat simbol-simbol tertentu yang
telah dikenal untuk membentuk pesan.
g. Intimidasi menggunakan bahasa yang mengancam/menakutnakuti
h. Humor: menggunakan bahasa-bahasa yang memancing tawa
i. Spoke person menggunakan kutipan atau kata-kata anjuran dari orang-orang
terkenal / tokoh masyarakat / orang yang dipercaya. Biasanya masyarakat
akan lebih terpengaruh dengan himbauan orang-orang terkenal atau tokoh
panutan.
j. Lagu dan musik: menyampaikan pesan lewat lirik lagu dan alunan musik
k. Komparasi yaitu membandingkan antara satu masalah dengan masalah yang
lain. Bisa juga menggunakan perbandingan datadata dan angka-angka
statistik.
l. Formal yaitu pesan sederhana dan natural.
m. Hiperbola yaitu membuat pesan yang seolah-olah melebihlebihkan sesuatu
hal, pesan ini efektif sebagai penarik perhatian.
n. Berupa potongan kehidupan (slice of life), menunjukkan penggunaan
produk/ide/perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
o. Fantasi (fantacy), yaitu menciptakan fantasi yang dimuat dalam isi pesan.
p. Gaya hidup (lifestyle), menekankan bagaimana suatu perilaku idola sesuai
dengan suatu gaya hidup sehat.
q. Suasana atau citra (image) yang dapat membangkitkan suasana. kondusif
dilingkungan sosial, misalnya: pesan KB "dua anak lebih baik"
r. Bukti kesaksian (testimonial), menampilkan pengalaman seorang sumber
yang sangat dipercaya, disukai atau ahli mendukung keuntungan berperilaku
sehat. Misalnya: Penyanyi Delon untuk anti narkoba.

11
2.6 Pengemasan Pesan
Cara pengemasan pesan dala promosi kesehatan, yaitu:
a. Pengemasan pesan merupakan kunci penyampaian pesan
b. Pengemasan pesan yang berhasil harus dapat menggugah /menarik serta
menggerakan demand sasaran untuk melakukan anjuran yang dituangkan
dalam pesan.
c. Pengemasan pesan meliputi tema, sub tema dan isi pesan. Isi pesan dibuat
berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan.
d. Pengemasan pesan, bisa dalam bentuk dalam materi media cetak, materi audio
visual, ilustrasi, grafik, foto.

2.7 Langkah-Langkah Pengembangan Pesan


1. Melakukan kajian formatif tentang penyebab masalah kesehatan, terkait
dengan faktor pengetahuan, sikap dan perilaku setiap segmentasi sasaran saat
ini, kemudian keadaan yang diharapkan.
Dalam melakukan kajian tersebut juga mempelajari karakteristik sasaran yang
lebih rinci, diantaranya adalah: bahasa yang digunakan sasaran, umur, status
pernikahan, umur, tingkat pendidikan, nilai-nilai, norma, sistem kekerabatan,
lokasi wilayah demografi, geografi, sarana komunikasi, sumber informasi
yang dipercaya, dll.
2. Merumuskan ide-ide khusus untuk menyusun pesan yang secara spesifik
mengandung nilai dan menyentuh kepentingan setiap segementasi sasaran,
sebagai bentuk upaya pemecahan masalah. Ada tiga pengelompokan katagori
dalam merumuskan ide visual, yaitu:
a) Simbol-simbol pictorial: foto, ilustrasi yang sesuai dengan benda yang
diwakili Simbol-simbol grafis garis, siluet dil
b) Simbol-simbol verbal: uraian atau definisi, deskripsi atau label yang
mewakili sebuah konsep. Antara gambaran visual dan verbal sering
mempunyai hubungan yang erat, maka ketiga simbol tersebut dapat dipakai
secara sendiri atau dalam bentuk kombinasi Aspek visual menjadi penting

12
dalam komunikasi atau pemberian informasi, hal ini dapat diperlihatkan
dengan kemampuan mengingat pada manusia: verbal saja 20%, audio saja
= 10%, visual saja 20% dan jika audio dan visual mencapai
50%.Visualisasi merupakan salah satu kegiatan perumusan pesan yang
dituangkan dalam media audio-visual, dimana unsur visualnya lebih
ditonjolkan.

2.8 Pengembangan Media Promkes


Pengertian Media dalam promosi kesehatan adalah sebuah wadah alat bantu
saluran yang digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan dan
memberikan pengetahuan kesehatan pada sasaran. Media adalah suatu alat yang
dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan pesan (message) atau
informasi dari suatu sumber (resource) kepada penerimanya (receiver). Media
merupakan alat bantu yang efektif untuk menyampaikan pesan kepada
sasarannya karena media lebih mengutamakan pesan-pesan visual sehingga
produk atau jasa yang ditawarkan lebih nyata dan mempunyai daya tarik
tersendiri bagi sasarannya.
Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menyampaikan
pesan atau informasi oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan agar
komunikan meningkat pengetahuannya, sikap dan perilaku tentang hidup bersih
dan sehat.

2.9 Tujuan Penggunaan Media


1. Tujuan penggunaan media, yaitu:
2. Mempermudah pengertian
3. Informasi lebih mudah diingat Memperjelas informasi, fakta, prosedur dil
Mengurangi komunikasi yang verbalistik
4. Membangkitkan minat dan perhatian Menghidari kesalahan persepsi

13
2.10 Jenis Media Promosi Kesehatan.
Pembagian jenis media promosi kesehatan berdasarkan:
a. Strategi promosi kesehatan, yaitu:
1) Media advokasi: fact sheet, leaflet, bahan presentasi, dil
2) Media bina-suasana: siaran radio, siaran televisi, koran, majalah,
3) selebaran, buku, bulletin, papan pengumuman, dil
4) Media gerakan pemberdayaan masyarakat: brosur, spanduk,poster,
spot radio/tv, model, film, dll.
b. Bentuk media, yaitu:
1) Media grafis atau media cetak: poster, leaflet, stiker, flashcard, flipchart,
buku, brosur, spanduk, majalah, buletin, surat kabar, standing banner,
billboard, umbul-umbul, gantungan kunci, tas, mobil, media yang
ditempatkan di rakrak, dipajang bisa bentuk botol, gelas, handuk, dll
2) Media audio: spot radio, jingle, drama radio, adlips (pesan singkat yang
dibacakan disela-sela program), kuis, dialog interaktif yang melibatkan
pendengar radio, dll
3) Media audio visual: spot televisi, film, sinetron, variety show, dialog
interaktif, infoteiment, dil
4) Media tradisional: kesenian rakyat, wayang, campursari, lagu rakyat, tarian
rakyat, kentongan/bedug, dll
5) Media melalui internet: sms (pesan singkat), website, dil Kegunaan Media
1) Media untuk meningkatkan pengetahuan: poster, leaflet, selebaran,
spanduk, buku, majalah, koran, buletin, dll
2) Media untuk meningkatkan kesadaran: film, ular tangga, kartu jodoh,
contoh produk, dll
3) Media untuk meningkatkan keterampilan: model, pantoom, alat peraga
demontrasi, dll.
4) untuk meningkatkan citra atau image (komunikasi massa/above the line):
sinetron, film, filler/spot televisi, dialog/talk show di media TV, radio spot,
media tradisional, iklan koran,artikel, billboard, spanduk, slide bioskop,

14
umbulumbul, dil
5) Media untuk mendukung pertemuan kelompok: lembar balik, flim
instruksional, poster intruksional, dil
6) Media untuk mendukung komunikasi interpersonal dan konseling: lembar
balik, leaflet, model, dil Proses Pengembangan Media Promosi Kesehatan
Langkah-langkah Pengembangan Media Promosi Kesehatan
Pengembangan pesan, ujicoba dan produksi media Rancangan
pengembangan media

2.11 Menetapkan Sasaran Media Promosi Kesehatan.


Adapun penetapan segmentasi sasaran, meliputi:
1. Sasaran primer adalah sasaran yang terkena masalah kesehatan. Penetapan
sasaran primer dapat dilakukan berdasarkan sasaran program, misalnya: ibu
hamil, ibu menyusui, ibu yang punya anak balita, suami, remaja, pasangan
usia subur, dll. Selain itu dapat juga dikelompokan berdasarkan: umur, jenis
kelamin, pekerjaan, tatanan, status sosial ekonomi, geografis, dll.

2. Sasaran sekunder adalah sasaran yang mempunyai potensi melakukan


intervensi promosi kesehatan kepada sasaran primer, diantaranya adalah
tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan,organisasi profesi, kader,
TP.PKK, media komunikasi massa, dll Penetapan sasaran sekunder
diutamakan pada individu atau kelompok yang mempunyai hubungan
terdekat dan pengaruh terkuat dengan sasaran primer.

3. Sasaran tersier adalah individu atau kelompok yang mempunyai kewenangan


untuk memberikan dukungan kebijakan maupun sumberdaya kegiatan
promosi kesehatan, misalnya: RT, RW, Kepala Desa. Lurah, Bupati,
Walikota, DPRD, DPR, Pejabat Lintas Sektor, Pimpinan Organisasi
Kemasyarakatan, Pimpinan Organisasi Profesi, Ketua Umum TP-PKK,
Penyandang dana, Pengusaha, dll.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Media Promosi Kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan
informasi atau pesan-pesan Kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan
sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai
dengan pesan yang disampaikan.
Yang artinya adalah tidak ada media atau saluran yang terbaik yang ada
hanyalah bagaimana fleksibilitas atau kemampuan seorang fasilitator/promotor
Kesehatan untuk memanfaatkan sarana dan upaya yang terbaik untuk kondisi
pada saat penyuluhan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Pengembangan pesan dan media Promkes By: Bambang Riadi diakses 29


September 2023
https://www.slideshare.net/Upi_raharjo/materi-pengembangan-pesan-dan-
media-promkes-bambang-riadi

17

Anda mungkin juga menyukai