Anda di halaman 1dari 16

BEBERAPA CATATAN KESALAHAN DALAM FABRIKASI & EREKSI

STRUKTUR BAJA DI INDONESIA


-Willy C. Wungo-

Tidak seperti halnya dengan Konstruksi Beton terdapat banyak sekali referensi, peraturan-peraturan
praktis dan sebagainya, namun untuk Konstruksi Baja sangat jarang ditemukan petunjuk praktis
pelaksanaan Struktur Baja yang betul, benar dan memenuhi spesifikasi yang di syaratkan.

Di dalam pelaksanaan pekerjaan Struktur Baja terdapat 2 macam proses yakni Proses Fabrikasi dan
Proses Ereksi (Pemasangan).

Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa di Indonesia tidak ada petunjuk praktis untuk menuntun para
kontraktor baja dalam pelaksanaan pekerjaannya? Baik untuk pekerjaan fabrikasi maupun pekerjaan
pemasangannya. Dan kalaupun ada, penuntun tersebut bukan dikeluarkan secara resmi oleh pejabat
yang berwenang, tetapi lebih banyak dibuat di dalam spesifikasi teknis hasil copy-paste dari berbagai
sumber. Ada begitu banyak catatan kesalahan yang sering saya jumpai di dalam pelaksanaan pekerjaan
baja yang sampai saat ini dianggap (oleh sebagian besar kalangan) sebagai sesuatu yang lumrah saja.
Sehingga banyak sekali dan sangat banyak pekerjaan struktur baja di Indonesia diserahkan mentah-
mentah kepada mandor baja, tanpa melibatkan tenaga ahli struktur baja yang berkompeten. Hasilnya
adalah harga per kilogram yang murah, tapi SALAH. Kesalahan tersebut tidak hanya mengakibatkan
mutu struktur tidak memenuhi persyaratan/standard tetapi juga beresiko tinggi terhadap kegagalan
struktur.

Kesalahan berikutnya adalah kurangnya PENGAWASAN (bahkan cenderung TIDAK ADA) dalam proses
pengerjaan FABRIKASI dan EREKSI. Dan lebih dirusak lagi oleh PABRIK BAJA Profil yang di MONOPOLI.
Karena di Indonesia hanya ada 1 pabrik Baja Profil, yang mutu outputnya seringkali dipertanyakan.

Satu demi satu kesalahan di dalam proses STEEL CONSTRUCTION akan saya bahas dalam sebuah serial
tulisan. Dan saya merasa perlu untuk mulai melakukan SOSIALISASI. Sementara ini tidak ada satu
Institusi pun yang mau dan berupaya untuk melakukan peringatan-peringatan. Baik dari pemerintah,
akademisi maupun dari Himpunan-himpunan Ahli Konstruksi lainnya.

Secara singkat dapat saya berikan beberapa contoh yang paling sering luput dari pengamatan :

1. Baut, Ring dan Mur


2. Elektroda Las
3. Persyaratan Pengetatan Baut High Strength Bolt
4. Ketebalan Las
5. Persyaratan Las dan Mutu Hasil Pengelasan
6. Dimensi dan toleransi dimensi profil produk pabrikan dalam negeri

Saya akan membahas satu per satu kesalahan yang paling umum dilakukan oleh fabrikator struktur
baja murahan dan para mandor baja dalam serial tulisan berikut ini.

Mudah-mudahan tulisan saya ini dapat membuka mata kita semua bahwa harga yang murah tidak
menjamin mutu yang baik dan benar. Dan marilah kita mulai belajar menghargai keahlian seorang
engineer dan memberikan nilai tambah.
1. HIGH STRENGTH BOLT
Sebagai seorang engineer sudah pasti kita mengerti bahwa untuk alat sambung baut untuk struktur
utama salah satunya adalah menggunakan Baut Mutu Tinggi atau High Strength Bolt, yang untuk
selanjutnya akan saya singkat sebagai HSB.

HSB sebetulnya tidaklah berdiri sendiri tetapi merupakan sebuah sistem yang terdiri dari Batang Baut
(Bolt), Ring (Washer) dan Mur (Nut). Ciri-ciri dari HSB yang benar (contoh untuk A325) adalah sebagai
berikut :

BAUT A325
F Tanda Baut
panjang ulir

A325 A325 A325 D

TIPE 3 TIPE 2 TIPE 1 H panjang baut


Cincin tipe 3 yang
Simbol identifikasi pabrik ditandai dengan "3"
atau tanda lain yang
sesuai
Simbol identifikasi pabrik
Tanda Mur hanya untuk "2" dan "2H"
standard (a) (b)

2 3

W W H H

Muka mur berbentuk cincin Alternatif tanda mur Mur tipe 3 yang ditandai dengan
seperti pada (a) atau bercelah "2" "D" "2H" atau "DH" "3" dan tiga tanda keliling
ganda seperti pada (b)

(dikutip dari buku Perencanaan Struktur Baja I Willy C.Wungo, 2008)

Di Indonesia, baut bisa dibeli secara terpisah dari ring dan mur nya, sehingga yang paling sering terjadi
adalah bautnya HSB A325 tetapi ring dan mur nya dibeli yang mutunya lebih rendah (mungkin karena
untuk mengejar harga yang murah).

Sekarang mari kita lihat chart di bawah ini bahwa kekuatan sebuah HSB sangat tergantung sekali
terhadap mutu dari ring dan mur nya.
70
Tarikan
Minimum,
300
A490 A490 Beban
60 leleh, A490
250
50
Tarikan A325
200
Tarikan baut, kip

Tarikan baut, kN
Minimum,
40 A325
(=beban
leleh) 150
30
1/2 putaran dari titik erat
100
20
Ulir 1/8 inci pada genggaman

10 50
"titik erat"

Banyaknya putaran dari titik erat

Gambar 12.2. Hubungan tipikal untuk beban dan rotasi mur pada baut A325 dan A490
(dikutip dari buku Perencanaan Struktur Baja I Willy C.Wungo, 2008)

Untuk perpindahan beban dari sambungan HSB sekarang kita bisa lihat free-body berikut ini :
Baut kekuatan tinggi

P Pelat A

Pelat B P

Diagram free-body pelat A


T
P
T
T

T = gaya tarik
T = tahanan gesek
= koefisien gesekan
P = T
Diagram free-body pelat B
T T

P
T

Gambar 12.4. Free-body pemindahan beban pada sambungan baut kekuatan tinggi
(dikutip dari buku Perencanaan Struktur Baja I Willy C.Wungo, 2008)

Dari gambar-gambar tersebut di atas dapatlah dimengerti bahwa fungsi dari ring dan mur sama
pentingnya yakni untuk meneruskan beban.

Selama ini jika sebuah proyek tidak diawasi secara benar, maka kesalahan seperti ini pasti terjadi
karena kontraktor selalu akan mengutamakan harga yang murah.
Kalau tidak percaya coba ukur berapa tebal ring yang digunakan di proyek anda sekarang. Apakah
sudah sesuai dengan yang disyaratkan oleh Spesifikasi dari AISC ? Menurut AISC untuk baut A325
diameter 16 mm, tebal ring minimal adalah 3 mm 4,5 mm (0.122 0.177 inch) ASTM F436, sedangkan
untuk Mur nya harus menggunakan A563.
Akan tetapi sangat disayangkan, kebanyakan pemilik proyek baik itu owner, resident/owner engineer,
sangat mendewakan harga konstruksi baja yang per kilogramnya murah. Komponen harga per
kilogram struktur baja yang terpasang adalah :
Harga profil baja berikut waste
Bahan, alat dan biaya fabrikasi
Bahan, alat dan biaya erection/ereksi
Seharusnya masih ada 1 komponen penting : fee untuk supervisor, shop drawing, engineer. Nah
komponen terakhir ini kerap terlupakan.
Profesionalisme kita sebagai tukang insinyur kerapkali di lecehkan dan dikalahkan oleh harga yang
murah sekualitas kontraktor murahan atau sekualitas mandor baja. Sungguh ironis.

2. ELEKTRODA LAS
Elektroda las yang lebih dikenal sebagai Kawat Las juga paling sering menjadi komponen yang
diselewengkan. Ada 2 macam elektroda yang tersedia di pasaran yakni E.60xx dan E.70xx.
Perbedaan harga dari kedua macam elektroda ini cukup significant. Yang kerap digunakan oleh
kontraktor/mandor baja adalah yang E.60xx karena harganya jauh lebih murah daripada elektroda
E.70xx.
Pembersihan kerak las untuk E.60 juga jauh lebih mudah yang berarti pula labour cost nya juga jadi
murah. Padahal elektroda E.60 mempunyai tegangan ultimate Fu hanya sebesar 4200 kg/cm2
sedangkan elektroda E.70 memiliki Fu sebesar 4900 kg/cm2. Siapa yang akan melakukan pengawasan
terhadap mutu kawat las di lapangan?? Dan apakah selama ini anda ikut memperhatikan mutu kawat
las ini???
Syarat utama untuk menghasilkan las yang baik adalah adanya INSPEKSI dan KONTROL yang baik.
Karena pengawasan yang ketat sulit dilakukan pada setiap kali las dibuat maka saran-saran berikut ini
dapat menjadi acuan untuk menghasilkan las struktural yang baik :
Gunakan prosedur pengelasan yang baik (Welding Procedure dari AWS)
Menggunakan tukang las yang sudah lulus uji kualifikasi (Tukang Las bersertifikat)
Pengawas yang baik dan selalu berada di tempat (Welding Inspector bersertifikat)
Lakukan teknik pengawasan khusus jika diperlukan
Prosedur pengelasan yang baik dapat dilaksanakan dengan mengikuti saran-saran dari AWS, AISC dan
Manual dari Pabrik Peralatan Las.
Pertanyaannya sekarang adalah APAKAH kontraktor baja murahan dan para mandor baja dapat
memenuhi kriteria tersebut di atas? Jawabannya adalah TIDAK. Oleh karena itu harga yang murah bisa
mereka terapkan untuk mengalahkan Kontraktor Baja Berkualitas dalam setiap tender.
(BERSAMBUNG)
(bagian 2)
Mengacu pada ANSI/AISC 360-05 Specifications for Structural Steel Buildings March 9, 2005 :

A.3.3 Bolts, Washers and Nuts


Bolt, washer and nut material conforming to one of the following ASTM specification is approved for
use under this Specification :

(1). BOLTS
ASTM A307
ASTM A325
ASTM A325M
ASTM A449
ASTM A490
ASTM A490M
ASTM F1852

(2). NUTS
ASTM A194/A194M
ASTM A563
ASTM A563M

(3). WASHERS
ASTM F436
ASTM F436M

(4). Compressible Washer Type Direct Tension Indicators :


ASTM F959
ASTM F959M

Berikut ini adalah tabel yang relevan untuk dimensi-dimensi Baut, Mur dan Ring
HEAVY HEX NUTS
STANDARD FLAT WASHERS
Keraguan akan kebenaran penggunaan baut berikut mur dan ring yang memenuhi kriteria perencanaan
kerapkali diabaikan oleh para kontraktor yang tidak bertanggung jawab seharusnya menjadi perhatian
kita semua.

Saya mencoba untuk mengingatkan kembali apa yang sudah pernah saya SOSIALISASI kan sewaktu
mengajar mata kuliah Konstruksi Baja kepada rekan-rekan/para mantan mahasiswa, yang mungkin
pada saat ini masih menekuni bidang Struktur/Konstruksi Baja. Mungkin saja hal kecil ini terlupakan,
atau terlewatkan.

(BERSAMBUNG)

Willy C. Wungo - 11 Feb 2012 (update 05 Dec 2015)


WELDING INSPECTOR

1. Tujuan

Untuk mencetak tenaga Inspektur Las yang berkualifikasi mempunyai kompetensi dalam
bidang inspeksi pengelasan (pada saat sebelum, selama dan sesudah pengelasan) untuk dapat
menduduki jabatan "Welding Inspector".

2. Silabus / Kurikulum

Silabus/kurikulum Diklat Inspektur Las disesuaikan dengan syarat syarat dan tugas tugas
seorang Inspektur Las, yang meliputi antara lain :

2.1. Inspeksi Las

Meliputi persyaratan umum bagi seorang Inspektur Las, Kode Etik dan tugas tugas seorang
Inspektur Las yang meliputi inspeksi sebelum fabrikasi, pada waktu fabrikasi dan setelah
fabrikasi. Inspeksi menurut standar/code yang ditentukan seperti standar bejana tekan, boiler,
konstruksi baja, pemipaan, tangki, sesuai ASME/ANSI Code, AWS D11, API Std. 1104,
ASME/ANSI, API 620, API 650 dan standar lainnya.

2.2. Uji Tanpa Rusak (Nondestructive Testing )

Meliputi teori dan praktek uji Ultrasonik, Radiografi, Visual, Magnetic Particle dan Penetran Test
dengan cara cara uji menurut standar dan code code seperti ASME Code Sec V, AWS D11, API
1104

2.3. Pengujian Sifat Mekanis

Meliputi teori dan praktek cara uji tarik (mekanical), charpy, lengkung (bending), patah
(nickbreak test) dan lain lain yang berhubungan dengan Test Kualifikasi Prosedur Las
(Welding Procedure Qualification), Test Kualifikasi Unjuk Kerja Las (Welding Performance
Qualification) dan uji bahan.

2.4. Kualifikasi Prosedur Las

Welding Prosedure Specification, Welding Performance Qualification, Welder Qualification dan


Prosedure Qualification Record berdasarkan persyaratan code dan standar.

2.5. Desain Las

Meliputi desain las menurut standar/code yang ditentukan seperti tersebut diatas termasuk
membaca gambar konstruksi las, simbol las dan simbol NDT.

2.6. Ilmu Bahan Logam dan Metalurgy Las

Meliputi proses pengelasan ditinjau secara metalurgis, struktur mikro dasar, deposit logam las,
dan zona terpengaruh panas (HAZ), perlakuan panas sebelum pengelsan (Pre Heat), selama
pengelasan, sesudah pengelasan termasuk perlakuan panas Pasca Las.
2.7. Teknologi Las

Meliputi prosesproses pengelasan (Submerge Manual Arc Welding/SMAW, Gas Tungsten Arc
Welding/GTAW, Gas Metal Arc Welding/GMAW, Submerge Arc Welding/SAW, Oxy Acetylene
Welding/OAW, Oxy Acetylene/OA Cutting), Arc Cutting and Gouging dan Aplikasi Pengelasan
Pelat, Pipa Baja, Baja Tahan Karat (Stainless Steel) dan Aluminium.

2.8. Praktek Las

Meliputi proses proses pemotongan Oxiasetelyn, Plasma Cutting, Proses Las, SMAW, GTAW,
GMAW dan SAW

2.9. Desain, Fabrikasi, Konstruksi dan Inspeksi Las

Untuk peralatan bejana tekan, pemipaan, kontruksi baja, boiler dan tangki penimbun sesuai
standar.

2.10. Keselamatan Kerja

Meliputi Keselamatan Kerja Peraturan Departemen Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja Migas,
Keselamatan Kerja pengelasan dan pemotongan, Proteksi Radiasi dan Sertifikat Kepastian Mutu
Peraturan Departement Perindustrian dan Perdagangan.

WELDING ENGINEER

1. TUJUAN

Tujuan Diklat adalah untuk mencetak tenaga ahli dalam bidang enjinering pengelasan yang
berkualifikasi, sebagai persyaratan jabatan Welding Coordinator Dengan Diklat ini diharapkan
peserta mampu melaksanakan tugas-tugasnya seperti:

1. Memahami dan menghayati ilmu pengetahuan dan teknologi bahan, pengelasan, desain,
fabrikasi, konstruksi dan inspeksi las.
2. Merencanakan dan menetapkan konstruksi perakitan las, prosedur las, proses las dan
bahan las.
3. Merencanakan dan menetapkan Kualifikasi Juru Las dan Operator Las yang
melaksanakan pekerjaan las.
4. Merencanakan dan menetapkan Jenis Inspeksi dan uji rakitan las yang disyaratkan serta
kriteria keberterimaannya.
5. Menganalisa dan memecahkan problem-problem pengelasan.
6. Melakukan review design, contract dan subcontract dalam bidang pengelasan.
7. Mengoptimalkan biaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan pengelasan.
8. Dokumentasi pengelasan.
9. Koordinasi pengelasan dengan berpegang pada sikap dan kode etik profesi seorang
Welding Engineer.
2. SILABUS/KURIKULUM
2.1. Welding Processes and Equipment
General introduction to welding technology
Oxy gas welding
Special Oxy-gas processes
Electrotechnics, a review
The arc
Power sources for arc welding
Introduction to gas shielded arc welding
Tungsten-inert gas welding
MIG/MAG welding
Manual metal arc welding
Submerged arc welding
Resistance welding
Other welding processes
Cutting & other edge
preparation processes
Surfacing
Fully mechanized processes and robotics
Brazing and soldering
Joining processes for plastics
Joining processes for advanced materials
Welding laboratory
Under water welding

2.2. MATERIALS & THEIR BEHAVIOUR DURING WELDING


Manufacture and designation of steels
Testing materials & the weld joint and exercises
Structure and properties of metals
Alloys and phase diagrams
Iron carbon alloys
Heat treatment of base materials & welded joint
Structure of welded joint
Plain carbon and carbon manganese steels
Cracking phenomena in steels
Fine grained steels
Thermo-mechanically treated steels
Application of structure and high strength steels
Low alloy steels for very low temperature application
Low alloy creep resistant steels
High alloyed (stainless) steels
Introduction to corrosion
Introduction to wear
Protective layers
Creep resistant and heat resistant steels
Cast irons and steels
Copper and copper alloys
Nickel and nickel alloys
Aluminum and aluminum alloys
Other metals and alloys
Joining dissimilar materials
Metallographic examinations

2.3.CONSTRUCTION AND DESIGN


Fundamentals of the strength of materials
Basics of weld design
Design principles of welded structures
Joint design
Introduction to fracture mechanics
Behavior of welded structures under different types of loadings
Design of welded structures with predominantly static loading
Behavior of welded structures under dynamic loading
Design of dynamically loaded welded structures
Design of thermodynamically loaded welded structures
Design of structures of Aluminum and it is alloys
Reinforcing steel welded joints

2.4.FABRICATION, APPLICATIONS ENGINEERING

Introduction to quality assurance in welded constructions


Quality control during manufacture
Welding stresses and distortion
Plant facilities, welding jigs and fixtures
Health and safety
Measurement, control and recording in welding
Non destructive testing
Economics
Repair welding
Fitness for purpose
Case studies
Practical training (exercise)
Demonstration & excursions to companies

3.PENGAJAR
Tenaga pengajar pada diklat International Welding Engineer terdiri dari tenaga ahli Indonesia
yang telah berpengalaman mengajar, baik sebagai pengajar ataupun Counterpart pada Diklat
International Welding Engineer angkatan sebelumnya yang berasal dari Perusahaan Industri
manufaktur, Perguruan tinggi, Pemakai produk manufaktur, dan B4T yang telah diakui
kompetensi dan kredibilitasnya oleh European Welding Federation dan International Institute
of Welding.

Anda mungkin juga menyukai