Anda di halaman 1dari 81

Ketentuan Detail Tulangan

Pada Struktur Beton Bertulang


Disusun oleh: Steffie Tumilar. Ir. M.Eng.MBA, IPU-Haki

Seminar HAKI, Pontianak, 19 Februari 2010 1


HAKI 2009

Berbagai Sistem
Pelat lantai Pada
Struktur Beton

HAKI 2009 2

1
HAKI 2009 3

HAKI 2009 4

2
Balok dan Pelat Beton
Bertulang Satu Arah
(One‐Way Slab)

HAKI 2009 5

Pelat Satu Arah (One-way Slab)

HAKI 2009 6

3
HAKI 2009 7

Pelat Beton Bertulang


Dua Arah
(Two‐Way Slab)

HAKI 2009 8

4
HAKI 2009 9

HAKI 2009 10

5
HAKI 2009 11

HAKI 2009 12

6
HAKI 2009 13

A/35

A/35

HAKI 2009 14

7
HAKI 2009 15

A/10 ~ A/14

HAKI 2009 16

8
Beberapa persyaratan
tulangan minimum yang
perlu diketahui

HAKI 2009 17

HAKI 2009 18

9
HAKI 2009 19

HAKI 2009 20

10
HAKI 2009 21

HAKI 2009 22

11
Rebar Placing
HAKI 2009 23

Kait Standar dan Panjang


Penyaluran Batang
Tulangan

HAKI 2009 24

12
Lap splices & Mechanical splices
HAKI 2009 25

HAKI 2009 26

13
Panjang lewatan (Splice Length)
Asumsi linear

Ld

HAKI 2009 27

HAKI 2009 28

14
Panjang lewatan untuk tarik (tension splice)
Panjang minimum sambungan lewatan tarik harus diambil
berdasarkan persyaratan kelas yang sesuai, tetapi tidak kurang
dari 300 mm. Ketentuan masing-masing kelas sambungan
tersebut adalah:
Sambungan kelas A = 1.00 Ad, dan
Sambungan kelas B = 1.30 Ad, dimana, Ad adalah panjang
penyaluran ( development length)
Persentase maksimum As yang disambung
As terpasang didalam daerah panjang lewatan perlu
50%
As perlu (50% staggered)
100%

≥2 Kelas A Kelas B
<2 Kelas B Kelas B
HAKI 2009 29

Panjang penyaluran tulangan


Panjang penyaluran untuk tulangan yang mengalami tekan
ditentukan sebagai berikut (ACI 318-08. 12.3):

0.24 fy
ld = db
'
f c

tetapi tidak boleh kurang dari,

(0.043 fy ) db ≥ 200mm
HAKI 2009 30

15
Panjang penyaluran tulangan
Panjang penyaluran untuk tulangan yang mengalami tarik
ditentukan sebagai berikut (ACI 318-08. 12.2):

HAKI 2009 31

Ada 3 metoda dari splicing


1.Lap splices (untuk ≤ D36 )
2.Mechanical splices (untuk > D36)
3.Welded splices( untuk ≥ D42)

HAKI 2009 32

16
2. Mechanical splice, ada 3 jenis
a. "Tension-compression,"
b. “ Hanya compression saja “
c. “ Hanya tension saja “

HAKI 2009 33

HAKI 2009 34

17
Panjang Las minimum
Single Flare L1 Double Flare L2
Diameter Tulangan V-Groove Weld V-Groove Weld

16 100 62

19 113 70

22 125 75

25 138 81

29 150 88
HAKI 2009 35

HAKI 2009 36

18
Sambungan lewatan (splice) pada kolom
Zone-1: Tegangan semua batang Gunakan sambungan lap splice tekan
tulangan dalam kondisi kompresi. (12.16), dan dapat dimodifikasi dengan
(12.17.2.1) faktor 0.83 untuk sengkang ikat
(12.17.2.4), atau 0.75 untuk sengkang
spiral (12.17.2.5)
Zone-2 : Tegangan batang tulangan Gunakan lap splice tarik kelas B
dalam keadaan tarik dengan ≤0.5fy (12.15) jika lebih dari ½ tulangan
(12.17.2.2) kolom disambung pada lokasi yang
sama.
Gunakan lap splice tarik kelas A
(12.15) jika tidak lebih dari ½ tulangan
kolom disambung pada lokasi yang
sama. Tulangan disambung berselang
(stagger alternate splices) ld

Zone-3 : Tegangan batang tulangan Gunakan lap splice tarik kelas B


dalam keadaan tarik dengan >0.5fy (12.15).
(12.17.2.3)
HAKI 2009 37

HAKI 2009 38

19
HAKI 2009 39

HAKI 2009 40

20
HAKI 2009 41

HAKI 2009 42

21
HAKI 2009 43

HAKI 2009 44

22
HAKI 2009 45

HAKI 2009 46

23
Detail Penulangan Pelat
Beton Bertulang
(Suspended Floor)

HAKI 2009 47

HAKI 2009 48

24
Ketentuan yang umum dilakukan saat ini

HAKI 2009 49

Menurut ACI Code

HAKI 2009 50

25
HAKI 2009 51

HAKI 2009 52

26
HAKI 2009 53

HAKI 2009 54

27
HAKI 2009 55

HAKI 2009 56

28
HAKI 2009 57

HAKI 2009 58

29
HAKI 2009 59

HAKI 2009 60

30
Detail Penulangan
Balok,Kolom dan
Dinding Struktur
Beton Bertulang
HAKI 2009 61

Hati-hati
HAKI 2009 62

31
Indian Standard

HAKI 2009 63

ACI Code

HAKI 2009 64

32
HAKI 2009 65

HAKI 2009 66

33
HAKI 2009 67

HAKI 2009 68

34
HAKI 2009 69

HAKI 2009 70

35
HAKI 2009 71

HAKI 2009 72

36
HAKI 2009 73

HAKI 2009 74

37
HAKI 2009 75

HAKI 2009 76

38
HAKI 2009 77

HAKI 2009 78

39
HAKI 2009 79

HAKI 2009 80

40
Splice Detail untuk kolom

Selimut

Sengkang rapat SLOPE 1:6


@S/2

S-Spasi

Benar
HAKI 2009 Salah 81

HAKI 2009 82

41
HAKI 2009 83

HAKI 2009 84

42
HAKI 2009 85

HAKI 2009 86

43
HAKI 2009 87

Keruntuhan Joint

HAKI 2009 88

44
Detail penulangan seismik pada pertemuan balok Interior

HAKI 2009 89

Detail penulangan seismik pada pertemuan sudut balok

HAKI 2009 90

45
HAKI 2009 91

HAKI 2009 92

46
Joint pada Ujung (Exterior)
Pengaruh dari bentuk detail dari kait tulangan

kait dibengkok kedalam join

HAKI 2009 kait dibengkok keluar join 93

HAKI 2009 94

47
HAKI 2009 95

HAKI 2009 96

48
HAKI 2009 97

HAKI 2009 98

49
Detail Penulangan
Struktur Beton
Bertulang Lainnya

HAKI 2009 99

HAKI 2009 100

50
HAKI 2009 101

HAKI 2009 102

51
HAKI 2009 103

HAKI 2009 104

52
HAKI 2009 105

HAKI 2009 106

53
HAKI 2009 107

HAKI 2009 108

54
HAKI 2009 109

HAKI 2009 110

55
HAKI 2009 111

Pelat beton yang terletak


pada tanah
(Slab on Ground)

HAKI 2009 112

56
Type of Slab Construction
ACI 360.1R menyatakan 6 type dari floor slab construction.

Type A, Plain concrete slab.


Slab type A tidak mengandung tulangan, tetapi pada joint
diperkuat dengan pertebalan. Khusus type ini joint spacing relatif
rapat (jaraknya relatif pendek-pendek) untuk kontrol pengaruh
dari susut (shrinkage).

joint spacing (in feet) = 2 ~ 3 kali tebal slab (in inches). 113
HAKI 2009

Type B, Slab with shrinkage-control reinforcement.

Slab type B hampir sama dengan slab type A, tetapi mengandung


tulangan yang terdistribusi yang berfungsi mengontrol pengaruh
dari susut (shrinkage) dan perubahan suhu.
Joint spacings pada dasarnya hampir sama atau sedikit lebih
besar dibandingkan dengan slab tanpa tulangan. Tulangan yang
terpasang harus cukup kaku dan terpasang dengan baik yang
dipasang diatas setengah tinggi bagian atas. (Penempatan
tulangan agak keatas ≥ setengah tinggi tebal pelat). Penempatan
tulangan harus diimbangi dengan dudukan tempat tulangan (“kaki
ayam”) yang cukup rapat agar tulangan lebih kaku.
Bila sebagai shrinkage kontrol menggunakan fibers, maka
penggunaannya harus mengikuti ketentuan supplier. (untuk steel
fibers ~ 40-60 pounds per cubic yard concrete. Tujuannnya
prevent the propagation of micro-cracking.
HAKI 2009 114

57
HAKI 2009 115

Type C, Slab with shrinkage compensating concrete.


Slab type C ini membutuhkan tulangan yang harus dipasang
secara benar dan baik. Perlu diketahui shrinkage-compensating
concrete juga mengalami penyusutan, hanya sebelum terjadi
penyusutan beton mengalami pengembangan (expands) yang
besarnya sedikit lebih besar dari susut yang akan terjadi. Jadi ada
tambahan penggunaan admixture khusus yang bersifat shrinkage-
compensating. Petunjuk penggunaannya dapat dilihat pada ACI-
223.

HAKI 2009 116

58
Type D, Slab post-tensioned for crack control.
Slab type D, slab yang mengandung post-tensioning tendons
untuk crack control. Gaya prestress akan meningkatkan modulus
of rupture (modulus runtuh) sehingga memungkinkan
penempatan construction joint yang lebih panjang tanpa perlu
adanya contraction (control) Joints diantaranya.
Beberapa petunjuk untuk itu dapat dilihat pada, “Design and
Construction of Post-tensioned Slabs on Ground”, Post-Tensioning
Institute, Phoenix, Arizona, 1980.

HAKI 2009 117

Type E, Lightly reinforced structural slab.


Slab type E, Slab ini direncanakan untuk mendukung structural
loads, seperti columns and walls yang langsung duduk pada pelat
tersebut. Slab ini juga dapat dimanfaatkan menampung gaya
yang disebabkan oleh swelling atau shrinking of unstable soils.
Slab type ini dapat mempergunakan batang tulangan atau post-
tensioning tendons atau kombinasi keduanya.

HAKI 2009 118

59
Type F, Structurally reinforced slab.
Slab type F, Slab type ini berbeda dengan type-type pelat
sebelumnya. Slab type ini mengizinkan adanya retakan pada level
beban tertentu. Kandungan tulangan dapat terdiri dari single layer
atau double layers dan tulangan dapat berupa plain, deformed
bars atau welded-wire fabric. Joint spacing tidak critical karena
retakan sampai level tertentu masih dapat diterima. Ada batasan
lebar retak maksimum yang diijinkan sesuai dengan kondisi
environmental tertentu.

HAKI 2009 119

Ketentuan Lebar Retak.


HAKI 2009 120

60
Performance dari Pelat Lantai Dipengaruhi oleh:

1. Uniformity dari subgrade dan daya dukung tanah yang cukup.

2. Kualitas dari beton. (Concrete quality)

3. Structural capacity yang cukup. (Adequacy of structural capacity)

4. Type dan spacing dari joints. (Type and spacing of joints)

5. Workmanship.

6. Special surface finishes.

7. Future maintenance and repair.

HAKI 2009 121

Type of Joints
1. Isolation Joints (disebut juga expansion joints), bertujuan
memberikan ruang gerak antara lantai dan kolom, dinding dan
machinery bases (fixed parts)

2. Control Joints (disebut juga contraction joints), bertujuan


memberikan fasilitas retakan pada lokasi yang dipilih.

3. Construction Joints, bertujuan menyediakan tempat


penghentian pengecoran beton

HAKI 2009 122

61
HAKI 2009 123

HAKI 2009 124

62
HAKI 2009 125

HAKI 2009 126

63
HAKI 2009 127

Surface Preparation
Shotblast

HAKI 2009 128

64
HAKI 2009 129

HAKI 2009 130

65
HAKI 2009 131

HAKI 2009 132

66
HAKI 2009 133

HAKI 2009 134

67
HAKI 2009 135

HAKI 2009 136

68
HAKI 2009 137

Berbagai macam type Control Joint

HAKI 2009 138

69
HAKI 2009 139

HAKI 2009 140

70
HAKI 2009 141

HAKI 2009 142

71
HAKI 2009 143

Sebagai Rule of Thumb


Portland Cement Association (PCA)
merekomendasikan
joint spacing (in feet) = 2 ~ 3 kali
tebal slab (in inches).
Contoh : Tebal slab = 6" , maka
joint spacing = 12-18 ft (3.60m-5.40m) atau rata2 = 4.50m

Atau lihat grafik berikut >>>> 144


HAKI 2009

72
HAKI 2009 145

HAKI 2009 146

73
Joint Spacings ( m )
Slab
Slump = 100-150 mm Slump
Thicness,
MCA < 20 mm MCA > 20mm < 100 mm
(mm)

125 3.00 m 4.00 m 4.50 m

150 3.50 m 4.50 m 5.50 m

175 4.25 m 5.50 m 6.25 m

200 4.75 m 6.00 m 7.25 m

225 5.25 m 7.00 m 8.00 m

250 6.00 m 7.50 m 9.00 m


HAKI 2009 147

Size dan Spacing dari Dowels


Dowel Diameter Minimum Dowel Length Spacing
Slab
(mnm) Embedment (mm) (mm)
Thickness
ACI ACI TMs (mm) ACI ACI TMs ACI ACI
(mm) 330 302
330 302 ACI 330 330 302

125 16 19 19 125 300 400 375 300


150 19 19 19 150 350 400 375 300
175 22 25 19 150 350 450 375 300
200 25 25 25 150 350 450 400 300
225 28 32 25 175 400 450 400 300
250 32 32 25 190 450 450 400 300
275 35 32 25 200 450 450 400 300
300 38 ---- 32 225 500 450 450 300
HAKI 2009 148

74
Sawcut-Joints :
Wet-Cut Method:
Kedalaman 25 mm, dalam kurun waktu
antara 1-2 jam setelah pengecoran.

Dry-Cut Method:
Kedalaman ¼ tebal pelat, dalam kurun
waktu antara 4-8 jam setelah pengecoran.
HAKI 2009 149

Groove secara umum dilakukan:


25mm untuk Wet-Cut dan, ¼ tebal pelat
untuk Dry-Cut.
Jarak antar groove ~ 30 X tebal pelat.
Panjang / Lebar pelat antar joint ≤1.50

HAKI 2009 150

75
Contoh dari expansion Joints

HAKI 2009 151

HAKI 2009 152

76
HAKI 2009 153

HAKI 2009 154

77
HAKI 2009 155

HAKI 2009 156

78
HAKI 2009 157

HAKI 2009 158

79
HAKI 2009 159

Inspection Criteria 160

80
Terimakasih atas Perhatiannya
Sampai Jumpa
Steffie Tumilar, Banjarmasin, 2009

81

Anda mungkin juga menyukai