LEVEL KOMPETENSI : 4A
GLOBAL PERFORMANCE
Beri tanda kolom centang () pada kolom yang disediakan sesuai dengan penilaian Anda. Selaian penilaian kompetensi, pserta ujian akan dinilai
kemampuannya secara umum. Komponen penilaian ini merupakan impresi penguji setelah melihat kemampuan peserta secara keseluruhan
apakah peserta mampu menjadi dokter dengan kemampuan yang ada.Terdiri dari tidak lulus, borderline, lulus serta superior. Nilai borderline
akan menjadi dasar dalam penentuan nilai batas lulus.
TIDAK LULUS BORDERLINE LULUS SUPERIOR
LEVEL KOMPETENSI : 4A
LEVEL KOMPETENSI
Rambut : kebotakan, peningkatan pertumbuhan rambut pada wajah, leher, dada, paha
Mata : kadang terdapat ekimosis, gangguan penglihatan
Kulit : Kulit tipis, hiperpigmentasi, mudah memar, Facial plethora terutama di pipi.
Violaceous (striae ungu) umumnya di abdomen, punggung bawah, pantat, paha
atas, lengan atas, dan payudara.
Acanthosis nigricans, yang berhubungan dengan resistensi insulin, umumnya di
temukan di axial, siku, leher, dan di bawah payudara
Hidung : Nafas cuping hidung dapat terjadi
Mulut : mukosa bibir kering
Leher : penumpukan jaringan adipose di pangkal leher (buffalo hump)
Dada : pergerakan dada simetris, galaktorea, pertumbuhan rambut berlebihan
Cor/Pulmo : dapat normal
Abdomen : terdapat striae, Nyeri tekan dapat +
Otot, tulang : kelemahan otot proksimal, osteoporosis dapat menyebabkan fraktur,
kyphosis
Pemeriksaan Penunjang
1. Pada pemeriksaan laboratorium sederhana, didapati limfositofeni, jumlah netrofil
antara 10.000 25.000/mm3. eosinofil 50/ mm3 hiperglekemi (Dm pada 10 % kasus)
dan hipokalemia.
2. Pemeriksaan laboratorik diagnostik. Pemeriksaan kadar kortisol dan overnight
dexamethasone suppression test yaitu memberikan 1 mg dexametason pada jam 11
malam, esok harinya diperiksa lagi kadar kortisol plasma. Pada keadaan normal kadar
ini menurun. Pemerikaan 17 hidroksi kortikosteroid dalam urin 24 jam (hasil
metabolisme kortisol), 17 ketosteroid dalam urin 24 jam.
3.
Kepustakaan http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/05/kelainan_kelaian_adrenokortikal.pdf
Riwayat kehamilan
Kesehatan ibu saat kehamilan
Pernah sakit panas (rubella dsb)
Makan obat-obatan
6. Riwayat kelahiran
Tanggal lahir
Tempat lahir
Ditolong oleh siapa
Cara kelahiran
Kehamilan ganda
Keadaan stlh lahir, pasca lahir, hari-hari 1 kehidupan
Masa kehamilan
Berat badan dan panjang badan lahir (apakah sesuai
dengan masa kehamilan, kurang atau besar).
Tambahan :
4. Pada pria, penghambatan LHRH dan FSH/LH
fungsi dapat menyebabkan penurunan libido dan
impotensi
5. Pada wanita dapat terjadi haid tidak teratur,
amenore, infertilitas, dan penurunan libido dapat
terjadi pada wanita karena inhibisi sekresi berdenyut
dari luteinizing hormon (LH ) dan follicle-simulati
hormone yang kemungkinan di sebabkan gangguan
luteinizing hormone releasing hormone (LHRH).
6. Poliuri, kadang terbentuk batu ginjal, retensi natrium
Pemeriksaan Penunjang
3. Pada pemeriksaan laboratorium sederhana, didapati
limfositofeni, jumlah netrofil antara 10.000
25.000/mm3. eosinofil 50/ mm3 hiperglekemi (Dm
1.
9. Menentukan Peserta ujian dapat Dx : Cushing Disease 3 3x3
diagnosis dan menentukan Dd/ Sindroma ACTH Ektopik
diagnosis diagnosis dan Tumor Adrenal
banding diagnosis
bandingnya secara
lengkap
10. Komunikasi dan Peserta ujian 1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum 3 3x3
edukasi pasien menunjukkan memulai anamnesis
kemampuan 2. Menanyakan identitas pasien
berkomunikasi 3. Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
dengan 4. Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan
menerapkan salah komunikasi dua arah respon
satu prinsip 5. Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan
berikut: mengarahkan cerita
5. Mampu 6. Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik,
membina pemeriksaan klinik
hubungan 7. Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya
baik kepada pasien
dengan 8. Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah
pasien pasien
secara
verbal non
verbal
(ramah
terbuka
GLOBAL PERFORMANCE
Beri tanda kolom centang () pada kolom yang disediakan sesuai dengan penilaian Anda. Selaian penilaian kompetensi, pserta ujian akan dinilai
kemampuannya secara umum. Komponen penilaian ini merupakan impresi penguji setelah melihat kemampuan peserta secara keseluruhan
apakah peserta mampu menjadi dokter dengan kemampuan yang ada.Terdiri dari tidak lulus, borderline, lulus serta superior. Nilai borderline
akan menjadi dasar dalam penentuan nilai batas lulus.
TIDAK LULUS BORDERLINE LULUS SUPERIOR
Kepustakaan
Jelaskan pada pasien bahwa fase ini hanyalah fase awal dari
serangkaian pemeriksaan dan masih ada fase lanjutan berupa
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab untuk mempertajam
diagnosis
Membuat rencana penatalaksaaan dan pemeriksaan penun
5.Tata laksana non Peserta melakukan meminta persetujuan kepada pasien untuk memberikan 5 3x5
farmako terapi (tindakan) tindakan /pemberian obat yamg harus diminum secara teratur dan bila habis
terapi dengan untuk harap segera kontrol
informed consent kembali
yang jelas, proteksi R/metformin tab 500 mg no.x
diri (sepsis asepsis) s 2 dd tab I
6. Perilaku profesional Peserta ujian 1.Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti 1 3x1
memeperkenalkan sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
diri dan meminta 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
GLOBAL PERFORMANCE
Beri tanda kolom centang () pada kolom yang disediakan sesuai dengan penilaian Anda. Selaian penilaian kompetensi, pserta ujian akan dinilai
kemampuannya secara umum. Komponen penilaian ini merupakan impresi penguji setelah melihat kemampuan peserta secara keseluruhan
apakah peserta mampu menjadi dokter dengan kemampuan yang ada.Terdiri dari tidak lulus, borderline, lulus serta superior. Nilai borderline
akan menjadi dasar dalam penentuan nilai batas lulus.
Kepustakaan
DM TIPE 2
GLOBAL PERFORMANCE
Beri tanda kolom centang () pada kolom yang disediakan sesuai dengan penilaian Anda. Selaian penilaian kompetensi, pserta ujian akan dinilai
kemampuannya secara umum. Komponen penilaian ini merupakan impresi penguji setelah melihat kemampuan peserta secara keseluruhan
apakah peserta mampu menjadi dokter dengan kemampuan yang ada.Terdiri dari tidak lulus, borderline, lulus serta superior. Nilai borderline
akan menjadi dasar dalam penentuan nilai batas lulus.
TIDAK LULUS BORDERLINE LULUS SUPERIOR
DM TIPE 1
LEVEL KOMPETENSI
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium adalah sebagai berikut:
Hb : 9,8 g/dl
Ht : 45%
RBC : 4.jt /mm3
MCV : 66 fL
MCHC : 26 g/dL
MCH : 19,1 pg
WBC : 7.500 /mm3
Platelet : 150.000 /mm3
Differential count : E 8/ B 0/ St 1/ Sg 60/ L 26/ M 5
LED : I: 25 mm II: 30 mm
Hasil pemeriksaan selanjutnya adalah sbb:
Serum ion : 48 ug/dL (Normal value: 60-150 ug/dL)
TIBC : 500 ug/dL (Normal value: 250-435 ug/dL)
Ferritin : 8 ng/mL (Normal value: 15-200 ng/mL)
Penatalaksanaan anemia defisiensi besi jika penyebabnya adalah intake yang kurang maka
dapat diberikan terapi besi oral. Terapi ini efektif, murah, serta aman. Preparat yang tersedia
contohnya ferrous sulfate. Dosis yang dianjurkan 3x200 mg. jika penyebabnya adalah
gangguan penyerapan maka dapat dilakukan terapi besi parenteral. Terapi ini sangat efektif
namun risikonya lebih besar dan harganya mahal. Terapi besi parenteral diberikan apabila
terjadi intoleransi pada pemberian oral, kepatuhan yang rendah, dan kehilangan banyak
darah (Sudoyo, 2009).
Penggunaan suplementasi besi rutin dalam kehamilan sering diperdebatkan, terapi besi
mungkin lebih baik dihindari sampai Hb turun di bawah 10g/dL atau MCV di bawah 82 fL
pada trisemester ketiga (Hoffbrand, 2005).
Kepustakaan http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/05/kelainan_kelaian_adrenokortikal.pdf
2. Riwayat penyakit
Keluhan utama : kaku pada tangan dan kaki
19. Pemeriksaan Peserta ujian Keadaan Umum : gelisah, bisa terlihat sesak nafas 1 3x1
Fisik melakukan cuci
tangan sebelum dan Tanda Vital :
setelah pemeriksaan TD : menurun
menggunakan RR: meningkat/ normal
sarung tangan dalam
N: normal
melakukan
pemeriksaan fisik T: normal
sesuai masalah
klinik pasien Pemeriksaan Fisik :
Sistem integumen
Rambut jarang dan tipis; pertumbuhan kuku buruk, deformitas
Sistem muskuluskeletal
Kelainan bentuk tulang
Tetani (kejang otot)
Tanda Chvosteks atau Trousseaus
Terdapat gejala patirasa, kesemutan dan keram pada
ekstermitas dengan keluhan perasaan kaku pada kedua belah
tangan serta kaki
Kesemutan di bibir, jari-jari tangan, an jdari-jari kaki
Kejang dan nyeri otot di muka, tangan dan kaki
Sistem persyarafan
Katarak pada mata-mata
Kehilangan memori (daya ingat)
Sakit kepala
Sistem pernapasan
Tanda-tanda mencakup bronkospasme, spasme laring
Penunjang :
GLOBAL PERFORMANCE
LEVEL KOMPETENSI 3A
Ekstremitas:
kekakuan pada tangan dan kaki
pertumbuhan kuku buruk, deformitas dan mudah patah
27. Komunikasi dan Peserta ujian 16. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum 3 3x3
edukasi pasien menunjukkan memulai anamnesis
kemampuan 17. Menanyakan identitas pasien
berkomunikasi 18. Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
dengan 19. Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan
menerapkan salah komunikasi dua arah respon
satu prinsip 20. Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan
berikut: mengarahkan cerita
13. Mampu 21. Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik,
membina pemeriksaan klinik
hubungan 22. Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya
baik kepada pasien
dengan 23. Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah
pasien pasien
secara
verbal non
verbal
(ramah
terbuka
kontak
mata salam
empati dan
hubungan
komunikas
Farmakoterapi
1. Atasi fase akut dengan menetralkan asam lambung, Antasida
3x1 dikunyah jam sebelum makan
2. Atasi dehidrasi pada pasien
3. Atur produksi asam lambung sementara dengan H2 blocker
(ranitidine, cimetidine) 3x1 sebelum makan atau saat makan,
dijeda dengan pemberian antasida minimal 15 menit.
4. Atau dengan pemberian Proton Pump Inhibitor
(omeprazole), 3x1 sebelum makan, dijeda dengan pemberian
antasida minimal 15 menit
5. Pemberian sukralfat tetap dianjurkan meskipun efek
terapeutiknya masih diragukan. (opsional)
Pemasangan NGT
Indikasi
1. Aspirasi cairan lambung
2. Untuk memasukkan nutrisi atau makanan bagi pasienyang
sulit menelan.
3. Untuk mendiagnosis suatu penyakit
Kontraindikasi
1. Pasien dengan trauma cervical
2. Pasien dengan fraktur facialis
3. Pasien dengan varises oesophagus
Cara Pemasangan :
1. Mintalah persetujuan pasien sebelum melakukan tindakan
pemasangan NGT. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan
pemasangan, proses pemasangan, serta alat yang digunakan
2. Persiapkan alat dan bahannya. Setelah itu letakkan di tempat
yang mudah dijangkau.
3. Cuci tangan rutin. Gunakan sarung tangan.
4. Posisikan pasien. Jika pasien dalam keadaan sadar,
posisikan pasien setengah berbaring. Namun jika pasien
dalam keadaan tidak sadar, posisikan pasien dalam keadaan
berbaring, kepala diangkat sedikit atau diberi pengganjal
agar lurus.
5. Perhatikan cavum nasi (rongga hidung) pasien, apakah
ada polip, benda asing, yang menyebabkan sumbatan pada
hidung
GLOBAL PERFORMANCE
Beri tanda kolom centang () pada kolom yang disediakan sesuai dengan penilaian Anda. Selaian penilaian kompetensi, pserta ujian akan dinilai
kemampuannya secara umum. Komponen penilaian ini merupakan impresi penguji setelah melihat kemampuan peserta secara keseluruhan
apakah peserta mampu menjadi dokter dengan kemampuan yang ada.Terdiri dari tidak lulus, borderline, lulus serta superior. Nilai borderline
akan menjadi dasar dalam penentuan nilai batas lulus.
Kepustakaan
42. Pemeriksaan Peserta ujian 1. Mempersilakan penderita untuk berbaring terlentang 1 3x1
Fisik melakukan cuci 2. Berdiri di sebelah kanan penderita
tangan sebelum 3. Menerangkan maksud pemeriksaan
dan setelah 4. Meminta penderita membuka baju seperlunya agar daerah
pemeriksaan pemeriksaan terbuka
menggunakan 5. Membuat penderita rileks dengan menekuk lutut
sarung tangan 6. Meminta penderita memberikan respon terhadap
dalam melakukan pemeriksaan (rasa sakit dll)
pemeriksaan fisik 7. Cuci tangan
sesuai masalah 8. Menentukan keadaan umum penderita
klinik pasien 9. Melakukan pemeriksaan vital sign (TD, nadi, RR, temp)
10. Periksa apakah ada tanda atopi di kulit, hidung, paru?
Pemeriksaan Penunjang
Periksa feses rutin (pH tinja, kadar gula dalam tinja
Lactose loading (tolerrance) test
Barium meal lactose
Darah lengkap (eosinofilia --> alergi makanan)
GLOBAL PERFORMANCE
Kepustakaan
DEMAM TIFOID
2. Riwayat penyakit
Keluhan utama : Demam
Riwayat perjalanan penyakit
- Menanyakan demam sejak kapan?
- Menanyakan apakah demam terus menerus
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : mesosefal
OSCE Prep 2013 Sistem__________________________________ Page 67
Mata : konjungtiva palpebra anemis (-), sklera
ikterik (-)
Hidung : epitaksis (-)
Mulut : lidah kotor (+), gusi berdarah (-)
Telinga : discharge (-)
Tenggorok: dalam batas normal
Leher: pembesaran nnll (-), deviasi trakea (-)
Cor:
- Inspeksi: ictus cordis tak tampak
- Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V 2cm
medial LMCS, tidak kuat angkat
- Perkusi: konfigurasi jantung dalam batas
normal
- Auskultasi: BJ I/II murni, ST(-), kadang
dapat ditemukan ronki.
Pulmo:
- Inspeksi: simetris, statis, dinamis
- Palpasi: stem fremitus kanan=kiri
- Perkusi: sonor seluruh lapangan paru
- Auskultasi: SD vesikuler (+/+), ST (-)
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
- Anemia, pada umumnya terjadi karena
suspensi sumsum tulang, defisiensi Fe, atau
perdarahan usus.
- Leukopenia
- Limfositosis relatif
- Trombositopenia, terutama pada demam
tifoid berat
Serologi
- Serologi widal: kennaikan titer S. Typhi titer
GLOBAL PERFORMANCE
Beri tanda kolom centang () pada kolom yang disediakan sesuai dengan penilaian Anda. Selaian penilaian kompetensi, pserta ujian akan dinilai
kemampuannya secara umum. Komponen penilaian ini merupakan impresi penguji setelah melihat kemampuan peserta secara keseluruhan
apakah peserta mampu menjadi dokter dengan kemampuan yang ada.Terdiri dari tidak lulus, borderline, lulus serta superior. Nilai borderline
akan menjadi dasar dalam penentuan nilai batas lulus.
TIDAK LULUS BORDERLINE LULUS SUPERIOR
50. Komunikasi dan Peserta ujian 1. Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara 3 3x3
edukasi pasien menunjukkan verbal non verbal (ramah terbuka kontak mata salam empati
kemampuan dan hubungan komunikasi dua arah respon)
berkomunikasi 2. Mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan
dengan mengarahkan cerita
menerapkan salah 3. Mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan
satu prinsip klinik, pemeriksaan klinik
berikut: 4. Mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan
25. Mampu masalah pasien
membina
hubungan
baik
dengan
pasien
GLOBAL PERFORMANCE
Beri tanda kolom centang () pada kolom yang disediakan sesuai dengan penilaian Anda. Selaian penilaian kompetensi, pserta ujian akan dinilai
kemampuannya secara umum. Komponen penilaian ini merupakan impresi penguji setelah melihat kemampuan peserta secara keseluruhan
apakah peserta mampu menjadi dokter dengan kemampuan yang ada.Terdiri dari tidak lulus, borderline, lulus serta superior. Nilai borderline
akan menjadi dasar dalam penentuan nilai batas lulus.
TIDAK LULUS BORDERLINE LULUS SUPERIOR
Kepustakaan