PENDAHULUAN
Hipnoterapi sendiri adalah sebuah Post Test Control Group yaitu suatu rancangan
penyembuhan dengan hipnotis. Hipnoterapi penelitian yang menggunakan dua kelompok
merupakan cabang ilmu psikologis yang subjek diantaranya kelompok perlakuan dan
mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi kelompok kontrol, dimana kelompok perlakuan
masalah pikiran, perasaan, dan perilaku, dengan dan kelompok kontrol dilakukan pengukuran
memberikan sugesti kepada pikiran bawah setelah diberikan perlakuan. Efek perlakuan
sadar (Susilo 2010 dalam Irianto, 2014). dilihat dari perbedaan pengukuran kedua
Cara Kerja Hipnoterapi terdiri dari kelompok (Notoatmodjo, 2012). Jumlah sampel
beberapa tahap, yaitu 1) Pre induksi, yang akan di teliti adalah 30 responden yang
membangun hubungan yang baik (Building masing-masing terdiri dari 15 responden
Rapport), secara lebih spesifik yang dimaksud kelompok kasus dan 15 responden kelompok
dengan “hubungan yang baik” adalah terjadinya kontrol.
koneksi di tingkat subconcious mind, antara Instrumen dalam penelitian ini adalah
klien dengan hipnoterapis, Intake interview, kuesioner tingkat kecemasan HARS yang sudah
wawancara untuk memperoleh latar belakng valid, berupa pertanyaan tertulis terdiri dari 14
klien, dan permasalahan klien secara lebih item pertanyaan yang digunakan untuk
benar.Exploring client modalities, eksplorasi memperoleh data atau informasi tentang tingkat
kemampuan klien kedalam pengetahuan, kecemasan pada pasien pre operasi katarak di
komunikasi dll.Hypnotherapy training, Konsep RSUD dr.Hasri Ainun Habibie Provinsi
hypnosis dan hypnotherapi.Suggestibity Gorontalo, kuesioner diberikan sebelum dan
test.Hypnotherpy strategy.Hypnotherapy setelah dilakukan hipnoterapi.
contract.2) Induksi, 3) Deepening yaitu konsep Data dianalisis dengan menggunakan uji
dasar deepening adalah membimbing subjek Wilcoxon dimana syarat jika data tidak
klien untuk berimajinasi melakukan sesuatu berdistribusi normal dengan asumsi bahwa
kegiatan atau berada di sutu tempat yang mudah batas kemaknaan adalah α=0,05 yang berarti
dirasakan oleh subjek. 4) Depth level jika nilai p≤0,05 menunjukan adanya hubungan
testmerupakan test untuk melihat seberapa jauh yang bermakna, namun jika nilai p>0,05
kesadaran seseorang sudah berpindah dari menunjukan tidak ada hubungan yang
Conscious Mind ke subconscious mind.5) bermakna antara variabel independen dengan
Suggesti, suggestion atau sugesti adalah suatu variabel dependen.
kalimat-kalimat saran yang disampaikan oleh
Hypnotist ke bawah sadar obyek. 6) Terminasi, Hasil Penelitian
terminasi adalah suatu tahapan untuk 1. Karakteristik Responden
mengakhiri proses Hypnosis. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
Proses wawancara pada pasien pre Umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan
operasi katarak pada tanggal 10 Agustus 2016, responden di RSUD dr. Hasri Ainun Habibie
didapatkan data yaitu 7 pasien merasa khawatir Provinsi Gorontalo
jika operasi penyakit katarak akan Karakteristik Kelompok Kasus Kelompok
menyebabkan nyeri yang berlebihan dan Responden Kontrol
menyebabkan mereka tidak dapat melihat atau n % n %
buta permanen, timbulnya kecemasan yang Umur
36-45 tahun 2 13.3 1 6.7
berlebihan, adanya perubahan emosi, dan
46-55 tahun 6 40.0 5 33.3
kadang muncul pikiran-pikiran yang tidak 56-65 tahun 6 40.0 9 60.0
sesuai. > 65 tahun 1 6.7 0 0
Jumlah 15 100 15 100
Bahan dan Metode Penelitian Jenis Kelamin
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD dr. Laki-laki 6 40.0 6 40.0
Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo pada Perempuan 9 60.0 9 60.0
tanggal 17 Oktober dan 26 Novemer 2016. Jumlah 15 100 15 100
Desain penelitian yang digunakan dalam Pendidikan
SD 2 13.3 4 26.7
penelitian ini adalah eksperimen sungguhan
SMP 2 13.3 4 26.7
(True Experiment) dengan rancangan Pre Test
dilakukan operasi katarak, takut akan kegagalan signifikan, sehingga ada yang tingkat
operasi nanti, atau pasien yang belum mengerti kecemasannya pasien menjadi normal, hal ini
mengenai tindakan operasi, sehingga muncul menunjukkan bahwa hipnoterapi memiliki
rasa khawatir pasien. efektifitas yang tinggi terhadap perubahan
Kecemasan merujuk pada perasaan yang tingkat kecemasan pasien pre operasi.
ditimbulkan oleh ancaman nonspesifik terhadap Hipnoterapi adalah sebuah penyembuhan
konsep diri seseorang yang menyangkut dengan hipnotis. Hipnoterapi merupakan
kesehatan, aset, nilai, lingkungan, peran fungsi, cabang ilmu psikologis yang mempelajari
serta perasaan aman (Carpenito, 2009). Awitan manfaat sugesti untuk mengatasi masalah
dan proses klinis gangguan kecemasan sangat pikiran, perasaan, dan perilaku, dengan
bervariasi. Awitan dapat terjadi secara akut atau memberikan sugesti kepada pikiran bawah
bertahap.Awitan dapat timbul tanpa peristiwa sadar (Susilo & Kemala, 2010).
pencetus atau dapat terjadi karena peristiwa Hasil tersebut sejalan dengan penelitian
akut yang menimbulkan stres atau setresor yang di lakukan Rahayu (2011) responden yang
kronis seperti masalah kesehatan, pekerjaan, mengalami tingkat kecemasan ringan sebanyak
nutrisi, medikasi, atau keluarga. Gangguan 17 responden (42,5%), kecemasan sedang
kecemasan ditandai dengan tingkat kecemasan sebanyak 23 responden (57,5%). Hasil tersebut
yang tinggi yang terlihat pada perilaku yang menunjukkan bahwa pemberian intervensi
tidak lazim misalnya takut pada peristiwa yang hipnoterapi berdampak pada penurunan tingkat
tidak sesuai dengan realitas situasi (Videbeck, kecemasan saat menjalani kemoterapi pada
2008). pasien kanker (Rahayu, 2011).
Penyebab ketakutan dipandang sebagai 2. Perbedaan Penurunan Tingkat
suatu ancaman bagi keselamatan pasien karena Kecemasan Pada Kelompok Kasus dan
belum terselesaikan .Penyebab ketakutan Kelompok Kontrol Pre Operasi Pasien
seringkali tidak diketahui karena tersembunyi di Katarak Di RSUD dr. Hasri Ainun
dalam pikiran alam bawah sadar seiring dengan Habibie
berjalanya waktu. Terapis harus menggali lebih Berdasarkan uji nonparametric yaitu uji
dalam untuk mencari akar masalah dengan Man Whitney U pada tabel 4.11 menunjukkan
mengetahui akar masalah yang membuatnya ada perbedaan yang signifikan kondisi tingkat
takut pasien akan dapat menghilangkan kecemasan pada kelompok kasus dan kelompok
kecemasannya (Gunawan, 2007). kontrol dimana nilai U = 16.000 dan P Value=
Peneliti juga berasumsi bahwa jenis 0,000 < 0,05. Kelompok kontrol tidak
kelamin mempengaruhi tingkat kecemasan mengalami penurunan tingkat kecemasn karena
pasien, dimana 50% responden yang akan memiliki nilai mean rank sebesar 21,93
dilakukan operasi adalah perempuan. daripada mean rank kelompok kasus , yaitu 9,
Individu mengalami peningkatan ansietas 07. Dengan demikian Ho di tolak , artinya ada
perbedaan tingkat kecemasan kelompok kasus
memiliki kemungkinan lebih tinggi dan kelompok kontrol.
mengalami kecemasan.Insiden gangguan Nampak perbedaan yang signifikan pada
panik mecapai 25% dengan wanita beresiko kelompok kasus dan kelompok kontrol, hal ini
dua kali lipat lebih besar dibandingkan membuktikan bahwa hipnoterapi memberikan
dengan pria (Videbeck, 2008). pengaruh yang signifikan pada tingkat
Secara biologis perempuan lebih lemah kecemasan pasien pre operasi katarak.
daripada laki-laki, sedangkan perbedaan secara Asmadi 2008 dalam bukunya yang
psikologis, perempuan lebih mudah berjudul Tehnik Prosedural Keperawatan
tersinggung, mudah dipengaruhi, sangat peka, Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien
menonjolkan perasaan dan mudah meluapkan mengatakan bahwa intervensi utama yang harus
perasaa.Sementara laki-laki lebih rasional dan dilakukan perawat dalam memberikan asuhan
sangat obyektif (Sukmadinata, 2003). keperawatan pada pasien cemas adalah
Akan tetapi setelah dilakukan hipnoterapi menyadari mengenali perasaanya dan juga
pada kelompok kasus pada pasien pre operasi, mampu mengendalikannya.
tingkat kecemasan pasien menurun secara
Secara fisiologis saat seseorang masuk Universitas Negeri Padjajaran angkatan 2011.
relaksasi hypnosis, gelombang pikirannya Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah
masuk ke gelombang alfa frekuensinya 7-14 hypnotherapy efektif menurunkan tingkat stress
hertz atau lebih dalam lagi ke gelombang theta pada mahasiwa fakultas ilmu keperawatan
frekuensinya 4-7 hertz. Ketika pikiran masuk ke Universitas Padjajaran angkatan 2011. Hal ini
gelombang ini, manusia menghasilkan zat sejalan dengan penelitian ini bahwa
endorphin alami yang menghasilkan sensasi hypnotherapy efektif untuk menangani
nyaman. Dan dalam hypnosis state ini, sistem permasalahan-permasalahan psikologis.
metabolisme tubuh menjadi jauh lebih baik dan Penelitian lain yang juga dapat
tubuh bebas dari ketegangan (Santos, 2008) mendukung adalah penelitian dari Rohmah
Secara psikologis, segala selftalk negatif (2013) dengan judul Efektifitas Hipnoterapi
atau pengaruh negatif bisa dihilangkandengan Terhadap Tingkat Stres (Kecemasan) Dan
sugesti positif.Sehingga segala keyakinan keliru Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Pasien
tentang operasi bisa digantidengan keyakinan Diabetes Melitus Tipe 2. Hasil penelitian dapat
yang lebih positif.akibatnya emosi atau stres disimpulkan bahwa terdapat efektifitas
lebih stabil, perasaantakut panik dan gelisah hipnoterapi terhadap penurunan tingkat stres
bisa dilenyapkan karena ada harmonisasi antara (kecemasan) dengan nilai p=0,003 (p<0,05).
pikiran tubuhdan jiwa. Faktor yang
mempengaruhi respon terhadap kecemasan Kesimpulan
antara lain fungsi fisiologis, kepribadian, 1. Dari hasil penelitian tingkat kecemasan
karakteristik perilaku, karakteristik stressor pasien pre operasi katarak pada kelompok
(intensitas, durasi,cakupan, jumlah, dan sifat kasus pada saat dan sesudah hipnoterapi
stressor) (Gadzella, 2001) mengalami penurunan tingkat kecemasan
Penelitian menunjukkan bahwa mereka dimana sebaran tertinggi sebelum
yang menggunakan hipnosis sebagai terapi hipnoterapi pada tingkat kecemasan berat
kecemasan, terbukti memiliki fungsi kinerja dengan persentase 60% dan terendah
otak kanan dan otak kiri yang lebih stabil kecemasan ringan dengan persentase
danseimbang (Rafael, 2006). Otak kanan 13,3% sedangkan sebaran tertinggi
terhubung langsung dengan Sistem Syaraf sesudah hipnoterapi pada tingkat
Otonom yang mengatur tekanan darah, detak kecemasan ringan dengan persentase 60%
jantung, pernafasan, dan pencernaan (Campbell, dan terendah kecemasan berat dengan
2002) persentase 13,3 %. Sedangkan pada
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang kelompok kontrol tidak ada perubahan
dikatakan oleh Krish & Lynn (dalam Wade, tingkat kecemasan.
2007) bahwa hypnotherapy telah digunakan 2. Analisis efektifitas hipnoterapi terhadap
secara efektif untuk banyak tujuan psikologis. tingkat kecemasan pada pasien pre operasi
Lebih lanjut Krish & Lynn mengatakan sugesti katarak di RSUD dr. Hasri Ainun Habibie
hypnotherapy telah banyak digunakan untuk didapatkan nilai P Value 0.003 (P < 0,05)
mengurangi stress, kecemasan, obesitas, asma, yang menandakan Ho ditolak artinya
gangguan usus, mual karena kemotherapi dan adanya efektifitas hipnoterapi terhadap
bahkan gangguan kulit. Hypnotherapy dalam penurunan tingkat kecemasan pre operasi
dunia psikologi adalah suatu teknik psikoterapi, pasien katarak di RSUD dr. Hasri Ainun
namun bukan psikoterapi yang berdiri sendiri. Habibie, Kota Gorontalo.
Hypnotherapy menjadikan seseorang untuk
menjadi lebih mudah untuk disugesti. Terapis 5.1 Saran
akan memberikan sebuah sugesti untuk 1. Bagi pasien katarak diharapkan agar
menurunkan kecemasan. menjadi masukan untuk dapat
Penelitian lain yang mendukung hasil membantu pasien katarak dalam
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan terhindar dari masalah psikologis
oleh Hendriyanto (2012) yang berjudul seperti cemas.
pengaruh hypnotherapy terhadap tingkat stress 2. Bagi profesi keperawatan diharapkan
mahasiswa fakultas ilmu keperawatan agar menjadi masukan sebagai
tambahan intervensi bagi perawat dan Kemenkes, RI. (2014). INFODATIN. Pusat
sebagai tambahan referensi atau Data dan Informasi Kementerian
pustaka bagi perawat. Kesehatan RI. Jakarta.
3. Bagi rumah sakit diharapkan dapat Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan
menjadi bahan rujukan sebagai Perilaku Kesehatan.. Penerbit Rineka
alternatif pengobatan untuk pasien Cipta. Jakarta.
katarak maupun pasien dengan Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan
gangguan kesehatan lainnya. Metodologi Penelitian Ilmu
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis,
agar dapat menjadi acuan untuk dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
menambah wawasan, pengetahuan, Jakarta : Salemba Medika
pemahaman, tentang pengaruh Potter, P.A, Perry, A.G : 2005. Buku Ajar
hipnoterapi terhadap tingkat Fundamental Keperawatan : Konsep,
kecemasan pasien pre oparasi Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume
katarak, dan menjadi referensi untuk 2.Alih Bahasa : Renata
penelitian selanjutnya. Komalasari,dkk.Jakarta: EGC
Saam, Z and Wahyuni Sri. 2014. Psikologi
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan. Jakarta : PT.
Akbar, Herman, dan M. Ilyas. 2014. Pengaruh RajaGrafindo Persada.
Terapi Aktivitas Kelompok Setia, Locky. 2013. Belajar Kilat Menjadi
(Sosialisasi) Terhadap Peningkatan HypnoDentist. Yogyakarta : Percetakan
Konsep Diri pada Klien Lansia di Panti Pohon Cahaya.
Sosial Tresna Werdha Gau MAbaji Stuart, G. W. and Laraia, M.T. (2001). Prinsip
Kab. Gowa. Vol. 4 Nomor 1 .ISSN : dan Praktik Keperawatan Psikiatrik.
2302- 1721. Jakarta: EGC
Al-Mighwar, Muhammad. 2011. Psikologi Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Remaja Petunjuk bagi Guru dan Orang Kualitatif dan R & D. Bandung :
Tua. Bandung: Pustaka Setia Alfabeta.
Ann Isaacs, 2005. Keperawatan Kesehatan Jiwa Suyanto, 201. Metodologi dan Aplikasi
Psikiatri. Edisi 3. Jakarta : EGC Penelitian Keperawatan. Cetakan
Arimbi, Anggun Trithias. 2012. Faktor – Faktor pertama. Yogyakarta: nuha Medika.
yang Berhubungan dengan Katarak Tomb, D. A. (2000). Buku Saku Psikiatri (Edisi
Degeneratif di RSUD Budhi Asih Keenam). Jakarta: EGC.
Tahun 2011. Vaughan, DG., Asbury, Taylor., dkk. (2013).
Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Oftalmology Umum. Jakarta : Widya
Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Medika.
Kemenkes RI Widakdo, G., & Besral. (2013). Efek Penyakit
Dahlan. p2013. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kronis Terhadap Gangguan Mental
Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Emosional. Jurnal Kesehatan
Davies, T dan Craig, TKJ. (2009). ABC Masyarakat Nasional Vol.7, No. 7, 309-
Kesehatan mental. Jakarta: Penerbit 315.
Buku Kedokteran EGC.
Gunarsa, S.D. (2008). Dari Anak Sampai Usia
Lanjut: Bunga Rampai Psikologi
Perkembangan. Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia.
Hawari Dadang. (2004) Manajemen Stres
Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. p. 3-11, 27-33, 56-61.
Hidayat. (2011). Menyusun Skripsi dan Tesis
Edisi Revisi. Bandung:
INFORMATIKA.