Disusun Oleh :
Asrariyah H1E115003
Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, Amd. Indah Nirta, ST., M.Si.
Hyp., S.T., Mkes. NIP. 19770619 20080 12 019
NIP. 19780420 200501 2 002
1. RektorUniversitasLambungMangkurat :
Prof. Dr. H. SutartoHadi, M.Si, M.Sc.
4. Wakil rektor3UniversitasLambungMangkurat
Dr. Ir. H.Abrani Sulaiman, M.Sc.
5. Wakil rektor 4 UniversitasLambungMangkurat
Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc
6.DekanFakultasTeknikUniversitasLambungMang
kurat : Dr-IngYulianFirmanaArifin, ST., MT.
10. AnggotaKelompok :
Asrariyah
Raudatun Ni’mah
Syahrijal Azhar
Asrariyah
H1E115003
Samuda, 16 Juli 1997
Jl. Partoe Muksin Rt 014/ Rw 005 Samuda,
Kalimantan Tengah
asrariyah16@gmail.com
“Laa Tahzan Innallah ma’ana”
Raudatun Ni’mah
H1E115043
Martapura, 21 Desember 1996
Komplek Sekumpul Indah 4 Blok.e no.6
Martapura
raudahnimah21.rn@gmail.com
“Jadi diri sendiri itu baik, tapi lebih baik lagi
jadi manusia yang Allah inginkan”
Syahrijal Azhar
H1E115044
Banjarmasin, 14 Juni 1997
Komp. Banjar Indah Permai Jl. Ramin 4 Rt.32
No.122B
syahrijalazhar11@gmail.com
“Jangan buat kegagalan sebagai alasan untuk
menyerah karena kesempatan datang bukan
cuma sekali”
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
Epidemiologi dengan judul “Epidemiologi Deskriftif, Analitik, Dan
Eksperimental Penyakit Akibat Kontruksi Jalan PT.XXX Banjarmasin” ini dapat
diselesaikan dengan baik, meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami juga
berterimakasih kepada ibu Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, Dipl.Hyp.,
S.T.,M.Kes selaku dosen mata kuliah Epidemiologi yang memberikan tugas ini
kepada kami. Makalah ini diajukan sebagai tugas mata kuliah Epidemiologi.
Didalam makalah ini Penulis memaparkan Epidemiologi Deskriftif, Analitik, Dan
Eksperimental Penyakit Akibat Kontruksi Jalan dan mengidentifikasi Penyakit
Akibat Kontruksi Jalan PT.XXX Banjarmasin. Dalam penulisan makalah ini,
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Kami sangant berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi Penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya.
Banjarbaru,
November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................................
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................................
4.2 Pembahasan.............................................................................................................
4.2.6. Demam..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Jalan ialah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel. Konstruksi jalan salah satu pekerjaan yang paling
berbahaya di dunia, menghasilkan tingkat kematian yang paling banyak di antara
sektor lainnya. Risiko jatuh adalah penyebab kecelakaan tertinggi. Penggunaan
peralatan keselamatan yang memadai seperti guardrail dan helm, serta pelaksaan
prosedur pengamanan seperti pemeriksaan tangga non-permanen
dan scaffolding mampu mengurangi risiko kecelakaan. Tahun 2010, National
Health Interview Survey mengidentifikasi faktor organisasi kerja dan psikososial
dan paparan kimiawi/fisik pekerjaan yang mampu meningkatkan beberapa risiko
dalam K3. Di antara semua pekerja kontruksi di Amerika Serikat, 44% tidak
memiliki standar pengaturan kerja, sementara pekerja di sektor lainnya hanya
19%. Selain itu 55% pekerja konstruksi memiliki pengalaman ketidak-amanan
dalam bekerja, dibandingkan 32% pekerja di sektor lainnya. 24% pekerja
konstruksi terpapar asap yang bukan pekerjaannya, dibandingkan 10% pekerja di
sektor lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu secara harfiah terdiri dari
Epi (pada/tentang), Demos (penduduk) dan Logos (Ilmu).Jadi Epidemiologi dapat
diartikan sebagai suatu ilmu tentang penduduk.
a. Hirach (1883)
b. Frost (1927)
c. Greenwood (1934)
d. Lilienfeld (1957)
e. Taylor (1963)
h. Last, 1988
c.Epidemiologi Klinik
d.Epidemiologi Kependudukan
e.Epidemiologi Gizi
A. Pejamu (Host)
Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Macam-macam faktor pejamu, antara
lain :
1) Faktor keturunan
Dalam dunia kedokteran dikenal dengan berbagai penyakit yang dapat diturunkan
seperti riwayat alergis, kelainan jiwa dan beberapa penyakit kelainan darah.
Jika pertahahn tubuh baik maka dalam batas-batas tertentu jenis penyakit
akan dapat diatasi.
3) Umur
Pada saat ini dikenal penyakit tertentu yang hanya menyerang golongan umur
tertentu.Misalnya penyakit campak, polio dan difteri yang banyak ditemukan pada
anak-anak.
4) Jenis kelamin
Beberapa penyakit tertentu hanya pada jenis kelamin tertentu saja.Misalnya tumor
leher rahim.
5) Ras
6) Status perkawinan
7) Pekerjaan
Melihat dari tingkat stress dan beban masalah yang dihadapi, serta
kejiwaanya.
8)Kebiasaan hidup
Suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya dapat
menimbulkan atau mempengaruhi penyakit.
C. Lingkungan (environment)
1)Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara lain meliputi :
d)Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama
penyakit menular.Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh danmemegang
peranan yang penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan
unsur penyebab, baik sebagai unsur lingkungan yang menguntungkan manusia
(sebagai sumber kehidupan) maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan
manusia.
2) Lingkungan Fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara
langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia.
Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :
c. Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain
sebagainya. Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak
pula yang timbul akibat manusia sendiri.
3) Lingkungan Sosial
1. Epidemiologi deskriptif
2. Epidemiologi analitik
3. Epidemiologi eksperemental
(3) Merumuskan hipotesis tentang paparan sebagai faktor risiko/ kausa penyakit.
Kini akan dibahas ketiga variable tersebut satu demi satu dan akan diawali
dengan variable “orang” karena “orang” merupakan variable yang terpenting di
antara ketiga variable tersebut.
VARIABEL “ORANG”
- Umur
Variable umur merupakan hal yang penting karena semua rate morbiditas
dan rate mortalitas yang dilaporkan hampir selalu berkaitan dengan umur.
Anak berumur 1-5 tahun lebih banyak terkena infeksi saluran pernapasan
bagian atas (ISPA).Ini disebabkan perlindungan kekebalan yang diperoleh dari ibu
yang melahirkannya hanya sampai pada 6 bulan pertama setelah dilahirkan,
sedangkan setelah itu kekebalan menghilang dan ISPA mulai menunjukkan
peningkatan.
Hubungan antara umur dan penyakit tidak hanya pada frekuensinya saja,
tetapi pada tingkat beratnya penyakit, misalnya staphylococcus dan escheria coli
akan menjadi lebih berat bila menyerang bayi daripada golongan umur lain karena
bayi masih sangat rentan terhadap infeksi.
- Jenis kelamin
1. Tireotoksikosis
2. Diabetes mellitus
3. Obesitas
4. Kolesistitis
5. Reumatoid arthritis
Selain itu, terdapat pula penyakit yang hanya menyerang perempuan, yaitu
penyakit yang berkaitan dengan organ tubuh perempuan seperti karsinoma uterus,
karsinoma mamae, karsinoma serviks, kista ovarii, dan adneksitis. Penyakit-
penyakit yang lebih banyak menyerang laki-laki daripda perempuan antara lain :
penyakit jantung koroner, infrak miokard, karsinoma paru-paru, dan hernia
inguinalis. Selain itu, terdapat pulla penyakit yang hanya menyerang laki-laki
seperti karsinoma penis, orsitis, hipertrofi prostat, dan karsinoma prostat.
- Suku bangsa
- Sosial ekonomi
- Budaya/agama
- Pekerjaan
- Status marital
- Golongan darah A B O
VARIABEL “WAKTU”
- Kecenderungan sekuler
- Variasi siklik
- Variasi musim
- Variasi random
VARIABEL “TEMPAT”
Penelitian diawali dengan kelompok yang terpapar faktor resiko dan kelompok
yang tak terpapar faktor resiko selanjutnya diikuti dalam jangka waktu yang
ditentukan kemudian dievaluasi timbulnya penyakit atau tidak timbul penyakit
pada kedua kelompok. Penelitian ini disebut juga “incidence study“ karena
dengan penelitian ini diperoleh insiden suatu penyakit (Sutrisna,2012).
3) Studi Cross Sectional Study / studi potong lintang / studi prevalensi atau
survey
Penelitian ini disebut juga “prevalence study” karena dari penelitian ini diperoleh
prevalensi suatu penyakit. Penelitian ini disebut juga “correlational study“ karena
bisa digunakan untuk mengukur kuatnya hubungan antara faktor resiko dengan
penyakit. Dikatakan “cross-sectional study“ karena faktor resiko dan penyakit
diamati pada waktu yang bersamaan. Penelitian ini tidak bisa digunakan untuk
membuktikan hubungan sebab akibat (Brady,2012.).
Randomized trial dapat dipakai untuk berbagai macam tujuan. Cara ini dipakai
untuk mengevaluasi obat-obatan baru dan perawatan lain tentang penyakit,
termasuk test teknologi kesehatan dan perawatan medis yang baru. Juga bisa
digunakan untuk memperkirakan program yang baru untuk skrining dan deteksi
dini, atau cara baru mengatur dan mengantarkan jasa kesehatan.
Subyek yang terjangkit dan tidak terjangkit penyakit antara kedua kelompok studi
kemudian dibandingkan, untuk menilai pengaruh perlakuan.Jika laju kejadian
penyakit dalam populasi rendah, maka eksperimen lapangan membutuhkan
jumlah subjek yang sangat besar pula.Pada ekperimen lapangan kerap kali peneliti
harus mengunjungi subyek penelitian di “lapangan”.Peneliti dapat juga
mendirikan pusat penelitian di mana dilakukan pengamatan dan pengumpulan
informasi yang dibutuhkan dengan biaya yang ekstra.
Contoh intervensi ini adalah riset tentang efektivitas flurodasi air minum untuk
mencegah karies pada masyarakat. Riset Newburgh-Kingston (Ast et al., 1950)
memberikan natrium florida pada tempat-tempat penyediaan air minum yang
dikonsumsi oleh komunitas (Newburgh). Komunitas lainnya (Kingston) menerima
air minum seperti sebelumnya (tanpa suplementasi fuor).Eksperimen ini
memperlihatkan kemaknaan pengaruh floridasi, baik secara statistik maupun
klinik, dalam mengurangi kerusakan, kehilangan, dan pergerakan gigi masyarakat.
2.11Batuk
Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan bendaasing dari
saluran napas.Batuk juga membantu melindungi paru dari aspirasiyaitu masuknya
benda asing dari saluran cerna atau saluran napas bagian atas.Yang dimaksud
dengan saluran napas mulai dari tenggorokan, trakhea, bronkhus, bronkhioli
sampai ke jaringan paru. (Guyton,et all.2008)
1. Batuk Kering
Infeksi Pernafasan
Jika anda menderita infeksi pada saluran pernafasan, biasanya anda akan
mengalami batuk kering tak berdahak. Batuk kering bisa berlangsung kurang lebih
selama 2 minggu.Namun jika sakit berlanjut, anda harus segera berkonsultasi
dengan dokter spesialis dibidangnya.
Hal ini bisa terjadi saat anda mengkonsumsi makanan pedas yang bisa menjadi
penyebab meningkatnya jumlah asam lambung dalam tubuh.Sehingga asam
lambung naik ke tenggorokan.
Batuk juga dapat disebabkan oleh beberapa jenis penyakit serius seperti radang
paru-paru, atau bahkan kanker.
Tahukan anda, ternyata beberapa obat juga bisa menimbulkan effek samping yang
bisa jadi penyebab batuk kering.Karena sebagian obat sifatnya untuk mengontrol
tekanan darah yang bisa menjadi salah satu hal yang menyebabkan terjadinya
batuk kering.
c. Reaksi Alergi
Salah satu penyebab batuk kering yang karena adanya alergi, yang menyebabkan
tenggorokan gatal mata memerah atau iritasi dan menyebabkan batuk kering.
Untuk menghentikan batuk karena alergi, anda harus bisa menemukan penyebab
alergi terlebih dahulu, agar anda bisa mengobati batuk kering
d. Kanker paru-paru
2. Batuk berdahak
Penyebab batuk berdahak yang pertama yaitu karena adanya inflamasi pernafasan
yang bisa memicu terjadinya batuk berdahak dan batuk tidak berdahak.
Batuk berdahak juga dapat disebabkan oleh asap rokok, asap kendaraan dan
polusi, maka dari itu, jauhkanlah asap dari sekitar tempat tinggal anda. Kalaupun
anda ingin keluar rumah, pakailah selalu masker
Penyebab selanjutnya yaitu karena adanya infeksi pada saluran pernafasan yang
disebabkan oleh bakteri jahat atau virus.
Jenis-jenis Batuk
1. Akut
Akut merupakan fase awal dan masih mudah buat sembuh.Jangkawaktunya
kurang dari tiga minggu dan terjadi karena iritasi, bakteri, virus, penyempitan
saluran nafas atas.
2. Subakut
3. Kronis
Berdasarkan sebabnya
1. Batuk berdahak
2. Batuk kering
Batuk rejan, batuknya bisa berlangsung 100 hari. Bisa menyebabkan pita
suara radang dan suara parau.
Batuk karena kemasukan benda asing, pada saat saluran pernafasan berusaha
mengeluarkan benda asing maka akan menimbulkan batuk.
Jika anda terserang penyakit batuk, entah itu batuk berdahak ataupun batuk
kering, anda dapat melakukan beberapa tips berikut ini :
2. Jaga agar kondisi tubuh Anda tetap hangat, untuk itu pakailah jaket, syal,
selimut atau apapun itu yang bisa membuat anda hangat.
4. Anda terbiasa minum alkohol? atau sudah terbiasa merokok? maka kurangilah
atau bahkan hindari, karena dua hal tersebut bisa memperparah batuk anda.
5. Jangan bekerja terlalu keras hingga membuat badan anda drop, istirahatlah
secara teratur
Reflek Batuk
Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa
serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga
toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapatdi laring, trakea,
bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada cabang-
cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor di dapat di laring, trakea,
karina dan daerah percabangan bronkus.Reseptor bahkan juga ditemui di saluran
telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, perikardial, dan diafragma.
Oleh serabut afferen rangsang ini dibawa ke pusat batuk yang terletak dimedula,
di dekat pusat pernafasan dan pusat muntah.Kemudian dari sini olehserabut-
serabut efferen nervus vagus, nervus frenikus, nervus interkostalisdan lumbar,
nervus trigeminus, nervus fasialis, nervus hipoglosus, dan lain-lain menuju ke
efektor. Efektor ini berdiri dari otot-otot laring, trakea, bronkus, diafragma,otot-
otot interkostal, dan lain-lain. Di daerah efektor inimekanisme batuk kemudian
terjadi.
Mekanisme Batuk
1. Fase iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar,
atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapatmenimbulkan
batuk.Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faringdan esofagus, rongga
pleura dan saluran telinga luar dirangsang.
2. Fase inspirasi
Pada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi
ototabduktor kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan
cepat,sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke
dalam paru.Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot toraks,
perut dandiafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar mengakibatkan
peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah banyak
memberikan keuntungan yaitu akan memperkuat fase ekspirasisehingga lebih
cepat dan kuat serta memperkecil rongga udara yang tertutupsehingga
menghasilkan mekanisme pembersihan yang potensial.
3. Fase kompresi
Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago
aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekananintratoraks
meninggi sampai 300 cm H2O agar terjadi batuk yang efektif.Tekanan pleura
tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa
penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampumeningkatkan tekanan
intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.
Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif ototekspirasi,
sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengankecepatan yang
tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain.
Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal
yang penting dalam fase mekanisme batuk dandisinilah terjadi fase batuk yang
sebenarnya.Suara batuk sangat bervariasiakibat getaran sekret yang ada dalam
saluran nafas atau getaran pita suara.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.2 Sampel
a. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan random sampling,
yakni dengan mengambil sampel acak yang mewakili semua populasi.
b. Sampel berupa pekerja yang bekerja didalam ruangan dan pekerja yang berja
diluar ruangan, Perusahaan PT. XXX Banjarmasin.
Variabel bebas yang digunakan adalah batuk dan perilaku pekerja di PT. XXX
Banjarmasin.
POPULASI
SAMPEL
METODE PENELITIAN
PROSEDUR
PENELITIAN
BAB IV
Tabel 4.1 Data penyakit yang di derita pegawai PT. XXX Banjarmasin
Dari data yang di peroleh di ketahui bahawa selama tahun 2016-2017 PT.
XXX sendiri mempunyai daftar penyakit yang tergolong sangat ringan dan
mudah untuk ditangani tetapi memiliki kecenderungan yang lebih sering di derita
olah pegawai. Hal ini sesuai dengan data yang di peroleh di PT. XXX sendiri.
Perlu kita ketahui jumlah dari pegawai di PT. XXX sendiri sebanyak 288 pekerja
dimana 28 pekerja ruangan dan 160 pekerja lapangan. Penyakit yang terdata
antara lain Pilek, Batuk, Flu, Sakit Mata, Sakit Kepala dan Demam. Dimana untuk
beberapa bulan terakhir yang paling mendominasi untuk penyakit yang di derita
pekerja yaitu Batuk.
4.2 Pembahasan
Pilek adalah infeksi ringan pada hidung, saluran sinus, tenggorokan, dan
saluran pernapasan bagian atas akibat serangan virus. Pilek bisa dialami oleh siapa
saja, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Masa inkubasi virus penyebab pilek
biasanya berlangsung selama 2-3 hari. Masa inkubasi adalah waktu yang
diperlukan oleh virus untuk menimbulkan gejala setelah menginfeksi tubuh.
Kebanyakan penderita akan merasakan gejala-gejala pilek yang parah dan sangat
mengganggu setelah 2-3 hari kemunculannya (selepas masa inkubasi). Dari
pekerjayaan kontruksi jalan sendiri yang sering di hadapi antara lain seperti debu,
kemungkinan besar debu yang masuk mengandung virus - virus yang tidak
diketahui yang berada di lingkungan sekitar. Sehingga dapat mneyebabkan
timbulnya penyakit pilek itu sendiri.
Sedangkan untuk meredakan gejala pilek dan mengatasinya, ada beberapa cara
yang bisa dilakukan, di antaranya:
Mengoleskan minyak minyak pereda missal balsam, minyak kayu
putih dll. Cara ini dapat meringankan gejala pilek. Usapkan balsem pada
punggung atau dada, dan jangan sampai masuk ke lubang hidung karena
selain terasa pedih, juga bisa mengganggu jalur napas.
Mengonsumsi permen yang mengandung menthol dan berkumur
dengan air garam. Kedua cara ini dipercaya dapat membantu meredakan
gejala hidung tersumbat dan nyeri tenggorokan.
Mengonsumsi suplemen zinc dan vitamin C. Kedua cara ini dipercaya
dapat menurunkan tingkat keparahan gejala dan mempercepat
penyembuhan pilek apabila langsung diterapkan ketika gejala pilek baru
muncul.
Memakai masker saat bekerja. Kita tidak pernah tau kapan sakit itu
datang maka dari itu kita mensiasati dengan cara menggunakan masker
saat berada di luar ruangan.
4.2.2 Batuk
Batuk adalah respons alami dari tubuh sebagai sistem pertahanan saluran
napas jika terdapat gangguan dari luar. Respons ini berfungsi membersihkan
lendir atau faktor penyebab iritasi atau bahan iritan (seperti debu atau asap) agar
keluar dari paru-paru. Infeksi saluran pernapasan akibat virus adalah penyebab
utama pada sebagian besar pengidap. Batuk ringan jarang membutuhkan langkah
pengobatan yang serius, cukup diatasi dengan obat batuk untuk meredakan rasa
gatal, atau untuk mengencerkan dahak agar lebih mudah dikeluarkan. Namun jika
batuk masih berkepanjangan, itu bisa menjadi pertanda adanya infeksi saluran
pernapasan yang lebih serius. Terlepas dari pilek, debu juga sangat berpengaruh
dalam batuk. Debu yang dihasilkan dari kontruksi dapat menjadi senjata pertama
yang menyebabkan timbulnya batuk, apalagi di iringi melemahnya daya imun
seseorang semakin mudah untuk virus – virus berkembang. Cara mengatasi hal ini
tentunya dengan selalu megoptimalkan daya tahan tubuh juga harus diiringi
dengan perlengkapan APD yang baik, misalnya pengguaan masker.
4.2.3 Flu
Flu atau influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan
(sistem yang terdiri dari hidung, tenggorokan, dan paru-paru). Gejala-gejala
flu yang biasa dirasakan di antaranya adalah demam, sakit kepala, batuk-batuk,
pegal-pegal, nafsu makan menurun, dan sakit tenggorokan. Banyak yang mengira
flu serupadengan pilek karena kemiripan gejalanya, namunanggapan ini tidak
tepat. Jenis virus yang menyebabkan flu berbeda dengan pilek biasa. Selain itu, flu
cenderung memiliki masa inkubasi yang lebih singkat dengan gejala yang lebih
parah sehingga dapat menghambat rutinitas penderita. Sedangkan pilek umumnya
muncul secara bertahap dengan gejala yang lebih ringan sehingga tidak terlalu
berdampak kepada rutinitas penderita. Virus flu dapat menular melalui butiran liur
yang dikeluarkan oleh penderita ketika bersin atau batuk. Selain itu, benda-benda
yang sudah terkontaminasi virus flu juga bisa menjadi media penularan.Langkah
utama untuk mencegah penyakit ini adalah dengan menjaga kebersihan. Jangan
lupa untuk mencuci tangan sebelum makan. Bagi pengguna kendaraan umum,
disarankan untuk memakai masker saat bepergian. Langkah pencegahan flu
lainnya adalah dengan vaksinasi. Tetapi cara ini hanya dianjurkan bagi mereka
yang lebih rentan mengalami komplikasi flu. Terlebihnya pada pekerja yang
berada di luar ruangan maupun di dalam ruangan.
Biasanya sakit mata yang dialami oleh pekerja di luar ruangan yakni sakit
mata konjunctivitis yang disebabkan oleh virus, seperti sakit flu biasa. Jenis sakit
mata ini sangat menular, tetapi biasanya akan sembuh sendiri dalam beberapa hari
tanpa perlu perawatan medis. Ciri-ciri konjunctivitis karena virus ini antaralain
gejala konjunctivitis secara umum ditambah dengan sekret atau cairan mata encer
dan bening. Jika sakit mata disebabkan oleh infeksi bakteri, maka dokter
mungkin akan meresepkan obat tetes mata atau salep antibiotik sebagai
pengobatannya, jika antibiotik tepat maka dalam beberapa hari sakit mata akan
sembuh. Ikuti petunjuk dokter dan gunakanlah antibiotik dalam jangka waktu
sesuai dengan yang diresepkan, hal ini penting untuk mencegah terulangnya
infeksi. Sakit mata yang sering dialami pekerja kemungkinan bear berawal dari
panasnya sinar matahari yang langsung kontak ke mata, bisa juga d sebebabkan
oleh debu, maka dari itu perlu bagi pekerja untuk memakai kacamata agar sinar
matahari tidak langsung kontak kemata dan mengurangi masuknya debu ke mata.
Sakit kepala adalah rasa sakit yang muncul di sekitar kepala. Sebagian
besar sakit kepala yang terjadi tidak serius dan bisa diatasi dengan mudah, seperti
dengan meminum obat pereda sakit, minum air putih yang cukup, dan lebih
banyak istirahat. Tapi ada beberapa jenis sakit kepala yang memerlukan
penanganan lebih karena berkelanjutan atau bahkan ada yang bisa membahayakan
nyawa. Sakit kepala tidak memiliki jangka waktu tertentu, bisa berlangsung
kurang dari satu jam atau bahkan selama beberapa hari, serta bisa muncul secara
tiba-tiba atau perlahan-lahan. Penyebab sakit kepala bisa diakibatkan oleh
berbagai hal, namun secara umum sakit kepala bisa dikelompokkan berdasarkan
penyebabnya, yaitu sakit kepala yang tidak terkait dengan penyakit lain atau
disebut dengan sakit kepala primer dan sakit kepala yang diakibatkan oleh
penyakit lain atau disebut juga sakit kepala sekunder. Pengobatan sakit kepala
yang dilakukan harus dilihat dari gejala yang dialami dan berdasarkan
penyebabnya, karena tidak semua tipe sakit kepala bisa diatasi dengan meminum
obat pereda sakit kepala saja. Sakit kepala yang sering di derita faktor-faktor
penyebabnya yaitu kepanasan, pemikir, kurang istirahat, kelelahan dll.
4.2.6 Demam
Demam adalah reaksi alami tubuh yang berusaha untuk melawan virus
atau infeksi. Demam tidak dianggap sebagai sebuah penyakit tetapi biasanya
merupakan gejala dari sebuah gangguan kesehatan atau infeksi. Bagian dari
otak yang disebut hipotalamus berfungsi untuk mengontrol suhu tubuh kita.
Saat tubuh menghadapi penyakit atau virus tertentu, maka hipotalamus akan
meningkatkan suhu tubuh untuk meningkatkan kemampuan sistem kekebalan
tubuh dalam memerangi infeksi. Demam yang tidak berhubungan dengan
kondisi kesehatan yang serius biasanya disebabkan oleh:
Infeksi virus
Kelelahan karena panas
Infeksi bakteri
Terkena Sengatan Panas Matahari
Kondisi radang
Imunisasi atau suntikan vaksin
Obat-obatan tertentu dan antibiotik yang digunakan untuk mengobati
kejang dan tekanan darah tinggi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. XXX Banjarmasin dapat
disimpulkan bahwa pekerja yang bekerja diluar ruangan lebih
cenderung menderita penyakit daripada yang bekerja didalam ruangan.
2. Penyakit yang biasa diderita oleh pekerja di PT. XXX Banjarmasin
umumnya adalah penyakit ringan seperti pilek, batuk, flu, sakit mata,
sakit kepala dan demam.
3. Epidemiologi deskriptif adalah suatu penelitian yang tujuan utamanya
melakukan eksplorasi diskriptif terhadap fenomena kesehatam
masyarakat yang berupa risiko ataupun efek.
4. Epidemiologi analitik adalah penelitian ini mencoba untuk menggali
bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan dapat terjadi yaitu dengan
melakukan analisis hubungan antar fenomena, baik antara faktor risiko
dengan efek, antar faktor risiko, maupun antar efek.
5. Epidemiologi eksperimental adalah penelitian yang dapat melakukan
manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk
menentukan cause and effect relationship serta tes yang berhubungan
dengan etiologi, kontrol, terhadap penyakit maupun untuk menjawab
pertanyaan masalah ilmiah lainnya.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu lebih ditingkatkan lagi
APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan untuk pekerja yang bekerja di PT.
XXX Banjarmasin khususnya pada pekerja yang bekerja diluar ruangan. Karena
kesalamatan kerja sangat penting walaupun umumnya hanya penyakit ringan yang
diderita oleh pekerja tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2002. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Guyton AC, Hall JE. 2008.Buku Ajar Fisiologi kedokteran.11thed. Jakarta: ECG.
Ruli S.H, S.Si, Apt,.dkk,. 2013, Undang-Undang Kesehatan untuk SMK Farmasi,
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC