Patricia Renata
102013055
B6
patricia.2013fk055@civitas.ukrida.ac.id
2013
Abstrak
Seorang laki-laki memiliki luka di daerah pipi yang tidak kunjung sembuh. Seiring waktu, luka
tersebut semakin lebar dan dalam walaupun telah diobati. Luka adalah kerusakan jaringan, dan
pembelahan sel mitosis bertujuan untuk menggantikan jaringan yang rusak. Berbeda dengan
pembelahan sel meiosis, yang bertujuan untuk mempertahankan jumlah kromosom keturunan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan luka tidak sembuh-sembuh, seperti kerusakan jaringan,
Abstact
A man has an unhealed wound on his cheek. Over time, the wound gets wider and deeper, even
though it had been treated. A wound is a damage in the tissues, and mitosis aims to replace
damaged tissues. Unlike meiosis, which aims to maintain the chromosome of the offspring. There
are several factors that cause slow healing in wounds, such as the extent of the damage,
1
Pendahuluan
I. Rumusan Masalah
Dalam scenario E, masalah yang ada adalah luka di pipi yang tidak sembuh-sembuh
selama lebih dari 2 bulan, yang semakin lama semakin lebar dan dalam walaupun sudah
diobati.
II. Tujuan
- Menjelaskan kelainan dalam proses pembelahan sel yang dapat menyebabkan luka tidak
III. Hipotesis
1. Luka yang tidak sembuh-sembuh dan semakin lama semakin dalam disebabkan oleh
2
Isi
I. Landasan Teori
Pembelahan sel adalah suatu proses yang rumit dimana bahan penyusun sel dan bahan
pewarisan genetik sel induk dibagi secara rata kepada sel anak.1-3 Pembelahan sel disebut
juga siklus sel atau reproduksi sel. 2 Pembelahan sel dibagi menjadi dua, yaitu mitosis dan
meiosis1,2,3,4
1.1.1. Mitosis
Mitosis adalah pembelahan sel pada sel tubuh atau sel somatik. Mitosis mempertahankan
jumlah diploid (2n) kromosom.4,5 Bila sel induk memiliki 46 kromosom (23
pasang/2n/diploid) maka sel anak juga akan memiliki 46 kromosom. Sel induk pada
mitosis akan menghasilan dua sel anak. Ada lima tahapan pembelahan sel dalam mitosis,
1.1.1.1. Interfase
Tahap interfase terdiri dari fase G0, G1, S, G2.1,2, 5 Pada fase G0 (Growth 0), sel
yang baru saja membelah secara mitosis tidak melakukan apapun (dalam keadaan
diam). Pada beberapa kejadian, pertumbuhan sel tidak dilanjutkan dan akhirnya
sel mati.1 Pada fase G1 (Growth 1), sel mendapatkan sinyal untuk bertumbuh.1
Semua komponen sel tumbuh dengan cepat dan DNA untai ganda berikatan
dengan histon dan protein lainnya. Sel yang tidak melanjutkan pembelahan pada
umumnya tetap berada dalam tahap G1.3,4 Jika sel akan memasuki tahap
pembelahan sel, maka sel akan masuk ke tahap S (Sintesis). Dalam tahap ini,
sintesis protein berlanjut. DNA serta protein kromosom (histon) direplikasi. Pada
3
umumnya fase S berlangsung selama 8 jam.1,3,4 Tahapan terakhir dari interfase
adalah G2 (Growth 2). Pada tahap ini, sel mempersiapkan diri untuk membelah
1.1.1.2. Profase
sentriol dan mulai bergerak ke kutub yang berlawanan.1,3-6 Benang spindel dan
aster juga mulai terbentuk.1,3,4 Mikrotubulus dari aster menempel pada membran
plasma dan beberapa benang spindel menempel pada sentromer.1,3 Membran inti
melebur.1,3-6 Nukleolus dan badan golgi juga melebur. Kromosom lalu digerakan
1.1.1.3. Metafase
Terkadang ada yang menyebut tahap prometafase. Pada tahap ini, membran inti
Ciri khas dari metafase adalah sentromer dari setiap kromosom tersusun pada
1.1.1.4. Anafase
Anafase adalah fase paling pendek dalam mitosis.1 Pada anafase, sentromer
kromatid lalu memisahkan diri dari pasangannya dan bergerak ke kutub masing-
masing.1,3-5 Pergerakan ini disebabkan oleh dua hal, yaitu mikrotubulus spindel
4
yang menempel pada sentromer setiap kromosom memendek sehingga
bentuk sel menjadi lonjong.1 Akhir anafase ditandai dengan tibanya kedua set
1.1.1.5. Telofase
menjadi kromatin, dan membran inti serta nukleolus terbentuk kembali.1,3-5 Pada
sitoplasma menjadi dua. Pada akhirnya, sel membelah menjadi dua sel anak yang
1.1.2. Meiosis
Meiosis atau reproduksi seksual adalah pembelahan dari satu induk sel menjadi empat sel
anak.1,5 Meiosis terjadi pada sel kelamin atau gamet.1,4,5 Meiosis terbagi menjadi 2, yaitu
meiosis I dan meiosis II.5 Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, karena jumlah
kromosom sel anak yang haploid adalah setengah dari jumlah kromosom sel induk yang
diploid.3-5 Hal ini terjadi karena antara meiosis I dan meiosis II terjadi tanpa interfase.4,5
5
1.1.2.1 Profase I
Setelah melewati tahap interfase, sel gamet memasuki tahap meiosis I. Seperti
pembelahan mitosis, meiosis juga terdiri dari profase, metafase, anafase, dan
hingga bentuk kromosom mulai terlihat. Pada zigoten, kromosom menebal dan
pada fase pakiten.1 Bentuknya terdiri dari 4 kromatid homolog, sehingga dinamai
tetrad.1,3,4 Pada fase dilpoten, kromatid mulai saling menjauh, tetapi chiasma tetap
ada.1 Pada chiasma terjadi pertukaran gen, yang disebut crossing over atau pindah
dari profase I adalah diakinesis. Pada fase ini, kromosom homolog saling
menjauh. Nukleolus dan membran inti melebur, dan sentriol bergerak ke kutub
yang bersebrangan.1
1.1.2.2. Metafase I
bersama pasangannya.1,3,4
6
1.1.2.3. Anafase I
1.1.2.4. Telofase I
Telofase I sama dengan telofase pada mitosis. Setelah melewati telofase I, kedua
sel anak melanjutkan pembelahan meiosis dengan memasuki tahap profase II.1,3,4
1.1.2.5. Meiosis II
Tahap-tahap dalam meiosis II sama dengan mitosis, hanya saja jumlah kromosom
masing-masing sel anak adalah haploid, dan hasil akhir dari pembelahan meiosis
7
1.2. Proses Penyembuhan Luka
Luka adalah hilang atau rusaknya jaringan tubuh.7 Jaringan yang rusak atau cedera harus
segera diperbaiki, dan salah satu acaranya adalah regenerasi sel.7,8 Tujuan dari regenerasi
sel adalah untuk mengisi daerah jaringan yang rusak agar baik kembali. 7 Syarat dari
regenerasi sel adalah sebagian struktur jaringan asli tetap terpelihara. Penyembuhan adalah
proses pergantian sel mati dengan sel baru. Ada banyak hal yang mempengaruhi kecepatan
penyembuhan luka. Usia, status gizi, cairan tubuh, obat-obatan dan penyakit tertentu adalah
beberapa faktor umum. Ada pula faktor lain, seperti kerusakan jaringan, infeksi, dan lain-
Sel dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan kemampuan untuk memperbaharui diri, sel
labil, sel stabil, dan sel permanen. Sel labil memiliki kemampuan yang baik untuk
regenerasi. Misalnya epitel kulit, sel-sel yang berada di permukaan akan terus-menerus
terkelupas dan digantikan oleh lapisan di bawahnya. Sel-sel lain yang termasuk sel labil
adalah epidermis, mukosa mulut, saluran pernafasan, pencernaan, jaringan limpa, dan lain-
lain. Sel stabil membelah dengan perlahan, tetapi tetap dapat melakukan pembelahan.
Contoh sel stabil adalah sel hati, tubulus ginjal, pankreas, kelenjar liur, dan lain-lain. Sel
permanen adalah sel yang sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk membelah, seperti
8
2 Analisis Skenario
Skenario E:
Seorang laki-laki 45 tahun, datang ke poliklinik karena daerah pipi kiri di samping cuping
hidung ada luka yang tidak sembuh-sembuh lebih dari 2 bulan. Luka makin lama makin melebar
dan dalam. Sudah diobati dengan obat luka tapi tidak ada perbaikan.
Dapat disimpulkan bahwa pembelahan sel yang berlangsung adalah pembelahan mitosis.
Alasannya, luka terletak di daerah pipi, dan karena itu sel yang terlibat adalah sel somatik.
Alasan kedua adalah tujuan pembelahan mitosis, yaitu untuk memperbanyak sel dan mengganti
jaringan yang rusak. Kemungkinan alasan luka tidak sembuh-sembuh adalah karena luka yang
dalam sudah merusak jaringan otot lurik dan saraf, yang terdiri dari sel permanen. Selain itu, ada
kemungkinan laki-laki itu menderita penyakit seperti diabetes mellitus yang menyebabkan luka
sulit sembuh. Faktor lain yang mungkin mempengaruhi adalah infeksi yang mungkin terjadi
karena luka terbuka lama, dan obat luka yang digunakan mungkin ikut mempengaruhi proses
penyembuhan luka.
9
Kesimpulan
Pembelahan sel terbagi menjadi 2, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis berlangsung pada sel
somatik, sedangkan meiosis terjadi pada sel gamet. Salah satu tujuan pembelahan mitosis adalah
menggantikan jaringan yang rusak. Jaringan yang rusak merupakan definisi dari luka. Dalam
scenario ini, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan penyembuhan luka,
10
DaftarPustaka
1. Priastini R, Hartono B. Buku ajar biologi kedokteran. Ed. 3. Jakarta; Penerbit Fakultas
2. Tyas D. Schaum’s outlines: teori dan soal-sial genetika. Ed. 4. Diterjemahkan dari Elrod S,
Stansfield W. Schaum’s outlines of theory and problems of genetics. 4th ed. Jakarta Timur;
3. Tyas D. Schaum’s outlines: biologi. Ed. 2. Diterjemahkan dari Fried GH, Hademenos GJ.
Schaum’s outlines of theory and problems of biology. 2nd ed. Jakarta Timur; Penerbit
4. Veldman J. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Diterjemahkan dari Sloane E. Anatomy and
physiology: an easy learner. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC: 2004. h. 46-51.
5. Nugroho A, Supliyadi, Zajuri M, Winarsih A, Prabowo SH. Siap menghadapi ujian nasional
6. Firmansyah R, Hendrawan AM, Riandi MU. Mudah dan aktif belajar biologi. Bandung;
7. Subekti NB. Buku saku patofisiologi. Ed. 3. Diterjemahkan dari Corwin EJ. Handbook of
pathophysiology. 3rd ed. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC: 2009. H. 27-8.
2000. h. 53-6.
9. Sarjadi. Patologi umum dan sistematik. Vol. 1. Ed. 2. Diterjemahkan dari Underwood JCE.
General and systematic pathology. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1999. h.
123.
11