WOUND DESCRIPTION
Skenario 1.5
Blok Forensik
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar
2014
BAB I
PENDAHULUAN
HISTORY TAKING
Skenario
(Modul 1.5) seorang wanita 58 tahun dibawa ke PUSKESMAS dan di
antar oleh polisi. Ia ditemukan tidak sadar di sebuah taman umum dengan
luka pada bagian depan kepalanya. Tidak ditemukan adanya fraktur pada
tulang tengkorak, dan tidak ada luka signitifikan lain yang ditemukan pada
bagian tubuhnya yang lain. Barang-barang pribadinya masih berada
ditempat yang seharusnya.
Kata/kalimat kunci
1. Wanita 58 tahun
2. Tidak sadar
3. Luka di bagian depan kepala
4. Tidak ada fraktur tulang tengkorak
5. Tidak ada luka signifikan lainnya
6. Barang-barang pribadi masih berada di tempatnya
Pertanyaan
1. Anatomi, histologi dan faal dari kasus !
2. Deskripsikan karakteristik luka !
3. Jelaskan penyebab luka dari kasus !
4. Jalaskan keparahan/derajat luka sesuai hukum yang berlaku !
5. Jelaskan penyebab kematian paling mungkin (COD) menggunakan
pendekatan Proximus Mortis ( PMA ) pada kejadian dimana kematian
merupakan konsekuensi dari luka / trauma !
6. Bagaimana patomekanisme luka !
7. Keadaan yang dapat timbul pada trauma yang dialami !
BAB II
PEMBAHASAN
MENINGEN
Meningen merupakan selaput yang berada di antara permukaan dalam
tulang tengkorak dan otak. Selaput ini menutupi seluruh permukaan otak yang
dari luar ke dalam biasa disingkat DAP, terdiri dari 3 lapis:
1. Durameter
Merupakan selaput keras atas jaringan ikat fibrosa melekat dengan tabula
interna atau bagian dalam kranium namun tidak melekat pada selaput arachnoid
di bawahnya, sehingga terdapat ruangan potensial disebut ruang subdural yang
terletak antara durameter dan arachnoid. Pada cedera kepala pembuluh vena yang
berjalan pada permukaan otak menuju sinus sagitalis superior digaris tengah
disebut Bridging Veins, dapat mengalami robekan serta menyebabkan perdarahan
subdural. Durameter membelah membentuk 2 sinus yang mengalirkan darah vena
ke otak, yaitu : sinus sagitalis superior mengalirkan darah vena ke sinus
transverses dan sinus sigmoideus. Perdarahan akibat sinus cedera 1/3 anterior
diligasi aman, tetapi 2/3 posterior berbahaya karena dapat menyebabkan infark
vena dan kenaikan tekanan intracranial.
Arteri-arteri meningea terletak pada ruang epidural, dimana yang sering
mengalami cedera adalah arteri meningea media yang terletak pada fosa
temporalis dapat menimbulkan perdarahan epidural.
2. Arachnoid
Merupakan membran yang sangat lembut dan tipis. Lapisan ini melekat
pada kortek serebri. Piamater mengandung sedikit serabut kolagen dan
membungkus seluruh permukaan sistem saraf pusat dan vaskula besar yang
menembus otak. Cairan serebro spinal bersirkulasi diantara arachnoid dan
piameter dalam ruang subarahnoid. Perdarahan di tempat ini akibat pecahnya
aneurysma intra cranial.
gambar : : Meningen
Skema : Anatomi kepala
Otak
Otak manusia terdiri dari sereberum, serebelum, dan batang otak.
Serebrum terdiri atas hemisfer kanan dan kiri yang dipisahkan oleh falks serebri,
yaitu lipatan duramater dari sisi inferior sinus sagitalis superior. Pada hemisfer
serebri kiri terdapat pusat bicara yang bekerja dengan tangan kanan, dan juga pada
>85% orang kidal. Hemisfer otak yang mengandung pusat bicara sering disebut
sebagai hemisfer dominan. Lobus frontal berkaitan dengan fungsi emosi, fungsi
motorik dan pada sisi dominan mengandung pusat ekspresi bicara (area bicara
motorik). Lobus parietal berhubungan dengan fungsi sensorik dan orientasi ruang.
Lobus temporal mengatur fungsi memori tertentu. Lobus oksipital bertanggung
jawab dalam proses penglihatan
Batang otak terdiri dari mesensefalon (midbrain), pons, dan medulla
oblongata. Mesensefalon dan pons bagian atas berisi sistem aktivasi retikular yang
berfungsi dalam kesadaran dan kewaspadaan. Pada medula oblongata terdapat
pusat kardiorespiratorik yang terus memanjang sampai medula spinalis di
bawahnya. Lesi yang kecil saja pada batang otak sudah dapat menyebabkan defisit
neurologis yang berat. Serebelum bertanggung jawab dalam koordinasi dan
keseimbangan, terletak dalam fosa posterior, berhubungan dengan medulla
spinalis, batang otak, dan juga kedua hemisfer serebri.
Gambar : Otak
Tentorium Serebeli
Tentorium serebeli membagi rongga tengkorak menjadi ruang
supratentorial (terdiri dari fosa kranii anterior dan fosa kranii media) dan ruang
infratentorial (berisi fosa kranii posterior). Mesensefalon menghubungkan
hemisfer serebri dengan batang otak (pons dan medula oblongata) dan berjalan
melalui celah lebar tentorium serebeli yang disebut insisura tentorial. Nervus
okulomotorius (n. III) berjalan di sepanjang tepi tentorium dan saraf ini dapat
tertekan bila terjadi herniasi lobus temporal yang umumnya diakibatkan oleh
adanya massa supratentorial atau edema otak. Serabut-serabut parasimpatik yang
berfungsi melakukan konstriksi pupil mata berjalan pada sepanjang permukaan
nervus okulomotorius. Paralisis serabut-serabut ini yang disebabkan oleh
penekanan n.III akan mengakibatkan dilatasi pupil oleh karena tidak adanya
hambatan aktivitas serabut simpatik
Bagian otak yang sering mengalami herniasi melalui insisura tentorial
adalah sisi medial lobus temporal yang disebut unkus. Herniasi unkus juga
menyebabkan penekanan traktus kortikospinal (piramidalis) yang berjalan pada
otak tengah. Traktus piramidalis atau traktus motorik menyilang garis tengah
menuju sisi berlawanan pada level foramen magnum, sehingga penekanan pada
traktus ini menyebabkan paresis otot-otot sisi tubuh kontralateral. Dilatasi pupil
ipsilateral disertai hemiplegia kontralateral dikenal sebagai sindrom klasik
herniasi unkus. Kadang-kadang lesi massa yang terjadi akan menekan dan
mendorong otak tengah ke sisi berlawanan pada tepi tentorium serebeli dan
mengakibatkan hemiplegia dan dilatasi pupil pada sisi yang sama dengan
hematoma intrakranialnya (sindroma lekukan Kernohan).
Klasifikasi berdasar :
1. Warna :
o terang (fair skin), pirang, dan hitam
o merah muda : pada telapak kaki dan tangan bayi
o hitam kecokelatan : pada genitalia orang dewasa
2. Jenisnya :
o Elastis dan longgar : pada palpebra, bibir, dan preputium
o Tebal dan tegang : pada telapak kaki dan tangan orang dewasa
o Tipis : pada wajah
o Lembut : pada leher dan badan
o Berambut kasar : pada kepala
Anatomi kulit secara histopatologik
c. Fisiologi Kulit
1. Fungsi proteksi
Kulit punya bantalan lemak, ketebalan, serabut jaringan penunjang yang
dapat melindungi tubuh dari gangguan :
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit
ikut mengambil fungsi respirasi. Kemampuan absorbsinya bergantung
pada ketebalan kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan jenis
vehikulum. PEnyerapan dapat melalui celah antar sel, menembus sel
epidermis, melalui muara saluran kelenjar.
3. Fungsi Ekskresi
Mengeluarkan zat yang tidak berguna bagi tubuh seperti NaCl, urea, asam
urat, dan amonia. Pada fetus, kelenjar lemak dengan bantuan hormon
androgen dari ibunya memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya dari
cairan amnion, pada waktu lahir ditemui sebagai Vernix Caseosa.
4. Fungsi Persepsi
7. Fungsi Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan, sel basal
yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel
spinosum, makin ke atas sel makin menjadi gepeng dan bergranula
menjadi sel granulosum. Makin lama inti makin menghilang dan
keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung 14-21
hari dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik.
Pada gambar scenario dapat terlihat bahwa terdapat memar di sekitar luka
laserasi. Sesuai dengan petunjuk tersebut disimpulkan bahwa pasien terkena
trauma tumpul akibat benturan benda padat dan keras sehingga menimbulkan
laserasi (robekan) dan memar. Dari pola yang berada disekitar luka tersebut, bisa
menjadi petunjuk benda apa yang mengenai korban tersebut. Pada gambar
scenario terlihat pola kotak-kotak kecil yang beraturan dengan permukaan yang
cukup luas. Hal ini bisa menjadi acuan untuk mencari agen penyebab luka
tersebut di taman dimana tempat pasien ini ditemukan.
Luka laserasi yang terdapat di kepala depan korban mengalami perdarahan
dan terdapat bekuan darah. Hal ini berarti kemungkinan besar terdapat bercak
darah pada permukaan benda tumpul tersebut. Walaupun kemungkinan darah
yang tertinggal pada benda tersebut sedikit, tetapi hal ini bisa dijadikan petunjuk
mengenai mekanisme terbenturnya kepala korban pada benda tersebut, apakah
termasuk dalam coup injury atau countercoup injury.
5. C.O.Damage :
Damage : luka robek pada dahi
A-1: Terjadi kerusakan jaringan dan pecahnya pembuluh darah di sekitar
jaringan
A-2: kekerasan dengan benda tumpul
B: Tidak ada
6. Patomekanisme luka:
Dari hasil diskusi kelompok kami menyimpulkan terdapat beberapa keadaan
yang mungkin menjadi penyebab terjadinya luka pada pasien tersebut ,
diantaranya :
bisa karena jatuh dan terbentur
Bisa karena dipukul balok / pemukul daging
Bisa karena dipukul sepatu/ditendang
Bisa karena dipukul batu
Akibat beberapa keadaan diatas, ketika kulit atau struktur lainnya terkena
trauma tumpul, maka jaringan pada area tersebut menjadi hancur atau terjadi
peregangan yang melebihi batas elastisitas yang menyebabkan robekan pada
kulit atau jaringan hingga terjadi laserasi. Terdapat beberapa tipe laserasi
diantaranya split laceration, stretch laseration, tear laseration, avultion
laceration, crush laseration dan cut laceration. Berdasarkan scenario diatas
kami sepakat tipe laserasi ini merupakan split laseration yang memiliki
beberapa kriteria diantaranya :
Drake RL, Vogl W, Mitchell AW. 2007. Gray’s Anatomy for Students.Elsevier p
Guyton AC, Hall JE. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Elsevier
Saunders