Anda di halaman 1dari 18

BLOK 3 SISTEM DAN FUNGSI TUBUH

SKENARIO 2
“TIBA-TIBA LUMPUH”

WRAP UP
KELOMPOK 2

Dosen Pembimbing :
Ketua : Ayu Laksmi Puspitasari 1112019038
Sekretaris : Ningrum Dwi Andini 1112019022
Anggota : Amanda Apriliana 1112019001
Aulia Renita Iswandari 1112019006
Farah Aliyah Kamilah 1112019033
Farhan Zhafar Iskandar 1112019011
Galih Ramadhan 1112019012
Khonsa Nabilah 1112019017
Rendy Rivandi Faisal Putra 1112019027
Rifdah Rihadatul Aisy 1112019028

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS YARSI
2019 - 2020
DAFTAR ISI

Daftar isi.......................................................................................................................................... ii
Skenario 2 ........................................................................................................................................1
Kata sulit ..........................................................................................................................................2
Pertanyaan ........................................................................................................................................3
Jawaban ............................................................................................................................................3
Skema...............................................................................................................................................5
Sasaran belajar .................................................................................................................................5
LO.1 .................................................................................................................................................6
LO.2 ...............................................................................................................................................11
LO.3 ...............................................................................................................................................13
LO.4 ...............................................................................................................................................14
Daftar pustaka ................................................................................................................................15

ii
ii
SKENARIO 2

Tiba-Tiba Lumpuh

Seorang laki-laki berusia 75 tahun datang berobat ke dokter dan mengeluh tiba-tiba ekstremitas
superior dan inferior dextra tidak dapat digerakkan sejak kurang lebih 30 menit yang lalu.
Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter mendiagnosis pasien tersebut menderita stroke
hemoragik.

1
IDENTIFIKASI KATA SULIT

1. Ektremitas superior ekstremitas superior: alat gerak tubuh bagian atas


2. Ekstremitas inferior dextra: alat gerak tubuh bagian bawah kanan
3. Stroke hemoragik: kondisi pecahnya salah satu arteri dalam otak (serebrum) yang memicu
pendarahan di sekitar organ tersebut sehingga aliran darah pada sebagian otak (serebrum)
berkurang atau terputus
4. Diagnosis: penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti dan memeriksa gejalanya.

2
PERTANYAAN

1. Apa saja bagian-bagian dari ekstremitas superior?


2. Apa saja bagian-bagian dari ektremitas inferior dextra?
3. Bagaimana terjadinya stroke hemoragik?
4. Apa penyebab terjadinya pecah arteri dalam otak?
5. Bagaimana proses terjadinya kelumpuhan pada ekstremitas dextra akibat stroke?

JAWABAN

1. Ektremitas Superior terdiri dari :


a. Os. Klavikula
b. Os. Scapula
c. Os. Humerus
d. Os. Radius
e. Os. Ulna
f. Os. Carpalia
g. Os. Metacarpalia
h. Os. Phalanx
2. Ektremitas Inferior Dextra terdiri dari :
a. Os. Coxae
b. Os. Femur
c. Os. Tibia
d. Os. Fibula
e. Os. Patellae
f. Os. Tarsalia
g. Os. Metatarsalia
h. Os. Phalanx
3. Stroke Hemoragik dapat terjadi apabila lesi vasikular intraserebrum mengalami ruptur
(hancur) sehingga terjadi pendarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam
jaringan otak.
4. Penyebab terjadinya pecah arteri dalam otak adalah :
a. Hipertensi
b. Cedera kepala berat
c. Faktor usia
d. Aneurisma
e. Angiopati amiloid
f. Tumor otak
g. Kelainan darah
h. Penyakit hati berat
i. Hemofilia
j. Anemia sel sabit

3
5. Proses terjadinya kelumpuhan pada ekstremitas dextra akibat stroke: Gangguan pasokan
aliran darah otak dapat terjadi dimana saja dalam arteri-arteri sirkulus willisi, arteri karotis
internal dan sistem vertebrobasilar atau semua cabang-cabangnya. Secara umum, apabila
aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15 – 20 menit maka akan terjadi infark
(kematian jaringan). Terjadinya lumpuh karena tidak adanya sirkulasi kholeteral yang
memadai daerah tersebut.

4
SKEMA

Otak

Cerebrum Cerebellum Batang otak Dienchepalon

Anatomi Vaskularisasi Anatomi Fisiolgi Anatomi Fisiologi Anatomi Fisiologi

Histologi Fisiologi

SASARAN BELAJAR

LO.1 Cerebrum
1.1. Anatomi
1.2. Vaskularisasi
1.3. Histologi
1.4. Fisiologi
LO.2 Cerebellum
2.1. Anatomi
2.2. Fisiologi
LO.3 Batang otak
3.1. Anatomi
3.2. Fisiologi
LO.4 Dienchepalon
4.1. Anatomi
4.2. Fisiologi

5
PEMBAHASAN SASARAN BELAJAR

LO.1 Cerebrum
1.1. Anatomi
Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri dari dua hemisfer. Hemisfer
kanan berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh sebelah kiri dan hemisfer kiri berfungsi
untuk mengontrol bagian tubuh sebelah kanan. Masing-masing hemisfer terdiri dari
empat lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang
menyerupai parit disebut sulkus. Keempat lobus tersebut masing-masing adalah lobus
frontal, lobus parietal, lobus oksipital dan lobus temporal (CDC, 2004).
a. Lobus parietal merupakan lobus yang berada di bagian tengah cerebrum. Lobus
parietal bagian depan dibatasi oleh sulkus sentralis dan bagian belakang oleh garis
yang ditarik dari sulkus parieto-oksipital ke ujung posterior sulkus lateralis (Sylvian).
Daerah ini berfungsi untuk menerima impuls dari serabut saraf sensorik thalamus
yang berkaitan dengan segala bentuk sensasi dan mengenali segala jenis rangsangan
somatik (Ellis, 2006).
b. Lobus frontal merupakan bagian lobus yang ada di bagian paling depan dari
cerebrum. Lobus ini mencakup semua korteks anterior sulkus sentral dari Rolando.
Pada daerah ini terdapat area motorik untuk mengontrol gerakan otot-otot, gerakan
bola mata; area broca sebagai pusat bicara; dan area prefrontal (area asosiasi) yang
mengontrol aktivitas intelektual (Ellis, 2006).
c. Lobus temporal berada di bagian bawah dan dipisahkan dari lobus oksipital oleh garis
yang ditarik secara vertikal ke bawah dari ujung atas sulkus lateral. Lobus temporal
berperan penting dalam kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa
dalam bentuk suara (Ellis, 2006).
d. Lobus oksipital berada di belakang lobus parietal dan lobus temporal. Lobus ini
berhubungan dengan rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu
melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata (Ellis, 2006).
e. Lobus insula merupakan bagian otak besar yang letaknya tersembunyi di dalam
sulcus lateralis perannya berkaitan dengan aktivitas gastrointestinal dan organ viseral
lainnya.
f. Lobus limbikus merupakan cincin korteks yang berlokasi di permukaan medial
masing-masing hemisfer dan mengelilingi pusat kutub cerebrum.
g. Sulcus Longitudinal Cerebri
Memanjang ke dalam persis di tengah otak. Ia memisaghkan otak kiti dan otak kanan.
Bagian dasar sungai terbesar ini disusun oleh sekumpulan serat. Kumpulan itu
menjadi kabel paling besar dalam tubuh manusia. Ia menghubungkan dua belahan
otak dalam batok kepala manusia (Dardjowidjojo, 2005).
h. Sulcus Centralis

6
Terletak di sekitar puncak kepala, membagi otak menjadi bagian dahi (lobus frontal)
dan bagian samping (lobus parietal). Di depan sulcus centralis juga ada sungai kecil
(Dardjowidjojo, 2005).
i. Sulcus precentralis
Membagi di bagian depan otak untuk daerah gerakan motorik. Di belakang sulcus
central terdapat sungai kecil, sulcus postcentral berhubungan dengan kegiatan
somatosensoris (Dardjowidjojo, 2005).

1.2. Vaskularisasi
Pada vaskularisasi pada otak ini dibagi menjadi dua jenis arteri dengan masing-masing
dua buah pada setiap jenisnya yaitu, dua arteria carotis interna dan & arteria
vertebrobasiralis (beberapa buku menyebutnya arteria vertebrobasilaris). Keempat arteri
ini terletak di daerah ruang subarachnoid dan cabang-cabangnya akan beranastomisis
pada permukaan inferior brain yang akan membentuk Circulus Willisi (Faiz, 2004).
a. Sistem Carotis

7
1. Arteria Carotis Interna, percabangan arteri:
a) Arteri Opthalmica
Arteri ini berasal dari arteri carotis interna yang muncul dari bagian sinus
cavernosus. Arteri ini masuk ke daerah orbita dengan melalui canalis opticur
di bawah lateral dan lateral nervus opticus. Arteri ini memperdarahi struktur-
struktur orbita lainnya dan cabang terminalnya memperdarahi bagian frontal
kulit kepala, sinus frontalis, dan dorsum nasi (Faiz, 2004).
b) Arteri Communican Posterior
Merupakan pembuluh darah kecil yang berasal dari arteri carotis interna yang
bagiannya terminasinya (arteri carotis interna). Arteri ini berjalan ke arah
posterior di atas nervus occulomotoric untuk bergabung dengan rteri cerebri
posterior untuk ikut membentuk Circulus Willis (Faiz, 2004).
c) Arteri Choroidea
Arteri ini berjalan ke arah posterior di dekat traktus opticus, masuk ke dalam
cornu inferior ventrikuli lateralis, dan berakhir pada bagian Plexus
Choroideus. Arteri ini pula ikut membentuk cabang-cabang pada daerah crus
cerebri, corpus geniculatum lateral, tractus opticus, dan capsula interna (Faiz,
2004).
d) Arteri Cerebri Anterior
Arteri ini berjalan ke depan dan ke arah medial, juga superior terhadap nervus
opticus yang masuk ke daerah fisura longitudinal cerebri. Arteri ini
berhubungan dengan arteri cerebri anterior di sisi kontralateral. Dengan
melewati daerah arteri communicans posterior, arteri ini melengkung di atas
bagian corpus colosum dan beranastomisis dengan arteri cerebri posterior.
Diketahui cabang-cabang kortikal ini memperdarahi seluruh bagian
permukaan medial cortex cerebri di bagian posterio hingga mencapai sulcus
parieto-occipitalis.
e) Arteri Cerebri Media
Berjalan ke arah lateral sulcus lateralis cerebri. Arteri ini memperdarahi
seluruh daerah lateral hemisfer lateral, kecuali daerah pita sempit yang
disuplai oleh arteri cerebri anterior, polus occipitalis, dan permukaan
inferolateral hemispherium cerebri, yang diperdarahi oleh arteri cerebri
posterior. Diketahui bahwa arteri ini juga memperdarahi semua area motorik,
kecuali area tungkai (Faiz, 2004).
b. Sistem Vertebrobasilar
Arteri vertebralis merupakan cabang utama arteri subklavia, berjalan keatas dari
tulang dan memasuki foramen prosesus transversus vertebrae C6. Arteri vertebralis
keluar dari tulang vertebrae melalui foramen prosesus transversus C1 dan
melengkung ke belakang melingkari tulang atlas dan berada pada sulcus arteri
vertebralis berjalan ventral antara occiput dan atlas, lalu melewati membran atlanto-

8
accipital. Arteri vertebralis memasuki durameter setinggi foramen magnum. Pada
ruang subarachnoid, A. vertebralis berjalan pada bagian ventral dan kranial sekitar
batang otak. A. vertebralis kiri dan kanan menyatu membentuk arteri basilaris pada
batas kaudal pons (Bachr, 2005).

1.3. Histologi
Otak terdiri atas cerebrum, cerebellum, batang otak. otak merupakan suatu struktur yang
kompleks dengan struktur tersusun dalam lapisan (lamina) dan struktur yang tidak
tersusun dalam lapisan. Cerebrum atau otak besar merupakan bagian terbesar system
saraf pusat yang mengisis cavitas cranii. Permukaan otak manusia tidak rata tetapi
dibentuk oleh tonjolan (gyrus) dan lekukan (sulcus). Cerebrum terdiri atas telencephalon
(kiri-kanan) dan diencephalon. Bagian luar cerebrum dibentuk oleh massa berwarna
gelap (kelabu atau substantia grisea) yang membentuk cortex dan di lapisan sebelah
dalam oleh massa yang berwarna putih (substantia alba). Adanya gyri dan sulci ini
menyebabkan luas permukaan otak menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan massa
otak yang permukaannya rata (Wibowo, 2011).

9
Lapis luar cerebrum disebut cortex cerebri. Corteks mengandung stroma sel,
dendrit dan beberapa akson dari sel-sel saraf (Duus, 1996). Karena badan sel saraf dari
cortex cerebri berwarna kelabu, maka lapisan ini disebut substantia grisea. Lapis
cerebrum di bawah korteks disebut substantia alba yang mengandung milyaran akson
yang berjalan ke dan dari korteks (Goleman, 1995). Permukaan interna dari substantia
alba terdiri dari dinding ventrikel lateral (Duus, 1996).
Ada banyak jenis atau tipe sel penting di cortex cerebri. Salah satu yang penting
dan mudah dikenal adalah sel peramid (pyramidal cell) yang menghubungkan cortex
dengan bagian otak yang lain. Cortex cerebri mempunyai permukaan yang luas karena
mengikuti lekukan gyri dan sulci. Karena cortex ini merupakan tempat kedudukan badan
sel saraf maka dapat dimengerti jika permukaan yang luas itu memungkinkan
terdapatnya lebih banyak badan sel saraf (Wibowo, 2011).
1.4. Fisiologi
Bagian otak paling besar dan atas, yang mengatur pikiran dan gerak-gerik kita adalah
cerebrum. Cerebrum bertanggung jawab atas berkembangnya inteligensi manusia.
Daerah tertentu menerima pesan tentang apa yang dilihat, dengar, dan mencium atau
bagaimana kita bergerak. Bagian lain mengendalikan kemampuan berpikir, menulis,
berbicara dan mengungkapkan emosi (Goleman, 1995)
Cerebrum mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan. Pada bagian ini, terdapat dua belahan (hemisfer cerebri); kiri dan kanan.
Otak kiri mengatur hal-hal yang bersifat rasional, terutama menyangkut proses
berbahasa dan matematika. Sementara otak kanan mengatur hal-hal yang bersifat
irasional (Masykur, 2007).
Di sebelah dalam cerebrum terdapat thalamus dan hypothalamus. Thalamus
adalah bagian otak yang merelei rangsangan sensoris ke cortex cerebri. Hypothalamus
adalah bagian otak yang mengatur kebutuhan dasar tubuh, seperti suhu badan, tidur,
pencernaan, dan pelepasan hormon (Sandy, 2009).
Hypothalamus merupakan komponen utama pada otak manusia dan mamalia
lainnya. Hypothalamus merupakan struktur berpasangan yang terletak pada sisi kanan
dan kiri otak. Hypothalamus termasuk ke dalam system limbik dan berperan penting
dalam memori jangka panjang dan ruang navigasi. Hypothalamus berperan dalam
mengkonversi daya ingat jangka pendek (sampai 60 menit) menjadi daya ingat jangka
panjang (beberapa hari atau lebih). Selain itu hypothalamus juga berperan sebagai pusat
otak untuk aktivitas sso yang melalukan fungsi vegetative penting untuk kehidupan
seperti pengaturan frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan,
kenyerian dan kegembiraan. Hypothalamus memproduksi hormone yang mengatur
pelepasan atau inhibisi hormone kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan
sistem endokrin.

10
LO.2 Cerebellum
2.1. Anatomi
Cerebellum (otak kecil) terletak di fossa cranii posterior dan bagian superiornya ditutupi
oleh tentorium cerebelli. Cerebellum adalah bagian terbesar otak belakang dan terletak
posterior dari ventriculus quartus, pons, dan medulla oblongata. Cerebellum berbentuk
agak lonjong dan menyempit pada bagian tengahnya, serta terdiri dari dua hemispherium
cerebelli yang dihubungkan oleh bagian tengah yang sempit, yaitu vermis. Cerebellum
berhubungan dengan aspek batang otak melalui tiga berkas serabut saraf yang simetris,
disebut pedunculus cerebellaris superior, medius dan inferior (Snell, 2009).

Cerebellum dibagi menjadi tiga lobus utama: lobus anterior(fungsi: regulasi tonus
otot dan mempertahankan sikap badan), lobus medius/ lobus posterior (fungsi:
koordinasi berbagai gerakan lincah), dan lobus flocculonodularis(fungsi:
mempertahankan keseimbangan). Lobus anterior dapat dilihat pada permukaan superior

11
cerebellum dan dipisahkan dari lobus medius oleh sebuh fissura yang berbentuk huruf
“V”, disebut fissura . Lobus medius (kadang-kadang disebut lobus posterior), yang
merupakan bain cerebellum yang paling besar, terletak di antara fissura prima dan
fissura uvulonodularis. Lobus flocculonodularis terletak di posterior fissura
uvulonodularis.Fissura horizontalis yang dalam ditemukan disepanjang pinggir
cerebellum dan memisahkan permukaan superior dari permukaan inferior; tidak
mempuyai arti morfologis atau fungsional yang penting (Snell, 2009)
Cerebellum terdiri dari lapisan bagian luar substantia grisea yang disebut cortex,
dan lapisan bagian dalam substantia alba. Di dalam substantia alba setiap hemipsherium,
terdapat tiga masa subtantia alba yang terbentuk nuclei intracerebelli. Struktur cortex
cerebelli dapat diumpamakan sebagai sebuah lembaran besar yang berlipat-lipat dan
terletak pada bidang koronel atau transversal. Setiap lipatan atau folium terdiri dari
substanpia alba dibagian dalam yang ditutupi oleh substantia grisea dibagian luarnya.
Potongan yang dibuat melalui cerebellum yang sejajar dengan bidang median membagi
folia menjadi bagian-bagian yang bagus untuk dipelajari, dan bentuk potongan
permukaan yang bercabang-cabang disebut arbor vitae. Substantia grisea corticis
diseluruh cerebellum memiliki struktur yang sama. Substantia terbagi menjadi 3 lapisan,
yaitu (Grant, 2011):
a. Lapisan luar (lapisan molekuler), terdiri dari dua tipe neuron: sel stellatum yang
terletak di sebelah luar dan sel basket yang terletak disebelah dalam.
b. Lapisan tengah (lapisan sel purkinje), neuron Golgi tipe I yang besar. Berbentuk
seperti botol dan tersusun dalam satu lapis
c. Lapisan dalam (lapisan granular), Lapisan granular dipadati oleh sel-sel kecil dengan
inti berwarna gelap serta sedikit sitoplasma.
2.2. Fisiologi
Cerebellum menerima aferen mengenai gerakan volunteer dari cortex cerebri dan dari
otot, tendon, dan sendi. Cerebellum juga menerima informasi keseimbangan dari nervus
vestibularis dan mungkin juga informasi penglihatan dari tractus tectocerebellaris.
Semua informasi ini diteruskan ke cortex cerebelli. Ahli fisiologi membuat postulat
bahwa fungsi cerebellum sebagai koordinator ketepatan gerak dilakukan dengan cara
membandingkan output dari area motorik cortex cereberii dengan informasi propioseptif
yang diterima dari tempat kerja otak secara terus-menerus (Sherwood, 2001). Fungsi lain
cerebellum, yaitu:
a. Fungsi cellebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan
ketepatan gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang di
cetuskan suatu tempat di system saraf pusat berlangsung dengan halus bukan
mendadak dan terorganisasi.
b. Cellebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur
c. Bagian ini juga membantu mempertahankan ekuilibrium tubuh. Informasi sensorik
dari telinga dalam di bawa kelabus cellebelum (Sherwood, 2001).

12
LO.3 Batang otak
3.1. Anatomi
Brainstem berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan
memanjang sampai medulla spinalis. Secara garis besar brainstem terdiri dari tiga
segmen, yaitu mesensefalon, pons, dan medulla oblongata.
a. Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid-Brain) adalah bagian teratas
dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Mesensefalon
terdiri dari beberapa bagian yaitu basis, tegmentum, dan tektum. Pada bagian
inferiornya terdapat pons yang membentuk tonjolan pada permukaan anterior batang
otak. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan
mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran (Moore &
Argur, 2007).
b. Medulla Oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan
menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medula oblongata adalah
struktur yang menghubungkan otak dengan medula spinalis.
c. Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama
dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
Pons melekat pada serebelum oleh 3 pedunkulus serebri. Bagian-bagiannya adalah
basis dan tegmentum (Bahrudin, 2012).

3.2. Fisiologi
Brainstem adalah batang otak, berfungsi untuk mengatur seluruh proses kehidupan yang
mendasar. Berhubungan dengan diensefalon diatasnya dan medulla spinalis dibawahnya.
Struktur – struktur fungsional batang otak yang penting adalah jaras asenden dan
desenden traktus longitudinalis antara medulla spinalis dan bagian – bagian otak,
anyaman sel saraf dan 12 pasang saraf cranial. Brainstem bertugas untuk mengontrol
tekanan darah, denyut jantung, pernapasan, kesadaran, serta pola makan dan tidur. Bila
terdapat massa pada batang otak maka gejala yang sering timbul berupa muntah,
kelemahan otak wajah baik satu maupun dua sisi, kesulitan menelan, diplopia, dan sakit
kepala ketika bangun. (CDC, 2004).

13
LO.4 Dienchepalon
4.1. Anatomi
Diensefalon (Diencephalon) merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan
struktur disekitar ventrikel ke-3 dan membentuk inti serebrum atau otak besar. Anggota
diencephalon yaitu talamus, hipotalamus, subtalamus dan epitalamus. Talamus
merupakan sub-organ dari diencephalon. Struktur ini terletak di tengah otak, tepatnya di
antara korteks serebral dan otak tengah. Hipotalamus ini terletak tepat diatas batang otak.
Epitalamus adalah pita sempit pada jaringan saraf yang membentuk atap diensefalon.
Subtalamus adalah nukleus motorik ekstrapiramidal penting yang memiliki banyak
hubungan dengan nukleus sistem saraf lainnya (Shafriani, 2019).

4.2. Fisiologi
Diensefalon berperan dalam pengendalian motorik, pergantian informasi alat indera dan
pengendalian fungsi otonomi dari berbagai bagian tubuh. Contoh aktivitas yang
melibatkan kinerja diencephalon yaitu melihat, pergerakan mata, mengunyah,
mendengar, ekspresi wajah, menelan, bernapas, mencium dan pengaturan keseimbangan
tubuh. Atau lebih jelasnya, Fungsi diensefalon yaitu mengendalikan pola makan,
defekasi, menghubungkan komunikasi antar belahan otak besar, mengatur waktu
biologis dan juga mengatur sekresi hormon (Shafriani, 2019).
Fungsi utama kelenjar talamus yaitu untuk menyampaikan sinyal sensorik dan
motorik yang berhubungan dengan kesadaran, tidur dan kewaspadaan ke korteks otak.
Hipotalamus merupakan bagian otak yang merupakan pusat kontrol sistem saraf
autonom. Fungsi dari subtalamus belum bisa dimengerti sepenuhnya, akan tetapi apabila
terjadi kelainan pada bagian ini, maka akan timbul kelainan gerakan kaki atau tangan
yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Fungsi Epitalamus dalam pengaturan irama
sirkadian tubuh dan menghambat hormon gonadotropik (Shafriani, 2019).

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2004. Economic costs associated
with mental retardation, cerebral palsy, hearing loss, and vision impairment. United
States. Morbidity and Mortality Weekly Report, 53(3), 57–59.
2. Ellis, Harold. 2006. Clinical Anatomy: Applied Anatomy for Student & Junior Doctors.
11th edition. USA: Blackwell Publishing.
3. Dardjowidjojo, S. 2005. Psikolinguistik; Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta.
Yayasan Obor Indonesia.
4. Wibowo, Daniel S. 2011. Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang:
Banyumedia Publishing.
5. Duus, P. 1996. Diagnosa Topik Neurologi: Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala; Edisi. 2.
Jakarta: EGC.
6. Goleman Daniel. 1995. Emotional Intelligence. Jakarta : Gramedia Utama.
7. Masykur, M. 2007. Mathematical Intelegensi. Jakarta: EGC.
8. Sandy, Ika Maya. 2009. Pengaruh Tingginya Kadar Gula pada Tikus Strain Istar Diabetik
(Injeksi Alloxan) terhadap Peningkatan nekrosis Neuron Otak. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
9. Bachr, Frontcher. 2005. Duus Tropical Diagnosis in Neurologi: Anatomy, Fisiologi, Sign,
Symptom (4th ed). Mc-Graw Hill Companies, New York
10. Faiz, Omar dan Moffat, David. 2004. Anatomy at a Glance. Jakarta: Erlangga.
11. Snell. Richard S. 2009. Neuroanatomi Klinik. Jakarta: Buku Kedokteran
12. Grant, Allison. Anne Waugh. 2011. Ross and Wilson Anatomy and Physiology in Health
and Illness. Singapore: Elseiver Pte Ltd.
13. Sherwood, Laurelee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta. Buku
Kedokteran EGC.
14. Agur, Anne & Moore, Keith. 2007. Essential Clinic Anatomy, 3rd ed., Lippincott:
William & Wilkins.
15. Bahrudin. 2012. Neuroanatomi dan Aplikasi Klinis Diagnosis Topis. Cetakan Pertama.
Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
16. Shafriani, Eka Atika. 2019. Otak Saraf. [Online] Available at:
https://www.scribd.com/document/396909762/otak-saraf-docx (Diakses 11 November
2019)

15

Anda mungkin juga menyukai