Anda di halaman 1dari 75

SOSIALISASI K3 PTTA

PT. TELKOM AKSES


“Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit”
Outline Sosialisasi K3
Maksud & Tujuan Sosialisasi K3

1. Menyediakan/memberikan wawasan kepada setiap pekerja tentang


keselamatan, kesehatan kerja agar para pekerja merasa aman.
Dengan memperhatikan Aspek Keamanan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, dapat mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat
Kerja (KAK), Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan pencemaran terhadap
lingkungan kerja maupun lingkungan sekitarnya.
2. Agar pekerja lebih berhati-hati dalam bekerja dan dapat saling
mengingatkan rekan-rekan kerjanya jika ada tindakan atau kondisi
yang tidak aman.
3. Pekerja dapat mencegah atau menghentikan kerusakan yang lebih
parah jika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran dan
kecelakaan/luka ringan dan saat terjadi evakuasi pekerja tidak
panik.

“KESALAMATAN tidak hanya tanggung jawab orang SAFETY ”tetapi tanggung jawab BERSAMA”
DASAR PERATURAN
Undang – undang No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang
berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan
penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi
bertambah tinggi.
2. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.
Lanjutan
Pasal 4
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan
bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 9
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja;
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja;
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut
telah memahami syarat-syarat tersebut di atas.
3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya,
dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,
pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha
dan tempat kerja yang dijalankan.
BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
Pasal 13
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan
memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
Lanjutan. . .
Undang – undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 87
1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pengertian Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
• FILOSOFI/PENGERTIAN UMUM
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah suatu pemiiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia
pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.

• KEILMUAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua ilmu dan penerapannya untuk
mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), Penyakit Akibat kerja (PAK),
kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan

• HUKUM
Ialah Upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat sehat
selama melakukan pekerjaan serta begitu pula bagi orang lain yang memasuki tempat
kerja maupun proses produksi dapat secara aman dan efisien serta keselamatan dan
kesehatan masyarakat luas

• OHSAS 18001:2007
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat
berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain
(kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
Tujuan K3
UNIVERSAL UNDANG-UNDANG No. 1 tahun 1970
Tentang KESELAMATAN KERJA
• Agar setiap TK dan orang lain yg
• Mencegah terjadinya kecelakaan
kerja berada di tempat kerja terjamin
keselamatannya
• Mencegah agar kecelakaan yang
• Agar proses produksi tetap berjalan
serupa tidak terulang kembali
(repeated accident) dg lancar
• Agar setiap TK dpt meingkatkan
• Menjamin pekerja saat melakukan
produksi kerjanya dan
pekerjaan dan dapat
meningkatkan produktivitas
mengembangkan potensinya
perusahaan
Syarat – syarat K3
Penerapan syarat-syarat K3 dilaksanakan secara konsisten
melalui tahap :

IMPROVEMENT
OPERATION

UJI COBA

CONSTRUCTION

DESIGN

Penerapan syarat-syarat K3 dilaksanakan secara konsisten dan melekat diseluruh tahapan / proses berjalannnya
suatu pekerjaan mulai dari tahap awal – proses – sampai dengan pekerjaan selesai (akhir) hingga hasil pekerjaan
tersebut dapat digunakan / berfungsi
FRAMEWORK HSE
5 Elemen yang menunjang HSE Framework/Safey Program

OHSAS 18001:2007
Syarat – syarat K3
Penerapan syarat-syarat K3 dilaksanakan secara konsisten
melalui tahap :

IMPROVEMENT
OPERATION

UJI COBA

CONSTRUCTION

DESIGN
Kebijakan QHSE
PT. TELKOM AKSES
1. Anda Bertanggung Jawab Untuk keselamatan anda sendiri dan orang lain
2. Kecelakan harus dicegah
3. Jangan Cari cara yang mudah (gampang), selalu ikuti peraturan kerja
AMAN
4. Jika anda belum terlatih jangan lakukan
5. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Benar
6. Cermati Reksiko Lingkungan sekitar sebelum melaksanakan pekerjaan
7. Jangan melakukan pejerjaan jika kondisi tidak aman
8. Jangan bercanda gurau ketika sedang bekerja lakukan dengan SERIUS &
HATI-HATI !!
9. Selalu mencermati kecelakan yang hampir terjadi dan Laporkan
10. Jika ragu-ragu sebaiknya tidak dilakukan

We All Go Home from Work Without Injury or Illness


Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit
SITE SAFETY
Alat Pelindung Diri (APD)
PPE standard for worker can include :

• Safety Hat/Helmet
(Helm Keselamatan)
• Safety Shoes
(Sepatu Keselamatan)
• Body Haarness
(Sabuk Pengaman)
• Safety Glove
(Sarung Tangan Safety)

We All Go Home from Work Without Injury or Illness


Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit
Safety Tools (APD & APK)

Dasar Hukum Peraturan Perundangaan RI Tentang APD


 Undang-undang No. 1 tahun 1970.
Pasal 3 ayat (1) butir f: Memberikan Alat-alat Perlindungan Diri pada
para pekerja.

Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan


menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD bagi
TK yang bersangkutan .

Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan


atau hak tenaga kerja untuk memakai APD yang diwajibkan.

Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan secara cuma-cuma


APD yang diwajibkan pada pekerja dan orang lain yang memasuki
tempat kerja.
Spesifikasi ALAT PELINDUNG DIRI & Testpen Electric

Dasar Hukum Peraturan Perundangaan RI Tentang APD


 Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan secara Cuma-cuma
APD yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya untuk mencegah PAK.

 Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982


Pasal 2 menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan
tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja

 Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi RI N0.PER.08/MEN/VII/2010


Tentang Alat Pelindung Diri. Dan Dijelaskan juga dalam beberapa BAB dan Pasal
seperti :
Pasal 2, menjelaskan beberapa item sebagai berikut :
1. Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja.
2. APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku.
3. APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha
secara cuma-cuma.
Masalah Kesehatan Kerja dapat terjadi Bila
KECELAKAAN KERJA
PENGERTIAN
1. Menurut PERMENAKER NO. 03/MEN/1998
Suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula
yang dapat menimbulkan korban manusia atau harta benda
2. Menurut PERMENAKER NO. 04/MEN/1993
Kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja,
termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian
pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat
darirumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah yang
melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui
Faktor Peyebab Kecelakaan Kerja
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
2 factor terbesar penyebab Kecelakan
PIRAMIDA KASUS KECELAKAAN Kerja, Yaitu :

Unsafe acts = 86 %
Unsafe conditions = 14 %

ACCIDENT RATIO (W. Heinrich)

1 Fatality Accident

10 Loss Time Accident


(Serious Acc)

30 Accidents / Property Damage

Near Miss
600
We All Go Home from Work Without Injury or Illness
Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit
5 Hiraki Pengendalian Bahaya

1. Eliminasi Control, Teknik pengendallian yang


menghilngkan sumber bahaya diarea kerja
2. Subtitusi Hazard, Teknik pengendalian bahaya
dengan menggantikan (Bahan, Prosess, alat dll)
3. Engineering control/Perancangan = Teknik
lainnya.
4. Administrasi Control, pengendian bahaya
dengan memberikan memberikan pengarahkan
kepada pekerja, peringatan, instruksi, dan
tanda, label/Safety sign untuk orang waspada
akan adanya bahaya dilokasi kerja.
5. APD, Pemilihan dan penggunaan alat
pelindung diri merupakan merupakan hal yang
paling tidak efektif dalam pengendalian
bahaya,dan APD hanya berfungsi untuk
mengurangi seriko dari dampak bahaya.

“KESALAMATAN tidak hanya tanggung jawab orang SAFETY ”tetapi tanggung jawab BERSAMA”
Langkah Penanggulangan Kecelakan Kerja
PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
• Penyelenggaraan pengawasan & pemantauan pelaksanaan K3
STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan K3
INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
RISET TEKNIS, MEDIS, PSIOLOGIS & STATISTIK
• Riset / penelitian untuk menunjang tingkat kemajuan bidang K3 sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik & teknologi
PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & keterampilan K3 bagi Tenaga Kerja
PERSUASI
• Cara Penyuluhan, Penerapan & Pendekatan di bidang K3
ASURANSI
• Insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan dengan pembayaran premi yang
lebih rendah terhadap perusahaan yang memenuhi syarat K3
PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA
• Langkah – langkah pengaplikasian di tempat kerja dalam upaya memenuhi syarat – syarat K3
di tempat kerja

Ref. International Labour Organitation (ILO)


Incident adalah kejadian yang bisa menimbulkan / berpotensi mengarah
pada kecelakaan.

Near miss adalah Incident yang tidak menimbulkan cidera manusia atau
kerusakan / kerugian / lost lainnya

Tetapi ada juga yang mendefinisikan incident = definisi hampir terjadi


kecelakaan (near miss)

We All Go Home from Work Without Injury or Illness


Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit
KEJADIAN BERBAHAYA LAINNYA ADALAH SUATU KEJADIAN YANG POTENSIAL, YANG
DAPAT MENYEBABKAN KECELAKAAN KERJA ATAU PENYAKIT AKIBAT KERJA KECUALI
KEBAKARAN, PELEDAKAN, DAN BAHAYA BUANGAN LIMBAH
Fatality. .
Fatality adalah sebuah
kondisi atau situasi dimana
yang menyebabkan
kematian atau kehilangan
nyawa
Fatality Accident

“KESALAMATAN tidak hanya tanggung jawab orang SAFETY ”tetapi tanggung jawab BERSAMA”
PILIHAN ANDA ???

Menggunakan APD dan Taat K3??


Atau berakhir seperti ini…
We All Go Home from Work Without Injury or Illness
Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit
We All Go Home from Work Without Injury or Illness
Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit
Penaggulangan Bahaya Bekerja di Ketinggian

PERSYARATAN KETIKA AKAN BEKERJA DI ATAS KETINGGIAN


1. Pekerja harus dalam kondisi fit sebelum melakukan kegiatan bekerja di
atas ketinggian dan tidak mempunyai riwayat penyakit kronis
2. Semua pekerja sebelum melakukan kegiatan bekerja di atas ketinggian
harus sudah mendapat pelatihan “Bekerja di Ketinggian”
3. Prosedure kerja aman (JSA) harus dibuat oleh koordinator teknisi/pekerja
yang terlibat dalam bekerja di ketinggian & semua pekerja harus
berpartisipasi dalam rumusan JSA.
4. Semua peralatan Penahan dan Pencegah Jatuh serta Peralatan Pendukung
harus dalam kondisi baik dan sudah diinspeksi sebelum digunakan
5. Semua peralatan pendukung (EWP, Scaffold, Ladders, dll) sesuai dengan
persyaratan standard, dan dididirikan atau dioperasikan oleh orang yang
berkompeten

Risiko yang paling umum pada saat bekerja di atas ketinggian adalah jatuh dari atas ketinggian atau tertimpa
material dari atas ketinggian.
FAKTOR – FAKTOR SESEORANG
TERJATUH DARI ATAS KETINGGIAN
(WORK AT HEIGH – WAH) :

People (Manusia)--- Kurang Pengetahuan,


Keahlian dan kemampuan terbatas, Kondisi
tidak fit untuk bekerja, mengambil jalan
pintas, berprilaku tidak aman.

Dll (Peralatan, Procedur/Instruksi Kerja &


Organisasi) --- Peralatan tidak standart
Environment (Lingkungan)----Kondisi cuaca, (rusak/tidak layak), Prosedur/Instruksi
permukaan licin dan berserakan dan tidak kerja tidak disosialisasikan dengan benar &
bersih, Organisasi yang kurang pengawasan dan
pelatihan.
Perlengkapan Standar APD Minimal untuk memulai pekerjaan ketinggian adalah :

1. Full Set Body Harness untuk kerja di ketinggian


• Positioning Lanyard
• Absorber Lanyard
• 2 atau 3 Set Carabineer Screw
2. Safety Shoes / Boots untuk kerja ketinggian
3. Safety Helmet dengan tali dagu
4. Kaca mata pelindung dari Sinar matahari
5. Tas Toolkit
6. Kantung Bolt (semacam tas dengan bentu menyerupai karung
dengan webbing Flip untuk di kaitkan di pinggang atau di body
harnest)
7. Sarung tangan untuk melakukan pemanjatan di tower dan atau
safety glove untuk bekerja pada fiber optik
8. Safety vest dan jas hujan
Prosedur Pemakaian Full Body Harness
PENGETAHUAN DASAR BAHAYA LISTRIK
JENIS BAHAYA KONTAK LISTRIK
1. KONTAK SENTUHAN LANGSUNG
YANG DIMAKSUD DENGAN SENTUHAN LANGSUNG ADALAH SENTUH LANGSUNG PADA
BAGIAN AKTIF PERLENGKAPAN ATAU INSTALASI LISTRIK
YANG DIMAKSUD DENGAN BAGIAN AKTIF PERLENGKAPAN ATAU INSTALASI LISTRIK
ADALAH BAGIAN KONDUKTIF YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI SIRKIT LISTRIK, YANG
DALAM KEADAAN KERJA NORMAL UMUMNYA BERTEGANGAN DAN ATAU DIALIRI ARUS
LISTRIK

2. KONTAK SENTUHAN TIDAK LANGSUNG


YANG DIMAKSUD DENGAN SENTUH TAK LANGSUNG ADALAH SENTUHAN PADA BAGIAN
KONDUKTIF TERBUKA (BKT) SUATU PERLENGKAPAN ATAU INSTALASI LISTRIK YANG
MENJADI BERTEGANGAN AKIBAT KEGAGALAN ISOLASI
YANG DIMAKSUD DENGAN BAGIAN KONDUKTIF TERBUKA SUATU PERLENGKAPAN
ADALAH BAGIAN KONDUKTIF YANG TIDAK MERUPAKAN BAGIAN DARI SIRKIT
LISTRIKNYA , YG DALAM KEADAAN NORMAL TIDAK BERTEGANGAN
RESIKO KEGAGALAN ISOLASI PADA LISTRIK
Resiko atas kebakaran
Akibat utama dari gangguan arus yang melalui konduktor atau alat lain
yang tidak diharapkan untuk menerima arus adalah peningkatan suhu
yang tidak normal.
Suhu yang tinggi ini dapat menyebabkan kerusakan pada kabel atau
bahkan percikan api pada material, lalu terbakar.

Resiko akan kematian


Hal ini terjadi pada manusia dan disebut juga “Electrocution”.
Electrocution ialah mengalirnya arus ke tubuh manusia, dan sangat
berbahaya. Aliran arus merusak dua fungsi tubuh yang vital :
pernapasan dan detak jantung. Penelitian menyatakan skala resiko
berdasarkan dua faktor : arus pengenal dan lamanya waktu kontak
Dampak Waktu Tegangaan Listrik
BESAR KONTAK DAMPAK FISIK
TEGANGAN /DETIK

200 V 1 Ma Ambang Perasaan Sensasi Kesemutan

500 V 5 Ma Ambang Batas Bahaya yang masih mampu


diterima oleh manusia
1.000 V 10 – 20 Tubuh mulai kejang-Kejang
Ma (Tidak dapat melepaskan diri)
10.000 V 10-20 Semakin FATAL, Namun pernafasan masih
Ma normal
(Jika Berlanjut dapat Menyebabkan Kematian)

60.000 V 6A Sangat FATAL, kejang-kejang terus menerus


disertai gangguan nafas dan menyebabkan luka
bakar/kematian (hangus)
Penaggulangan Bahaya Bekerja Tegangaan Listrik

“KESALAMATAN tidak hanya tanggung jawab orang SAFETY ”tetapi tanggung jawab BERSAMA”
JARAK AMAN BEKERJA DEKAT DENGAN INSTALASI LISTRIK
SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (20kv)

Khusus terhadap jaringan telekomunikasi, jarak aman TM


minimal adalah 1,5 m baik vertikal atau horizontal.

Peraturan Pemerintah :
Karena menyangkut fasilitas PEMDA seperti jalan raya, trotoar atau instalasi
pengguna lainnya (telekom/PAM), dikawasan perkotaan pekerjaan konstruksi
SKTM untuk sistem distribusi harus dilaksanakan dengan ketentuan/seijin
PEMDA setempat. Sebagaimana ditetapkan dalam SNI 04-0225-2000 tentang
Peraturan Umum Instalasi Listrik, Jarak aman antara instalasi bawah tanah
lain ditetapkan sebagai berikut
Perhitungan Jarak Aman Bekerja dengan Listrik

SUTM (Teganngan Menengah) 20 kv 150 cm

150 cm

Ground Clearance
560 cm

ODP Tiang
Tiang Listrik 9 12 14 16

Kedalaman 1 1,5 1,5 2

Tiang Telepon 7 9
60

Rambu Lalu Lintas Kedalaman 1,4 1,8


30 110

Pondasi Tiang
140 cm

Standart jarak AMAN bekerja dekat dengan Tegangan Listrik


Menengah :
20
S = 60+ 1KV/1cn + 70cm S = 60 + + 70
1
= 60 + 20 + 70 150cm
Keterangan :
S = Jarak (cm)
Kva = Tegangan Listrik
70cm = Spare Jarak aman
Macam-macam Tiang Listrik Tegangaan Listrik Menengah (20KV)
Jaringan Menengah (SUTM 20KV) 3 fase
Arus “S”
Grounding

Arus “R”
Arus “R” Arus “S”

Arus “S”
Isolator
Arus “T”

Saluran Tegangan
Rendah (220v)
Foto Kondisi di Lapangan

Kabel TIC SR 220 V


ke rumah duduk di
atas kabel tlp

Kabel Telepon
ditunggangi kabel
TIC SR ke rumah
Foto Kondisi di Lapangan

Kabel SUTM PLN


20.000 Volt
1,5 m

Tiang dan
kabel tlp
ILUSTRASI TERJADINYA KEBAKARAN AKIBAT
KABEL TELEPON BERGESEKAN DGN KABEL PLN
Terjadinya kebakaran listrik adalah disebabkan terjadinya
percikan api listrik sebagai akibat adanya loncatan elektron-
elektron antara dua titik yang berbeda potensial (misalnya
antara penghantar dengan netral atau antara dua fasa yang
berbeda), dalam waktu cukup lama dan loncatan elektronnya
terjadi secara berulang-ulang.
Konduktor phasa
Gesekan bisa membuat
isolasi kabel PLN luka dan Konduktor netral
terjadi kontak menimbulkan
bunga api Atau kabel telepon
menjadi bertegangan
220 V

Hal ini bisa terjadi karena kegagalan isolasi atau jarak isolasi
yang terlalu dekat, misalnya akibat adanya gesekan
Kesimpulan

PLN Telah membuat standar jarak minimum konduktor terhadap


benda-benda lain, namun praktek di lapangan ternyata banyak
yang bersinggungan antara kabel telkom dengan kabel Jaringan
Tegangan Rendah (220v) PLN, Dan banyak tiang telepon yg
berdekatan dengan Jaringan Tengangan Menengah (20kv).
Saat Kontruksi pembangunan tiang telepon terkadang pekerja tidak
memperhatikan jarak aman yg telah diterapkan 150 cm.
Bila terjadi gesekan yang berulang maka akan terjadi luka isolasi
sehingga bisa terjadi loncatan bunga api atau kabel telepon menjadi
bertegangan, akibat selanjutnya bisa bahaya kontak listrik bagi
para teknisi saat menagani ganggu dll.
SARAN

Sebaiknya Tim survey Telkom Akses menandakan area-area tiang


telepon yang berdekatan dengan Saluran Listrik Tegangan
Menengah (20Kv). Marking area tersebut di infokan kepada Spv,
Korlap dan para teknisi.

Yang bertujuan untuk teknisi lebih waspada pada zona tersebut


dan dilakukanny pengawasan yang ketat oleh korlap pada zona
bahaya yang telah di berikan tanda tsb.
Kebakaran

Nyala api yang tidak dapat ditangani /


dikendali yang dapat menyebabkan
kerugian material dan jiwa.

“KESALAMATAN tidak hanya tanggung jawab orang SAFETY ”tetapi tanggung jawab BERSAMA”
6 Klasifikasi (kelas) kebakaran berdasarkan NFPA berikut
dengan media pemadam efektifnya antara lain :
SEGITIGA API

Panas Oksigen

- Tingkatan energi suatu - Gas yang mendukung


bahan untuk terbakar prores pembakaran.
pada suhu bakarnya.
- Udara mengandung
21% oksigen, gas
nitrogen, 1% gas argon
dan gas-gas lain

Bahan Bakar

Wujud Bahan

Padat Cair Gas


PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Mencegah Kebakaran Arus Listrik:
1. Jangan mencuri arus listrik.
2. Jangan membuat saluran baru tanpa berkoordinasi dengan
PLN.
3. Jangan meletakkan barang-barang cair di dekat alat elektronik.
4. Jangan menempelkan stop kontak bertumpuk-tumpuk.
5. Pastikan kabel listrik dalam kondisi baik dan sesuai dengan
muatan arus listriknya

Mencegah Kebakaran Umum


1. Jangan merokok di tempat tidur.
2. Jangan menaruh obat nyamuk bakar berdekatan dengan barang-barang yang
mudah terbakar.
3. Jangan biarkan anak kecil bermain korek api.
4. Jangan membakar sampah di tengah terik matahari dan angin kencang.
5. Jangan menyalakan lilin di atas barang yang mudah terbakar.
6. Pastikan semua peralatan yang menggunakan listrik sudah dipadamkan sebelum
meninggalkan rumah.
7. Pastikan kompor dalam keadaan mati sebelum meninggalkan rumah.
Sarana Pemadam Api PT Telkom Akses:
Ada 2 Sarana Pemadam API PT Telkom Akses :
1. APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN)

2. SPRINGKLER (LT 7 dan OPMC)

3. Hydrant
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Adalah suatu alat pemadam kebakaran yang dapat dijinjing/di
bawa, dioperasikan oleh satu orang, berdiri sendiri,
mempunyai berat antara 0,5 kg -16 kg dan digunakan pada api
awal.

JENIS APAR

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY POWDER
- CO2
- BUSA
- HALLON

“KESALAMATAN tidak hanya tanggung jawab orang SAFETY ”tetapi tanggung jawab BERSAMA”
Bagian-bagian APAR :
1
Keterangan Gambar :
2
1. Safety Pin
2. Handle
3. Preasure Gauge
3
4. Selang
5. Tabung
4 6. Nozzle

6
CARA PENGGUNAAN APAR :
Cara Penggunaan (APAR)
SPRINKLER

• Sprinkler adalah alat yang berguna untuk


memadamkan api secara otomatis dan alar ini
merupakan bagian dari fire sprinkler system
yang akan mengeluarkan debit air ketika
terdeteksi ada api, atau ketika telah melampaui
suhu yang telah ditentukan.

57
CARA KERJA FIRE SPRINKLER
• Saat terjadi kebakaran, api memanaskan
cairan yang ada dalam tabung kaca (close-
head glass bulb).
• Apabila panas sudah mencapai suhu
tertentu (+/- 68 Celcius) maka tabung kaca
akan pecah
• Setelah tabung kaca pecah, maka air akan
keluar dari mulut pipa.

58
HYDRANT GEDUNG
• Hydrant adalah sistem instalasi jaringan
pemipaan berisi air bertekanan tertentu
yang digunakan sebagai sarana untuk
memadamkan kebakaran.

• Hydrant gedung adalah hidran yang


terletak atau dipasang di dalam bangunan
dari sistem serta peralatannya disediakan
serta dipasang oleh pihak
bangunan/gedung tersebut.

59
Rangkaian peralatan

Jaringan pipa berupa sistem


pipa tegak dan pipa cabang;
Jaringan
Pipa

Hydrant

Penyediaan air.

Hydrant terdiri dari kotak hydrant


yang berisi selang, nozel, katup
dan kopling pengeluaran air;
HYDRANT HALAMAN

• Hydrant yang terletak di luar/lingkungan bangunan,


sedangkan instalasi dan peralatan serta sumber air disediakan
oleh pihak pemilik bangunan.
• Hydrant halaman mempunyai kopling pengeluaran air ukuran 2
½ inci dua buah yang terpasang berupa pilar hidran.
• Ditempatkan minimum 12,2 meter dari gedung.
• Maksimal jarak antar hidran halaman 200 meter.
• Debit air minimum pancaran satu hidran 250 gpm (NFPA 24).
• Sisa tekanan minimum pada outlet hydrant sebesar 6,9 bar.
K3 Dasar Bekerja dengan FO
Bahaya potensial adalah cedera mata dan kulit karena percikan api dari proses
penyambungan, pembuangan pecahan serat (core) dan banyak lagi. Sebelum memulai
instalasi, aturan keselamatan harus dipasang di dinding tempat kerja dan terakhir
dengan semua personil onsite.

Semua personil harus memakai peralatan keselamatan konstruksi ditambah setiap


orang harus memakai pelindung mata ketika bekerja dengan serat optik.
SAFETY RULES FOR FIBER OPTICS
• Jauhkan semua makanan dan minuman dari area kerja. Jika partikel serat
yg tertelan mereka dapat menyebabkan pendarahan.
• Selalu memakai kacamata keselamatan dgn perisai sisi untuk melindungi
mata dari pecahan fiber atau serpihan fiber. Perlakukan serpihan serat
optik yang sama seperti yang anda akan memperlakukan serpihan kaca.
• Bersihkan semua serat & kabel serta membuangnya dengan benar. Jika
terusedia, bekerja pada alas hitam dan memakai celemek untuk
meminimalkan partikel serat pada pakaian. Serat partikel pada pakaian
kemudian bisa masuk ke makanan, minuman dan membahayakan orang
lain.
• Jangan melihat langsung ke akhir kabel serat terutama dgn mikroskop
sampai meyakini bahwa tidak ada sumber cahaya di ujung lain setelah
diuji dengan pengukuran redaman untuk optik (OPM).
• Melihat serat dari sudut minimal 6 inci dari mata pada saat menggunakan
alat visual tracing and fault location atau biasa disebut senter optik untuk
menentukan apakah cahaya tembus ke sisi yang satunya.
• Jangan menyentuh mata saat bekerja dengan serat optik sampai sampai
telah benar-benar mencuci tangan dengan bersih.
• Hanya bekerja di daerah yang berventilasi baik.
• Perhatikan semua tanda-tanda (Warning yang terpasang pada
perangkat. Apabila lalai dalam penanganannya dapat menyebabkan
kecelakaan fatal
• Periksa system Grounding sebelum perangkat dioperasikan
SAFETY RULES FOR FIBER OPTICS
• Pada perangkat terdapat beberapa tanda pengaman yang harus
diperhatikan untuk menjaga Keselamatan Kerja
• Pengamanan lokasi pekerjaan dan pemasangan rambu-rambu untuk
pekerjaan yang dilaksanakan di jalan raya atau tempat lain yang
dianggap perlu
• Gunakan alat keselamatan kerja ketika bekerja pada lokasi yang
membahayakan
• Jangan melihat langsung kepada ujung fiber optic atau connector. Sinar
laser yang dipancarkan dapat menyebabkan kerusakan pada mata
• Bila diperlukan pengeboran di lokasi yang sudah terpasang perangkat,
tutup terlebih dahulu perangkat tersebut dengan plastic / terpal sehingga
debu tidak menyebar kedalam perangkat
• Pergunakan perkakas yang mempunyai isolator bila bekerja pada
perangkat elektronik agar tidak terjadi hubungan singkat
• Jauhkan semua bahan yang mudah terbakar pada saat menyambung
serat optik
• Masukkan semua sisa potongan optic dengan memasukannya ke wadah
untuk dibuang
• Bersihkan semua serat kabel serta membuangnya di tempat khusus agar
tidak mengenai kulit. Jika tersedia, bekerja pada alas hitam dan memakai
celemek untuk meminimalkan partikel serat pada pakaian. Serat partikel
pada pakaian kemudian bias masuk ke makanan, minuman dan
membahayakan orang lain.
EMERGENCY
PENGERTIAN
Sebuah keadaan darurat yang diluar dugaan yang dapat terjadi kapanpun & dapat m
erugikan material ataupun korban jiwa jika tidak ditangani segera mungkin.
Contoh : Kebakaran, banjir, huru-hara, teror bom dll
Apa yang dilakukan dalam keadaan darurat ?

We All Go Home from Work Without Injury or Illness


Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit
Daftar Kontak Darurat
QHS - TELKOM AKSES
Revisi : 00 Tanggal Terbit : 03/03/2014
Halaman : 1 FORM TAOP-SUM-PR-04-FR02
DAFTAR KONTAK NOMOR DARURAT

NO DEPARTEMEN/ INSTANSI YANG HARUS


KEADAAN DARURAT NO TELEPON/ EXTENSION
DIHUBUNGI
1 Kecelakaan yang memerlukan perawatan Klinik K3 021-5902414
medis / ke Klinik Klinik K2 021-5902425 Ext : 2342 / 2391-2395
CR Dept 021-5902425 Ext : 2117
2 Kebakaran ringan/ sedang Security / Posko K3 021-5902414
Security / Posko K2 021-5902425 Ext : 2127 / 2465
Engineering K3 021-5909856
CR Dept 021-5902425 Ext : 2117
3 Kebakaran yang tidak bisa diatasi oleh Pemadam Kebakaran Curug - 021-5984343
pabrik Tangerang
4 Kebakaran / keracunan dengan korban Security / Posko K3 021-5902414
yang memerlukan perawatan medis yang Security / Posko K2 021-5902425 Ext : 2127 / 2465
tidak bisa diatasi oleh pihak pabrik
CR Dept 021-5902425 Ext : 2117
Klinik K3 021-5902414
Klinik K2 021-5902425 Ext : 2342 / 2391-2395
HR Dept K2 021-5902425 Ext : 2105 / 2126
GA Dept K2 021-5902425 Ext : 2119 / 2120
RS Siloam Glianeagless (UGD) 021-5460066
RS Honoris (UGD) 021-55748122
RS Usada Insani (UGD) 021-55752575 Ext 103
RS Qadar (UGD) 021-5464466 Ext 118
Puskesmas Kecamatan Curug 021-5980801
Dinas Kesehatan Tangerang 021-5523339
5 Terjadi masalah dengan panel Engineering Dept K3 021-5909856
(Kegagalan listrik)
6 Terjadi kerusuhan atau demonstrasi Security / Posko K3 021-5902414
Security / Posko K2 021-5902425 Ext : 2127 / 2465
HR Dept 021-5902425 Ext : 2105 / 2126
GA Dept 021-5902425 Ext : 2119 / 2120
CR Dept 021-5902425 Ext : 2117

Koramil Curug 021-5981464

Kodim Tangerang 021-5523490 / 5523389

Posek Curug 021-5982262

Polres Tangerang 021-5523160

Disnaker Tangerang 021-5524823


7 Terjadi tumpahan bahan kimia CR Dept 021-5902425 Ext : 2117
besar/yang tidak bisa ditangani oleh 021-5902425 Ext : 2119 / 2120
pihak Departemen GA Dept
Security / Posko K3 021-5902414
Security / Posko K2 021-5902425 Ext : 2127 / 2465
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K)
Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan
terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk
sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi

Tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan


sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari
penyakit yang dialami.

Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab


penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan
kematian

We All Go Home from Work Without Injury or Illness


Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit
Sistematika Pertolongan Pertama
• Jangan Panik
• Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan
berikutnya.
• Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban
• Hubungi dokter atau Rumah Sakit terdekat.
Fasilitas K3 di Tempat Kerja
• Ruang P3K
• Kotak P3k dan isi standar (tidak dianjurkan obat
minum / telan)
• Alat evakuasi dan alat transportasi, dan
• Fasilitas tambahan berupa Alat Pelindung Diri
(APD) atau peralatan khusus ditempat kerja yang
memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus.
• APD dalam P3K yaitu Sarung tangan lateks, Sarung
tangan kerja, Kacamata pelindung, Baju pelindung,
Masker penolong
Petugas P3K di Tempat Kerja
• Memiliki lisensi & buku kegiatan P3K dari Instansi yg bertanggung jawab mendapatkan

di bidang Ketenagakerjaan setempat

• Syarat lisensi :

– Bekerja pada perusahaan bersangkutan

– Sehat jasmani dan rohani

– Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K

– Memiliki pengetahuan & ketrampilan dasar di bidang P3K yg dibuktikan dengan

sertifikat pelatihan

• Petugas P3K ditentukan berdasarkan jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya.


Kotak P3K
 Obat Luka Gores
 Kapas
 Plester 2,5cm
 Kasa Steril
 Verban gulung 2,5cm
 Verban gulung 5cm
 Kain segitiga
 Gunting Pembalut
 Pembalut Cepat Steril
 Plester Cepat (Hansaplast)
 Obat Luka Bakar
 Minyak Kayu Putih/Balsem
 Obat Tetes Mata
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
Henti Nafas
LANGKAH 2 & 3 DILAKUKAN BERGANTIAN :
• JIKA 1 ORANG PENOLONG : 15X KOMPRESI DADA
DAN 2X VENTILASI PARU-PARU, ULANG SAMPAI
4X DAUR KOMPRESI
• JIKA 2 ORANG PENOLONG : 5X KOMPRESI DADA
DAN 1X VENTILASI PARU-PARU, ULANG SAMPAI 1
MENIT DENGAN MIN.60 KOMPRESI DADA DAN 12X
VENTILASI PARU-PARU

“KESALAMATAN tidak hanya tanggung jawab orang SAFETY ”tetapi tanggung jawab BERSAMA”
LESSON LEARNT AWARNESS

“Belajarlah dari masa lalu,


hiduplah untuk masa depan. Yang
terpenting adalah tidak berhenti
bertanya.”

“Di tengah-tengah kesulitan ada


kesempatan”

Albert Einstein

TELKOM AKSES – TUNTAS


TELKOM AKSES – KUALITAS
TELKOM AKSES – 100% FIBER
TELKOM AKSES – TUNTAS, KUALITAS, 100% FIBER
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai