nr KIM 4
20oC C1 – C5
1 gas
LPG (Liquified Petroleum Gas)
30oC
suku makin tinggi sumber hidrogen
C5 – C7
titik didih makin tinggi 2 eter petroleum
massa jenis, viskositas o
150 C pelarut organik
dan densitas makin dry cleaning
tinggi C5 – C12
volatilitas makin turun 3 bensin/gasolin
o
makin sulit mengalir 200 C bahan bakar motor (BBM)
makin sulit terbakar 4 kerosin
C12 – C18
bahan bakar diesel
300oC bahan bakar industri
minyak bahan baku cracking
>C16
bumi minyak tanah
mentah
370oC bahan
5 gel petroleum/pelumas
pelumas kendaraan
400oC >C20
6 parafin
400oC lilin korek api
seni pahat
>C25
tungku 7 residu
pembakaran menara bahan baku industri dan senyawa lain
fraksionasi aspal
HIDROKARBON 1
materi78.co.nr KIM 4
Cara kerja destilasi bertingkat: Contoh nilai oktan pada beberapa mutu bensin:
1) Minyak bumi mentah dipanaskan pada suhu Jenis Oktan Jenis Oktan
350-400oC, lalu dimasukkan ke dalam Bensin murni 70 Pertamax 91-92
menara fraksionasi/kolom distilasi.
Premium 88 Pertamax plus 94-95
2) Di dalam menara fraksionasi, terbentuk
campuran yang mendidih pada jangka suhu Nilai oktan dapat dinaikkan dengan cara:
tertentu, akibat perbedaan jumlah atom C, 1) Reaksi isomerisasi, reaksi penyusunan
jumlah cabang, dll. rantai lurus menjadi bercabang pada suhu
3) Fraksi-fraksi hidrokarbon dipindahkan dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis.
menuju pipa masing-masing untuk diolah. 2) Proses blending, proses penambahan zat
Di Indonesia, sumur minyak banyak terdapat di berupa bensin hasil cracking dan zat
Aceh, Sumut, Jawa, Riau, Kalimantan dan Papua. antiketukan.
Zat antiketukan adalah zat yang menyebabkan
D. FRAKSI BENSIN DAN RESIDU
reaksi isomerisasi, antara lain:
Fraksi bensin (gasolin/petrol) adalah fraksi
1) TEL/tetraethyl lead (Pb(C2H5)4)
minyak bumi beratom karbon C5 – C12 dengan
C2H5
titik didih 30 – 200oC. |
Bensin adalah fraksi yang paling banyak C2H5 —Pb—C2H5
|
digunakan sebagai bahan bakar motor (BBM). C2H5
BBM paling banyak mengandung isomer dari
Penambahan TEL membutuhkan etilen
heptana (C7H16) dan oktana (C8H18).
bromida (C2H4Br2) agar Pb berubah menjadi gas.
Bensin didapat dari:
Ketika terbakar bersama bensin, akan
1) Distilasi bertingkat, hanya menghasilkan
terbentuk PbBr2 yang sangat berbahaya dan
6% fraksi bensin.
merusak sistem saraf. Oleh karena itu,
2) Reaksi cracking, yaitu perengkahan fraksi penggunaan TEL sudah dilarang.
kerosin untuk membentuk bensin.
2) MTBE/metil tersbutil eter (C5H12O)
Bensin memiliki tingkat mutu atau perilaku yang
CH3
ditentukan oleh nilai oktan. |
CH3 O C — CH3
— —
Ketukan (knocking) adalah perilaku bensin |
akibat tekanan piston berupa pembakaran yang CH3
terlalu cepat dalam mesin. Ketukan mengurangi MTBE dapat meningkatkan jumlah O2 sehingga
efisiensi bahan bakar dan merusak mesin. pembakaran dapat terjadi lebih sempurna.
Nilai oktan adalah nilai yang menunjukkan 3) Etanol (C2H5OH)
kemampuan bensin menghindari ketukan. Etanol dapat dihasilkan dari tumbuhan dan
Isomer rantai bercabang memiliki nilai oktan zat antiketukan paling ramah lingkungan.
yang lebih tinggi daripada isomer rantai lurusnya. Etanol juga dapat meningkatkan jumlah O2
Pembanding nilai oktan adalah: seperti MTBE.
1) Isomer C7H16 yaitu n-heptana dengan nilai Fraksi residu adalah fraksi minyak bumi yang
oktan 0 (ketukan paling banyak), berada di dasar menara fraksionasi.
Fraksi residu digunakan untuk bahan baku
industri, produk petrokimia dan senyawa lain.
2) Isomer C8H18 yaitu isooktana (2,2,4-trimetil Fraksi residu diolah menjadi:
pentana) dengan nilai oktan 100 (ketukan 1) Olefin (alkena dan alkadiena)
paling sedikit). Residu diolah menjadi olefin berupa etilena
(etena), propilena (propena) dan butadiena.
2) Aromatik (benzena dan turunan benzena)
Residu diolah menjadi aromatik berupa
Nilai oktan menunjukkan presentase kadar benzena, toluena dan xilena.
isooktana di dalam bensin. 3) Sin-gas (synthetic gas)
Residu diolah menjadi gas sintesis berupa
campuran CO dan H2.
HIDROKARBON 2
materi78.co.nr KIM 4
E. POLUSI AKIBAT BAHAN BAKAR FOSIL
Polutan Asal Ciri-ciri Bahaya
pembakaran meningkatkan pemanasan global dan perubahan iklim.
CO2 tidak berwarna
sempurna menyebabkan hujan asam.
menyebabkan iritasi mata, saluran pernapasan dan paru-paru, sakit
tidak berbau, tidak kepala pada kadar 100 ppm, kematian pada kadar 1000 ppm.
CO
berwarna, tidak berasa mengganggu pengikatan O2 oleh Hb dalam darah dengan:
pembakaran
1. berikatan dengan Hb sehingga O2 tidak dapat berikatan dengan Hb,
tidak
Hb4 + CO sd 4HbCO (reaksi tak dapat balik)
sempurna
HbCO + O2 sd (reaksi tidak berjalan)
C jelaga hitam
2. menyerang Hb yang telah berikatan dengan O2.
HbO2 + CO sd HbCO + O2
membentuk asbut (smog) yang menyebabkan iritasi mata, saluran
berwarna merah coklat, pernapasan dan paru-paru, dan daya pandang berkurang pada kadar 1
NOX
pengotor berbau menyengat ppm, dan kematian pada kadar 20 ppm.
bahan bakar menyebabkan hujan asam.
tidak berwarna, berbau dapat larut dalam tubuh membentuk asam sulfit atau asam sulfat.
SOX
menyengat menyebabkan hujan asam.
terganggunya pertumbuhan fisik dan mental anak-anak.
PbBr2 zat aditif keabu-abuan kerusakan otak, hati dan ginjal.
penyimpangan perilaku, penurunan IQ, depresi dan mudah lelah.
Polusi dari pembakaran bahan bakar fosil Hujan asam menyebabkan beberapa masalah:
dihasilkan oleh pembakaran, pengotor pada 1) Kerusakan hutan dan tanaman.
bahan bakar, dan zat aditif. 2) Kerusakan tanah.
Hujan asam adalah hujan yang didalamnya 3) Kematian biota air.
terlarut oksida nitrogen dan belerang yang
4) Kerusakan bangunan, terutama yang
menyebabkan pH hujan <5,7.
dibangun dari marmer dan beton.
Polutan CO2, SOX dan NOX larut dalam air hujan
Pengubah katalitik (catalytic converter)
membentuk asam.
adalah alat pengubah polutan berbahaya
Karbondioksida menjadi tidak berbahaya yang dipasang pada
CO2(g) + H2O(l) qe H2CO3(aq) knalpot kendaraan bermotor.
Oksida belerang Pengubah katalitik tersusun atas silinder baja
1) Pembakaran S dalam mesin yang mengandung katalis Ni.
S(s) + O2(g) sd SO2(g) Cara kerja pengubah katalitik:
2) Pembentukan belerang trioksida 1) Mengubah CO menjadi CO2
2SO2(g) + O2(g) qe 2SO3(g) 2CO(g) + O2(g) d 2CO2(g)
3) Pembentukan asam sulfit 2) Mengubah NO menjadi N2
SO2(g) + H2O(l) qe H2SO3(aq) 2NO(g) + 2CO(g) d 2CO2(g) + N2(g)
4) Pembentukan asam sulfat 3) Mengubah NO2 menjadi N2
2SO3(g) + H2O(l) qe H2SO4(aq) 2NO2(g) d N2(g) + 2O2(g)
Oksida nitrogen Pengubah katalitik tidak dapat digunakan
1) Pembakaran N2 dalam mesin untuk mengubah partikel timah hitam menjadi
N2(g) + O2(g) sd 2NO(g) tidak berbahaya karena Pb meracuni katalis Ni.
HIDROKARBON 3