Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

MANAJEMEN RESIKO

PEMBAHASAN STUDI KASUS


MANAJEMEN ASET MORGAN GRENFELL
DIULAS DARI SUDUT PANDANG:
 DEFINISI MANAJEMEN RESIKO
 7 PELAJARAN PENTING MENGELOLA MANAJEMEN RESIKO

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kuliah


Mata Kuliah Manajemen Resiko

Disusun oleh :

Nama Kelompok

1. Dhanas Chandra Dwi Ariesta (160521087)


2. Rika Ramandhani (160521088)
3. Putri Ariyani Pulungan (160521089)
4. Evi Irmayani (160521134)
5. Raufima Syawlia Harahap (160521135)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
I. PERMASALAHAN
Morgan Grenfell Asset Management (MGAM) merupakan perusahaan keuangan yang cukup
berhasil pada tahun 1994. Aset pensiun yang dikelola jasa investasi MGAM tumbuh dari $7,6
milyar menjadi $10 milyar selama tahun 1994. Tetapi pada tahun 1995, salah seorang
karyawannya melakukan serangkaian transaksi yang aneh yang menghapuskan cerita
kesuksesan MGAM. Ia adalah Peter Young, si manajer investasi yang mulai melakukan
pembelian secara diam-diam saham perusahaan yang tidak pernah terdengar/tidak termasuk
rekomendasi pedoman investasi MGAM dalam jumlah yang sangat besar. Saham-saham
tersebut kemungkinan besar tidak akan pernah disetujui oleh komite investasi atau peraturan
investasi perusahaan.

Salah satu saham yang dibeli tersebut adalah Solv-Ex, suatu perusahaan yang digambarkan
tidak punya apa-apa selain ambisi untuk merubah pasir di Kanada menjadi minyak dan
mineral. Pada tahun 1996, Young membeli saham perusahaan tersebut sekitar $30 juta dengan
harga perlembarnya $2, suatu harga yang terlalu tinggi untuk saham tersebut. Young juga
melanggar aturan oleh Dewan Investasi yang melarang investasi lebih dari 10% untuk setiap
perusahaan yang sahamnya dibeli.

Pada bulan September 1996, regulator di London mulai melakukan penyelidikan terhadap
nilai aset MGAM. Perdagangan oleh MGAM ditutup selama tiga hari dan dimulai lagi setelah
Deutsche Bank, pemilik MGAM, menggantikan aset yang diragukan dengan kas $300 juta.
Tetapi 30% investor sudah tidak percaya lagi, lari dari MGAM dengan membawa $400 juta.
MGAM harus membayar ganti rugi kepada sekitar 80.000 investor dan didenda oleh
regulator London. Menjadi pertanyaan disini, kenapa Young bisa bebas melakukan
perdagangan yang eksentrik untuk periode yang cukup lama, padahal ada catatan yang
menunjukkan bahwa ia sudah diperingatkan karena melanggar aturan investasi. Sementara
itu, beberapa bulan kemudian Young muncul di depan publik (sidang pertamanya) dengan
gaun dan wajah penuh riasan. Perubahanya seketika menunjukkan kebingungan di balik
skandal yang mahal ini.

II. PEMBAHASAN
Sudut Pandang dari Defenisi Manajemen Resiko
1. Identifikasi
Identifikasi merupakan kegiatan pengenalan terhadap bisnis yang dijalankan dan
pengendalian terhadap karakteristk risiko yang melekat pada perusahaan. Dalam kasus
ini, perusahaan tidak melakukan Proses Identifikasi dengan baik karena tidak memikirkan
risiko yang akan timbul ketika mendelegasikan tanggung jawab sepenuhnya terhadap satu
orang.

Dan dari sisi Young juga tidak ada penilaian terhadap risiko ketika dia melakukan
investasi pada perusahaan Solv-Ex, mengingat Young adalah seorang manager Investasi
seharusnya dia paham terhadap risiko yang akan dia hadapi ketika dia menginvestasikan
dana perusahaan ke perusahaan Solv-Ex yang sebenarnya sudah dalam kondisi tidak baik,
namun Young berani membeli saham tersebut dengan harga yang tinggi.

2. Pengukuran
Pengukuran adalah hal yang wajib dilakukan dalam melakukan penilaian terhadap risiko
investasi yang akan kita lakukan. Kita dapat melakukan penilaian terhadap risiko melalui
data-data terdahulu yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan metode yang tepat.
Namun dalam kasus ini, tidak terlihat bahwa Young melakukan analisis penilaian
terhadap saham Solv-Ex, sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi
perusahaan MGAM.

3. Pemantauan
Pemantauan adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai alat pengawasan
dan mengevaluasi terhadap risiko yang mungkin akan dihadapi perusahaan. Perlu adanya
penyempurnaan proses pelaporan kegiatan usaha dan manajemen informasi serta
didukung oleh teknologi Informasi yang baik dalam melakukan pemantauan ini.

Dalam kasus ini sepertinya dewan komisaris dan direktur perusahaan MGAM tidak
melakukan pemantauan terhadap kinerja para managernya dan tidak ada manajemen serta
sistem teknologi informasi yang baik dalam perusahaan untuk dapat mendukung kegiatan
pemantauan ini, regulasi sudah dibuat bahwa tidak boleh membeli saham lebih dari 10%
namun Young mampu melakukan manipulasi dan perusahaan tidak mengetahui hal
tersebut sebelum regulator London melakukan penyelidikan terhadap nilai aset MGAM,
hal ini membuktikan bahwa perusahaan kurang melakukan pemantauan terhadap kinerja
perusahaan.

4. Pengendalian Resiko
Perusahaan MGAM yang telah menerima risiko kerugian yang sangat tersebut sepertinya
akan sangat sulit untuk dapat mengendalikan risiko yang telah terjadi tersebut, yang dapat
mereka lakukan adalah dengan melakukan penyerapan terhadap modal yang dimiliki dan
membayar denda serta menutupi kerugian dengan dana tersebut. Namun kejadian ini
dapat menjadi pelajaran yang sangat baik bagi perusahaan MGAM dan perusahaan
lainnya agar lebih berhati-hati dalam memberikan pendelegasian tugas dan tanggung
jawab bagi para karyawannya dan lebih memperhatikan prinsip penting dalam
manajemen risiko.

Sudut Pandang dari 7 Pelajaran Penting Mengelola Manajemen Resiko


1. Kenali Bisnis Anda
Memahami bisnis perusahaan merupakan salah satu kunci keberhasilan manajemen risiko
perusahaan. Tanggung jawab tersebut tidak hanya ada dipundak direksi atau manajer,
tetapi juga semua anggota organisasi. Semuanya harus menyadari bahwa pekerjaannya
akan berpengaruh terhadap risiko organisasi, dan pekerjaannya pula berkaitan dengan
fungsi lainnya dalam suatu organisasi. Bagi seorang manajer, mengenali bisnis berkaitan
dengan pengambilan keputusan mereka dimana mampu menimbulkan dampak resiko.
Sehingga seorang manajer harus memiliki pengetahuan berbagai aspek bisnis termasuk
proses operasional bisnis, faktor penentu pendapatan dan biaya serta risiko dan
eksposurnya.

Pada kasus ini, Young secara diam-diam tanpa sepengetahuan MGAM membeli saham
Solv-Ex. Fatalnya lagi, Young tidak melakukan perencanaan yang baik dalam mengambil
keputusan tersebut mengingat saham yang ia beli “TIDAK TERMASUK
REKOMENDASI PEDOMAN INVESTASI MGAM” sehingga ketidakmatangannya
dalam melakukan investasi menimbulkan masalah besar dikemudian hari. Seharusnya
sebelum membeli, terlebih dahulu ia menganalisis apakah saham Solv-Ex layak untuk
dibeli atau tidak. Selain itu pula, Young juga melanggar aturan oleh Dewan Investasi
dimana ia berinvestasi lebih dari 10% untuk setiap perusahaan yang sahamnya dibeli.
Dengan kata lain, disini Young tidak cakap dalam mengenali bisnis serta mengabaikan
wewenangnya sebagai manager MGAM yaitu secara sepihak ia melakukan hal tersebut.

Seharusnya pula ia melakukan analisis mengenai saham Solv-Ex serta apa yang ia
lakukan sebaiknya diberitahu kepada pihak MGAM itu sendiri serta mengikuti aturan
yang dibuat Dewan Investasi MGAM untuk berinvestasi tidak lebih dari 10%. Bukan
secara diam-diam seperti hal tersebut.

2. Kembangkan Sistem Checks and Balances


Manajemen resiko yang efektif menghendaki adanya sistem checks (pemeriksaan) dan
balances (suatu perkara yang tidak ditimpalkan ke 1 orang saja) guna mencegah
individu/kelompok memiliki wewenang berlebihan dalam mengambil resiko atas nama
organisasi. Langkah ini juga upaya mendiversifikasikan portofolio sehingga tidak terjadi
konsentrasi eksposur resiko pada satu segmen tertentu serta sebagai upaya agar individu
tidak memiliki konsentrasi wewenangnya untuk mempertaruhkan modal pada aktiva
beresiko tertentu.

Pada kasus ini, Young secara gamblang mempertaruhkan modal MGAM untuk aktiva
beresiko Solv-ex. Ini adalah bentuk konsentrasi kekuasaan yang tak terkedali dari Young.
Dengan berani Young bermain sendiri yaitu dengan membeli saham Solv-Ex. Dengan
kata lain tidak adanya pemeriksaan dari pihak MGAM serta terpusatnya MGAM pada
Young sebagai manajer investasi mereka.

Seharusnya pihak MGAM memeriksa dengan baik apa yang manajer investasinya
lakukan serta tidak menimpalkan (memusatkan) jabatan manajemen investasi hanya pada
Young semata melainkan sebaiknya dibentuk beberapa manajemen investasi yang saling
terorganisir satu sama lain guna membuat keputusan investasi yang baik sehingga tidak
menimbulkan masalah bagi MGAM.

3. Tetapkan Limit dan Ruang Lingkup


Hal ini berkenaan dengan pembatasan dan penentuan wilayah kerja. Penentuan batas
(limits) merupakan bagian integral dari manajemen risiko. Manajer harus diberitahu
kapan bisa/harus jalan dan kapan harus berhenti. Keputusan bisnis bisa diumpamakan
sebagai gas, sedangkan manajemen risiko bisa diumpamakan sebagai rem. Jika
manajemen risiko tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka perusahaan bisa
diumpamakan seperti mobil yang melaju kencang tanpa ada rem. Penetapan batas akan
tergantung dari tipe risikonya.

Sebagai contoh, untuk risiko pasar, batas risiko yang ditentukan MGAM dalam hal
proporsi saham perusahaan yang akan dibeli adalah tidak lebih dari 10%. Fatalnya, Young
mengabaikan aturan investasi dari MGAM dengan membeli lebih dari 10% saham,
bahkan ia mengabaikan teguran dari MGAM pula. Sehingga ketidakmampuan
mengendalikan batas-batas tersebut menimbulkan MGAM yang sudah bertumbuh pesat
diilustrasikan sebagai mobil balap tanpa rem akibat manajernya tidak menggubris
larangan tersebut. Sebaiknya pula MGAM tidak tinggal diam dan mengambil langkah
tegas untuk mencegah Young melanjutkan skenarionya tersebut. Selain itu, MGAM bisa
menetapkan prosedur dan mekanisme fungsi-fungsi perusahaan, seperti menetapkan
hukuman dan kompensasi jika pegawai perusahaan melakukan pelanggaran atau
menerapkan perilaku manajemen risiko tertentu.

4. Fokus Pada Kas Anda


Sangatlah penting untuk memastikan bahwa terdapat mekanisme pengolahan posisi arus
kas di perusahaan, seperti pengendalian, orientasi pengajuan, persetujuan, dan
pelaksanaan transfer. Namun dalam kasus ini tidak terlihat adanya pengawasan dan sistem
pengelolahan kas yang baik, dimana dapat dilihat seorang manager investasi dapat dengan
bebas menggunakan kas perusahaan tanpa adanya alur pengajuan dan persetujuan yang
jelas dari bagian keuangan perusahaan tersebut, wewenang sepenuhnya diberikan kepada
Young untuk mengelolah portofolio perusahaan. Dan walaupun harga saham yang
dibelinya terlalu tinggi dibandingkan dengan kondisi pasar, perusahaan juga tidak
menyadarinya dan tidak ada pengawasan terhadap hal tersebut.

5. Gunakan Ukuran Yang Tepat


Ukuran keberhasilan yang digunakan/tidak digunakan perusahaan untuk mendorong
kinerja individual dan kelompok merupakan pendorong risiko, sehingga sangatlah penting
agar ukuran risiko dimasukkan ke dalam berbagai proses yang menghasilkan laporan
manajemen dan pengukuran kinerja. Salah satu caranya adalah membuat infrastruktur
risiko yaitu “komite resiko”.

Pada kasus ini, MGAM hanya menimpalkan kepada Young saja akan tugasnya sebagai
manajemen investasi. Alangkah lebih baik MGAM membuat infrastruktur komite resiko
seperti komite resiko pasar, modal dan strategi agar lebih muda mengukur resiko itu
sendiri. Ketiganya juga mampu memberikan pandangan strategi dan integratif terhadap
manajemen resiko. Melalui komite tersebut, struktur manajemen risiko dengan berbagai
tugas yang lebih detil bisa dikembangkan lebih lanjut. Selain itu, MGAM dapat
mengadaptasi sistem ukuran SMART untuk manajemen resikonya

6. Berikan Kompensasi Sesuai Kinerja yang Anda Kehendaki


Sistem insentif yang tepat akan membuat seseorang berperilaku tertentu. Sebagai contoh,
jika kita ingin mendisiplinkan karyawan, kita bisa membuat sistem insentif yang
menghargai kedisiplinan dan menghukum ketidaksiplinan. Karyawan yang disiplin diberi
bonus, karyawan yang tidak disiplin dipotong bonusnya. Sama halnya dengan
membangun perilaku kesadaran risiko. Sistem insentif juga bisa digunakan untuk
merubah perilaku seseorang agar menjadi lebih sadar akan risiko.

Pada kasus ini, MGAM hanya menegurnya tanpa ada tindakan tegas dari pihak MGAM
sendiri. Padahal MGAM bisa menetapkan prosedur dan mekanisme fungsi-fungsi
perusahaan, seperti menetapkan hukuman dan kompensasi jika pegawainya melakukan
pelanggaran atau menerapkan perilaku manajemen risiko tertentu.

Pada kondisi tersebut pula Young menggunakan modal MGAM untuk kegiatan yang
berisiko, maka beban modal MGAM akan lebih besar, sesuai dengan risiko yang lebih
tinggi tersebut. Melalui cara tersebut, risiko dikaitkan dengan kinerja. Jika si Young
melakukan aktivitas yang berisiko, maka ia harus bisa menghasilkan keuntungan yang
lebih besar untuk mengkompensasi risiko tersebut.

7. Ciptakan Keseimbangan
Dalam kasus ini keseimbangan antara atasan dan bawahan terlihat sangat kurang, karena
sebagai seorang manager Young tidak memberikan contoh yang baik bagi bawahannya,
dengan melakukan semua secara sendiri, tanpa melibatkan bawahaannya dan tidak
ditemukan adanya pendelegasian tanggungjawab. Dan pihak komisaris juga tidak
melakukan pengawasan dan audit internal untuk penilaian terhadap kinerja para manager
di perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai