MANAJEMEN RESIKO
Disusun oleh :
Nama Kelompok
Salah satu saham yang dibeli tersebut adalah Solv-Ex, suatu perusahaan yang digambarkan
tidak punya apa-apa selain ambisi untuk merubah pasir di Kanada menjadi minyak dan
mineral. Pada tahun 1996, Young membeli saham perusahaan tersebut sekitar $30 juta dengan
harga perlembarnya $2, suatu harga yang terlalu tinggi untuk saham tersebut. Young juga
melanggar aturan oleh Dewan Investasi yang melarang investasi lebih dari 10% untuk setiap
perusahaan yang sahamnya dibeli.
Pada bulan September 1996, regulator di London mulai melakukan penyelidikan terhadap
nilai aset MGAM. Perdagangan oleh MGAM ditutup selama tiga hari dan dimulai lagi setelah
Deutsche Bank, pemilik MGAM, menggantikan aset yang diragukan dengan kas $300 juta.
Tetapi 30% investor sudah tidak percaya lagi, lari dari MGAM dengan membawa $400 juta.
MGAM harus membayar ganti rugi kepada sekitar 80.000 investor dan didenda oleh
regulator London. Menjadi pertanyaan disini, kenapa Young bisa bebas melakukan
perdagangan yang eksentrik untuk periode yang cukup lama, padahal ada catatan yang
menunjukkan bahwa ia sudah diperingatkan karena melanggar aturan investasi. Sementara
itu, beberapa bulan kemudian Young muncul di depan publik (sidang pertamanya) dengan
gaun dan wajah penuh riasan. Perubahanya seketika menunjukkan kebingungan di balik
skandal yang mahal ini.
II. PEMBAHASAN
Sudut Pandang dari Defenisi Manajemen Resiko
1. Identifikasi
Identifikasi merupakan kegiatan pengenalan terhadap bisnis yang dijalankan dan
pengendalian terhadap karakteristk risiko yang melekat pada perusahaan. Dalam kasus
ini, perusahaan tidak melakukan Proses Identifikasi dengan baik karena tidak memikirkan
risiko yang akan timbul ketika mendelegasikan tanggung jawab sepenuhnya terhadap satu
orang.
Dan dari sisi Young juga tidak ada penilaian terhadap risiko ketika dia melakukan
investasi pada perusahaan Solv-Ex, mengingat Young adalah seorang manager Investasi
seharusnya dia paham terhadap risiko yang akan dia hadapi ketika dia menginvestasikan
dana perusahaan ke perusahaan Solv-Ex yang sebenarnya sudah dalam kondisi tidak baik,
namun Young berani membeli saham tersebut dengan harga yang tinggi.
2. Pengukuran
Pengukuran adalah hal yang wajib dilakukan dalam melakukan penilaian terhadap risiko
investasi yang akan kita lakukan. Kita dapat melakukan penilaian terhadap risiko melalui
data-data terdahulu yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan metode yang tepat.
Namun dalam kasus ini, tidak terlihat bahwa Young melakukan analisis penilaian
terhadap saham Solv-Ex, sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi
perusahaan MGAM.
3. Pemantauan
Pemantauan adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai alat pengawasan
dan mengevaluasi terhadap risiko yang mungkin akan dihadapi perusahaan. Perlu adanya
penyempurnaan proses pelaporan kegiatan usaha dan manajemen informasi serta
didukung oleh teknologi Informasi yang baik dalam melakukan pemantauan ini.
Dalam kasus ini sepertinya dewan komisaris dan direktur perusahaan MGAM tidak
melakukan pemantauan terhadap kinerja para managernya dan tidak ada manajemen serta
sistem teknologi informasi yang baik dalam perusahaan untuk dapat mendukung kegiatan
pemantauan ini, regulasi sudah dibuat bahwa tidak boleh membeli saham lebih dari 10%
namun Young mampu melakukan manipulasi dan perusahaan tidak mengetahui hal
tersebut sebelum regulator London melakukan penyelidikan terhadap nilai aset MGAM,
hal ini membuktikan bahwa perusahaan kurang melakukan pemantauan terhadap kinerja
perusahaan.
4. Pengendalian Resiko
Perusahaan MGAM yang telah menerima risiko kerugian yang sangat tersebut sepertinya
akan sangat sulit untuk dapat mengendalikan risiko yang telah terjadi tersebut, yang dapat
mereka lakukan adalah dengan melakukan penyerapan terhadap modal yang dimiliki dan
membayar denda serta menutupi kerugian dengan dana tersebut. Namun kejadian ini
dapat menjadi pelajaran yang sangat baik bagi perusahaan MGAM dan perusahaan
lainnya agar lebih berhati-hati dalam memberikan pendelegasian tugas dan tanggung
jawab bagi para karyawannya dan lebih memperhatikan prinsip penting dalam
manajemen risiko.
Pada kasus ini, Young secara diam-diam tanpa sepengetahuan MGAM membeli saham
Solv-Ex. Fatalnya lagi, Young tidak melakukan perencanaan yang baik dalam mengambil
keputusan tersebut mengingat saham yang ia beli “TIDAK TERMASUK
REKOMENDASI PEDOMAN INVESTASI MGAM” sehingga ketidakmatangannya
dalam melakukan investasi menimbulkan masalah besar dikemudian hari. Seharusnya
sebelum membeli, terlebih dahulu ia menganalisis apakah saham Solv-Ex layak untuk
dibeli atau tidak. Selain itu pula, Young juga melanggar aturan oleh Dewan Investasi
dimana ia berinvestasi lebih dari 10% untuk setiap perusahaan yang sahamnya dibeli.
Dengan kata lain, disini Young tidak cakap dalam mengenali bisnis serta mengabaikan
wewenangnya sebagai manager MGAM yaitu secara sepihak ia melakukan hal tersebut.
Seharusnya pula ia melakukan analisis mengenai saham Solv-Ex serta apa yang ia
lakukan sebaiknya diberitahu kepada pihak MGAM itu sendiri serta mengikuti aturan
yang dibuat Dewan Investasi MGAM untuk berinvestasi tidak lebih dari 10%. Bukan
secara diam-diam seperti hal tersebut.
Pada kasus ini, Young secara gamblang mempertaruhkan modal MGAM untuk aktiva
beresiko Solv-ex. Ini adalah bentuk konsentrasi kekuasaan yang tak terkedali dari Young.
Dengan berani Young bermain sendiri yaitu dengan membeli saham Solv-Ex. Dengan
kata lain tidak adanya pemeriksaan dari pihak MGAM serta terpusatnya MGAM pada
Young sebagai manajer investasi mereka.
Seharusnya pihak MGAM memeriksa dengan baik apa yang manajer investasinya
lakukan serta tidak menimpalkan (memusatkan) jabatan manajemen investasi hanya pada
Young semata melainkan sebaiknya dibentuk beberapa manajemen investasi yang saling
terorganisir satu sama lain guna membuat keputusan investasi yang baik sehingga tidak
menimbulkan masalah bagi MGAM.
Sebagai contoh, untuk risiko pasar, batas risiko yang ditentukan MGAM dalam hal
proporsi saham perusahaan yang akan dibeli adalah tidak lebih dari 10%. Fatalnya, Young
mengabaikan aturan investasi dari MGAM dengan membeli lebih dari 10% saham,
bahkan ia mengabaikan teguran dari MGAM pula. Sehingga ketidakmampuan
mengendalikan batas-batas tersebut menimbulkan MGAM yang sudah bertumbuh pesat
diilustrasikan sebagai mobil balap tanpa rem akibat manajernya tidak menggubris
larangan tersebut. Sebaiknya pula MGAM tidak tinggal diam dan mengambil langkah
tegas untuk mencegah Young melanjutkan skenarionya tersebut. Selain itu, MGAM bisa
menetapkan prosedur dan mekanisme fungsi-fungsi perusahaan, seperti menetapkan
hukuman dan kompensasi jika pegawai perusahaan melakukan pelanggaran atau
menerapkan perilaku manajemen risiko tertentu.
Pada kasus ini, MGAM hanya menimpalkan kepada Young saja akan tugasnya sebagai
manajemen investasi. Alangkah lebih baik MGAM membuat infrastruktur komite resiko
seperti komite resiko pasar, modal dan strategi agar lebih muda mengukur resiko itu
sendiri. Ketiganya juga mampu memberikan pandangan strategi dan integratif terhadap
manajemen resiko. Melalui komite tersebut, struktur manajemen risiko dengan berbagai
tugas yang lebih detil bisa dikembangkan lebih lanjut. Selain itu, MGAM dapat
mengadaptasi sistem ukuran SMART untuk manajemen resikonya
Pada kasus ini, MGAM hanya menegurnya tanpa ada tindakan tegas dari pihak MGAM
sendiri. Padahal MGAM bisa menetapkan prosedur dan mekanisme fungsi-fungsi
perusahaan, seperti menetapkan hukuman dan kompensasi jika pegawainya melakukan
pelanggaran atau menerapkan perilaku manajemen risiko tertentu.
Pada kondisi tersebut pula Young menggunakan modal MGAM untuk kegiatan yang
berisiko, maka beban modal MGAM akan lebih besar, sesuai dengan risiko yang lebih
tinggi tersebut. Melalui cara tersebut, risiko dikaitkan dengan kinerja. Jika si Young
melakukan aktivitas yang berisiko, maka ia harus bisa menghasilkan keuntungan yang
lebih besar untuk mengkompensasi risiko tersebut.
7. Ciptakan Keseimbangan
Dalam kasus ini keseimbangan antara atasan dan bawahan terlihat sangat kurang, karena
sebagai seorang manager Young tidak memberikan contoh yang baik bagi bawahannya,
dengan melakukan semua secara sendiri, tanpa melibatkan bawahaannya dan tidak
ditemukan adanya pendelegasian tanggungjawab. Dan pihak komisaris juga tidak
melakukan pengawasan dan audit internal untuk penilaian terhadap kinerja para manager
di perusahaan tersebut.