Disusun oleh:
Ditujukan kepada:
PT. PERTAMINA
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
DAFTAR ISI
1 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
2 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak bumi dan pernah tergabung
dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada tahun 1962 hingga
keluar pada tahun Januari 2009 (OPEC, 2015). Berdasarkan data BP (2014), pada tahun
1972 hingga 2006 Indonesia pernah berhasil memproduksi minyak bumi mentah di atas
1 juta barrel per day (BPD). Indonesia pernah memproduksi minyak bumi mentah hingga
1,68 juta BPD pada tahun 1977 dan merupakan produksi minyak bumi mentah tertinggi
yang bisa dihasilkan Indonesia. Setelah tahun 2006 Indonesia mengalami naik turun
produksi dan sejak tahun 2011 produksi minyak bumi Indonesia terus menurun hingga
menyentuh angka produksi 882 ribu BPD.
3 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
1800
1600
Thousand barrel Per Day
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Production Consumption
*) Namun saya terbuka dengan topik atapun subyek lain yang disediakan perusahaan.
4 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
5 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
BAB 2
TEORI DASAR
6 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
7 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
yang punya kemiringan yang lebih landai. Continental rise adalah pusat
pengendapan sedimen yang tebal akibat dari arus turbidity.
2.1.3.4. Abyssal plain: merupakan lantai dasar samudera. Pada dasarnya datar dan
dilapisi oleh very fine-grained sediment, tersusun terutama oleh lempung
dan sel-sel organisme mikroskopis seperti foraminifera, radiolarians, dan
diatom.
Fasies
Menurut Walker (1992), fasies merupakan kenampakan suatu tubuh batuan yang
dikarekteristikan oleh kombinasi dari lithologi, struktur fisik dan biologi yang merupakan
aspek pembeda dari tubuh batuan di atas, di bawah, ataupun disampingnya. Fasies
umumnya dikelompokkan kedalam asosiasi fasies, dimana dari beberapa fasies
dikelompokkan secara genetis, sehingga asosiasi fasies memiliki arti bahwa fasies-fasies
yang ada didalamnya terbentuk oleh proses yang sama pada lingkungan pengendapan
yang sama pula. Dalam skala luas asosiasi fasies dapat disebut sebagai basic architectural
element dari lingkungan pengendapan yang khas sehingga akan memberikan makna
bentuk tiga dimensinya.
Kata fasies didefinisikan berbeda – beda oleh banyak pakar. Namun umumnya mereka
sepakat bahwa fasies merupakan ciri dari suatu satuan batuan sedimen. Ciri ini dapat
berupa ciri fisik, kimia, maupun biologis, misalnya seperti ukuran tubuh sedimen, struktur
sedimen, besar dan bentuk butir, warna, komposisi, serta keberadaan fauna pada tubuh
batuan sedimen. Maka dari itu fasies juga terkadang dibedakan berdasarkan
kepentingannya, yaitu :
Litofasies didasarkan pada ciri komposisi, fisik ,dan kimia pada suatu batuan
Biofasies didasarkan pada keterdapatan fauna atau flora pada batuan
Ichnofasies difokuskan pada keberadaan fosil jejak dalam batuan.
Menurut Selley (1985, dalam Walker dan James 1992) fasies sedimen adalah suatu tubuh
batuan yang dapat dikenali dan dibedakan dengan satuan batuan lain atas dasar geometri,
litologi, struktur sedimen, fosil, dan pola arus purbanya. Berbekal cirri fisik, kimia, dan
biologi dapat direkonstruksi lingkungan pengendapan dari suatu runutan batuan sedimen
dan disebut sebagai analisis fasies.
8 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
Menurut Walker dan James (1992), geometri dan penyebaran batuan ditentukan oleh
fasies atau lingkungan pengendapan. Sedangkan bentuk, ukuran, dan orientasi butir
tergantung mekanisme pengendapannya. Mempelajari lingkungan pengendapan
umumnya dimulai dengan penampang stratigrafi dan korelasinya untuk menandai tipe
batuannya, geometri tiga dimensinya serta struktur sedimen internalnya.
2.2.1. Model Fasies
Suatu model fasies dapat digambarkan sebagai suatu pandangan umum dari suatu
sistem pengendapan yang terdiri dari beberapa contoh individual dari sedimen saat
ini (recent) dan sedimen lampau (ancient) (Walker, 1992). Secara umum model
fasies ini dapat digunakan sebagai asumsi untuk :
1. Pembanding suatu standar model fasies dengan suatu contoh fasies lainnya.
2. Kerangka kerja yang digunakan sebagai penunjuk observasi yang akan
datang.
3. Prediksi pada situasi geologi yang baru.
4. Interpretasi sistem yang mewakili.
Model fasies secara umum dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu model
fasies terrigenous clastic serta model fasies karbonat dan evaporit.Untuk model
fasies terrigenous clastic dapat dibagi lagi menjadi beberapa subkelompok
berdasarkan endapannya yaitu antara lain: Sistem pengendapan eolian, glacial,
vulkanik, kipas aluvial, fluvial, delta, estuarin dan lagun, tidal, turbidit dan kipas
laut dalam. Sedangkan untuk model fasies karbonat dan evaporit dapat di Sub
kelompokan lagi menjadi shallow platform carbonates, pertidal carbonates,
reefs and mound, evaporite.
9 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
10 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
11 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
12 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
13 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
Ketika suatu formasi di bor, air lumpur pemboran akan masuk kedalam
formasi sehingga membentuk 3 zona yang terinvasi, yaitu :
A. Flushed Zone
Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubang bor serta
terisi oleh air filtrat lumpur yang mendesak komposisi semula (gas, minyak
ataupun air tawar). Meskipun demikian mungkin saja tidak seluruh
komposisi semula terdesak ke dalam zona yang lebih dalam.
B. Transition Zone
Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam keterangan zona ini ditempati
oleh campuran dari air filtrat lumpur dengan komposisi semula.
C. Uninvaded Zone
Merupakan zona yang tidak mengalami infiltrasi dan terletak paling jauh
dari lubang bor, serta seluruh pori-pori batuan terisi oleh komposisi semula.
14 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
15 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
16 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
2.3.3.4.Log Caliper
Log ini digunakan untuk mengetahui perubahan diameter dari lubang bor
yang bervariasi akibat adanya berbagai jenis batuan yang ditembus mata
bor. Pada lapisan shale atau clay yang permeabilitasnya hampir mendekati
nol, tidak terjadi kerak lumpur sehingga terjadi keruntuhan dinding sumur
17 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
Sikuen Stratigrafi
Sikuen stratigrafi adalah suatu pendekatan multidisiplin terhadap stratigrafi yang
menggunakan data yang ada seperti litostratigrafi (jenis batuan), biostratigrafi (fosil yang
dikandungnya), seismik stratigrafi dan tektonostratigrafi (tektonik yang mempengaruhi)
untuk merekonstruksi fasies yang berhubungan secara genetik yang terletak diantara
bidang-bidang kronostratigrafi.
Satuan sikuen stratigrafi dasar adalah sikuen pengendapan (depotional sequence) yang
dibatasi oleh regional unconformity. Sikuen ini terdiri dari beberapa “key intervals”
(system track dan parasequence) dan “surface” (transgressive dan maximum flooding
surface). Batas sikuen (sequence boundary), parasequences, dan parasequence sets
menghasilkan kerangka kronostratigrafi untuk korelasi dan pemetaan batuan sedimen.
Sikuen pengendapan adalah urutan perlapisan yang relatif selaras, berhubungan secara
genetika dan dibatasi oleh ketidakselarasan dan keselarasan padanannya (correlative
conformity), yaitu bidang keselarasan yang merupakan kelanjutan dari bidang
ketidakselarasan tersebut (Mitchum, 1977 dalam Catuneanu 2006)).
18 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
Parasequence merupakan suatu urutan yang relatif selaras dari lapisan atau lapisan-
lapisan yang berhubungan secara genetik dan dibatasi oleh marine flooding surface.
parasequence set adalah rangkaian parasequence yang berhubungan secara genetik,
membentuk pola susunan (stacking pattern) yang khusus. Parasequence set biasanya
dibatasi oleh marine flooding surface yang besar dan bidang batas korelasi dengannya.
Ada 2 tipe utama yang dikenal dalam sikuen pengendapan, antara lain :
1. Tipe 1, dibentuk ketika RSL turun pada shoreline terhadap fisiografi basin (cekungan). Tipe
ini dibatasi oleh batas sikuen tipe 1 yang berisi ketidakselarasan stratrigrafi kearah darat dari
shoreline lowstand. Sikuen tipe 1 disusun oleh LST.
2. Tipe 2, dibentuk ketika tidak terjadi RSL turun. Tipe 2 ini merupakan siklus regresi -
transgresi tanpa ada LST dan dibatasi oleh batas sikuen tipe 2 yangtidak membentuk
ketidakselarasan. Dalam tipe 2 batas sikuen berdekatan dengan permukaan regresi maksimum
yaitu batas antara fasies regresi dan transgresi pola stacking. Tipe 2 berada langsung diatas
HST dan tidak ada LST dan TST dalam tipe ini.
Gambar 2.7. Tipe 1 Sikuen Pengendapan (Kiri) dan Tipe 2 Sikuen Pengendapan (Kanan)
19 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
seperti channel, tetapi juga pada yang ukurannya kecil seperti cross stratificatioin,
laminasi atau bedding plane dan lain-lain yang sulit dibedakan teruma pada core yang
bentuknya silinder.
20 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
21 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
22 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
23 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
24 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
atau thin interbeded Unsur endapan tipis mungkin berupa crevasse splay, overbanks
deposits dalam laguna serta turbidit.
3. Bell Shaped
Profil berbentuk bell menunjukkan penghalusan ke arah atas, kemungkinan akibat
pengisian channel atau channel fills. Pengamatan membuktikan bahwa besar butir
pada setiap level cenderung sama,namun jumlahnya memperlihatkan gradasi
menuju berbutir halus denganlempung yang bersifat radioaktif makin banyak ke
atas. Bentuk bell dihasilkan oleh endapan point bars, tidal deposits, transgressive
shelf sands, sub marine channel dan endapan turbidit.
4. Funnel Shaped
Profil berbentuk corong atau funnel menunjukkan pengkasaran kearah atas yang
merupakan bentuk kebalikan dari bentuk bell . Bentuk funnel kemungkinan
dihasilkan sistem progradasi seperti sub marine fanlobes, regressive shallow
marine bar, barrier islands atau karbonat terumbu depan yang berprogradasi di atas
mudstone, delta front atau distributary mouth bar , crevasse splay, beach and
barrier beach, strandplain, shoreface, prograding shelf sands dan submarine fan
lobes
5. Symmetrical
Penghalusan ke atas bentuk bell shape atau bell merupakan indikasi peristiwa
regresi, sedangkan pengkasaran ke atas funnel shape atau corong mewakili
peristiwa transgresi sedangkan konstan yaitu cilindrical shape mengindikasikan
transisi.
25 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
BAB III
METODA PENELITIAN
Untuk memenuhi tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka penulis membuat tiga
tahapan utama dalam penelitian ini, tahap persiapan dan pengumpulan data, tahap pengolahan
data serta analisis lingkungan pengendapan, serta terakhir tahap pembuatan laporan penelitian.
Interpretasi fasies dari karakter wireline logs dan dengan menyusun urutan
vertikal data core disertai deskripsi yang lengkap dan di lengkapi dengan
26 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
penting untuk evaluasi reservoir dalam suatu lapangan (field) atau cekungan
sedimentasi (basin).
Tahap terakhir dari penelitian ini adalah tahap pembuatan laporan dimana laporan
akan diberikan dalam bentuk laporan tertulis yang memuat hasil analisis dan
pengolahan data yang telah dilakukan oleh penulis pada tahap sebelumnya.
1. Analisa dari data sumur (well data) dan Interpretasi litologi semua karakter log dari
2. Interpretasi fasies dari karakter wireline logs dan dengan menyusun urutan vertikal
data core disertai deskripsi yang lengkap dan di lengkapi dengan grafik log litologi
sudah dihasilkaan.
4. Menentukan penyebaran lateral dengan korelasi antar well yang telah diketahui
susunan vertikalnya dengan memperhatikan pola struktur yang ada Interval yang
paling baik untuk mengidentifikasi lapisan penunjuk (marker bed) yang korelatif
27 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
(marker bed) adalah sebagai pertimbangan yang penting untuk evaluasi reservoir
5. Penentuan geometri tubuh batuan dan hubungan antara tubuh batuan, klasifikasikan
Studi Literatur
Analisis Fasies
dengan model Fasies
Penentuan Lingkungan
Pengendapan
Asosisasi Fasies /
Lingkungan
Pengendapan
28 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
PENUTUP
Demikianlah proposal ini dibuat, besar harapan bagi saya agar Bapak/Ibu memberikan
kesempatan kepada saya untuk dapat melaksanakan penelitian tugas akhir di perusahaan yang
Bapak/Ibu pimpin. Semoga dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat yang
REKOMENDASI :
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung – Sumedang KM.21
Email : alosyusoka@gmail.com
Hormat Saya,
29 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
DAFTAR PUSTAKA
Bassiomi, Zaki., 1994, Theory, Meassurement, and Interpretation of Well logs, Volume 4,
Society of Petroleum Engineers, Louisiana.
Boggs, JR, Sam., 1995, Principles of Sedimentology and Stratigraphy, Edisi kedua, Prentice-
Hall, Inc, A Simon and Schuster Company, Upper Saddle River, New Jersey.
BP. 2014. Statistical Review of World Energy June 2014. Diakses 15 November 2015.
http://www.bp.com/content/dam/bp/pdf/Energy-economics/statistical-review-
2014/BP-statistical-review-of-world-energy-2014-full-report.pdf
Chapman, Richard E.. 1976, Petroleum Geology a Concise Study. Elsevier Scientific
Publishing Company, Amsterdam, Netherlands.
Dewan, John T., 1983, Modern Open-Hole Log Interpretation, PennWell Publishing Company,
Tulsa, Oklahoma.
Doveton, John H., 1986, Log Analysis of Subsurface Geology, John Wiley and Sons, Inc, USA.
Exploration Logging, 1979, An Introduction to Oil Field Geology, Mud logging and Formation
Evaluation, Exploration Logging, Sacramento, California
Foster, Norman H. and Edward A. Beaumont, 1990, Formation Evaluation I Log Evaluation.
AAPG. IV. Series. Tulsa, Oklahoma, USA.
Harsono, Adi., 1997, Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log, Edisi revisi ke-8 mei 1997,
Shlumberger Oil Services.
Koesoemadinata. R.P., 1980, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Edisi kedua. Jilid 1 dan 2,
Penerbit ITB, Bandung.
Mitchum, R.M., 1977, Seismic Stratigraphy and Global Changes of Sea Level, American
Association of Petroleum Geologist.
Rider, M. 2002, The Geological Interpretation of Well Logs. Rider French Consulting,
Sutherland, Scotland
Russell, William L., 1951, Principles of Petroleum Geology, McGraw-Hill book Company,
Inc., USA.
30 | PT. Pertamina
Proposal Penelitian Tugas Akhir
Studi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Konsep Model Fasies melalui Analisis
Data Well Log, Core dan Interpretasi Seismik Lapangan “X” Cekungan “Y”
Walker, Roger G., James, Noel P., 1992, Facies Models Response To Sea Level Change:
GeologicaL Assosiation of Canada.
Yuda, F. dkk. 2011, Analisis Well Logging Pada Bertek 4 Sumatera Selatan, Universitas Negeri
Papua. Manokwari.
31 | PT. Pertamina