Anda di halaman 1dari 39

[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

BAB III
PERENCANAAN JALAN

3.1 Perhitungan Awal


3.1.1 Penentuan Trase Alinemen Horizontal
Trase jalan dibuat dengan menghubungkan titik-titik acuan pada
peta. Dalam pembuatan trase diusahakan agar jalan cukup landai untuk
meminimalisir tanjakan. Pertimbangan lainnya yaitu bahwa titik pada
tikungan berada didaerah yang relative datar. Trase jalan digambarkan
langsung pada peta yang diberikan

3.1.2 Perhitungan Koordinat, Jarak, Azimuth dan Sudut Tikungan

Gambar 3.1 Trase Jalan

1
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

3.1.2.1 Penentuan Koordinat


Tabel 3.1 Penentuan Koordinat

Koordinat
Titik
X Y
A 678495,918 9212104,082
PI-1 678685,714 9212100,000
PI-2 678732,653 9211924,49
PI-3 678936,735 9211963,265
B 679051,02 9211934,694

3.1.2.2 Perhitungan Azimuth

Gambar 3.2 Quadran Pemetaan Lahan

2
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

αA- = ArcTg (
𝑋1 − 𝑋𝐴
) α2-3 = ArcTg (
𝑋3 − 𝑋2
)
𝑌1 − 𝑌𝐴 𝑌3 − 𝑌2
1
678685,714−678945,918 678936,735−678732,653
= ArcTg ( ) = ArcTg ( 9211963,265−9211924,490)
9212100−9212104,082

= 180-α = 79°4’31,32”
= 180 - 88,768°
= 91°13’55,12”

α1-2 = ArcTg (
𝑋2 − 𝑋1
) α3-B = ArcTg (
𝑋𝐵 − 𝑋3
)
𝑌2 − 𝑌1 𝑌𝐵 − 𝑌3
678732,653−678685,714 679051,020−68936,735
= ArcTg ( ) = ArcTg ( 9211934,694−9211963,265)
9211924,490−9212100

= 180-α = 180-α
= 180 – 14,973° = 180 – 75,964°
= 165°1’37,65” = 104°2’10,48”

3.1.2.3 Perhitungan Sudut Tikungan


∆1 = αA-1 - α1-2 ∆3 = α2-3 - α3-B
= 91°13’55,12”- 165°1’37,65” = 79°4’31,32”- 104°2’10,48”
= 73°47’42” = 24°47’38,4”

∆2 = α1-2 - α2-3
= 165°1’37,65”- 79°4’31,32”
= 85°47’6”

3.1.2.4 Perhitungan Jarak


dA1 = √(𝑋1 − 𝑋𝐴 )2 + (𝑌1 − 𝑌𝐴 )2

= √(678685,714 − 678945,918)2 + (9212100 − 9212104,082)2


= 189,840 m

3
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

d12 = √(𝑋2 − 𝑋1 )2 + (𝑌2 − 𝑌1 )2

= √(678732,653 − 678685,714)2 + (9211963,265 − 9211924,490)2


= 181,679 m

d23 = √(𝑋3 − 𝑋2 )2 + (𝑌3 − 𝑌2 )2

= √(678936,735 − 678732,653)2 + (9211963,265 − 9211924,490)2


= 207,733 m

d3B = √(𝑋𝐵 − 𝑋3 )2 + (𝑌𝐵 − 𝑌3 )2

= √(679051,020 − 68936,735)2 + (9211934,694 − 9211963,265)2


= 117,803 m

3.1.3 Klasifikasi Medan


Medan diklasifikasikan bedasarkan kondisi sebagian besar kemirigan
medan yang diukur tegak lurus garis kontur
Tabel 3.2 Klasifikasi Menurut Medan Jalan
Kemiringan
No. Jenis Medan Notasi
Medan (%)
1 Datar D <3
2 Perbukitan B 3 – 25
3 Pegunungan G >25

Klasifikasi menurut medan jalan untuk perencaan geometrik, sebagai


berikut :

4
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Kelandaian
𝑎−𝑏
= 𝑅𝑜𝑤

Dimana :
A = Elevasi kanan/kiri tertinggi
B = Elevasi kanan/kiri terendah
Row = Daerah Milik Jalan

Direncanakan daerah jalan kolektor dengan Row = 25 m, maka didapat :


Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Kelandaian
Elevasi Kelandaian
No STA
Kiri Kanan
1 0+0 762 755 28,00
2 0+25 760 753 28,00
3 0+50 758 747 44,00
4 0+75 757 742 60,00
5 0+100 757 741 64,00
6 0+125 755,5 741 58,00
7 0+150 753,6 744,4 36,80
8 0+175 744,7 746 5,20
9 0+179 757 745,7 45,20
10 1+204 755 744,8 40,80
11 1+229 754,9 744 43,60
12 1+254 750,2 747,2 12,00
13 1+279 744,2 750 23,20
14 1+304 745 755,2 40,80
15 1+329 746,6 757,7 44,40
16 1+354 750 760 40,00
17 1+360 749,8 761 44,80
18 2+385 748 752,1 16,40
19 2+410 740 751 44,00
20 2+435 751 751 0,00
21 2+460 750 752,7 10,80
22 2+485 742 752,3 41,20
23 2+510 743 752,7 38,80
24 2+535 745 759,3 57,20
25 2+560 750 759,7 38,80
26 3+585 759,2 761 7,20
27 3+610 764 756 32,00

5
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

28 3+635 764 750 56,00


29 3+660 759,3 744 61,20

30 3+678 758 744 56,00

Rata-rata 7,09

Maksimum 57,20

Minnimum 64,00

Dari hasil perhitungan, didapat bahwa nilai rata-rata ialah 7,09. Sehingga
jenis medan pada daerah ini termasuk medan Perbukitan.

3.1.4 Kelas Jalan dan Kecepatan Rencana


3.1.4.1 Kelas Jalan
Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan
untuk menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu berat

Tabel 3.4 Klasifikasi Menurut Kelas Jalan


Muatan Sumbu
Fungsi Kelas
Terberat MST (ton)
I >10
Arteri II 10
III A 8
III A
Kolektor 8
III B

Berdasarkan tabel diatas, bahwa untuk desain jalan kolektor digunakan


Kelas Jalan III A. Sehingga muatan sumbu terberat MST ialah 8 ton

6
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

3.1.4.2 Kecepatan Rencana


Kecepatan rencana, Vr adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar
perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan-kendaraan begerak
dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas yang
lenggang dan pengaruh samping jalan yang tidak berarti.
Vr untuk masing-masing fungsi jalan dapat ditetapkan dari tabel
dibawah ini
Tabel 3.5 Kecepatan Rencana Vr, Sesuai Klasifikasi Fungsi dan
Medan Jalan
Kecepatan Rencana, Vr, km/jam
Fungsi
Datar Bukit Pegunungan
Arteri 70 – 120 60 – 80 40 – 70
Kolektor 60 – 90 50 - 60 30 – 50
Lokal 40 - 70 30 - 50 20 - 30

3.1.5 Jarak Pandang Henti dan Mendahului


3.1.5.1 Jarak Pandang Henti
Tabel 3.6 Jarak Pandangan Henti (Jh) minimum
Vr, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20
Jh minimum 250 175 120 75 55 40 27 16
(m)

Dari tabel jarak pandangan henti minimum untuk kecepatan 50 km/jam


adalah 55 m

3.1.5.2 Jarak Pandang Mendahului


Tabel 3.7 Jarak Pandang Mendahului
Vr, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20
Jh minimum 800 670 550 350 250 200 150 100
(m)

7
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Dari tabel jarak pandangan mendahului untuk kecepatan 50 km/jam


adalah 250 m

3.1.6 Kelandaian Maksimum


Kelandaian maksimum untuk memungkinkan kendaraaan bergerak terus
tanpa kehilangan kecepatan yang berarti
Tabel 3.8 Kelandaian Maksimum yang Diijinkan
Vr, km/jam 120 110 100 80 60 50 40 <40
Kelandaian Maksimal (%) 3 3 4 5 8 9 10 10

Kelandaian maksimum untuk kecepatan rencana 50 km/jam adalah 9%.

3.1.7 Panjang Kritis


Panjang kritis harus disediakan agar kendaraan dapat mempertahankan
kecepatannya sedemikian sehingga penurunan ecepatan tidak lebih dari separuh
Vr

Tabel 3.9 Panjang Kritis


Keceppatan Kelandaian (%)
pada awal
tanjakan 4 5 6 7 8 9 10
(km/jam)
80 630 460 360 270 230 230 200
60 320 210 160 120 110 90 80

Panjang kritis untuk kecepatan 50 km/jam, digunakan 60 km/jam pada


kelandaian 9% adalah 90 m

8
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

3.2 Perencanaan Alinemen Horizontal


3.2.1 Perencanaan Tikungan
Data dan Klasifikasi Desain :
Vr = 50 km/jam
emax = 10%
enormal = 2%
Lebar Perkerasan (W) =2x3m

Sumber : Buku Silvia Sukirman, Dasar-dasar Perencanaan Geometrik


Jalan atau menggunakan rumus :
fmax = -0,00065V + 0,192 Rmin = 𝑉𝑟 2
127 ( 𝑒 𝑚𝑎𝑥 + 𝑓𝑚𝑎𝑥 )

= -0,00065(50) + 0,192 502


= 127 ( 0,1 + 0,1595 )

= 0,1595 = 75,857 m

Dmax = 181913,53 ( 𝑒𝑚𝑎𝑥 + 𝑓𝑚𝑎𝑥 )


2 𝑉𝑟
181913,53 ( 0,1 + 0,1595 )
= 502

= 12,654

9
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Gambar 3.3 Proses Pemilihan Jenis Tikungan Berdasarkan SCS


1. SCS
Tikungan 1 direncanakan menggunakan SCS (Spiral Circle Sipiral)
Diketahui :
∆1 = 73°47’42”
Vr = 50 km/jam
Rmin = 75,857 m

- Perhitungan Lengkung Peralihan (Ls)


1. Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik) untuk melintasi
lengkung peralihan, maka panjang lengkung :
Ls = 𝑉𝑟 T
3,6
50
= 3,6 3

= 41,667 m

10
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

2. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian


(𝑒𝑝 − 𝑒𝑛 )𝑉𝑟 Dimana :
Ls =
3,6 𝑟𝑒
re = Tingkat pencapaian perubahan
(0.1− 0.02)50
= 3,6 𝑥 0,035 kelandaian melintang jalan untuk
= 31,746 m Vr ≤ 80 km/jam, re max = 0,035

3. Berdasarkan rumus binamarga


Ls = (ep + en) B mmaxs Dimana :
= (0,1 + 0,02) 3 115 mmaxs = Landai relative maksimum
= 41,4 m Bina Marga Vr = 50 km/jam = 115 m

Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 41,667 m, diambil Ls = 60 m


Digunakan R = 80 m dengan e = 9,90 %

2. Fc
Tikungan 2 direncanakan menggunakan FC (Full-Circle)
Diketahui :
∆2 = 48°9’36,08”
Vr = 50 km/jam
Rmin = 75,857 m

- Perhitungan Lengkung Peralihan (Ls)


1. Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik) untuk melintasi
lengkung peralihan, maka panjang lengkung :
Ls = 𝑉𝑟 T
3,6
50
= 3,6 3

= 41.667 m

2. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian

11
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

(𝑒𝑝 − 𝑒𝑛 )𝑉𝑟 Dimana :


Ls =
3,6 𝑟𝑒
re = Tingkat pencapaian perubahan
(0.1− 0.02)50
= 3,6 0,035 kelandaian melintang jalan untuk
= 31,746 m Vr ≤ 80 km/jam, re max = 0,035

3. Berdasarkan rumus binamarga


Ls = (ep + en) B mmaxs Dimana :
= (0.1 + 0.02) 3 115 mmaxs = Landai relative maksimum
= 41.4 m Bina Marga Vr = 50 km/jam = 115 m

Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 41.667 m, diambil Ls = 45 m


Digunakan R = 409 m dengan e = 3,5 %

- Perhitungan Besaran – Besaran Tikungan


Tc = R tan ½ ∆2 Ec = Tc tan ¼ ∆2
= 409 tan ½ 48°9’36,08” = 182,783 tan ¼ 48°9’36,08”
= 182,783 m = 38,985 m

Lc = ∆2 . 2π . R
360
48°9’36,08” . 2π . 409
= 360

= 343,785 m

Syarat Tikungan FC
1) Lt = Lc = 343,785 m
2) 2Tc > Lc
365,566 > 343,785 ( Tikungan Full Circle Dapat Digunakan )

- Perhitungan Pelebaran Perkerasan di Tikungan


Data – data :

12
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Jalan rencana kelas III A (kolektor) dengan muatan sumbu terberat 8


ton sehingga direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah
kendaraan Kecil
Vr = 50 km/jam
R = 409 m
N =2
C = 0,8 (Kebebasan Samping)
B = 2,1 m (Lebar lintas kendaraan kecil pada jalan lurus)
P = 3,4 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan
sedang)
A = 0,9 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan kecil)

Secara Analitis :
B = n(b + c) + (n-1)Td + Z
Dimana :
B = Lebar perkerasan pada tikungan
N = Jumlah lajur lintasan (2)
B = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
C = Kebebasan samping (0,8 m)
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan

Perhitungan
b’ = R - √𝑅 2 − 𝑝2 b’ = b + b’

= 409 - √4092 − 3,42 = 2,1 + 0,014

= 0,014 m = 2,114 m

Td = √𝑅 2 + 𝐴(2𝑃 + 𝐴) – R Z 𝑉𝑟
= 0,105 𝑅
50
= √4092 + 0,9(2 . 3,4 + 0,9) – 409 = 0,105 409

= 0,008 m = 0,013 m

13
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

B = n(b’ + c) + (n-1)Td + Z
= 2(2,114 + 0,8) + (2-1)0,08 + 0,013
= 5,921 m

Lebar perkerasan pada jalan lurus 2x3 = 6 m


Ternnyata B < W
6,016 < 6
5,921 - 6 = 0,079 m

Karena B < W, maka tidak diperlukan pelebaran perkerasan pada


tikungan sebesar 0,079 m

- Hasil Perhitungan
Tikungan PI-2, menggunakan tipe FC dengan hasil perhitungan
sebagai berikut :
∆2 = 48°9’36,08” Tc = 182,783 m
Vr = 50 km/jam Lc = 343,785 m
R = 409 m Ec = 38,985 m
Ls = 45 m
e = 3,5%

14
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Gambar 3.5 Tikungan FC

3. Scs
Tikungan 3 direncanakan menggunakan SCS (Spiral-Circle-Sipiral)
Diketahui :
∆3 = 64°20’31,29”
Vr = 50 km/jam
Rmin = 75,857 m
Digunakan R = 286 m
E = 4,8%

- Perhitngan Lengkung Peralihan (Ls)


1. Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik) untuk melintasi
lengkung peralihan, maka panjang lengkung :
Ls = 𝑉𝑟 T
3,6
50
= 3,6 3

15
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

= 41.667 m

2. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian


(𝑒𝑝 − 𝑒𝑛 )𝑉𝑟 Dimana :
Ls =
3,6 𝑟𝑒
re = Tingkat pencapaian perubahan
(0.1− 0.02)50
= 3,6 0,035 kelandaian melintang jalan untuk
= 31,746 m Vr ≤ 80 km/jam, re max = 0,035

3. Berdasarkan rumus binamarga


Ls = (ep + en) B mmaxs Dimana :
= (0.1 + 0.02) 3 115 mmaxs = Landai relative maksimum
= 41.4 m Bina Marga Vr = 50 km/jam = 115 m

Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 41.667 m, diambil Ls = 60 m


Digunakan R = 80 m dengan e = 9,90 %

- Perhitungan Ѳs, ∆c dan Lc


Ѳs = 90 . 𝐿𝑠 ∆c = ∆1 – (2 . Ѳs)
𝜋 𝑅𝑟
90 60 = 73°47’42”– (2 . 4,507)
= 𝜋
. 80

= 21,486 = 64,781

Lc = ∆c . π . R
180
64,781 . π . 80
= 180

= 90,451 m

Syarat tikungan S-C-S


Lc > 20
90,451 > 20
Maka tikungan S-C-S dapat dipakai

16
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

- Perhitungan Besaran-besaran Tikungan


Xs 602 Ys = 𝐿𝑠2
= Ls ( 1 - 40 . )
𝑅2 6. 𝑅
602 602
= 60 ( 1 - 40 . ) = 6.
802 80

= 59,156 m = 7,5 m

P = Ys – (R(1 – cos Ѳs)) K = Ls – (40 .


𝐿𝑠2
) – (R sin Ѳs)
𝑅2

= 7,5 – (80(1 – cos 21,486)) = 60 – (40 .


602
) – (80sin 21,486)
802

= 1,940 = 30,684

Ts = (R + P) . tan ½ ∆3 + K Es =(
𝑅+ 𝑃
1 )–R
cos ∆3
2

73°47’42” 80+ 1,940


= (80 + 1,940) tan + =( 73°47’42” ) –80
2 cos
2
30,684
= 92,200 m = 22,462 m

Ltot = Lc + (2 . Ls)
= 90,451 + (2 . 60)
= 210,451 m

2Tt > Ltot


405,186 > 210,451
(Tikungan S-C-S dapat digunakan)

- Perhitungan Perkerasan Pelebaran di Tikungan


Data – data :
Jalan rencana kelas III A (kolektor) dengan muatan sumbu terberat 8
ton sehingga direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah
kendaraan Kecil
Vr = 50 km/jam

17
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

R = 286 m
N =2
C = 0,8 (Kebebasan Samping)
B = 2,1 m (Lebar lintas kendaraan kecil pada jalan lurus)
P = 3,4 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan
sedang)
A = 0,9 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan kecil)

Secara Analitis :
B = n(b + c) + (n-1)Td + Z
Dimana :
B = Lebar perkerasan pada tikungan
n = Jumlah lajur lintasan (2)
b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
c = Kebebasan samping (0,8 m)
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan

Perhitungan
b’ = R - √𝑅 2 − 𝑝2 b’ = b + b’

= 286 - √2862 − 3,42 = 2,1 + 0,02

= 0,02 m = 2,12 m

Td = √𝑅 2 + 𝐴(2𝑃 + 𝐴) – Rr Z 𝑉𝑟
= 0,105 𝑅
50
= √2862 + 0,9(2 . 3,4 + 0,9) – 286 = 0,105 286

= 0,012 m = 0,018 m

B = n(b’ + c) + (n-1)Td + Z
= 2(2,12 + 0,8) + (2-1)0,012 + 0,018
= 5,87 m
Lebar perkerasan pada jalan lurus 2x3 = 6 m

18
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Ternnyata B < W
5,87 < 6
5,87 - 6 = 0,13 m

Karena B < W, maka tidak diperlukan pelebaran perkerasan pada


tikungan sebesar 0,13 m

- Hasil Perhitungan
Tikungan PI-3, menggunakan tipe SCS dengan hasil perhitungan
sebagai berikut :
∆3 = 64°20’31,29” Ѳs = 4,507 p = 0,295 m
Vr = 50 km/jam ∆c = 55,328 m k = 22,525 m
R = 286 m Lc = 276,177 m Ts = 202,612 m
Ls = 45 m Xs = 44,972 m Es = 52,225 m
e = 4,8% Ys = 1,18 m Ltot = 366,177 m

Gambar 3.6 Tikungan SCS

19
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

3.2.2 Stationing
Stationing ini dilakukan setelah perhitungan dan penggambaran tikungan
selesai. Stationing dilakukan dengan memberikan tanda setiap 200 m sepanjang
garis jalan pada alinemen horizontal dengan STA awal +0,000. Titik-titik penting
juga perlu untuk diberikan stasioningnya, seperti titik Ts, puncak tikungan dan
titik-titik lain yang perlu dianggap

Gambar 3.7 Stationing SS

Tabel 3.10 Perhitungan Stationing SS


Titik Perhitungan STA
Sta. A 0 + 0,000
Sta. Ts 1 Sta. A + dA-1 –Ts1 0 + 308,551
0,000 + 360 – 51,449
Sta. St 1 Sta. Ts 1 + Ls 1 + Ls 2 0 + 408,551
308,551 + 50 + 50

20
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Gambar 3.8 Stationing FC

Tabel 3.11 Perhitungan Stationing FC


Titik Perhitungan STA
Sta. Tc 1 Sta. St 1 + d12 – St 1 – Tc1 0 + 494,319
408,551 + 320 – 51,449 – 182,783
Sta. Ct 1 Sta Tc 1 + Ls + Lc1 + LS 0 + 928,104
494,319 + 45 + 343,785 + 45

Gambar 3.9 Stationing SCS

Tabel 3.12 Perhitungan Stationing SCS


Titik Perhitungan STA
Sta. TS 2 Sta. Ct 1 + d23 – Tc 1 – Ts2 1 + 482,709
928,104 + 940 – 182,783 – 202,612

21
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Sta. St 2 Sta Ts 2 + Ls + Lc2 + Ls 1 + 848,886


1482,709 + 45 + 276,177 + 45
Sta. B Sta St 2 + d3B – St2 2 + 296,274
1848,886 + 650 - 202,612

3.2.3 Diagram Superelevasi


Data Tikungan
Kecepatan Rencana (Vr) = 50 km/jam
Superelevasi Maksimum (emax) = 10%
Superelevasi Normal (en) = 2%

Tabel 3.13 Superelevasi Maksimum


Jari-jari Lengkung, R Superelevasi
Tikungan
(m) (%)
SS 102 9,3
FC 409 3,5
SCS 286 4,8

Tabel 3.14 Superelevasi Pada Stationing


Dalam Luar
Titik STA
(%) (%)
Sta. A 0+ 0,000 2 -2
Sta. Ts 1 2 -2
0+ 308,551 2 0
2 2
9.3 9.3
Sta. St 1 0+ 408,551 9.3 9.3
2 2
2 0
2 -2

22
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Sta. Tc 1 0+ 494,319 2 -2
2 0
2 2
3.5 3.5
Sta. Ct 1 0+ 928,104 3.5 3.5
2 2
2 0
2 -2
Sta. Ts 2 1+ 482,709 2 -2
2 0
2 2
4.8 4.8
Sta. St 2 1+ 848,886 4.8 4.8
2 2
2 0
2 -2
Sta. B 2+ 296,274 2 -2

Diagram Superelevasi Tikungan SS

23
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Gambar 3.10 Diagram Superelevasi Tikungan SS

Diagram Superelevasi Tikungan FC

Gambar 3.11 Diagram Superelevasi Tikungan FC

Diagram Superelevasi Tikungan SCS

24
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Gambar 3.12 Diagram Superelevasi Tikungan SCS

3.3 Perencanaan Alinement Vertikal


3.3.1 Profil Tanah Asli
Data profil tanah asli diperoleh dari trase alinement horizontal yang di plot
pada gambar dengan skala horizontal 1:1000 dan vetical 1:100. Dengan begitu
profil tanah asli yang digambarkan diharapkan mendekati profil yang sesuai
dilapangan. Gambar trase alinemen vertical terhadap tanah asli dapat dilihat pada
lampiran
Tabel 3.15 Profil Tanah Asli
No. STA Elevasi Tanah Asli
A. 0+0 187,4
1. 0 + 200 187,7
2. 0 + 400 186.4
3. 0 + 600 186.7
4. 0 + 800 187,3
5. 1+0 186,2
6. 1 + 200 187,3
7. 1 + 400 187,3
8. 1 + 600 186,4

25
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

9. 1 + 800 185,2
10. 2 + 000 187,4
B. 2 + 200 189,1

3.3.2 Lengkung Vertikal


1. Tikungan PI1
Untuk tikungan PI1 merupakan lengkung vertical cekung

Gambar 3.13 Tikungan PI1 Lengkung Vertikal Cekung

Perhitungn Lv
𝐸𝑙.𝐴−𝐸𝑙.𝑃𝐼1 𝐸𝑙.𝑃𝐼1−𝐸𝑙.𝑃𝐼2
g1 = x 100 g2 = x 100
𝐿 𝐿
187,4 −186,8 186.8 −188,9
= x 100 = x 100
360 320

= - 0,16 % = 0,65 %

A = g2 – g1 Lmin = 𝑆2
405

= 0,65 – (-0,16) 552


= 405

= 0,81 % = 7,46 m

Syarat keluasan bentuk Syarat drainase


Lv = 0,6 V Lv = 40 A
= 0,6 50 = 40 0,81
= 30 m = 32,4 m

Syarat kenyamanan Pengurangan goncangan

26
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Lv =Vt Lv 𝑉2 𝐴
= 360

= 50 km/jam 3 detik 502 0,81


= 360

= 41,66 m = 5,625 m

Panjang Lengkung Vertikal Perlu S>L


L 405 L 122+3,5 𝑆
= 2S - = 2S -
𝐴 𝐴
405 122+3,5 55
= 2 55 - 0,81 = 2 55 - 0,81

= - 390 m = - 278 m

Diambil Lv terbesar, yaitu = 41,66 m – dibulatkan 42 m

Ev 𝐴 𝐿𝑣 Y 𝐴 𝑋2
= = 800 𝐿𝑣
800
0,81 42 1
0,81 ( 42)2
= = 4
800
800 42

= 0,042 m = 0,0026 m

Stationing Lengkung Vertikal PVI1


Sta A = Sta PVI1 – ½ Lv Sta D = Sta PVI1 + ¼ Lv
= (0 + 360) – ( ½ 42 ) = (0 + 360) + ( ¼ 42 )
= 339 m = 370,5 m

Sta B = Sta PVI1 – ¼ Lv Sta E = Sta PVI1 + ½ Lv


= (0 + 360) – ( ¼ 42 ) = (0 + 360) + ( ½ 42 )
= 349,5 m = 381 m

27
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Sta C = Sta PVI1


= 0 + 360
= 360 m

Elevasi Lengkung Vertikal


Elevasi a = Elevasi PVI1 + ( ½ Lv g1 ) Elevasi d = Elevasi PVI1 + ( ¼ Lv g2 )
+y
= 186,8 + ( ½ 42 0,16% ) = 186,8 + ( ¼ 42 0,65% ) +
0,0026
= 186,8336 m = 186,87085 m

Elevasi b = Elevasi PVI1 + ( ¼ Lv g1 ) Elevasi e = Elevasi PVI1 + ( ½ Lv g2 )


+y +y
= 186,8 + ( ¼ 42 0,16% ) + = 186,8 + ( ½ 42 0,65% ) +
0,0026 0,0026
= 186,8194 m = 186,9391

Elevasi c = Elevasi PVI2 + Ev


= 186,8 + 0,042
= 186,842 m

2. Tikungan PI2
Untuk tikungan PI1 merupakan lengkung vertical cembung

Gambar 3.14 Tikungan PI2 Lengkung Vertikal Cembung

28
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Perhitungn Lv
g1 𝐸𝑙.𝑃𝐼1−𝐸𝑙.𝑃𝐼2 g2 𝐸𝑙.𝑃𝐼2−𝐸𝑙.𝑃𝐼3
= x 100 = x 100
𝐿 𝐿
186,8 −188,9 188.9 −185,6
= x 100 = x 100
320 940

= 0,65 % = - 0,351 %

A = g2 – g1
= - 0,351 – 0,65
= 1,001 %

Syarat keluasan bentuk Syarat drainase


Lv = 0,6 V Lv = 40 A
= 0,6 50 = 40 1,001
= 30 m = 40,04 m

Syarat kenyamanan Pengurangan goncangan


Lv =Vt Lv 𝑉2 𝐴
= 360

= 50 km/jam 3 detik 502 1,001


= 360

= 41,66 m = 6,95 m

Panjang Lengkung Vertikal Perlu S>L


L 𝐴 𝑆2 L 200 (√2ℎ1+√2ℎ2)2
= = 2S -
405 𝐴
1,001 552 200 (√2 1,05+√2 0,15)2
= = 2 55 -
405 1,001

= 7,48 m = - 686 m
Diambil Lv terbesar, yaitu = 41,66 m – dibulatkan 42 m

29
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Ev 𝐴 𝐿𝑣 Y 𝐴 𝑋2
= = 800 𝐿𝑣
800
1,001 42 1
1,001 ( 42)2
= = 4
800
800 42

= 0,052 m = 0,0033 m

Stationing Lengkung Vertikal PVI2


Sta A = Sta PVI2 – ½ Lv Sta D = Sta PVI2 + ¼ Lv
= (0 + 320) – ( ½ 42 ) = (0 + 320) + ( ¼ 42 )
= 299 m = 330,5 m

Sta B = Sta PVI2 – ¼ Lv Sta E = Sta PVI2 + ½ Lv


= (0 + 320) – ( ¼ 42 ) = (0 + 320) + ( ½ 42 )
= 309,5 m = 341 m

Sta C = Sta PVI1


= 0 + 320
= 320 m

Elevasi Lengkung Vertikal


Elevasi a = Elevasi PVI2 – ( ½ Lv g1 ) Elevasi d = Elevasi PVI2 - ( ¼ Lv g2 )
–y
= 188,9 - ( ½ 42 0,65% ) = 188,9 - ( ¼ 42 0,351% ) -
0,0032
= 188,7635 m = 188,8599 m

Elevasi b = Elevasi PVI2 - ( ¼ Lv g1 ) Elevasi e = Elevasi PVI2 - ( ½ Lv g2 )

30
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

–y –y
= 188,9 - ( ¼ 42 0,65% ) - = 188,9 - ( ½ 42 0,351% ) -
0,0032 0,0032
= 186,82855 m = 188,8231 m

Elevasi c = Elevasi PVI2 - Ev


= 188,9 - 0,052
= 188,848 m

3. Tikungan PI3
Untuk tikungan PI1 merupakan lengkung vertical cekung

Gambar 3.15 Tikungan PI3 Lengkung Vertikal Cekung

Perhitungn Lv
g1 𝐸𝑙.𝑃𝐼2−𝐸𝑙.𝑃𝐼3 g2 𝐸𝑙.𝑃𝐼3−𝐸𝑙.𝐵
= x 100 = x 100
𝐿 𝐿
188,9 −185,6 185,6 −189,3
= x 100 = x 100
940 650

= - 0,351 % = 0,569 %

A = g2 – g1
= 0,569 – (-0,351)
= 0,92 %

Syarat keluasan bentuk Syarat drainase


Lv = 0,6 V Lv = 40 A
= 0,6 50 = 40 0,92

31
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

= 30 m = 36,8 m

Syarat kenyamanan Pengurangan goncangan


Lv =Vt Lv 𝑉2 𝐴
= 360

= 50 km/jam 3 detik 502 0,92


= 360

= 41,66 m = 6,38 m

Panjang Lengkung Vertikal Perlu S>L


L 405 L 122+3,5 𝑆
= 2S - = 2S -
𝐴 𝐴
405 122+3,5 55
= 2 55 - 0,92 = 2 55 - 0,92

= - 330,217 m = - 231,847 m

Diambil Lv terbesar, yaitu = 41,66 m – dibulatkan 42 m

Ev 𝐴 𝐿𝑣 Y 𝐴 𝑋2
= = 800 𝐿𝑣
800
0,92 42 1
0,92 ( 42)2
= = 4
800
800 42

= 0,0483 m = 0,003 m

Stationing Lengkung Vertikal PVI3


Sta A = Sta PVI3 – ½ Lv Sta D = Sta PVI3 + ¼ Lv
= (0 + 940) – ( ½ 42 ) = (0 + 940) + ( ¼ 42 )
= 919 m = 950,5 m

Sta B = Sta PVI2 – ¼ Lv Sta E = Sta PVI3 + ½ Lv


= (0 + 940) – ( ¼ 42 ) = (0 + 940) + ( ½ 42 )
= 929,5 m = 961 m

Sta C = Sta PVI1

32
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

= 0 + 940
= 940 m

Elevasi Lengkung Vertikal


Elevasi a = Elevasi PVI3 + ( ½ Lv g1 ) Elevasi d = Elevasi PVI3 + ( ¼ Lv g2 )
+y
= 185,6 + ( ½ 42 0,351% ) = 185,6 + ( ¼ 42 0,569% ) +
0,003
= 185,674 m = 185,6627 m

Elevasi b = Elevasi PVI3 + ( ¼ Lv g1 ) Elevasi e = Elevasi PVI3 + ( ½ Lv g2 )


+y +y
= 185,6 + ( ¼ 42 0,351% ) + = 185,6 + ( ½ 42 0,569% ) +
0,003 0,003
= 185,639 m = 185,7224 m

Elevasi c = Elevasi PVI3 + Ev


= 185,6 + 0,0483
= 185,6483 m

33
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

Tabel 3.16 Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Tanah Rencana


No. STA Elevasi Tanah Asli Elevasi Tanah Rencana Keterangan
1. 0+0 187,4
2. 0 + 200 187,7
0 + 339 186,8336 Titik a
0 + 349,5 186,8194 Titik b
0 + 360 186,842 Titik c
0 + 370,5 186,87085 Titik d
0 + 381 186,9391 Titik e
3. 0 + 400 186.4
4. 0 + 600 186.7
0 + 659 188,7635 Titik a
0 + 669,5 186,82855 Titik b
0 + 680 188,848 Titik c
0 + 690,5 188,8599 Titik d
0 + 701 188,8231 Titik e
5. 0 + 800 187,3
6. 1+0 186,2
7. 1 + 200 187,3
8. 1 + 400 187,3
1 + 599 185,674 Titik a
9. 1 + 600 186,4

34
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

1 + 609,5 185,639 Titik b


1 + 620 185,6483 Titik c
1 + 630,5 185,6627 Titik d
1 + 641 185,7224 Titik e
10. 1 + 800 185,2
11. 2 + 000 187,4
12. 2 + 200 189,1

3.4 Potongan Melintang Jalan

Gambar 3.16 Damaja, Damija dan Desawja di Lingkungan Jalan Antar


Kota

3.4.1 Tipikal Potongan Daerah Manfaat Jalan ( Damaja )


Daerah manfaat jalan ( Damaja ) dibatasi oleh ( lohat gambar )
- Lebar antara batas ambang oengaman kontruksi jalan di kedua sisi
jalan

35
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

- Tinggi 5 m diatas permukaan perkerasan pada sumbu jalan


- Kedalaman ruang bebas 1,5 m di bawah muka jalan

3.4.2 Tipikal Potongan Daerah Milik Jalan ( Damija )


Ruang Daerah Milik Jalan ( Damija ) dibatasi oleh lebar yang sama
dengan Damaja ditambah ambang pengaman kontruksi jalan dengan tinggi 5 m
dan kedalaman 1,5 m

3.4.3 Tipikal Potongan Daerah Pengawasan Jalan ( Dewasja )


Ruang Daerah Pengawasan Jalan ( Dewasja ) adalalah ruang sepanjang
jalan diluar Damaja yang dibatasai oleh tinggi dan lebar tertentu, diukur dari
sumbu jalan sebagai berikut
- Jalan arteri minimum 20 m
- Jalan kolektor minimum 15 m
- Jalan local minimum 10 m
Untuk keselamatan pemakai jalan, dewasja didaerah tikungan ditentukan
oleh jarak pandang bebas

Tabel 3.17 Penentuan Lebar Lajur dan Bahu


VLHR ARTERI KOLEKTOR LOKAL
(smp/hari) Ideal Minimum Ideal Minimum Ideal Minimum
Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar
Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
<3000 6 1.5 4.5 1 6 1.5 4.5 1 6 1 4.5 1
3000- 7 2 6 1.5 7 1.5 6 1.5 7 1.5 6 1
1000

36
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

10001- 7 2 7 2 7 2 **) **) - - - -


25000
>25000 2nx3.5 2.5 2x7*) 2 2nx3.5*) 2 **) **) - - - -
**) = Mengacu pada persyaratan ideal
*) = 2 jalur terbagi, masing – masing n > 3.5 m, dimana n = jumlah lajur per lajur
- = Tidak ditentukan

3.5 Galian dan Timbunan


Pekerjaan Galian dan Timbunan dilakukan setelah membuat perencanaan
alinemen vertikal. Dioptimalkan rancangan alinemen vertikal memiliki jumlah
volume galian dan timbunan yang seimbang. Hal ini penting dilakukan agar

37
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

pekerjaan galian dan timbunan dapat dilakukan seoptimal mungkin. Mengingat


biaya biaya pekerjaan galian timbunan mahal
Volume galian dan timbunan direncanakan berdasarkan profil tanah asli dan
perencanaan alinement vertikal. Gambaran antara profil tanah asli dan
perencanaan alinement vertikal pada tugas ini dapat dilihat pada lampiran
Pada laporan ini, volume galian timbunan dihitung pada dua penampang
melintang yang berdekatan berjarak 200 m dengan tambahan titik-titiki penting
disekitar tikungan
3.5.1 Perhitungan Galian dan Timbunan
Tabel 3.18 Perthitungan Volume Galian dan Timbunan Tanah
Titik STA Elevasi Elevasi Tanah Asli Jarak Luas Potongan Volume Tanah Volum
Sumbu Melintang Komulatif
Jalan Kiri As Kanan Galian Timbunan Galian Timbunan
(m) Jalan (m2) (m2) (m3) (m2)
1. A 187.4 185.4 187.4 187.8 3.679 0.045 - - 3.724
2. Ts1 186.8 184.2 186.8 189.3 308.551 8.799 2.031 - - 10.83
3. St1 186.5 183.3 186.5 187.8 408.551 6.907 1.628 - - 8.535
4. Tc1 185.9 182 185.9 188.4 494.319 8.359 4.338 - - 12.697
5. Ct1 186.9 182.5 186.9 189.8 528.104 10.702 7.269 - - 17.971
6. Ts2 186.8 184.9 186.8 189.1 1482.709 8.199 0.999 - - 9.198
7. St2 185.2 182 185.2 188.3 1848.886 9.782 5.021 - - 14.803
8. B 189.2 186.5 189.2 190.3 2296.274 6.191 2.56 - - 8.751

38
[GEOMETRIK LINTASAN] December 1, 2016

3.5.2 Diagram Massa


Diagram massa adalah kurva yang menggambarkan pemindahan tanah
pada suatu penampang melintang, diatas atau dibawah profil jalan melalui dari
suatu station tertentu sampai station berikutnya
Tabel 3.18 Perhitungan Ordinat Diagram Massa
Titik STA Ordinat Diagram
Massa
1. 0 187.4
2. 1 187.7
3. 2 186.4
4. 3 186.7
5. 4 187.3
6. 5 186.2
7. 6 187.3
8. 7 187.3
9. 8 186.4
10. 9 185.2
11. 10 187.4
12. 11 189.1
13. 12 190

39

Anda mungkin juga menyukai