KELOMPOK : VII
ASISTEN : RISKA
I. Tujuan
1. Mengamati benda jatuh
2. Menghitung energi mekanik pada benda yang jatuh
3. Membandingkan energi mekanik awal dan energi mekanik akhir benda
jatuh
4. Membuktikan hukum kekekalan energi mekanik
Sebuah gaya disebut konservatif, jika usaha total yang dilakukannya pada
sebuah partikel bergerak sepanjang lintasan tertutup, yang mengembalikan partikel
ke posisi awalnya. Usaha yang dilakukan oleh gaya konservatif pada sebuah partikel
tak bergantung pada bagaimana partikel itu bergerak dari satu titik ke titik lain.
Pada sebuah sistem dimana kerja dilakukan hanya pada satu partikel seperti
pada sistem pemaian ski-bumi. Jika gaya konservatif adalah satu-satunya gaya yang
melakukan kerja pada partikel, kerja yang dilakukan oleh gaya adalah sama dengan
pengurangan energi potensial sistem dan juga sama dengan pertambahan energi
kinetik partikel (yang adalah pertambahan energi kinetik sistem):
Jadi,
∆K + ∆U = ∆(K + U) = 0
Jumlah energi kinetik dan energi potensial sistem dinamakan energi mekanik total E:
E=K+U
Jika hanya gaya-gaya konservatif yang melakukan kerja, energi mekanik total
adalah nol. Jadi, energi mekanik total tetap selama gerakan partikel
E = K + U = Konstan
Untuk menyatakan hal di atas dengan cara lain, perhatikan persamaan yang
memberitahukan bahwa ∆U = – ∆K; jelasnya, jika energi kinetik ∆K pada sebuah
sistem bertambah, maka energi potensial ∆U sistem harus berkurang dalam jumlah
yang sama, ini untuk mengimbangi pertambahan tersebut, demikianpun sebaliknya.
Dengan demikian, energi total sistem ∆U + ∆K akan selalu bernilai sama (konstan):
Jika hanya gaya-gaya konservatif saja yang bekerja pada sebuah sistem, energi
mekanik total sistem tidak akan berkurang atau bertambah di dalam
proses.(energi mekanik bersifat terkonservasikan).
Persamaan di atas dikenal dengan hukum kekekalan energi mekanik, yang
merupakan asal mula pernyataan “gaya konservatif”
Energi kinetik adalah energi yang dihubungkan dengan gerakan sebuah benda dan
dihubungkan dengan massa dan kelajuannya lewat
K = mv2
U = mgy
Dalam dunia makroskopik, gaya-gaya tak konservatif hampir selalu ada, yang
paling sering adalah gaya pegas. Jenis lain gaya takkonservatif adalah gaya yang
terlibat dalam perubahan bentuk benda. Karena energi mekanik seringkali tidak
kekal, ketika ditemukan bahwa hilangnya energi mekanik makroskopik diikuti oleh
munculnya energi panas, yang biasanya ditandai dengan kenaikan suhu. Sehingga,
dalam skala makroskopik, energi termis terdiri dari energi kinetik dan energi
potensial molekul-molekul di dalam sistem.
Jika ditinjau suatu sistem yang terdiri dari bola dan bumi, tidak ada usaha
yang dilakukan pada sistem karena usaha yang dilakukan oleh gravitasi adalah
internal terhadap sistem. Energi potensial awal sistem diubah menjadi energi panas
dalam bola. Bola dempul tidak dapat diberlakukan sebagai partikel dan
menggunakan teorema usaha-energi. Walaupun salah satunya usaha yang dilakukan
adalah oleh gaya konservatifm energi mekanik total bola tidak kekal.
IV. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan ini
2. Merangkai alat seperti pada gambar dibawah ini :
A. Bola kecil
m = 5 x 10-3 kg
Jarak jatuh bola
Posisi awal
- Ep = - Ek =
-3
= 5 x 10 x 9,8 x 0,42
= 20,58 x 10-3 J = . 5 x 10-3 x 0
=0J
- tot = Ep + Ek
= 20,58 x 10-3 + 0
= 20,58 x 10-3 J
Posisi Akhir
- Ep = - Ek =
-3
= 5x10 x 9,8 x 0,39
= 5 x 10-3 (-0,05)2
-3
= 19,11 x 10 J
= 6,25x 10-6 J
- tot =
= 19,11 x 10-3 + 6,25 x 10-6
= x 10-3 J
B. Untuk Bola Besar
Posisi awal
- Ep = - Ek =
= 1,01 x 10-1 J = J
- tot =
= 1,01 x 10-1 J + 0
= 1,01 x 10-1 J
Posisi Akhir
- Ep = - Ek =
- tot =
= 34,69 x 10-3 + 54,37 x 10-3
= 89,06 x 10-3 J
= 0,89 x 10-1 J
VII. Pembahasan
Adapun perlakuan yang dilakukan pada percobaan ini baik untuk bola kecil
maupun bola besar yaitu dengan meletakkan bola tepat tegak lurus diatas motion
sensor, kemudian menekan tombol RECORD pada Pasco, dan menekan tombol
Timer Switch untuk melepaskan bola ketika lampu hijau pada drop box sudah stabil,
selanjutnya menekan tombol STOP ketika bola sampai dibawah, selanjutnya
mengamati kurva posisi dan kecepatan dengan mengatur koordinatnya, dan
menyimpan hasil pengamatan dalam bentuk file menggunakan snipping tool
Tujuan dari percobaan yang dilakukan yaitu untuk dapat menentukan berapa
besar jumlah energi mekanik yang dihasilkan oleh bola ketika di jatuhkan dari
ketinggian tertentu. Berdasarkan literatur yang ada, pada saat bola diam maka
dikatakan bola tidak memiliki kecepatan sehingga energi kinetiknya bernilai nol dan
memiliki energi potensial karena berada pada ketinggian tertentu sedangkan ketika
bola dijatuhkan energi potensial semula akan berubah menjadi energi kinetik dimana
energi potensial ini disebabkan oleh gravitasi
Pada percobaan ini, dilakukan dua perlakuan menggunakan bola kecil dan
bola besar. Pada perlakuan pertama untuk bola kecil, diperoleh energi potensialnya
sebesar 25,08 x 10-3 J sedangkan energi kinetiknya sebesar 0 J. Maka energi totalnya
atau energi mekaniknya sebesar 20,58 x 10-3 J untuk posisi awalnya dan untuk posisi
akhirnya diperoleh energi totanya 19,12 x 10-3 J dengan energi potensial sebesar
19,11 x 10-3 J dan energi kinetik sebesar 6,25 x 10-6 J, sedangkan pada perlakuan
kedua yaitu untuk bola besar diperoleh energi totalnya 1,01 x 10-1 J pada posisi
awalnya dengan energi potensial dan energi kinetiknya sebesar 1,01 x 10-1 J dan 0 J
dan untuk posisi akhirnya diperoleh energi totalnya 0,89 x 10-1 J dengan energi
potensial dan energi kinetiknya sebesar 34,68 x 10-1 J dan 54,73 x 10-1J. Dari hasil
ini, dapat disimpulkan bahwa, semakin besar massa bola, maka energi mekaniknya
juga akan semakin besar karena massa berbanding lurus dengan energi kinetik dan
energi potensialnya.
Dari hasil pengamatan, pada saat bola belum dijatuhkan energi kinetiknya
bernilai nol dan energi potensialnya memiliki nilai sesuai dengan ketinggiannya dan
gravitasi sedangkan pada saat bola sudah dijatuhkan energi kinetik yang semula nol
akan memiliki nilai. Dimana energi potensialnya berubah menjadi energi kinetik.
Semakin ke bawah energi potensialnya semakin kecil tetapi energi kinetiknya
semakin besar. Hal ini sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan
bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan tetapi energi hanya dapat
diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Ketika bola hampir tiba di dasar motion
sensor, energi potensialnya hampir nol dan energi kinetiknya maksimum. Ketika
bertumbukan dengan dasar, energi kinetiknya diubah menjadi energi bunyi dan juga
energi panas.
Tujuan lain dari percobaan ini adalah untuk membuktikan hukum kekekalan
energi mekanik, dengan cara melihat energi mekanik awal dan energi mekanik akhir.
Pada percobaan ini, dari hasil analisa data diperoleh hasil energi mekanik awal dan
energi mekanik akhir untuk bola kecil adalah 20,58 x 10-3 J dan 19,11 x 10-3 J.
Sedangkan untuk bola besar, energi mekanik awal dan energi mekanik akhirnya
adalah 1,01 x 10-1 J dan 0,89 x 10-1 J. Dari hasil ini, diperoleh besar energi mekanik
awal dan energi mekanik akhir yang berbeda. Tetapi, perbedaan yang dihasilka tidak
terlalu besar. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa percobaan ini sesuai dengan
literartur yang ada.
Sehingga, kesalahan yang terjadi pada percobaan ini dapat dipengaruhi oleh
ketrampilan dan ketelitian praktikan pada saat praktikum. Ketelitian praktikan adalah
ketika menekan tombol RECORD harus bersamaan menekan tombol yang terhubung
ke alat yang menjatuhkan bola serta ketika menekan tombol STOP saat bola tepat
sampai di dasar motion sensor
VIII. Kesimpulan
1. Hukum kekakalan energi berbunyi energi tidak dapat diciptakan dan energi
tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk lain
2. Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak.
Dirumuskan sebagai
EK =
Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta: Erlangga
LAPORAN SEMENTARA
5. Hasil Pengamatan
A. Bola Kecil
m = 5,0 x 10-3 kg
Jarak jatuh bola
1. Ma’firani Syam
2. Risky Eka Saputra
3. Nurasia B
4. Weldis Sato
5. Gracia Youlanda M
Asisten
RISKA