p=mv
px mvx
py mvy
pz mvz
(6.2)
436
Bab 6
Momentum
maritime-
connector.com
aviationweek.c
om
437
Bab 6
Momentum
Contoh 6.1
Lokomotif diesel
elektrik CC206milik
PT Kereta Api
Indonesia merupakan
lokomotif baru
buatan General
Electric
Transportation,
Amerika Serikat.
Lokomotif tersebut
memiliki massa 90
ton dan dapat
bergerak dengan laju
maksimal 140
km/jam. Berapa
momentum lokomotif
tersebut saat
bergerak pada laju
maksimal dalam arah
tenggara?
Jawab
Gambar 6.3
memperlihatka arah
gerak lokomotif.
U
B
Tenggara
Kecepatan lokomotif v 39
m/s.
Massa lokomotif m =
90 ton = 90.000 kg
438
Bab 6
Momentum
Maka momentum
lokomotif adalah
p mv
90.000 39
2,48(i j) 10
kg m/s
6.1 Momentum
Benda Banyak
Misalkan
sistem
masing-masing p1
p2 , , p n
(Gambar 6.3). Jika
semua benda
tersebut
dipandang sebagai
sebuah sistem maka
momentum total
sistem memenuhi
p p1 p2
... pn
(6.3)
p3
p
1
p4
p2
px
p1x
p2 x
... pnx
(6.4a)
py
p1y
p2 y
... pny
(6.4b)
pz
p1z
p2 z
... pnz
(6.4c)
Contoh 6.2
masing-masing dengan
5i 4 j m/s.
Berapakah
momentum total
sistem dua partikel
tersebut?
Jawab
Momentum masing-
masing benda
p
1
p2
4 j) 17,5i
14,0 j kg m/s
Momentum total
sistem
p p1 p2
6.2 Hukum
Kekekalan
Momentum
440
Bab 6
Momentum
dp
tot
F
tot
(6.5)
dt
di mana
(6.6)
tot
(6.7)
tot
p
i
i1
Dalam menentukan
gaya total pada
persamaan di atas
maka gaya antar
anggota sistem tidak
diperhitungkan
karena akan saling
menghilangkan.
Sebagai contoh sistem
kita terdiri dari dua
benda. Gaya pada
benda 1 oleh benda 2
dan gaya pada benda
2 oleh benda 1
merupakan gaya
antar anggota sistem.
Kedua gaya tersebut
tidak diperhitungkan
dalam menentukan
gaya total. Sebab gaya
pada benda 1 oleh
benda 2 dan gaya
pada benda 2 oleh
benda 1 persis sama
dan berlawanan arah
sehingga saling
menolkan pada saat
dijumlahkan.
Misalkan sistem
terdiri dari dua
muatan listrik. Dua
muatan listrik
tersebut saling
menarik dengan gaya
Coulumb. Tetapi
karena dua benda
tersebut dipandang
sebagai sebuah
sistem maka gaya
Coulumb tersebut
tidak diperhitungan.
Yang diperhitungan
adalah gaya dengan
benda lain selain dua
benda tersebut. Jika
dua benda tersebut
berada di bawah
pengaruh gravitasi
bumi maka hanya
gaya gravitasi bumi
yang dimasukkan
dalam menghitung
gaya total. Gaya total
adalah jumlah gaya
gravitasi bumi pada
benda 1 dan benda 2.
dptot
0 (6.8) dt
Persamaan ini
menyatakan bahwa
selama gaya total
yang bekerja pada
sistem sama dengan
nol maka momentum
sistem selalu tetap
nilainya
441
Bab 6
Momentum
p'tot
(6.9)
p'1
p'3
p1
p3
p
n
p'm
p
2
p'2
dengan momentum p ,
p, . Kemudian antar
anggota sistem
1
terjadi tumbukan
sehingga dihasilkan
m benda dengan
momentum p'1 ,
p'
2
, p,'
anggota sistem
sebelum dan sesudah
tumbukan tidak harus
sama). Jika m < n
maka setelah terjadi
tumbukan ada anggota
sistem yang bergabung
dan jika m > n maka
setelah tumbukan ada
anggota sistem yang
pecah. Karena selama
tumbukan hanya
terjadi gaya antar
anggota sistem maka
442
Bab 6
Momentum
momentum total
sistem sebelum dan
sesudan tumbukan
sama, atau
p1 p2
... p'm
(6.10)
Contoh 6.3
Sebuah benda
bermassa 0,5 kg
bergerak dengan
kecepatan
1 m/s. Benda kedua yang
bermassa 0,8 kg bergerak dengan
i
4
v
m/s. Jika setelah
tumbukan benda
pertama
kecepatan v2
4i 3 j
setelah tumbukan.
Jawab
Momentum benda
pertama sebelum
tumbukan
p1
m1v1 0,5
p1 '
Momentum benda
kedua sebelum
tumbukan
p2
m2 v2
p1 'p2 '
atau
p2 ' p1
p2
p1
'
0,2i
1,9 j kg m/s
443
Bab 6 Momentum
p
2
'
0,2i 1,9 j
v2 '
m
2
0,8
Contoh 6.4
Jawab
444
Bab 6
Momentum
p p1 p2 = 20 + (-40)
= - 20 kg m/s
Momentum total
setelah tumbukan
hanya momentum
benda yang telah
menyatu, yaitu
Dengan
menggunakan hukum
kekekalan momentum
maka
p p'
20 9v'
atau
Jadi setelah
tumbukan, gabungan
kedua benda bergerak
searah dengan arah
datang benda kedua.
Contoh 6.5
Gambar 6.6
memperlihatkan
sebuah bola biliar
yang bergerak dengan
laju 3,0 m/s ke arah
sumbu x positif
menumbuk bola biliar
sejenis yang sedang
diam. Setelah
tumbukan kedua bola
bergerak dengan
membentuk sudut
o
masing-masingt 45
terhadap arah x
positif. Berapakah
kecepatan masing-
masing bola setelah
tumbukan?
Jawab
445
Bab 6
Momentum
v '1
= 45o
v1
= 45o
v '2
Gambar 6.6 Gambar untuk
contoh 6.5
Berdasarkan
Gambar
masing-masing bola
billiard adalah
v1 3i
m/s
v2 0
o
v'1
v'1 icos 45
j sin 45
v'2
v'2
icos 45
j sin 45
3mi mv'1
icos 45
j sin 45
mv' icos 45
2
j sin 45
atau
446
Bab 6
Momentum
v'
cos 45
o
v'
sin 45
o
3mi im v'
jm v'
Dari persamaan
teakhir kita
simpulkan v'1 v'2 .
Substitusi ke dalam
persamaan
sebelumnya diperoleh
atau
v'
3
2cos 45o
v'
icos 45
j sin 45
2cos 45o
sin 45o
ij
2
cos 45
o
ijm/s
2
3
v'
icos 45
j sin 45
2cos 45o
3
sin 45o
ij
2
cos 45
o
447
Bab 6
Momentum
3
m/s
2i j
6.3 Tumbukan
Segaris Dua
Benda
Pada proses
tumbukan apapun,
momentum selalu
kekal selama tidak
ada gaya luar yang
bekerja (gaya luar
total nol). Tetapi tidak
demikian halnya
dengan energi kinetik.
Tumbukan biasanya
diikuti munculnya
panas pada
permukaan dua
benda yang
melakukan kontak
(Gambar 6.7). Panas
tersebut berasal dari
energi kinetik benda
yang mengalami
tumbukan.
Akibatnya, setelah
tumbukan terjadi,
umumnya energi
kinetik total lebih
kecil daripada energi
kinetik total sebelum
tumbukan.
mv2
1
v2
(6.12)
2
m v'2
1
v'2
K'
(6.13)
2
1
2
2
2
448
Bab 6
Momentum
m1
m
2
v
1
v
2
m1
m2
Gambar 6.8 Dua benda
melakukan tumbukan segaris.
Pada proses
tumbukan apa saja
akan selalu terpenuhi
K 'K .
449
Bab 6
Momentum
Sebelum tumbukan
hanya ada energi
kinetik. Setelah
tumbukan ada energy
kinetik dan sedikit
muncul panas pada
permukaan kontak.
Panas itu berasal dari
sebagian energi kinetik
mula-mula sehingga
energi kinetik setelah
tumbukan lebih kecil.
Dengan demikian kita
dapat menulis
m v2
1
m v2
1
m v'2
1
m v'2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
atau
m v2
m v2
m v'2
m v'2
(6.14)
1
v v'
m (v'
v )
(6.15)
1
m2
m 1 v 1
v'1
v'2
v2
v v'
v v'
m
v' v
v'
v
(6.16)
1
2
v v'
v v'
m
v'
v
2
v'
v
1
1
v v'
v'
v
2
2
atau
450
Bab 6
Momentum
v1 v'1 v'2 v2
atau
v
'v '(v
v )
(6.17)
2
v
'v '
e
2
(6.18)
v
2
v1
e 1
(6.19)
Contoh 6.6
Tentukan koefisien
elastisitas tumbukan
dua benda yang
bermassa 1,0 kg dan
2,0 kg. Benda
pertama bergerak ke
kanan dengan
kecepatan 40,0 m/s.
Benda kedua juga
bergerak ke kanan
dengan kecepatan 10
m/s. Setelah
tumbukan, benda
kedua bergerak ke
kanan dengan
kecepatan 25 m/s.
Jawab
p1 m1v1 1,0 40 =
40,0 kg m/s
451
Bab 6
Momentum
Momentum benda
kedua sebelum
tumbukan,
p2 m2 v2 2,0 10 =
20,0 kg m/s
Momentum benda
kedua setelah
tumbukan,
Momentum benda
pertama setelah
tumbukan dihitung
dengan hukum
kekekalan momentu
p1 p2 p1 'p2 '
atau
Kecepatan benda
pertama setelah
tumbukan
p ' 10,0
v1 ' 1 = 10
m/s m1 1,0
Koefisien elastisitas
452
Bab 6
Momentum
v
'v '
25 10
e
2
= 0,5
v2
v1
10
40
m
m
2
v1
v2
v
m1 m2
Pada tumbukan
seperti yang
ditunjukkan dalam
Gambar 6.9 maka
persamaan
momentum dan
energi kinetik menjadi
m v m v m m v'
(6.20)
1
1
2
mv2
1
v2
(6.21)
2
1
1
2
2
453
Bab 6
Momentum
K '
m m v'
(6.22)
2
1
2
Persamaan (6.20)
sampai (6.22) dapat
ditulis ulang sebagai
berikut
(6.23)
m v'2
1
m v'2
K '
(6.24)
2
1
2
2
Perhatikan bahwa
persamaan (6.23),
(6.21), dan (6.24)
persis sama dengan
persamaan (6.11),
(6.12), dan (6.13) di
mana berlaku v'1 v'2
v' . Dengan
memasukkan
kesamaan ini ke
dalam persamaan
(6.18) maka kita
dapatkan e = 0. Nilai
ini tetap memenuhi
persamaan (6.19).
Kasus sebaliknya
adalah tumbukan
yang disertai ledakan
atau ledakan saja.
Pada peristiwa ini
energi kinetik total
setelah tumbukan
lebih besar daripada
sebelum tumbukan
(Gambar 6.10). Energi
kinetik tambahan
setelah tumbukan
berasal dari
perubahan energi
kimia bahan peledak.
onlyhdwallpapers.
com
454
Bab 6
Momentum
(6.25)
m v2
1
m v2
(6.26)
2
1
2
2
2
1
m v'2
1
m v'2
K '
(6.27)
2
1
2
2
2
Namun, untuk kasus
ini berlaku K K>.
Namun, demikian
kita tetap sampai
pada persamaan yang
serupa dengan
persamaan (6.17)
hany dengan
mengubah arah
ketidaksamaan. Jadi,
untuk tumbukan ini
berlaku
v 'v ' (v
v )
(6.28)
2
1
Jika pada tumbukan
dipenuhi e = 1 maka
tumbukan tersebut
dinamakan
tumbukan elastis.
Kondisi ini hanya
dipenuhi jika di
samping momentum
total kekal, energi
kinetik total juga
kekal. Contoh
tumbukan yang
mendekati tumbukan
elastis sempurna
adalah tumbukan
antar dua bola biliarg
(Gambar 6.11). Yang
paling mendekati
elastik adalah
tumbukan antar
partikel subatomik
seperti tumbukan
antar elektron, antar
proton, dan
sebagainya. Pada
tumbukan antar
partikel atomik, para
ahli langsung saja
menggunakan
persamaan kekekalan
energi kinetik, tanpa
perlu memberikan
argumentasi
tambahan.
Mengapa tumbukan
yang
mempertahankan
enegri kinetik disebut
tumbukan elastis?
Dan apakah ada
hubungan dengan
sifat elastis bahas
455
Bab 6
Momentum
Sebenarnya sifat
elastisitas dapat
dikaitkan dengan sifat
elastisitas bahan. Jika
bahan bersifat elastis
maka energi yang
dibukanan untuk
mendeformasi bahan
dapat diambil kembali.
Misalnya energi yang
digunakan untuk
menekan atau
meregangkan pedas
dapat diambil kembali
ketika pegas kembali
ke posisi
kesetimbangan. Hal
serupa terjadi saat
tumbukan. Atom-atom
pada permukaan
benda yang
bersentuhan
mengalami deformasi
posisi. Energi yang
digunakan untuk
mendeformasi posisi
atom-atom tersebut
berasal dari energi
kinetik benda yang
bertumbukan. Jika
energi yang digunakan
untuk mendeformasi
atom-atom dapat
diambol kembali dan
kembali menjadi energi
kinetik benda yang
bertumbukan maka
energi kinetik benda
setelah tumbukan
sama dengan sebelum
tumbukan. Ini hanya
terjadi kalau material
456
Bab 6
Momentum
penyusun benda
bersifat elastis.
Sebaliknya, jika
deformasi posisi atom
disertasi
pembuangan kalor,
maka tidak semua
energi yang
digunakan untuk
mendeformasi atom-
atom dapat diambil
kembali. Sebagian
berubah menjadi
panas dan hanya
sebagian yang
kembali menjadi
energi kinetik benda
yang bertumbukan.
Akibatnya energi
kinetik total setelah
tumbukan lebih kecil
daripada sebelum
tumbukan
Jika proses
tumbukan memenuhi
e < 1, maka
tumbukan tersebut
dikatagorikan sebagai
tumbukan tidak
elastik. Pada
tumbukan ini energi
kinetik total setelah
tumbukan lebih kecil
daripada energi
kinetik sebelum
tumbukan. Makin
kecil nilai e maka
makin besar energi
kinetik yang hilang
akibat tumbukan.
6.4 Ayunan
Balistik
U (M m)gh
(6.29)
Energi balok dan
peluru saat tepat
peluru menancap di
balok dan mulai
bergerak bersama
hanya energy kinetik,
yaitu
457
Bab 6
Momentum
(M m)v'2
(6.30)
2
v=0
m
M+m
h
v
1
(M m)gh (M m)v'2
2
458
Bab 6
Momentum
atau
v' 2gh
(6.31)
mv 0 (M m)v'
atau
M m
v v' m
M m
2gh
(6.32)
m
Jadi, untuk
menentukan laju
peluru saat mengenai
balok informasi yang
kita butuhkan hanya
massa peluru, massa
balok, dan ketinggian
maksimum ayunan
balok. Semua
besaran tersebut
dapat diukur dengan
mudah.
6.5 Tumbukan
Benda dengan
Lantai
Koefisien elastisitas
dapat ditentukan
dengan mengukur
kecepatan sebuah
benda yang
melakukan
tumbukan sebelum
dan sesudah
tumbukan.
Perhitungan koefisien
elastisitas menjadi
lebih mudah jika
salah satu benda
tidak bergerak baik
sebelum maupun
sesudah tumbukan.
Benda ini harus
memiliki massa yang
sangat besar
dibandingkan dengan
benda yang satunya.
Salah satu contoh
adalah tumbukan
benda jatuh dengan
lantai (bumi) (Gambar
6.13). Bumi tidak
bergerak sebelum
dan sesudah
tumbukan, atau v2
v2 ' 0 . Dengan
459
Bab 6
Momentum
demikian, koefisien
elastisaitas pada
tumbukan benda
dengan lantai
memiliki bentuk lebih
sederhana
0 v1 '
v1
'
(6.33)
v1
v1
v1
v
1
Gambar 6.13 Tumbukan
benda dengan lantai (bumi)
tidak memberikan kecepatan
apa pun pada bumi karena
massa bumi yang jauh lebih
besar dari benda.
460
Bab 6 Momentum
tepat saat meninggalkan lantai. Kedua kecepatan tersebut dapat dihitung dari ketinggian
benda saat dilepaskan dan ketinggian maksium benda setalah dipantulkan lantai.
Misalkan benda dilepaskan dari ketinggian h dengan kecepatan awal nol. Kecepatan
benda saat akan menumbuk lantai adalah
v1 2gh
Jika benda memantul sejauh h, maka kecepatan benda setelah menumbuk lantai dapat
dihitung dengan hukum kekekalan energi
mekanik
1 '2
2 mv1 0 0 mgh' .
Dengan mengambil arah kecepatan ke atas berharga negatif, maka kita peroleh
v1 ' 2gh'
v1 '
2gh'
h'
(6.34)
v
1
2gh
6.6 Impuls
Kasus yang cukup menarik adalah jika gaya yang bekerja pada benda berlangsung dalam
waktu yang sangat singkat, tetapi efeknya
461
Bab 6
Momentum
F F
F F
t
t
Untuk
mendefinisikan
impuls secara
kuantitatif mari kita
kembali melihat
hukum II Newton.
Hukum tersebut
dapat ditulis menjadi
462
Bab 6
Momentum
(6.35)
dp Fdt
t
2
p Fdt
(6.36)
t1
Karena gaya
berlangsung sesaat,
misalkan selama
selang wakty t0
sampai t0+, di mana
di luar selang waktu
tersebut gaya bernilai
nol maka kita dapat
menulis
t
0
t
0
t
2
p Fdt
Fdt
Fdt
t1
t0
t0
t
0
t
0
t
2
0 dt
Fdt
0 dt
t1
t0
t0
t
0
Fdt
t0
Perubahan
momentum dalam
waktu yang sangat
singkat tetapi nilainya
cukup besar
dinamakan impuls.
Jadi, impuls
didefinisikan sebagai
t0
Fdt
(6.37)
t0
di mana adalah
selang waktu yang
sangat kecil.
463
Bab 6
Momentum
edorusyanto.w
ordpress.com
antarafoto.com
464
Bab 6
Momentum
Contoh 6.7
465
Bab 6
Momentum
Jawab
Momentum benda
sebelum tumbukan
p1 0,8 10 = 8 kg
m/s
Momentum benda
setelah tumbukan
Impuls yang
dilakukan lantai pada
benda sama dengan
perubahan
momentum benda,
yaitu
I p2 p1 = -6,4 8 =
- 14,4 kg m/s
p 14,4
F = - 72
N
t 0,2
6.7 Pusat
Massa
Sekarang kita
membahas konsep
pusat massa. Konsep
ini sering kita jumpai
ketika membahas
sisten yang terdiri dari
sejumlah benda atau
partikel. Apabila
semua benda yang
menyusun sistem bisa
direduksi menjadi titik
massa di mana massa
titik sama dengan
jumlah massa benda
penyusun maka titik
massa tersebut harus
diletakkan di koordinat
pusat massa agar
gerakannya memenuhi
hukum Newton seperti
sistem
466
Bab 6
Momentum
Dalam membahas
gerakan sejumlah
benda, kadang kita
tertolong jika
menggunakan konsep
pusat massa.
Misalkan kita
memiliki beberapa
partikel dengan
massa m1,
m2, ...
mn
(Gambar 6.17).
Partikel-partikel
r1 ,
r2 , ...
r
n
tersebut didefinisikan
sebagai
m1r1 m2 r2
... mn rn
r
pm
(6.38)
m1
m2
... mn
m1
mn
r
1
n
r
2
m2
467
Bab 6
Momentum
Apa sebenarnya
pusat massa
tersebut? Apabila
semua benda yang
menyusun system
bisa direduksi
menjadi titik massa
di mana massa titik
sama dengan jumlah
massa benda
penyusun maka titik
massa tersebut harus
diletakkan di
koordinat pusat
massa agar
gerakannya
memenuhi hukum
Newton seperti
system benda awal.
Jika sejumlah gaya
luar bekerja pada
sistem benda, maka
pusat massa benda
akan bergerak
mengikuti kaidah
seolah-olah resultan
gaya tersebut hanya
bekerja pada pusat
massa titik di pusat
massa.
Contoh 6.6
Tiga buah benda yang
bermassa 1,5 kg, 4,5
kg, dan 10,0 kg
masing-masing
berada pada posisi r1
2i 3 j m,
r3 4i 5 j
m. Tentukan
posisi pusat
massa benda.
m1
m2
m3
Jawab
Kita dapat
langsung
menggunakan
rumus (6.38)
m1r1 m2 r2
m3r3
r
pm
(10 j) 10,0
1,5
(4i 5 j)
4,5
10,
0
1,5
4,5 10,0
37i 9,5
=
1,5 (2i 3 j) 4,5
(10 j) 10,0 16
(4i 5 j)
2,3i 0,6 j m
r2
10 j
m,
dan
468
Bab 6
Momentum
Benda-benda kontinu
yang memiliki bentuk
terature dan rapat
massa yang tersebar
secara merata
memiliki lokasi pusat
massa yang dapat
ditentukan dengan
mudah. Bola
homogem miliki pusat
massa di pusat bola,
tongkat homogen
memiliki pusat massa
di tengah-tengah
tongkat, kubus
homogen memiliki
pusat massa di pusat
kubus. Untuk benda
yang bentuknya tidak
teratur, lokasi pusat
massa tidak dapat
ditebak langsung.
Tetapi kita dapat
menentukan pusat
massa dengan
percobaan sederhana.
Salah satu cara
tampak pada Gambar
6.18.
Lokasi Pusat massa
469
Bab 6
Momentum
m1
m2
r
2
r1
Gambar 6.19 Menentukan
pusat massa sistem benda
besar.
r11 22 (6.39) r
pm m1 m2
470
Bab 6 Momentum
Pusat massa benda yang mengandung lubang dapat pula ditentukan dengan
rumus serupa. Lubang dapat dianggap sebagai benda yang memiliki massa
negatif. Contoh pada Gambar 6.20 terdapat sebuah cakram homogen dengan jari-
jari R1 massa awal m1 (massa sebebelum adanya lubang). Pada cakram tersebut
kemudian dibuat lubang dengan jari-jari R2. Misalkan massa yang dibuang saat
membuat lubang adalah m2. Pusat massa cakram berlubang dihitung dengan
menentukan pusat cakram asal (tanpa lubang) dan pusat lubang. Dalam
perhitungan, massa lubang diberi nilai negative. Rumus yang digunakan adalah
r
11 2 2 (6.40) r
pm m m
1 2
m1
- m2
r1
r2
Pencarian pusat massa menjadi lebih sulit untuk benda pejal yang tidak dapat diukur
secara langsung seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.21. Misalkan kita hanya
mengetahui massa jenis benda sebagai
471
Bab 6 Momentum
fungsi posisi dan kita ingin mengetahui pusat massa benda tersebut.
Bagaimana cara menentukannya? Salah satu yang umum digunakan
adalah metode ingegral. Caranya sebagai berikut.
m1 m2
mi
ri
Gambar 6.21 Menentukan lokasi pusat massa benda kontinu yang besar.
Kita bagi benda besar atas elemen-elemen massa yang sangat kecil.
m1r1 m2 r2
... mi ri ... mN rN
r
pm
m1
m2
... mi
... mN
472
Bab 6
Momentum
mi ri
i1
m
i
i1
mi ri
i1
(6.41)
M
N
dengan M mi
adalah massa total
benda.
i1
mi dm
ri r
(...) (...)
i1
Dengan transformasi
ini maka persamaan
(6.41) berubah
menjadi
rdm r
pm M
473
Bab 6
Momentum
rdV
(6.42)
dengan adalah
massa jenis dan
memenuhi hubungan
dm = dV. Dengan
cara serupa maka
massa benda
memenuhi
persamaan integral
M dV
(6.43)
xdx
x
pm
M
(6.44a)
M dx
(6.44b)
di mana adalah
massa per satuan
panjang. Massa per
satuan panjang bisa
konstan atau bisa
juga bergantung
posisi. Berikut adalah
contoh perhitungan
pusat massa.
Contoh 6.7
Sebuah batang
memiliki panjang L.
Ujung kiri batang
berada pasa posisi x =
0 dan ujung kanan
berada pada posisi x =
L. Massa per satuan
panjang
batang memenumi
a bx2 di mana a
dan b adalah
konstanta. Tentukan
lokasi pusat massa
batang.
Jawab
M dx
abx2 dx
ax
bx
1
aL bL2
x 0
xdx pm M
abx xdx
2
0
M
ax bx dx
3
0
M
ax
bx
M
475
Bab 6
Momentum
1 1
aL2 bL4
2 4
1
aL bL2
3
2aL bL 4a 2bL
6.8 Kecepatan
Pusat Massa
Setelah
mendefinisikan posisi
pusat massa,
selanjutnya kita akan
mendefinisikan
kecepatan pusat
massa. Berdasarkan
persamaan (6.38) kita
dapat menulis
perubahan pusat
massa
m r m r
... m
11
(6.41)
pm
m1
m2
... mn
m1
1
m2
... m3
n
r
t
pm
(6.42)
m1 m2
... mn
Dengan mengingat
definisi kecepatan,
kita selanjutnya
dapat menulis
v
pm
(6.43)
m1
m2 ... mn
476
Bab 6
Momentum
Tampak bahwa
rumus untuk
menghitung
kecepatan pusat
massa persis sama
dengan rumus untuk
menghitung posisi
pusat massa. Yang
dilakukan hanya
mengganti posisi
dengan kecepatan.
Selanjutnya,
mengingat p mv ,
kita juga dapat
menulis persamaan
(6.43) sebagai
p1
p2
... pn
v
pm
(6.44)
m1
m2
... mn
6.9 Percepatan
Pusat Massa
Setelah
mendefinisikan posisi
pusat massa dan
kecepatan pusat
massa, terakhir kita
akan mendefinisikan
percepatan pusat
massa. Dari
persamaan (6.43) kita
dapat menulis
m v m v ... m v
v pm 1 1 2 2 n n m1
m2 ... mn
m1
1
m2
... mn
v pm
m
1
m2 ... mn
atau
m1a1 m2 a2 ... mn an
a
pm
(6.45)
m1
m2 ... mn
Tampak juga bahwa
rumus untuk
menghitung
percepatan pusat
massa persis sama
dengan rumus untuk
menghitung posisi
pusat massa
477
Bab 6
Momentum
maupun kecepatan
pusat massa.
Selanjutnya,
mengingat hukum
Newton
a
pm
F1
F2
... Fn
(6.46)
m
1
m2
... mn
Hubungan gerakan
pusat massa dan
hukum kekekalan
momentum linier
... p'm
p1
p2
... pn
p'1
p'2
... p'm
(6.47)
m1
m2
... mn
m1
m2
... mn
Selama tumbukan
tidak terjadi
perubahan massa
total. Jumlah partikel
bisa saja berubah
(makin sedikit atau
makin banyak) tetapi
massa total partikel
sama. Dengan
demikian
m1 m2 ... mn m1
m2 ... mm
p
1
p2
... pn
p'1
p'2
... p'm
(6.47)
m1
m2
... mn
m1
m2
... mm
478
Bab 6
Momentum
Kalau kalian
perhatikan, ruas kiri
tidak lain daripada
kecepatan pusat
massa sebelum
tumbukan dan ruas
kanan adalah
kecepatan pusat
massa sesudah
tumbukan. Jadi pada
proses tumbukan
yang tidak
melibatkan gaya luar,
pusat massa bergerak
dengan kecepatan
konstan,
v v'
pm pm
(6.48)
6.10 Gerak
Roket
Roket adalah mesin
yang mengalami
percepatan
(mendapat gaya
dorong) akibat
pelepasan udara hasil
pembakaran ke arah
belakang. Mesin jet
juga bekerja pada
prinsip yang serupa.
Bahan bakar pesawt
jet dibakar dan
dodorong ke balakang
dengan kecepatan
yang sangat tinggi.
Dorongan tersebut
menyebabkan mesin
(pesawat) mendapat
gaya dorong ke
depan. Mesin roket
dan mesin jet hanya
berbeda pada jenis
bahan bakar, namun
prinsip utamanya
sama yaitu
melontarkan gas ke
belakang dengan
kecepatan tinggi.
Bahan bakar pesawat
jet dibakar melaui
reaksi oksidasi
dengan menyerap
oksigen dari atmosfer.
Mesin roket tidak
menyerak gas dari
luar untuk
melakukan proses
pembakaran karena
mesin roket dapat
bekerja dalam ruang
hampa. Semua gas
yang diperlukan
untuk proses
pembakaran dibawa
bersama roket. Irulah
sebabnya sebagian
besar massa roket
adalah massa bahan
bakar. Massa bahan
bakar roket dapat
mencapai 90% dari
massa total. Dengan
demikian di tahap
pembakaran massa
roket tinggal 10%
massa saat
peluncuran.
memancarkan gas
ke belakang dengan
kecepatan u yang
nilainya
konstant relatif
terhadap roket.
Dengan demikian,
kecepatan gas relatif
terhadap koordinat di
bumi adalah v u .
Selama selang waktu
t massa gas yang
dibuang roket adalah
M. Pada roket juga
bekerja gaya gravitasi
Fg ke arah pusat
bumi.
Momentum sistem
pada saat t adalah
479
Bab 6
Momentum
(6.49)
p(t) Mv
M
v
t
Fg
M M
v u
v v
t t
Gambar 6.22. Skema
gerakan roket.
Momentum sistem
pada saat t+t adalah
(6.50)
p(t t) (M M )(v
v) M (v u)
Perubahan
momentum roket
p p(t t) p(t)
480
Bab 6
Momentum
(M M )(v v) M
(v u) Mv
Mv Mv vM
Mv vM uM
Mv
(6.51)
Mv
uM Mv
p Mv uM
Laju perubahan
momentum adalah
M
v
(6.52)
t
u
Berdasarkan hukum
II Newton, laju
perubahan
momentum sama
dengan gaya luar
yang bekerja pada
benda. Gaya luar
yang bekerja pada
roket hanya gaya
gravitasi. Dengan
demikian, persamaan
gerak roket menjadi
v
M
t
Fg
(6.53)
dv
dM
Fg
(6.54)
dt
dt
Gerakan pada daerah
tanpa gravitasi. Jika
roket sudah sangat
jauh dari bumi
sehingga gaya
gravitasi bumi sudah
dapat diabaikan
maka persamaan
(6.54) dapat
disederhanakan
menjadi
dv
dM
M
(6.55)
dt
dt
dM dv u M
Jika diasumsikan
bahwa kecepatan
lontaran gas terhadap
roket selalu konstant
maka kita dapatkan
integral berikut
dM
dv
v0
M0
atau
v v
u ln
atau
482
Bab 6
Momentum
Mf
v v
u ln
v v
u ln
M
M
0
0
Saat bahan
bakar habis,
massa roket
adalah (6.56)
kecepatan
akhir roket
adalah
Mf. Dengan
demikian
(6.57)
6.11
Tumbukan
Berantai
(Kasus khusus
1)
Sekarang kita
membahas satu kasus
menarik, yaitu
tumbukan berantai
tiga benda yang
bersifat tidak elastis.
Topik ini dibahas
cukup detail oleh Hart
dan Hermann [J.B.
Hart and R.B.
Hermann, American
Journal of Physics 36,
46 (1968)]. Kita mulai
dengan membahas
tumbukan dua benda
lalu memperluas
menjadi tumbukan
tiga benda. Agar lebih
mudah kita anggap
tumbukan terjadi
dalam satu arah.
Tumbukan dua benda
diilustrasikan pada
Gambar 6.23. Sebuah
benda dengan massa
M dan kecepatan awal
U menumbuk benda m
yang mula-mula diam.
Akibat tumbukan
tersebut maka terjadi
transver momentum
dan energi kinetik dari
benda M ke benda m.
Transfer momentum
memenuhi hukum
kekekalan momentum
sedangkan transfer
energi kinetik tidak
memenuhi hukum
kekekalan energi
kinetik karena
tumbukan tidak
elastis. Kita anggap
koefisien elastisitas
tumbukan adalah e.
U V v
m m
M M
Dengan
menggunakan
persamaan (6.18)
maka koefisien
elastisitas dapat
ditulis menjadi
v V
e
0 U
atau
V v eU
(6.58)
Hukum kekekalan
momentum selalu
berlaku pada semua
jenis tumbukan.
Persamaan hukum
kekekalan momentum
untuk tumbukan di
atas adalah
MU MV mv
(6.59)
MU M (v eU ) mv
(1e)MU (M m)v
atau
(1e)M
v
M m
U
(6.60)
adalah
484
Bab 6 Momentum
MU 2
(6.61)
2
Energi kinetik yang ditrasfer ke benda kedua adalah
1
K ' mv2
1
(1e)M
2
m
U
2
M m
1 (1e)2 mM
U2
(6.62)
(M m)2
2
Dengan demikian perbandingan energi kinetik yang ditrasfer dengan energi kinetik benda
penumbuk adalah
K'
(1e)2 mM
(6.63)
M ,m
(M m)2
0
Sekarang kita perluas kasus dengan melihat sistem tiga benda.
Kita sisipkan benda bermassa - mula bendaantaram dua b dan m dalam keadaan diam.
Benda M menumbuk benda m kemudian benda m menumbuk benda m seperti
diilustrasik24.
Dan berapa massa benda m agar energi kinetik yang ditr paling besar.
(1/ 2)mv2
(1/ 2)MU 2
M .m
(1/ 2)mv2
(1/ 2)m' u 2
(1/ 2)m' u 2
(1/ 2)MU 2
(m'm)2
(M m')2
(6.64)
U
M
m
m
Gambar 6.24 Tumbukan berantai tiga benda. Mula-mula hanya benda M yang memiliki laju awa. Benda m dan m mula-mula dalam
keadaan diam.
Pertanyaan berikutnya adalah berapakan m agar terjadi tra energi paling besar dari M ke m?
Kita dapat menulis ulang fraksi transfer
(1e)4 mM
m'2
(6.65)
M .m
(m'm)2 (M m')2
486
Bab 6 Momentum
M .m
(6.66)
dm'
Dengan menggukana kalkulus sederhana maka kita akan dapatkan persamaan berikut
ini
2mMm'2m'3 0
(6.67)
m' mM
(6.68)
Persamaan ini sangat mirip dengan pers matching. Jika kita ingin melewatkan gelomban
medium 2 dan antara dua mediam dipasang medium perantara. Misalkan
impedansi medium 1 adalah Z1 dan impedansi medium 2 adalah Z2. Gelombang akan
ditransfer sebesar-besarnya dari medium1 ke medium 2 jika impedansi medium perantara
1/2
memenuhi Z = (Z1Z2) . Jika pada kaca yang dolapisi film tipis. Jika indeks biasa kaca adalah
nk dan indeks bias udara adalah nu. Maka agar cahaya dapat menembus lapisan tipis
sebanyak mungkin maka indeks bias lapisan tipis harus memenuhi n =
1/2
(nknu) .
487
Bab 6
Momentum
Misalkan sebuah
atom memiliki massa
M. Misalkan pula
energi yang
diperlukan untuk
mengeksitasi atom
tersebut ke tingkat
energi berikutnya
adalah E. Misalkan
laju awal elektron
adalah v. Hukum
kekekalan momentum
memenuhi
mev mev'MV
(6.69)
Hukum kekekalan
energi dengan
mempertibnagkan
sebagian energi
kinetik awal
digunakan untuk
mengeksitasi atom
adalah
m v2
1
m v'2
1
MV 2
(6.70)
2
e
2
e
Dari persamaan
(6.69) kita
mendapatkan
ungkapan laju
elektron setelah
menumbuk atom
adalah
M
v'v
(6.71)
me
Substitusi persamaan
(6.71) ke dalam
persamaan (6.70)
maka kita dapatkan
m v2
1
MV 2
m v
2
e
2
e
m
e
Mv
M2
m v2
V 2
MV 2
2
e
m
e
me
488
Bab 6
Momentum
1M2
1
m v2
MvV
V2
MV 2
2
e
2 me
2
M
2
0 MvV
M 1
E
2
m
e
atau
M
2
2E
1
2vV
(6.72)
m
e
yang dapat ditulis
2
dalam bentuk Ax +
Bx + C = 0 dengan A =
1+M/me, B = -2v, dan
C = 2E/M. Persamaan
(6.72) memiliki solusi
jika diskriminan lebih
atau sama dengan
2
nol, atau B 4AC 0
atau
M 2E
2v4 1
atau
M 2E
atau
2(M m )E
v2 e me M
489
Bab 6
Momentum
atau
2(M me )E
(6.73)
me M
Dengan demikian,
laju minimum
elektron agar dapat
meneksitasi atom
adalah
v
min
2(me
M )E
(6.74)
me M
Jika massa atom
yang dieksitasi sangat
besar dibandingkan
dengan massa
elektron maka me+M
M sehingga dapat
ditunjukkan bahwa
laju minimum eletron
kira-kira
v
min
2E
(6.75)
m
Hubungan ini
menyatakan bahwa
untuk mengeksitasi
atom maka energi
kinetik elektron kira-
kira sama dengan
energi eksitasi atom.
Tetapi jika massa
atom tidak terlalu
besar dibandingkan
dengan massa eletron
maka energi kinetik
elektron harus lebih
besar daripada energi
eksitasi atom agar
atom dapat dieksitasi.
Penyebanya adalah
karena atom juga akan
mengalami perubahan
laju jika ditembuk
elektron agar hukum
kekelakan momentum.
Dengan demikian,
energi kinetik yang
dimiliki elekltron
sebagian digunakan
untuk mengeksitasi
atom juga untuk
menghasilkan energi
kinetik pada atom.
Jika massa atom
sangat besar maka
setelah tumbukan
dengan elektron,
490
Bab 6 Momentum
atom hampir tidak bergerak. Tidak ada energi kinetik atom yang
dihasilkan. Energi kinetik elektron semata-mata hanya untuk
mengeksitasi atom.
Buktikan bahwa aproksimasi yang lebih teliti jika massa atom jauh lebih
besar daripada massa elektron adalah
2E
min
(6. 76)
m 2M
Untuk membuktikan aproksimasi (6.76) kalian perlu menggunakan
aproksimasi binomial. Persamaan (6.76) bermakna bahwa laju elektron
tetap harus lebih besar darimada laju yang menyebabkan energi kinetik
sama dengan energi eksitasi atom.
Soal-Soal
Gerbong kereta api yang massanya 10 000 kg dan bergerak dengan laju
24,0 m/s menumbuk gerbong serupa yang sedang diam. Akhirnya, kedua
gerbong tersambung dan bergerak bersama. Berapa laju gabungan dua
gerbong tersebut?
Sebuah proton yang memiliki massa 1,01 sma bergerak dengan laju 3,6
4
10 m/s. Proton tersebut bertumbukan secara elastik dengan inti helium
yang memiliki massa 4,0 sma yang berada dalam keadaan diam. Berapa
kecepatan proton dan helium setelah tumbukan?
491
Bab 6
Momentum
pusat lubang ke pusat pelat semula adalah 0,8R. Di mana posisi pusat
massa pelat berlubang tersebut?
Dua buah bola bilir yang memiliki massa yang sama melakukan
tumbukan hadap-hadapan. Jika laju awal salah satu bola adalah 2,0
m/s dan bola kedua adalah 3,0 m/s, berapakah laju akhir masing-
masing bola jika tumbukan bersifat elastis?
Sebuah bola tenis yang memiliki massa 0,06 kg dan bergerak dengan
laju 2,5 m/s menumbuk bola yang bermassa 0,09 kg yang sedang
bergerak dalam arah yang sama dengan laju 1,0 m/s. Anggap bahwa
tumbukan bersifat elastis sempurna, berapakah laju masing-masing
bola setelah tumbukan?
Sebuah bola softbal yang bermassa 0,22 kg yang bergerak dengan laju
5,5 m/s menumbuk bola lain yang sedang diam. Tumbukan tersebut
bersifat elastik. Setelah tumbukan, bola pertama terpantul dengan laju
3,7 m/s. Hitunglan laju bola kedua setelah tumbukan dan massa bola
kedua.
Peluru yang memiliki mass 18,0 g dan bergerak dengan laju 230 m/s
mengenai sebuah balok yang tergantung bebas kemudian menancap
diam di dalam balok. Balok tersebut digantungkan pada tali yang
panjangnya 2,8 m. Akibat tumbukan oleh peluru, balok menyimpang ke
atas pada lintasan lingkaran. Berapakah simpangan maksimum balok
dalam arah vertikal dan horisontal?
Sebuah mobil memiliki pusat massa yang berlokasi 2,5 m dari ujung
depan. Lima orang kemudian naik ke dalam mobil. Dua orang duduk
pada kursi yang berjarak 2,8 m dari ujung depan mobil dan tiga orang
duduk pada kursi yang berjarak 3,9 m dari ujung depan mobil. Massa
mobil adalah 1050 kg dan massa masing-masing penumpang adalah
70,0 kg. Berapakah jarak pusat massa sekarang diukur dari ujung
depan mobil?