2. Adipati Probolinggo
6. Kanjeng Kudus
7. Kanjeng Djoko
8. Kanjeng Sepuh
9. Kanjeng Pangeran
Sejarah Kadipaten Sedayu mencatat nama harum adipati ke-8, yakni Kanjeng Sepuh.
Beliau dianggap sebagai pemimpin besar Kadipaten Sedayu sekaligus seorang ulama. Beliau
sangat dicintai masyarakatnya karena perhatiannya terhadap rakyat terutama kalangan
masyarakat kurang mampu. Kiprahnya yang kritis terhadap kekuasaan dan kooptasi Belanda
dikenang cukup positif. Adipati yang memerintah Kadipaten Sedayu sejak 1816-1855 Masehi ini
merupakan ahli stategi sekaligus pelindung rakyat dari terror penjajah yang kala itu juga sangat
dekat dengan Kerajaan Mataram.
Adipati yang bergelar Kyai Panembahan Haryo Soeryodiningrat sangat menentang
kebijakan Belanda tentang penarikan pajak, selain itu beliau memberikan sebuah usulan terhadap
nama pasar di Surabaya dengan nama Kabean yang bermakna untuk semua dalam sebuah rapat
dengan Belanda.Kanjeng sepuh wafat pada tahun 1856 M dan setiap tahunnya diperingati
dengan Haul sebagai kecintaan masyarakat terhadap beliau dengan mengirim doa serta
menauladani beliau.
Saat ini Sedayu menghadapi perkembangan modernitas dan menjadi pusat peradaban
masyarakat pesisir utara yang meliputi Sidayu, Bungah, Dukun, Ujung Pangkah maupun wilayah
Lamongan yang meliputi Paciran, Brondong, Babat, Solokuro. Secara cultural Sidayu
memberikan andil yang cukup besar terhadap ikon Kabupaten Gresik sebagai kota Santri, hal ini
tidak terlepas dari kehidupan masyarakat yang masih islami diberbagai bidang.
GAMBAR-GAMBAR PENINGGALAN KADIPATEN
SIDAYU