Anda di halaman 1dari 2

Anatomi dan Histologi Kornea

Kornea merupakan jaringan yang transparan dan avaskuler yang membentuk


permukaan anterior bola mata dengan ukuran diameter horizontal 11-12 mm dan
diameter vertikal 10-11 mm. Bagian sentral kornea memiliki ketebalan 0,5 mm,
sedangkan bagian perifer memiliki ketebalan 1 mm. Sifat kornea yang avaskuler
membuat kornea mendapatkan nutrisinya dari jaringan di sekitarnya yaitu humor
akuos melalui proses difusi, lapisan air mata, dan pembuluh darah limbus. Sumber
nutrisi utama kornea adalah glukosa dan oksigen. Kornea juga merupakan jaringan
yang memiliki serabut saraf sensorik terbanyak (300-400 serabut saraf), yang
berasal dari nervus trigeminus (American Academy of Ophthalmology, 2011-
2012a,b).

Secara histologi, struktur kornea terdiri dari lima lapisan yaitu epitel,
membrana bowman, stroma, membrana descemet dan endotel. Epitel kornea
memiliki ketebalan 50-60 µm atau 5% dari total ketebalan kornea, dan terdiri dari tiga
lapisan yang berbeda yaitu lapisan sel superfisial, lapisan sel sayap, dan lapisan sel
basal. Membran Bowman merupakan lapisan aseluler yang dibentuk oleh serat
kolagen dan merupakan modifikasi dari bagian anterior stroma dengan ketebalan 8-
14 µm. Lapisan ini tidak dapat mengalami regenerasi dan akan digantikan oleh
jaringan parut bila terjadi trauma. Stroma kornea menyusun 90% dari seluruh
ketebalan kornea. Stroma kornea tersusun atas fibril kolagen dengan 8 ukuran yang
seragam, meluas di seluruh permukaan kornea dan membentuk kelompok yang
disebut lamella; serta tersusun atas sel-sel kornea (keratosit) dan matriks
ekstraseluler yang terdiri dari glikoprotein dan glikosaminoglikan. Membran
Descemet merupakan lamina basalis sel-sel endotel kornea. Membran ini terutama
tersusun dari kolagen tipe IV dan memiliki ketebalan 10-12 µm. Endotel kornea
merupakan lapisan paling dalam dari kornea. Lapisan ini terdiri atas satu lapis sel
berbentuk heksagonal yang sel-selnya tidak dapat membelah. Endotel kornea
mempunyai pengaruh yang besar dalam mempertahankan transparansi kornea
(American Academy of Ophthalmology, 2011-2012a; Kanski, 2009).

Fisiologi Endotel Kornea

Endotel kornea memiliki dua fungsi utama. Pertama, sebagai jalur untuk
penyerapan nutrisi kornea dan pembuangan sisa metabolisme melalui difusi dan
mekanisme transport aktif. Kedua, mengatur hidrasi kornea dan mempertahankan
transparansi kornea. Fungsi endotel ini dilakukan karena adanya pompa metabolik 9
aktif di endotel kornea. Sedikitnya terdapat tiga sistem transport ion yang telah
teridentifikasi antara lain, pompa sodium-potasium yang menggerakkan ion sodium
keluar dari sel dan bergantung pada enzim Na+ ,K+ -ATPase; pompa sodium-
hidrogen yang menggerakkan ion sodium ke dalam sel; pompa bikarbonat yang
mengangkut ion bikarbonat dari kornea ke humor akuos. Pompa-pompa transport
ion ini bekerja sama untuk mempertahankan transparansi kornea. Transparansi
kornea tergantung pada terjaganya kadar air pada stroma kornea sekitar 78%.
Ketika fungsi endotel ini terganggu, maka humor akuos akan berdifusi masuk ke
stroma kornea dan menyebabkan edema kornea (American Academy of
Ophthalmology, 2011-2012b).

American Academy of Opthalmology. 2011-2012. Basic and Clinical Science Course section
10. San Fransisco:3-120.

Kanski, J.J.2009. Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach. Third edition. Williams and
Wilkins, London

Anda mungkin juga menyukai