Anda di halaman 1dari 16

Lembar Tugas Mandiri

Penginderaan (PBL Ke-I)


Semester 3/2023/FKUI 2021
Kenzi Naufaldi Muhammad
2106705890 – KD-18

Histologi Penglihatan Normal

A. Pendahuluan
Pemicu pertama modul Penginderaan menceritakan seorang anak
bernama Azka yang diajak sang kakek bertamasya ke Taman Safari saat
liburan sekolah. Azka sangat senang melihat atraksi binatang. Azka dan
kakeknya menikmati penampilan atraksi burung dari jarak jauh. Azka
menanyakan nama burung yang bulunya indah berwarna merah dan
hijau kepada kakeknya. Namun, kakeknya bingung burung yang
dimaksud Azka karena kakek kurang jelas melihat burung tersebut.
Penglihatan kakek ternyata agak buram sejak 6 bulan terakhir. Azka
menjelaskan burung yang ia maksud ialah burung yang suaranya merdu
saat berkicau. Kakeknya menjawab bahwa berdasarkan suara yang ia
dengar, burung tersebut bernama burung nuri. Pada LTM ini, saya akan
menjelaskan histologi penglihatan pada orang normal.

B. Isi
Mata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang untuk
menganalisis intensitas, bentuk, serta warna cahaya yang dipantulkan
objek dan menghasilkan sensasi penglihatan. Mata berisi jaringan
transparan untuk memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif dan
suatu sistem sel saraf yang berfungsi untuk mengumpulkan,
memproses, dan meneruskan informasi visual ke otak. Setiap mata
terdiri dari tiga lapisan konsentris. Adapun lapisan konsentris pada ialah
sebagai berikut:

1
1. Tunika Fibrosa
Tunika fibrosa adalah lapisan terluar dan kuat pada mata. Lapisan
ini terdiri dari dua daerah utama, yakni sklera di posterior dan
kornea di anterior.
a. Sklera
Sklera adalah lapisan jaringan ikat padat yang menutupi seluruh
permukaan mata, kecuali kornea. Sklera memiliki area seluas 5/6
bagian posterior pada mata, berwarna putih, dan tidak tembus
cahaya. Sklera berdiameter sekitar 22 mm pada orang dewasa.
Sklera memberikan bentuk mata, menjadikannya kaku,
memproteksi struktur lunak di dalamnya, dan tempat pelekatan
otot ekstrinsik mata. Sklera bisa mencapai rerata ketebalan 0,5
mm dan terdiri dari jaringan ikat padat dengan berkas skuamosa
kolagen tipe I yang tersusun secara parallel terhadap permukaan
organ, tetapi saling menyilang dalam berbagai arah. Adapun
mikrovaskulator sklera berada di dekat permukaan luar. Sklera
menebal sekitar 1 mm pada area posterior dan bergabung
dengan epineurin untuk menyelubungi saraf optik. Di lokasi
sklera mengelilingi koroid, sklera memiliki sebuah lamina
suprakoroid dalam yang terdiri dari lebih sedikit kolagen, lebih
banyak fibroblast, serat elastin dan melanosit.1,2
b. Kornea
Kornea adalah struktur transparan dan avaskular yang menutupi
bagian anterior mata dan melengkung yang membiaskan
(refraksi) cahaya yang masuk. Kornea memiliki area seluas 1/6
bagian anterior pada mata. Kornea memiliki 5 lapisan berbeda.
Lapisan pertama adalah epitel skuamosa kompleks pada bagian
terluar. Permukaan lapisan ini tidak dilapisi zat tanduk, terdiri
dari lima atau 6 lapis sel, dan merupakan sekitar 10% dari
ketebalan kornea. Lapisan kedua adalah membran Bowman atau
lamina elastik anterior, yakni membrane basal epitel skuamosa

2
kompleks tersebut. Lapisan ini sangat tebal (8—10 um). Lapisan
ini juga memberi stabilitas dan kekuatan kornea, serta
memproteksi stroma di bawahnya dari infeksi. Lapisan ketiga
adalah stroma tebal, yakni lapisan paling dominan pada kornea.
Stroma atau substansia propria merupakan 90% dari ketebalan
kornea, terdiri dari sekitar 60 lapis berkas kolagen yang saling
tersusun secara tegak lurus, dan mencapai hampir seluruh
diameter kornea. Susunan tegak lurusnya ini menambahkan
transparansi jaringan avaskular. Terdapat perluasan sitoplasma
sel mirip fibroblas skuamosa di antara lamel kolagen yang
disebut sebagai keratosit. Substansi dasar di sekitar sel ini
mengandung proteoglikan seperti lumikan, dengan keratin sulfat
dan kondroitin sulfat, yang membantu mempertahankan
regularitas susunan dan jarak antarfibril kolagen. Lapisan
keempat adalah membran Descemet atau lamina elastik
posterior, yakni membran basal endotel. Membran ini berbatasan
dengan permukaan posterior stroma. Lapisan terdalam adalah
endotel skuamosa simpleks. Endotel ini menyokong membran
Descemet dan mencakup sel korena yang paling aktif secara
metabolik.1,2

3
c. Limbus
Limbus adalah area yang mengelilingi kornea. Limbus menjadi
area transisi yang menghubungkan kornea dan sklera. Limbus
juga menjadi tempat membran Bowman berakhir dan epitel
permukaan menjadi lebih kompleks (berlapis) seperti
konjungtiva yang menutupi bagian anterior sklera sekaligus
melapisi kelopak mata. Sel induk epithelial di permukaan limbus
memproduksi sel progenitor yang cepat membelah dan
berpindah secara sentripetal ke dalam epitel kornea. Stroma
menjadi vaskular dan kurang teratur di limbus, seperti berkas
kolagen menyatu dengan yang dari skelera. Membran Descemet
dan endotel simpleksnya digantikan dengan jalinan trabekula
atau mesh work, yakni sistem kanal ireguler endotel kompleks.
Mereka memasuki stroma pada tautan korneoskleral dan
memungkinkan aliran pelan kontinu aqueous humour dari bilik
anterior. Cairan ini bermigrasi dari kanal ke dalam rongga-
rongga di dekatnya yang lebih besar dan mengelilingi mata,
yakni kanal Schlemm atau sinus venosus sklera. Sinus ini
menjadi titik awal aliran aqueous humour ke dalam vena sklera.1

2. Lensa
Lensa adalah struktur bikonveks transparan yang tergantung tepat
di belakang iris. Lensa berasal dari invaginasi permukaan ectoderm
embrionik. Lensa menjadi pintu depan tunika vaskulosa dan tunika

4
nervosa. Lensa merupakan jaringan avaskular unik dan sangat
elastis, tetapi elastisitas lensa biasanya semakin menurun seiring
bertambahnya usia. Lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya
tepat pada retina. Lensa memiliki tiga komponen utama, yakni
kapsul lensa, epitel lensa, dan serat lensa.
a. Kapsul Lensa
Kapsul lensa adalah membran yang membungkus seluruh lensa.
Kapsul lensa bersifat halus, transparan, dan sangat elastis.
Kapsul lensa tebal homogen terdiri dari proteoglikan dan kolagen
tipe IV yang mengelilingi lensa serta menyediakan tempat
perlekatan serat zonula siliaris. Lapisan ini sebagai membran
basal vesikel lensa embrionik.1
b. Epitel Lensa
Epitel lensa subkapsular terdiri dari selapis sel kuboid yang hanya
ditemukan pada permukaan anterior lensa. Sel epithelial bagian
basal melekat pada kapsul lensa sekitarnya dan permukaan
apikalnya mengikat serta lensa interna. Pada tepi posterior epitel
dekat ekuator lensa, sel epitel membelah untuk memproduksi sel
baru yang berdiferensiasi sebagai serat lensa. Proses tersebut
memungkinkan lensa bertumbuh dan berlanjut dengan laju yang
lambat, serta makin menurun dekat ekuator lensa selama masa
dewasa.1
c. Serat Lensa
Serat lensa adalah sel yang sangat panjang dan terdiferensiasi
terminal yang terlihat sebagai struktur pipih tipis. Serat lensa
berkembang dari sel-sel di dalam epitel lensa. Serat ini biasanya
mencapai panjang 7—10 mm dengan potongan melintang 2 x 8
um. Sitoplasmanya dipenuhi oleh kristalin (kelompok protein)
dan organel beserta intinya mengalami autofagi. Serat lensa
tergabung erat membentuk jaringan transparan sempurna
khusus untuk refraksi cahaya.1

5
3. Tunika Vaskulosa
Tunika vaskulosa adalah lapisan tengah mata dan bersifat vaskular.
Lapisan ini juga dikenal sebagai uvea. Lapisan ini memiliki tiga
bagian, yakni koroid, badan siliar (corpus cilliaris), dan iris.
a. Koroid
Koroid adalah bagian posterior tunika vaskulosa (lebih tepatnya
menempati 2/3 posterior mata) menutupi mayoritas permukaan
dalam sklera. Lapisan ini kaya vaskularisasi karena lapisan ini
terdiri dari jaringan ikat longgar bervaskular baik. Lapisan ini
mengandung banyak melanosit yang memproduksi melanin dan
memberikan warna coklat kehitaman pada koroid. Mereka
membentuk lapisan hitam khas koroid dan menghalangi cahaya
masuk ke mata, kecuali melalui pupil. Koroid dibentuk oleh dua
lapisan. Lapisan pertama adalah membran Brunch, yakni
lembaran ekstrasel tipis yang terdiri dari serat kolagen dan
elastin yang mengelilingi vaskulatur mikro di sekitarnya dan

6
lamina basalis dari lapis pigmen retina di dekatnya. Lapisan
kedua adalah lamina koroidokapiler, yakni lapisan dalam yang
kaya vaksulatur mikro penting untuk nutrisi lapisan luar retina.1,2

b. Corpus Cilliaris
Corpus cilliaris adalah bagian tertebal pada tunika vaskulosa.
Corpus cilliaris meluas dari ora serrata (margo anterior retina) ke
daerah tepat di posterior tautan sklerokorneal. Corpus cilliaris
memiliki beberapa struktur penting. Struktur pertama adalah
processus cilliaris, yakni penonjolan di permukaan dalam corpus
cilliaris tempat sel epitelnya menyekresi aqueous humour.
Processus ini terdiri dari 75 tonjolan yang tersusun radial dan
merupakan perpanjangan daerah dalam corpus cilliaris yang
kaya vaskular. Hal ini menyediakan daerah permukaan luas yang
dilapisi dua lapis epitel silindris rendah atau epitel cilliaris. Sel
epitel yang langsung menutupi stroma mengandung banyak
melanin dan mirip tonjolan anterior epitel retina yang berpigmen.
Sel lapisan permukaan tidak memiliki melanin dan menyatu
dengan lapisan sensorik retina. Struktur kedua adalah musculus
cilliaris, yakni otot polos berbentuk pita sirkular yang
kontraksinya memengaruhi bentuk lensa untuk penglihatan
dekat atau jauh. Otot ini membentuk mayoritas stroma corpus
cilliaris dan terdiri dari tiga kelompok serat otot polos. Struktur
terakhir adalah zonula cilliaris, yakni suatu sistem banyak serat

7
yang tersusun radial dan terdiri dari fibrilin-I dan II yang
diproduksi oleh sel-sel epitel nonpigmen pada processus cilliaris.
Serat tersebut meluas dari alur di antara processus cilliaris dan
melekat pada permukaan lensa, serta menahan struktur itu tetap
di tempatnya.1

c. Iris
Iris adalah perluasan paling anterior dari lapisan tengah uvea
yang menutupi sebagian lensa, kecuali pupil di bagian sentral.
Iris merupakan bagian berwarna bola mata yang berbentuk
donat pipih. Iris terletak di antara kornea dan lensa. Bagian
luarnya dilekatkan ke processus cilliaris. Permukaan anterior iris
ialah permukaan yang terpapar pada aqueous humour dalam
bilik anterior. Permukaan ini terdiri dari lapisan padat fibroblas
dan tonjolan melanosit yang saling terjalin, serta tidak ditutupi
epitel. Lebih ke dalam, stroma iris terdiri dari jaringan ikat
longgar bermelanosit dan sedikit vaskulatur mikro. Permukaan
posterior iris terdiri dari epitel lapis ganda lanjutan dari yang
menutupi processus cilliaris, tetapi penuh dengan melanin. Epitel
posterior yang penuh pigmen ini menahan semua cahaya yang
akan memasuki mata, kecuali yang melalui pupil. Pupil adalah
lubang yang berada di tengahnya. Iris berfungsi untuk
mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke bagian posterior mata
melalui pupil. Pada rangsangan cahaya terang, serat saraf

8
parasimpatis merangsang otot polos sirkular (musculus sfingter
pupilae) untuk berkontraksi dan menyempitkan ukuran pupil
(konstriksi). Musculus sfingter pupilae adalah berkas sirkular
dekat pupil yang dibentuk oleh serat otot polos. Pada cahaya
redup, serat saraf simpatis merangsang otot polos radial
(musculus dilatator pupilae) untuk berkontraksi dan
memperbesar ukuran pupil (dilatasi). Musculus dilatator pupilae
adalah lapisan epitel berpigmen sebagian yang dibentuk oleh sel
mioepitel beserta tonjolan kontraktil yang menjulur secara radial.
Musculus cilliaris, musculus sfingter pupilae, dan musculus
dilatator pupilae adalah otot intrinsik mata yang semuanya
berasal dari ektoderm. Adapun kedua respons tersebut bersifat
refleks visceral.1,2

4. Corpus Vitreous
Corpus vitreous menempati bilik vitreous yang besar di belakang
lensa. Corpus vitreous terdiri dari jaringan ikat transparan mirip-gel
yang 99% air (vitreous humour), dengan serabut kolagen dan
hialuronat, serta terdapat di dalam lamina eksterna yang disebut
membran vitreous. Sel semata wayang dalam corpus vitreous ialah
populasi kecil mesenkim dekat membran yang disebut hialosit.
Hialosit berfungsi untuk memproduksi hialuronat dan kolagen, serta
sedikit makrofag.1

9
5. Tunica Nervosa (Retina)
Retina adalah lapisan terdalam mata. Retina dibentuk oleh dua lapis
fundamental yang berasal dari lapis luar dan dalam cawan optik
embryonal. Retina melapisi 3/4 posterior mata dan merupakan awal
jalur penglihatan. Dengan oftalmoskop, melalui pupil bisa terlihat
bayangan retina yang diperbesar dan pembuluh darah yang berjalan
pada permukaan anteriornya. Retina ialah tempat semata wayang
di dalam tubuh yang pembuluh darahnya bisa diamati secara
langsung dan dievaluasi kelainan patologisnya, antara lain hipertensi
dan diabetes mellitus. Beberapa struktur selain pembuluh darah
yang bisa diamati adalah diskus optikus (blind spot), tempat
keluarnya nervus optikus dari bola mata, serta arteri dan vena
sentralis retina yang berjalan bersama nervus optikus. Retina
memiliki 10 lapisan dari luar ke dalam, yakni epitel pigmen, lapisan
batang dan kerucut, membran limitans eksterna, lapisan inti luar,
lapisan pleksiform luar, lapisan inti dalam, lapisan pleksiform dalam,
lapisan sel ganglion, lapisan serat saraf, dan membran limitans
interna. Retina terdiri dari dua bagian, yakni epitel pigmen dan
neural retina.1,2

a. Epitel Pigmen
Epitel pigmen merupakan bagian luar retina yang bersifat non-
visual. Epitel pigmen adalah selapis sel epitel kuboid yang

10
mengandung pigmen melanin, serta terletak di antara koroid dan
bagian neural retina. Epitel kuboid simpleks tersebut melekat
pada membrane Bruch dan lamina koroido-kapiler koroid.
Lapisan ini membentuk bagian luar epitel ganda yang menutupi
corpus cilliaris dan iris posterior. Melanin pada epitel pigmen dan
koroid mengabsorbsi cahaya sehingga bisa mencegah pantulan
dan penyebaran cahaya di dalam mata. Hal ini mengakibatkan
bayangan terlihat jelas. Pada individu albino, defisiensi pigmen
melanin bisa terjadi di seluruh bagian tubuh, termasuk mata.1

b. Neural Retina
Neural retina merupakan bagian dalam retina yang bersifat
visual. Neural retina adalah hasil penonjolan otak. Bagian ini
memproses data sebelum dihantarkan ke hipotalamus oleh
impuls saraf, lalu ke korteks visual primer. Neual retina bersifat
tebal dan memiliki 3 lapisan utama yang dipisahkan oleh 2 zona
yang notabenenya terjadi sinaps, yakni lapisan sinaps luar dan
dalam. Ketiga lapisan yang dimaksud adalah lapisan sel
fotoreseptor, sel bipolar, dan sel ganglion. Selain itu, terdapat

11
sel horizontal dan sel amakrin yang membentuk jalur lateral
untuk mengontrol sinyal yang dihantarkan sepanjang jalur sel
fotoreseptor ke sel bipolar dan ke sel ganglion.2
Fotoreseptor memang khusus untuk transduksi gelombang cahaya
menjadi potensial reseptor. Fotoreseptor terdiri dari dua jenis, yakni sel
batang dan sel kerucut. Pemberian nama kedua jenis sel tersebut
berdasarkan bentuk segmen luar sel fotoreseptor yang berada di antara
tonjolan sel epitel pigmen yang berbentuk jari.1,2
1. Sel Batang
Setiap retina memiliki 120 juta sel batang. Sel batang berfungsi
untuk penglihatan hitam putih pada cahaya remang-remang,
membedakan bayangan gelap atau terang, serta melihat bentuk dan
pergerakkan. Sel batang tidak ditemukan pada fovea dan makula.
Adapun jumlahnya semakin meningkat jika ke arah tepi retina. Maka
dari itu, seseorang memiliki penglihatan malam hari yang cukup
baik, kecuali jika melihat langsung ke obyek tertentu.1,2
2. Sel Kerucut
Setiap retina memiliki 6 juta sel kerucut. Sel kerucut berfungsi untuk
penglihatan warna dan akurasi penglihatan pada cahaya terang.
Contohnya adalah seseorang tidak bisa membedakan warna pada
cahaya bulan karena hanya sel batang yang bekerja. Sel kerucut
umumnya terpusat pada fovea sentralis, yakni lekukan kecil di
tengah makula lutea yang berada tepat pada sumbu penglihatan.
Fovea sentralis adalah daerah dengan ketajaman penglihatan
tertinggi karena sel kerucut sangat mendominasi di daerah itu.1,2

12
Informasi dari sel fotoreseptor diteruskan ke sel bipolar melalui lapisan
pleksiform luar (lapisan sinapsis luar), lalu ke sel ganglion melalui
lapisan pleksiform dalam (lapisan sinapsis dalam). Akson sel ganglion
menjalar ke posterior, diskus optikus, dan keluar dari mata dengan
wujud nervus optikus. Namun, tidak ada sel batang maupun kerucut di
daerah ini sehingga tidak bisa melihat bayangan pada bintik buta. Pada
kondisi normal, seseorang tidak menyadari adanya bintik buta.2 Mata
juga memiliki beberapa struktur aksesoria, yakni kelopak mata, kelenjar
lakrimal, dan konjungtiva.
1. Kelopak Mata
Kelopak mata adalah struktur lunak yang terdiri dari kulit, otot, dan
konjungtiva yang melindungi mata. Kulitnya bersifat longgar, elastis,
tanpa lemak, berfolikel rambut kecil dan rambut halus, kecuali pada
ujung distalnya yang menjadi tempat folikel besar bulu mata. Folikel
bulu mata merupakan modifikasi kelenjar apokrin dan memiliki
kelenjar sebasea. Di bawah kulit, tampak fasikulus corak musculus
orbicularis okuli dan levator palpebrae yang melibat kelopak mata.
Di dekat konjungtiva, tampak tarsus, yakni lempeng fibroelastis
padat yang berfungsi untuk menunjang jaringan lain. Tarsus
mengelilingi 20—25 kelenjar sebasea besar yang masing-masing
ada banyak asini yang menyekresi ke dalam satu saluran sentral
panjang bermuara di antara bulu mata. Kelenjar meibom atau
kelenjar tarsal memiliki beberapa fungsi, yakni memproduksi minyak
dalam sebum, membentuk lapis permukaan di atas film air mata,
mengurangi evaporasi, dan membantu melumasi permukaan mata.1
2. Konjungtiva
Konjungtiva adalah mukosa transparan tipis yang menutupi bagian
anterior sklera dan menjadi pelapis permukaan dalam kelopak mata.
Penyusun konjungtiva ialah epitel berlapis silindris disertai banyak
sel goblet kecil dan ditopang oleh lamina propria tipis dari jaringan
ikat vaskular longgar.

13
3. Kelenjar Lakrimal
Kelenjar lakrimal memproduksi cairan secara berkelanjutan untuk
film air mata yang membasahi sekaligus melumasi kornea dan
konjungtiva, serta memasok oksigen kepada sel epitel kornea. Air
mata mengandung berbagai elektrolit, metabolit, dan protein
imunitas alami. Kelenjar lakrimal memiliki asini yang terdiri dari sel
serosa besar berisi granul sekresi yang terpulas pucat, dikelilingi sel
mioepitel yang berkembang baik, dan stroma.1

14
C. Penutup
Mata memiliki tiga lapisan konsentris, yakni tunika fibrosa, tunika
vaskulosa, dan tunika nervosa. Tunika fibrosa merupakan lapisan
terluar dan memiliki dua daerah, yakni sklera (posterior) dan kornea
(anterior). Keduanya dihubungkan oleh limbus. Tunika vaskulosa
merupakan lapisan tengah yang bersifat vaskular dan memiliki tiga
struktur, yakni koroid, corpus cilliaris, dan iris. Namun, ada dua struktur
penting yang tidak berada di lapisan luar, tengah, maupun dalam, yakni
lensa dan corpus vitreous. Lensa memiliki tiga komponen utama, yakni
kapsul lensa, epitel lensa, dan serat lensa. Tunika nervosa alias retina
merupakan lapisan terdalam dan memiliki dua bagian, yakni epitel
pigmen (bersifat non-visual) dan neural retina (bersifat visual). Neural
retina memiliki tiga lapisan, yakni lapisan sel fotoreseptor, sel bipolar,
dan sel ganglion. Sel fotoreseptor terbagi menjadi dua jenis, yakni sel
batang dan sel kerucut. Berdasarkan pemicu, buramnya penglihatan
kakek disebabkan oleh lensa matanya yang mengalami penurunan
elastisitas. Adapun komponen terlibat pada lensa adalah kapsul lensa.
Sementara itu, Azka memiliki penglihatan yang jernih karena kapsul
lensanya masih sangat transparan dan elastis. Elastisitas kapsul lensa
semakin rendah seiring dengan bertambahnya usia.

15
Referensi
1. Mescher AL. Histologi dasar junqueira: teks and atlas. Edisi 14. Jakarta:
EGC; 2019.
2. Wangko S. Histofisiologi retina. Jurnal Biomedik (JBM) [Internet]. 2013
Nov [cited 2023 Nov 21];5(3):S1-6. Available from:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/4342
/3871

16

Anda mungkin juga menyukai