Anda di halaman 1dari 18

Panduan Tugas Individu 1

Cara mengerjakan:
1. Mahasiswa diberikan kasus dan daftar tilik melalui EMAS2.
2. Tiap mahasiswa mengisi daftar tilik KDB sesuai dengan kasus pemicu dari masing-masing KDB
serta menjelaskan alasannya.
3. Beri tanda (X) pada salah satu kolom di setiap daftar tilik yang sesuai dengan kasus pemicu
dan tulis kalimat mana atau situasi kondisi apa yang ditemukan dalam kasus pemicu.
4. Setelah selesai, tugas diunggah di EMAS2 paling lambat hari Selasa, 21 September 2021
pukul 12.00 WIB (sesuai deadline di EMAS2).
Kasus Pemicu Beneficence
Bahan diskusi: BENEFICENCE

Ns. Sitta adalah perawat yang sangat memperhatikan pasiennya. Ia selalu datang lebih awal di tiap shift agar dapat melayani pasien dengan
sebaik-baiknya. Seperti di hari Sabtu yang hujan deras hari itu, Ns. Sitta tetap hadir limabelas menit sebelum shiftnya untuk melakukan operan
jaga dan membaca status rawat bangsal dengan lebih detil. Ns Sitta menyapa setiap pasien dengan ramah dan memeriksa tekanan darah, nadi,
suhu setiap pasien dengan teliti sambil menanyakan perasaan dan keluhan mereka saat itu. Ia kemudian menuliskan semua datanya pada
lembar perawatan. Ketika dokter bangsal datang, Ns. Sitta memberikan laporan hasil pemeriksaannya dan mendiskusikan kemajuan perawatan
pasien serta terapi lanjutan bagi pasien-pasien yang dirawatnya.
Check List Beneficence

Kriteria Ada/ Tidak Ada Tuliskan kalimat/situasi kondisi yang mendukung


Sesuai /Bertentangan jawaban
1. Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, X Seperti di hari Sabtu yang hujan deras hari itu, Ns. Sitta
rela berkorban untuk kepentingan orang lain) tetap hadir limabelas menit sebelum shiftnya untuk
melakukan operan jaga dan membaca status rawat
bangsal dengan lebih detil. Ns Sitta menyapa setiap pasien
dengan ramah dan memeriksa tekanan darah, nadi, suhu
setiap pasien dengan teliti sambil menanyakan perasaan
dan keluhan mereka saat itu.
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia X Ns. Sitta adalah perawat yang sangat memperhatikan
pasiennya. Ns Sitta menyapa setiap pasien dengan ramah
dan memeriksa tekanan darah, nadi, suhu setiap pasien
dengan teliti sambil menanyakan perasaan dan keluhan
mereka saat itu.
3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh X Ns. Sitta adalah perawat yang sangat memperhatikan
menguntungkan dokter pasiennya.
4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak X Ia selalu datang lebih awal di tiap shift agar dapat
dibandingkan dengan keburukannya melayani pasien dengan sebaik-baiknya.
5. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang X Ns. Sitta adalah perawat yang sangat memperhatikan
pasiennya. Ketika dokter bangsal datang, Ns. Sitta
memberikan laporan hasil pemeriksaannya dan
mendiskusikan kemajuan perawatan pasien serta terapi
lanjutan bagi pasien-pasien yang dirawatnya.
6. Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia X Ketika dokter bangsal datang, Ns. Sitta memberikan
laporan hasil pemeriksaannya dan mendiskusikan
kemajuan perawatan pasien serta terapi lanjutan bagi
pasien-pasien yang dirawatnya.
7. Pembatasan “goal-based approach” X Ns Sitta menyapa setiap pasien dengan ramah dan
memeriksa tekanan darah, nadi, suhu setiap pasien
dengan teliti sambil menanyakan perasaan dan keluhan
mereka saat itu.
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi X Ns. Sitta adalah perawat yang sangat memperhatikan
pasien pasiennya.
9. Minimalisasi akibat buruk X Seperti di hari Sabtu yang hujan deras hari itu, Ns. Sitta
tetap hadir limabelas menit sebelum shiftnya untuk
melakukan operan jaga dan membaca status rawat
bangsal dengan lebih detil. Ia kemudian menuliskan semua
datanya pada lembar perawatan.
10. Kewajiban menolong pasien gawat-darurat X Kata “pasien gawat-darurat” tidak tercantum secara
spesifik di teks. Akan tetapi, pasien yang dimaksud bersifat
umum (seluruh level). Kalimatnya tertera berikut: “Ia
selalu datang lebih awal di tiap shift agar dapat melayani
pasien dengan sebaik-baiknya. Seperti di hari Sabtu yang
hujan deras hari itu, Ns. Sitta tetap hadir limabelas menit
sebelum shiftnya untuk melakukan operan jaga dan
membaca status rawat bangsal dengan lebih detil.”
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan X Ns. Sitta adalah perawat yang sangat memperhatikan
pasiennya. Ia selalu datang lebih awal di tiap shift agar
dapat melayani pasien dengan sebaik-baiknya. Seperti di
hari Sabtu yang hujan deras hari itu, Ns. Sitta tetap hadir
limabelas menit sebelum shiftnya untuk melakukan
operan jaga dan membaca status rawat bangsal dengan
lebih detil. Ns Sitta menyapa setiap pasien dengan ramah
dan memeriksa tekanan darah, nadi, suhu setiap pasien
dengan teliti sambil menanyakan perasaan dan keluhan
mereka saat itu.
12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan X Kata “honorarium” maupun sinonimnya tidak ada di teks.
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan X Ns. Sitta adalah perawat yang sangat memperhatikan
pasiennya. Ns Sitta menyapa setiap pasien dengan ramah
dan memeriksa tekanan darah, nadi, suhu setiap pasien
dengan teliti sambil menanyakan perasaan dan keluhan
mereka saat itu.
14. Mengembangkan profesi secara terus-menerus X Seperti di hari Sabtu yang hujan deras hari itu, Ns. Sitta
tetap hadir limabelas menit sebelum shiftnya untuk
melakukan operan jaga dan membaca status rawat
bangsal dengan lebih detil. Ia kemudian menuliskan semua
datanya pada lembar perawatan. Ketika dokter bangsal
datang, Ns. Sitta memberikan laporan hasil
pemeriksaannya dan mendiskusikan kemajuan perawatan
pasien serta terapi lanjutan bagi pasien-pasien yang
dirawatnya.
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah X Tidak terdapat kata “obat” dan “murah” maupun
sejenisnya, tetapi terdapat kata “terapi”.
16. Menerapkan Golden Rule Principle X Ns Sitta menyapa setiap pasien dengan ramah dan
memeriksa tekanan darah, nadi, suhu setiap pasien
dengan teliti sambil menanyakan perasaan dan keluhan
mereka saat itu.

Bahan diskusi: NONMALEFICENCE

Dokter Prima adalah seorang Spesialis Bedah di kota Manokat, sebuah Ibu Kota Kabupaten. Selain berpraktek di RS Kabupaten, ia juga
membuka praktek pribadi di rumahnya pada pagi hari sebelum ke RS dan sore setelah dinas di RS. Suatu pagi ditempat praktek pribadinya, ia
kedatangan seorang pasien dari desa. Pasien itu korban tabrak lari, ia mengeluh nyeri perut kiri atas akibat benturan dengan sepeda motor
yang menabraknya.
Keadaan pasien saat datang masih sadar. Setelah diperiksa, dokter Prima segera menganjurkan pasien untuk masuk Rumah Sakit karena
harus menjalani pengawasan lanjut yang ketat (observasi trauma tumpul abdomen), namun pasien menolak.
Karena ia adalah pasien terakhir, dokter Prima kemudian mengajak pasien untuk ke RS bersama-sama, disertai alasan perlu pemeriksaan darah
untuk melihat parah tidaknya penyakit pasien. Pasien setuju. Dokter Prima berpesan agar hasil pemeriksaan segera disampaikan padanya.
Hasil pemeriksaan menunjukkan penurunan Hb dan pada pemeriksaan fisik ulang, dr Prima menemukan perut mulai membesar dan kencang
serta abdominal tap positif (terdapat cairan bebas/darah dalam rongga perut). Dokter Prima menyimpulkan sang pasien mengalami
perdarahan dalam rongga perut yang kemungkinan diakibatkan oleh ruptur atau robeknya limpa. Dokter Prima langsung menjelaskan keadaan
sakit penderita dan rencana untuk operasi laparatomi. Tapi walaupun sudah dijelaskan bahwa jika tidak dioperasi maka perdarahan dalam
rongga perut akan berlangsung terus dan akan mengakibatkan kematian, pasien tetap menolak operasi namun bersedia masuk untuk
perawatan.
Beberapa jam kemudian kesadaran pasien makin menurun dan jatuh dalam keadaan tidak sadar. Tindakan yang harus segera diambil satu-
satunya adalah operasi untuk menghentikan perdarahan. Dokter Prima akhirnya melakukan tindakan operasi. Pasca operasi pasien membaik
dan pulang dalam keadaan sehat.
Check List Nonmaleficence
Kriteria Ada/ Tidak Ada Tuliskan kalimat/situasi kondisi yang mendukung jawaban
Sesuai /Bertentangan

1. Menolong pasien emergensi X Beberapa jam kemudian kesadaran pasien makin menurun dan
jatuh dalam keadaan tidak sadar. Tindakan yang harus segera
diambil satu-satunya adalah operasi untuk menghentikan
perdarahan. Dokter Prima akhirnya melakukan tindakan operasi.
2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah X Beberapa jam kemudian kesadaran pasien makin menurun dan
: jatuh dalam keadaan tidak sadar. Tindakan yang harus segera
- pasien dalam keadaan amat berbahaya diambil satu-satunya adalah operasi untuk menghentikan
(darurat)/beresiko hilangnya sesuatu yang perdarahan. Dokter Prima akhirnya melakukan tindakan operasi.
penting (gawat) Pasca operasi pasien membaik dan pulang dalam keadaan sehat.
- dokter sanggup mencegah bahaya atau
kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya
mengalami resiko minimal)
3. Mengobati pasien yang luka X Tapi walaupun sudah dijelaskan bahwa jika tidak dioperasi maka
perdarahan dalam rongga perut akan berlangsung terus dan akan
mengakibatkan kematian, pasien tetap menolak operasi namun
bersedia masuk untuk perawatan.
4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan X Keadaan pasien saat datang masih sadar. Setelah diperiksa, dokter
euthanasia) Prima segera menganjurkan pasien untuk masuk Rumah Sakit
karena harus menjalani pengawasan lanjut yang ketat (observasi
trauma tumpul abdomen), namun pasien menolak. Dokter Prima
akhirnya melakukan tindakan operasi.
5. Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan X Karena ia adalah pasien terakhir, dokter Prima kemudian mengajak
pasien pasien untuk ke RS bersama-sama, disertai alasan perlu
pemeriksaan darah untuk melihat parah tidaknya penyakit pasien.
Pasien setuju. Dokter Prima berpesan agar hasil pemeriksaan
segera disampaikan padanya.
6. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek X Karena ia adalah pasien terakhir, dokter Prima kemudian mengajak
pasien untuk ke RS bersama-sama, disertai alasan perlu
pemeriksaan darah untuk melihat parah tidaknya penyakit pasien.
Pasien setuju.
7. Mengobati secara proporsional X Tapi walaupun sudah dijelaskan bahwa jika tidak dioperasi maka
perdarahan dalam rongga perut akan berlangsung terus dan akan
mengakibatkan kematian, pasien tetap menolak operasi namun
bersedia masuk untuk perawatan.
8. Mencegah pasien dari bahaya X Dokter Prima langsung menjelaskan keadaan sakit penderita dan
rencana untuk operasi laparatomi. Tapi walaupun sudah dijelaskan
bahwa jika tidak dioperasi maka perdarahan dalam rongga perut
akan berlangsung terus dan akan mengakibatkan kematian, pasien
tetap menolak operasi namun bersedia masuk untuk perawatan.
9. Menghindari misrepresentasi dari pasien X Setelah diperiksa, dokter Prima segera menganjurkan pasien untuk
masuk Rumah Sakit karena harus menjalani pengawasan lanjut
yang ketat (observasi trauma tumpul abdomen), namun pasien
menolak. Karena ia adalah pasien terakhir, dokter Prima kemudian
mengajak pasien untuk ke RS bersama-sama, disertai alasan perlu
pemeriksaan darah untuk melihat parah tidaknya penyakit pasien.
Pasien setuju. Dokter Prima berpesan agar hasil pemeriksaan
segera disampaikan padanya. Dokter Prima menyimpulkan sang
pasien mengalami perdarahan dalam rongga perut yang
kemungkinan diakibatkan oleh ruptur atau robeknya limpa. Dokter
Prima langsung menjelaskan keadaan sakit penderita dan rencana
untuk operasi laparatomi. Tapi walaupun sudah dijelaskan bahwa
jika tidak dioperasi maka perdarahan dalam rongga perut akan
berlangsung terus dan akan mengakibatkan kematian, pasien tetap
menolak operasi namun bersedia masuk untuk perawatan.
10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena X Dokter Prima langsung menjelaskan keadaan sakit penderita dan
kelalaian rencana untuk operasi laparatomi. Tapi walaupun sudah dijelaskan
bahwa jika tidak dioperasi maka perdarahan dalam rongga perut
akan berlangsung terus dan akan mengakibatkan kematian, pasien
tetap menolak operasi namun bersedia masuk untuk perawatan.
Beberapa jam kemudian kesadaran pasien makin menurun dan
jatuh dalam keadaan tidak sadar. Tindakan yang harus segera
diambil satu-satunya adalah operasi untuk menghentikan
perdarahan. Dokter Prima akhirnya melakukan tindakan operasi.
11. Memberikan semangat hidup X Setelah diperiksa, dokter Prima segera menganjurkan pasien untuk
masuk Rumah Sakit karena harus menjalani pengawasan lanjut
yang ketat (observasi trauma tumpul abdomen), namun pasien
menolak. Karena ia adalah pasien terakhir, dokter Prima kemudian
mengajak pasien untuk ke RS bersama-sama, disertai alasan perlu
pemeriksaan darah untuk melihat parah tidaknya penyakit pasien.
Dokter Prima langsung menjelaskan keadaan sakit penderita dan
rencana untuk operasi laparatomi. Tindakan yang harus segera
diambil satu-satunya adalah operasi untuk menghentikan
perdarahan. Dokter Prima akhirnya melakukan tindakan operasi.
12. Melindungi pasien dari serangan X Setelah diperiksa, dokter Prima segera menganjurkan pasien untuk
masuk Rumah Sakit karena harus menjalani pengawasan lanjut
yang ketat (observasi trauma tumpul abdomen), namun pasien
menolak.
13. Tidak melakukan white collar crime dalam X Dokter Prima mengajukan beberapa solusi terkait kesembuhan
bidang kesehatan / kerumah-sakitan yang pasien, dari menyarankan pasien untuk bergegas ke rumah sakit
merugikan pihak pasien/keluarganya hingga tindakan operasi. Dokter Prima juga berkomunikasi dengan
baik kepada pasien. Dokter Prima juga tidak melakukan segala
bentuk white collar crime (kejahatan kerah putih) kepada siapapun.
Bahan diskusi: AUTONOMI

Pak Didik bekerja sebagai apoteker di Apotik ”Obat Murah”. Hari itu ia melayani seorang pasien yang datang membawa resep dari dokter ahli
penyakit dalam. Pasien meminta Pak Didik untuk menghitung terlebih dahulu biaya yang harus ia keluarkan untuk menebus keseluruhan obat.
Setelah memberikan hitungan, pak Didik menanyakan apakah pasien akan menebus keseluruhan obatnya. Ia menjelaskan pada pasien bahwa
seluruh obat yang diberikan adalah obat paten dan bukan obat generik. Pasien kemudian menanyakan berapa biaya yang perlu ia bayarkan
apabila membeli obat generik. Ia juga menanyakan perbedaan dan persamaan obat paten dengan generik. Setelah memberitahukan hasil
penghitungan dan menjelaskan persamaan dan perbedaan obat paten dan generik, Pak Didik menanyakan pada pasien, obat jenis apa yang
ingin ditebus oleh pasien.

Check List Autonomi

Ada/ Tidak Ada Tuliskan kalimat/situasi kondisi yang mendukung jawaban


Kriteria Sesuai /Bertentangan
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, X Pasien memastikan telah mendapatkan klarifikasi yang tepat dari
menghargai martabat pasien Pak Didik sehingga dia bisa menentukan keputusannya secara
independent. Pak Didik juga berinteraksi dengan pasien tanpa
mengintervensi sekaligus tanpa menjatuhkan martabat pasien.
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat X Setelah memberikan hitungan, pak Didik menanyakan apakah
keputusan (pada kondisi elektif) pasien akan menebus keseluruhan obatnya. Ia menjelaskan pada
pasien bahwa seluruh obat yang diberikan adalah obat paten dan
bukan obat generik.
3. Berterus terang X Ia menjelaskan pada pasien bahwa seluruh obat yang diberikan
adalah obat paten dan bukan obat generik.
4. Menghargai privasi X Setelah memberikan hitungan, pak Didik menanyakan apakah
pasien akan menebus keseluruhan obatnya. Setelah
memberitahukan hasil penghitungan dan menjelaskan persamaan
dan perbedaan obat paten dan generik, Pak Didik menanyakan
pada pasien, obat jenis apa yang ingin ditebus oleh pasien.
5. Menjaga rahasia pasien X Tidak terdapat penjelasan terkait rahasia pasien karena pasien
tidak membahas kisah personal kepada Pak Didik dan Pak Didik
sebatas menanyakan secara umum tanpa mengulik kisah
personal pasien.
6. Menghargai rasionalitas pasien X Setelah memberikan hitungan, pak Didik menanyakan apakah
pasien akan menebus keseluruhan obatnya. Ia menjelaskan pada
pasien bahwa seluruh obat yang diberikan adalah obat paten dan
bukan obat generik. Pasien kemudian menanyakan berapa biaya
yang perlu ia bayarkan apabila membeli obat generik. Ia juga
menanyakan perbedaan dan persamaan obat paten dengan
generik. Setelah memberitahukan hasil penghitungan dan
menjelaskan persamaan dan perbedaan obat paten dan generik,
Pak Didik menanyakan pada pasien, obat jenis apa yang ingin
ditebus oleh pasien.
7. Melaksanakan informed consent X Setelah memberikan hitungan, Pak Didik menanyakan apakah
pasien akan menebus keseluruhan obatnya. Ia menjelaskan pada
pasien bahwa seluruh obat yang diberikan adalah obat paten dan
bukan obat generik.
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten X Pasien memastikan telah mendapatkan klarifikasi yang tepat dari
mengambil keputusan sendiri Pak Didik sehingga dia bisa menentukan keputusannya secara
independen
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi X Setelah memberikan hitungan, pak Didik menanyakan apakah
pasien pasien akan menebus keseluruhan obatnya. Ia menjelaskan pada
pasien bahwa seluruh obat yang diberikan adalah obat paten dan
bukan obat generik.
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam X Tidak ada pihak lain yang ingin mengintervensi pasien termasuk
membuat keputusan, termasuk keluarga pasien Pak Didik.
sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil X Setelah memberitahukan hasil penghitungan dan menjelaskan
pasien pada kasus non emergensi persamaan dan perbedaan obat paten dan generik, Pak Didik
menanyakan pada pasien, obat jenis apa yang ingin ditebus oleh
pasien.
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi X Ia menjelaskan pada pasien bahwa seluruh obat yang diberikan
kebaikan pasien adalah obat paten dan bukan obat generik.
Bahan diskusi: JUSTICE

Drg. Adi adalah dokter gigi umum yang berpraktek di daerah Elit di Menteng. Pasiennya banyak dan sebagian besar dari kalangan menengah
keatas, pasien-pasiennya banyak namun teratur karena dilayani sesuai urutan. Ketika sedang memeriksa pasiennya, tiba-tiba datang seorang
ibu bersama anaknya, Tinoc yang jatuh sehingga giginya patah dan gusinya berdarah. Petugas loket melaporkan kondisi tersebut pada dokter
Ady. Atas petunjuk drg Ady, petugas diminta untuk menginformasikan kondisi tersebut pada pasien yang lain sebelum ibu tersebut dilayani.
Pasien yang tengah menunggu tersebut menyetujuinya. Setelah dirawat dokter memberi obat yang menurut drg Ady bisa dibeli di apotik mana
saja.

Check List Justice


Kriteria Ada/ Tidak Ada Tuliskan kalimat/situasi kondisi yang mendukung jawaban
Sesuai /Bertentangan
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal X Pasiennya banyak dan sebagian besar dari kalangan
menengah keatas, pasien-pasiennya banyak namun teratur
karena dilayani sesuai urutan.
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi X Tidak tercantum di teks secara eksplisit maupun implisit
yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi X Ketika sedang memeriksa pasiennya, tiba-tiba datang
dalam posisi yang sama seorang ibu bersama anaknya, Tinoc yang jatuh sehingga
giginya patah dan gusinya berdarah. Atas petunjuk drg Ady,
petugas diminta untuk menginformasikan kondisi tersebut
pada pasien yang lain sebelum ibu tersebut dilayani.
4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, X Atas petunjuk drg Ady, petugas diminta untuk
equality, accessibility, availability, quality) menginformasikan kondisi tersebut pada pasien yang lain
sebelum ibu tersebut dilayani. Pasien yang tengah
menunggu tersebut menyetujuinya. Setelah dirawat dokter
memberi obat yang menurut drg Ady bisa dibeli di apotik
mana saja.
5. Menghargai hak hukum pasien X Tidak ada hak hukum pasien yang dilanggar. Meskipun drg. Adi
berpraktik di Kawasan elite Menteng, beliau memperlakukan
pasien dengan baik, professional, dan segala hak hukum pasien
terpenuhi.
6. Menghargai hak orang lain X Secara implisit terkait tidak adanya ekslusivitas status sosial
manapun. Selain itu, hak yang dibahas seputar kesehatan.
7. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling X Ketika sedang memeriksa pasiennya, tiba-tiba datang
dirugikan) seorang ibu bersama anaknya, Tinoc yang jatuh sehingga
giginya patah dan gusinya berdarah. Petugas loket
melaporkan kondisi tersebut pada dokter Ady. Atas
petunjuk drg Ady, petugas diminta untuk menginformasikan
kondisi tersebut pada pasien yang lain sebelum ibu tersebut
dilayani.
8. Tidak melakukan penyalahgunaan Drg Adi tidak melakukan penyalahgunaan tugas dan wewenang
sebagai dokter gigi umum karena sikapnya menunjukkan
profesionalitas disertai keadilan terhadap pasien
9. Bijak dalam makro alokasi X Kontribusi yang diberikan relatif sama (seimbang) antara kedua
belah pihak karna Dokter Ady tidak membedakan pelayanan bagi
orang tertentu dari sisi petugas kesehatan.
10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan X Dokter Adi tidak membeda-bedakan pasien dari hal mana pun.
kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan X Atas petunjuk drg Ady, petugas diminta untuk
kemampuannya menginformasikan kondisi tersebut pada pasien yang lain
sebelum ibu tersebut dilayani. Pasien yang tengah
menunggu tersebut menyetujuinya. Hal itu terjadi karena
pasien yang didahulukan memiliki kondisi emergensi
(darurat).
12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian X Atas petunjuk drg Ady, petugas diminta untuk
(biaya, beban, sanksi) secara adil menginformasikan kondisi tersebut pada pasien yang lain
sebelum ibu tersebut dilayani. Pasien yang tengah
menunggu tersebut menyetujuinya.
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat Hal ini secara implisit, yakni pasien yang sempat mengizinkan
yang tepat dan kompeten posisi antreannya digeser oleh pasien lain berkondisi emergensi.
Setelah pasien emergensi sudah usai, giliran pasien yang
antreannya digeser.
14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata X Atas petunjuk drg Ady, petugas diminta untuk
tanpa alasan sah/tepat menginformasikan kondisi tersebut pada pasien yang lain
sebelum ibu tersebut dilayani.
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama X Secara implisit, pasien yang didahulukan memiliki kondisi yang
rentan penyakit/gangguan kesehatan lebih rentan, berisiko, darurat, maupun terminal.
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar X Pasiennya banyak dan sebagian besar dari kalangan
SARA, status sosial, dll menengah keatas, pasien-pasiennya banyak namun teratur
karena dilayani sesuai urutan.

Anda mungkin juga menyukai