MODUL PENGINDERAAN
“Menikmati Suasana Liburan”
>
01 Anatomi
Mata
Oleh Nayla Rizka Aprilla
2206817010
< >
1. Struktur Umum Mata & Aksesorinya
● Bola dengan diameter sekitar 2,5 cm ● Kelenjar tarsal: kelenjar sebasea pada tepi palpebra
● ⅙ permukaan mata anterior terlihat, ⅚ dilindungi ● Konjungtiva: selaput halus pelapis kelopak &sebagian
bantalan lemak dan dinding tulang orbita permukaan luar bola mata. Mengeluarkan lendir.
< Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. 16th ed. John Wiley >
and Sons, Inc; 2020.
2. Penyusun Orbita
● Kontribusi 7 tulang: os. maxilla, zygomaticus, frontalis,
ethmoidale, lacrimale, sphenoidale, dan palatinum
● Bentuk seperti piramida: basis terbuka ke anterior ke
wajah dan puncak memanjang ke arah posteromedial
● Atap: bagian orbital dari os. Frontalis, kontribusi kecil
dari tulang sphenoid
● Dinding Medial: os. maxilla, ethmoidale, lacrimale, dan
sphenoidale. Kontributor terbesar: lempeng orbital os.
ethmoideum
● Lantai: permukaan orbital maxilla, kontribusi kecil dari
os. zygomaticus dan palatinum
● Dinding lateral: yakni os. zygomaticus di anterior dan
ala mayor os. sphenoidale di posterior
< Marieb E, Keller S. Essentials of human anatomy & physiology. 12th ed. London: Pearson Education Limited; 2018. >
Richard L Drake, Wayne Vogl, Adam W.M. Mitchell. Gray’s Anatomy for Students.4th. Elsevier. 2020.
3. Apparatus Lacrimalis
● Sekelompok struktur yang memproduksi dan mengalirkan air mata dalam proses yang disebut lakrimasi
● Kel. lakrimal diinervasi serabut parasimpatis N. VII, menghasilkan larutan encer dengan garam, lendir, lisozim, & bakterisida
● Aliran air mata: kel. Lakrimal -> ductus lacrimalis eksretorius -> tersebar secara medial melalui kedipan -> puncta lacrimalis ->
kanalikuli lacrimalis superior & inferior -> saccus lacrimalis -> ductus nasolacrimalis -> bag. Inferior conchae nasalis inferioris
-> cairan bercampur dengan mukus
< >
Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. 16th ed. John Wiley and Sons, Inc; 2020.
4. Lapisan Bola Mata
TUNIKA FIBROSA
-Kornea: memfokuskan cahaya ke retina
-Sklera: menutupi seluruh bola mata kecuali kornea,
memberi bentuk bola mata, membuat lebih kaku,
melindungi bagian dalam, & tempat melekatnya otot-otot
ekstrinsik mata
RETINA
-Discus opticus (titik buta): tak ada sel batang & kerucut
-Cekungan di makula lutea (titik kuning): fovea sentralis RUANG BOLA MATA
(hanya berisi sel kerucut) -> resolusi penglihatan tertinggi Lensa membagi bagian dalam bola mata menjadi dua rongga:
rongga anterior (kamera okuli anterior & posterior) dan ruang
vitreus (berisi badan vitreous seperti jeli)
< Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. 16th ed. John Wiley and Sons, Inc; 2020. >
4. Lapisan Bola Mata
OTOT-OTOT INTRINSIK BOLA MATA: otot siliaris, m. sphincter pupillae, dan
m. dilator pupillae mengontrol bentuk lensa dan ukuran dari pupil
< Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. 16th ed. John Wiley and Sons, Inc; 2020. >
5. Otot-otot Ekstraokular
● Terdiri atas 7 otot: m. levator palpebrae superioris, empat otot rectus (superior, inferior, medial, dan lateral),
and dua otot oblique (superior dan inferior).
● Berfungsi dalam menggerakkan bola mata atau mengangkat palpebra atas
Keith L. Moore, Arthur F. Dalley & Anne M. Agur. Clinically oriented Anatomy. 7th ed. Lippincott Williams & Wilkins. 2015
>
5. Otot-otot Ekstraokular
Keith L. Moore, Arthur F. Dalley & Anne M. Agur. Clinically oriented Anatomy. 7th ed. Lippincott Williams & Wilkins. 2015
>
6. Vaskularisasi Bola Mata
Arteri Vena
- Vena supra-orbital +
Cabang arteri karotis
vena angularis: Vena
interna -> arteri
oftalmikus superior. Di
oftalmikus, membentuk
bag. posterior, vena
cabang-cabang di orbit
memasuki sinus
seperti
kavernosus
a. Lakrimalis,
- Vena oftalmikus
a. Retinal sentralis,
inferior, di bag.
a. Siliaris posterior,
Posterior bergabung
a. Muscularis,
dengan vena oftalmikus
a. Palpebralis medial
superior, atau
bergabung dengan
< Marieb E, Keller S. Essentials of human anatomy & physiology. 12th ed. London: Pearson Education Limited; 2018.
pleksus pterigoid. >
Richard L Drake, Wayne Vogl, Adam W.M. Mitchell. Gray’s Anatomy for Students.4th. Elsevier. 2020.
02
Visual
Processing dan
Visual Pathway
Talitha Shafa Palupi - 2206815850
< >
Fototransduksi -> perubahan rangsangan cahaya menjadi sinyal saraf
● fototransduksi ini terjadi pada retina
<
Sherwood L. Human physiology from cells to system. 9th ed. Boston, MA: Cengange Learning; 2016.
>
Bagian Retina
<
Sherwood L. Human physiology from cells to system. 9th ed. Boston, MA: Cengange Learning; 2016.
>
1. Segmen luar-> yang terletak paling
Struktur fotoreseptor dekat dengan eksterior mata, mendeteksi
rangsangan cahaya.
Fotopigmen
<
Sherwood L. Human physiology from cells to system. 9th ed. Boston, MA: Cengange Learning; 2016.
>
Fototransduksi Aktivitas fotoreseptor dalam kondisi terang:
<
Sherwood L. Human physiology from cells to system. 9th ed. Boston, MA: Cengange Learning; 2016.
>
Visual Pathway
1. Calabro FJ, Vaina LM. A computerized perimeter for assessing modality-specific visual field loss. Proc Annu Int Conf IEEE Eng Med Biol Soc EMBS. 2011 Jan; 2025–8.
< >
1. Sherwood L. Human physiology from cells to system. 9th ed. Boston, MA: Cengange
< >
Konsep Dasar Fisiologi Masuknya cahaya pada
Penglihatan lapisan retina
1. Cahaya akan masuk ke mata, lalu difokuskan ke
retina
2. Fotoreseptor pada retina akan transduksikan energi
cahaya menjadi sinyal listrik
3. Neural pathways akan dimulai dari retina hingga ke
otak yang akan memproses sinyal listrik tadi
menjadi gambaran visual.
● Sherwood L. Human physiology from cells to system. 9th ed. Boston, MA: Cengange Learning; 2016.
< ● Silverthorn DU. Human physiology (an integrated approach). 8th ed. New York: Pearson; 2019.
>
Fototransduksi
Lapisan Sel fotoreseptor:
1. Segmen luar → paling dekat dengan bagian eksterior mata
dan menghadap ke koroid, merupakan bagian yang bertugas
untuk mendeteksi sinyal.
2. Segmen dalam →di bagian tengah fotoreseptor yang
mengandung perangkat metabolik sel.
3. Terminal Sinaps → paling dekat dengan interior mata
dan menghadap ke sel bipolar.
● Sherwood L. Human physiology from cells to system. 9th ed. Boston, MA: Cengange Learning; 2016.
< ● Silverthorn DU. Human physiology (an integrated approach). 8th ed. New York: Pearson; 2019. >
Determinasi Fisika Optik
Penglihatan Warna
1. Udara n = 1,00
2. Kornea n= 1,38
3. Aqueous humor n= 1,33
4. Lensa n=1,40
5. Vitreous humor n = 1,34
● Sherwood L. Human physiology from cells to system. 9th ed. Boston, MA: Cengange Learning; 2016.
<
● Silverthorn DU. Human physiology (an integrated approach). 8th ed. New York: Pearson; 2019.
>
Mekanisme Akomodasi Image Formation
● Sherwood L. Human physiology from cells to system. 9th ed. Boston, MA: Cengange Learning; 2016.
● Martini F. Nath J. L. Bartholomew E. Fundamentals of anatomy & physiology. 9th ed. San Fransisco :
< Pearson; 2018 >
Nearsightedness/Myopia
● Pada pemicu, Azka bertanya pada kakek “kakek, apa nama burung yang bulunya
indah berwarna merah dan hijau itu?” → Proses fototransduksi → ada pemantulan
cahaya ditangkap oleh fotoreseptor → diubah jadi sinyal listrik → lewat visual
pathway → dikirim ke otak (SSP)
● Determinasi warna merah dan hijau disebabkan karena adanya variasi rasio stimulasi dari
● Pada pemicu juga diungkapkan bahwa kakek kurang jelas melihat burung tersebut
dan penglihatan kakek agak buram sejak 6 bulan terakhir → Myopia (lensa cekung +
refkraksi cahaya di depan retina) dan Hyperopia (Lensa cembung + cahaya jatuh di
belakang retina)
< >
04
Histologi Penglihatan Normal
< >
LAPISAN MATA
● Tunika Fibrosa
● Tunika Vaskulosa
● Tunika Nervosa
1. Mescher AL. Histologi dasar junqueira: teks and atlas. Edisi 14. Jakarta: EGC; 2019.
2. Wangko S. Histofisiologi retina. Jurnal Biomedik (JBM) [Internet]. 2013 Nov [cited 2023 Nov 21];5(3):S1-6. Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/4342/3871
TUNIKA FIBROSA -SKLERA DAN KORNEA
1. Mescher AL. Histologi dasar junqueira: teks and atlas. Edisi 14. Jakarta: EGC; 2019.
2. Wangko S. Histofisiologi retina. Jurnal Biomedik (JBM) [Internet]. 2013 Nov [cited 2023 Nov 21];5(3):S1-6. Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/4342/3871
TUNIKA FIBROSA - LIMBUS
1. Mescher AL. Histologi dasar junqueira: teks and atlas. Edisi 14. Jakarta: EGC; 2019.
2. Wangko S. Histofisiologi retina. Jurnal Biomedik (JBM) [Internet]. 2013 Nov [cited 2023 Nov 21];5(3):S1-6. Available from:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/4342/3871
LENSA DAN CORPUS VITREOUS
Lensa
● Kapsul Lensa
● Epitel Lensa
● Serat Lensa
1. Mescher AL. Histologi dasar junqueira: teks and atlas. Edisi 14. Jakarta: EGC; 2019.
2. Wangko S. Histofisiologi retina. Jurnal Biomedik (JBM) [Internet]. 2013 Nov [cited 2023 Nov 21];5(3):S1-6. Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/4342/3871
TUNIKA VASKULOSA
1. Mescher AL. Histologi dasar junqueira: teks and atlas. Edisi 14. Jakarta: EGC; 2019.
2. Wangko S. Histofisiologi retina. Jurnal Biomedik (JBM) [Internet]. 2013 Nov [cited 2023 Nov 21];5(3):S1-6. Available from:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/4342/3871
TUNIKA NERVOSA - EPITEL PIGMEN DAN NEURAL RETINA
Lensa
● Kapsul Lensa
● Epitel Lensa
● Serat Lensa
1. Mescher AL. Histologi dasar junqueira: teks and atlas. Edisi 14. Jakarta: EGC; 2019.
2. Wangko S. Histofisiologi retina. Jurnal Biomedik (JBM) [Internet]. 2013 Nov [cited 2023 Nov 21];5(3):S1-6. Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/4342/3871
TUNIKA NERVOSA - FOTORESEPTOR
Fotoreseptor
● Se; natang
● Sel kerucut
1. Mescher AL. Histologi dasar junqueira: teks and atlas. Edisi 14. Jakarta: EGC; 2019.
2. Wangko S. Histofisiologi retina. Jurnal Biomedik (JBM) [Internet]. 2013 Nov [cited 2023 Nov 21];5(3):S1-6. Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/4342/3871
STRUKTUR ACCESSORIA
Acessoria
● Kelopak mata
● Konjungtiva
● Kelenjar Lakrimal
Mescher AL. Histologi dasar junqueira: teks and atlas. Edisi 14. Jakarta: EGC; 2019.
Kesimpulan
Berdasarkan pemicu, buramnya penglihatan
kakek disebabkan oleh lensa matanya yang
mengalami penurunan elastisitas. Adapun
komponen terlibat pada lensa adalah kapsul
lensa. Sementara itu, Azka memiliki penglihatan
yang jernih karena kapsul lensanya masih
sangat transparan dan elastis. Elastisitas kapsul
lensa semakin rendah seiring dengan
bertambahnya usia
< >
Aspek
Biokimia Mata
< >
Hardiany NS. Biochemistry aspect of eye tissue [unpublished lecture notes]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; lecture given 2023 Nov 21.
Pirie A. The biochemistry of the eye. Cambridge Univ Press. 1960;19(1):73–8.
< >
Proses Degenerasi Penglihatan
● Terjadi saat struktur/fungsi mata menurun seiring bertambah usia
● Menyebabkan masalah penglihatan:
- Kesulitan melihat objek
- Penglihatan kabur
- Menurunnya kemampuan membaca
● Salah satu bentuk degenerasi penglihatan: degenerasi makula
< Salvi SM, Akhtar S, Currie Z. Ageing changes in the eye [Internet]. Postgrad Med J. 2006 Sep [cited 2023 Nov 22]. doi: 10.1136/pgmj.2005.040857 >
Teori Keausan (Dr. August Weismann)
< Salvi SM, Akhtar S, Currie Z. Ageing changes in the eye [Internet]. Postgrad Med J. 2006 Sep [cited 2023 Nov 22]. doi: 10.1136/pgmj.2005.040857 >
Proses Degenerasi Penglihatan
< Lin, J., Tsubota, K. & Apte, R. Sekilas tentang mata yang menua [Internet]. 2016 [cited 2023 Nov 23].Available from: >
https://doi.org/10.1038/npjamd.2016.3
Proses Degenerasi Penglihatan
Proses penuaan terbagi menjadi tiga fase:
● Fase subklinik
- Usia 25-35 tahun
- Penurunan hormon melatonin, growth hormone (GH), testosteron, esterogen
- Belum mengeluh tanda gejala penuaan dan masih terasa normal
● Fase transisi
- Usia 35-45 tahun
- Penurunan hormon sebanyak 25% diikuti berkurangnya masa otot 1 kg setiap beberapa tahun
- Mulai merasakan keluhan tenaga dan kekuatan hilang, komposisi lemak tubuh bertambah
- Penurunan tajam penglihatan mata seperti presbiopia saat memasuki usia 40 tahun
● Fase klinik
- Usia 45 tahun keatas
- Penurunan kadar hormon melatoin, testosteron, dehydroepiandrosterone (DHEA), tiroid, estrogen
- Penurunan dan hilangnya kemampuan tubuh dalam menyerap makanan, mineral, vitamin, penurunan
densitas tulang, dan massa otot berkurang 1 kg setiap tahunnya sehingga tubuh tidak mampu
membakar kalori serta lemak tubuh meningkat dan terjadi peningkatan berat badan
< Permatasari INI. Kajian pustaka: tanda dan proses penuaan pada mata [Internet]. Universitas Pertahanan Republik Indonesia; Jurnal Ilmu Kedokteran >
dan Kesehatan. 2023 Sep [cited 2023 Nov 22]. Available from: https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
Proses Degenerasi Penglihatan
Tanda perubahan pada mata:
● Kelopak mata
- Komponen matriks ekstraseluler akan kehilangan organisasi jalinannya
- Disebabkan kapasitas regeneratif serta peningkatan enzim degeneratif sehingga
degradasi kolagen di bagian dermis
- Pada kelopak mata bawah terjadi kelemahan kelopak horizontal
- Dapat ditentukan uji cubit dengan melihat seberapa jauh kelopak mata dapat dicubit
dari bola mata dan tidak ada hentakan kemampuan kelopak mata untuk kembali ke
posisi anatomi normal
- Kelemahan progresif menyebabkan eversi tepat waktu dan eversi tepi kelopak mata
dari bola mata atau ektropion serta gejala lainnya berupa mata berair
< Permatasari INI. Kajian pustaka: tanda dan proses penuaan pada mata [Internet]. Universitas Pertahanan Republik Indonesia; Jurnal Ilmu Kedokteran >
dan Kesehatan. 2023 Sep [cited 2023 Nov 22]. Available from: https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
Proses Degenerasi Penglihatan
< Permatasari INI. Kajian pustaka: tanda dan proses penuaan pada mata [Internet]. Universitas Pertahanan Republik Indonesia; Jurnal Ilmu Kedokteran >
dan Kesehatan. 2023 Sep [cited 2023 Nov 22]. Available from: https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
Proses Degenerasi Penglihatan
Tanda perubahan pada mata:
● Kelenjar lakrimal
- Terdapat atrofi jaringan bertahap ketika isi mesodermal tubuh menyusut sehingga
selubung ektoderm menjadi besar dan munculnya lipatan kulit dan kerutan berlebihan
- Penurunan kualitas dan kuantitas air mata dihasilkan kelenjar lakrimal sehingga
menyebabkan mata kering atau dry eye
- Kelenjar meibom berkurang jumlahnya, kemudian terjadi perubahan struktur dan
fungsi yang menyebabkan dry eye
- Dapat diobati menggunakan air mata buatan
< Permatasari INI. Kajian pustaka: tanda dan proses penuaan pada mata [Internet]. Universitas Pertahanan Republik Indonesia; Jurnal Ilmu Kedokteran >
dan Kesehatan. 2023 Sep [cited 2023 Nov 22]. Available from: https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
Proses Degenerasi Penglihatan
Tanda perubahan pada mata:
● Sklera
- Mengalami penegangan dikarenakan ikatan silang fibril tinggi serta molekul tropocollagen per fibril
● Kornea
- Membentuk 1/6 anterior dari lapisan bola mata, untuk pelindung
- Penurunan kerapuhan serta sensitivitas kornea meningkatkan risiko abrasi dan ulkus
kornea
- Semakin bertambahnya usia, kornea mengalami perubahan dan menghasilkan
hamburan cahaya ekstra dalam mata yang sudah menua, sehingga mempengaruhi
kekuatan fokus kornea
< Permatasari INI. Kajian pustaka: tanda dan proses penuaan pada mata [Internet]. Universitas Pertahanan Republik Indonesia; Jurnal Ilmu Kedokteran >
dan Kesehatan. 2023 Sep [cited 2023 Nov 22]. Available from: https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
Kriteria Fit to Work
● Visus / ketajaman penglihatan
- Kriteria minimumnya pada penglihatan jauh berkisar 6/6 atau 20/20 dan pada penglihatan dekat berkisar 6/9 atau
20/30. Namun ada pengecualian yang dapat diberikan bergantung \jenis pekerjaan serta kebutuhan khusus
● Warna penglihatan
- Pilot, operator lintas udara
● Bidang pandang
- Konstruksi, sektor transportasi
- Mengukur kemampuan melihat objek sekitar tanpa gangguan penglihatan perifer
● Penglihatan jarak dekat
- Laboratorium
● Ketajaman penglihatan malam hari
- Pengemudi truk, petugas keamanan
- Membutuhkan kemampuan melihat jelas pada kondisi pencahayaan yang rendah
< Chamidah AN. Ophtalmologi [Internet]. Yogyakarta. [cited 2023 Nov 23]. >
07 Penyakit
Degeneratif
Penglihatan
Muhammad Nabil Rafi Ghaisan-2206046922
< >
Age-related macular degeneration (ARMD)
- Faktor utama yang menyebabkan gangguan penglihatan pada individu yang telah mencapai
usia di atas 50 tahun.
- Memiliki dua varian utama, yakni atrofik (dry) dan neovaskular (wet/exudative).
- Dry ARMD (atropik) adalah varian yang paling umum, memengaruhi sekitar 80-90% individu
dengan AMD.
- Wet ARMD/neovaskular lebih jarang terjadi tetapi menjadi kasus terbesar dalam kehilangan
penglihatan yang parah. degenerasi makula -> retina menghasilkan protein VEGF ->
pembuluh darah baru abnormal -> pecah, berdarah, dan mengeluarkan cairan, menyebabkan
kerusakan pada makula.
< >
Age-related macular degeneration (ARMD)
< >
Age-related macular degeneration (ARMD)
- Deposit ketiga, dikenal sebagai deposit membran dasar linear/basal, sering ditemukan
berhubungan dengan jaringan neovaskular yang tumbuh di bawah makula. Drusen lembut
dan deposit membran dasar merangsang infiltrasi sel antara membran Bruch dan RPE,
dianggap sebagai prekursor ARMD neovaskular.
< >
Epiretinal membrane
- Akibat membran tipis yang dapat berkontraksi yang berasal dari sel glial intraretina ->
menyebabkan distorsi pada membran batas dalam retina
- Peningkatan keparahan kontraktur membran dapat menyebabkan penurunan atau distorsi
penglihatan, terutama ketika makula terlibat
< >
Myopia
< >
Laice
< >
Cobblestone/pavingstone
< >
Peripheral microcystoid
< >
Retinal breaks (holes/tears/dialysis)
< >
Retinal breaks (holes/tears/dialysis)
- Dialysis merupakan retakan yang terjadi di sepanjang tepi antara retina dan ora serrata dan
biasanya berukuran besar pada saat diagnosis
< >
Retinal detachment
< >
Retinal detachment
< >
Katarak
- Gangguan mata yang terjadi ketika lensa alami di dalam mata menjadi keruh.
- Gejala katarak meliputi penglihatan kabur, penglihatan ganda, sensitivitas tambahan
terhadap cahaya, kesulitan melihat pada malam hari, dan warna terlihat memudar atau
kuning
- Faktor risiko katarak termasuk penuaan, riwayat keluarga dengan katarak, penyakit
tertentu seperti diabetes, cedera mata, paparan sinar UV, penggunaan obat tertentu,
dan merokok.
- Pengobatan utama untuk katarak adalah melalui operasi
< >
Refrensi
1. Weng Sehu K, Lee WR. Ophthalmic pathology: An illustrated guide for clinicians. BMJ Books; 2012.
2. The difference between wet and dry age-related macular degeneration [Internet]. ConnectCenter. APH ConnectCenter; 2016
[cited 2023 Nov 23]. Available from:
https://aphconnectcenter.org/visionaware/eye-conditions/age-related-macular-degeneration-amd/wet-and-dry-amd/.
3. Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophthalmology: A systematic approach. 7th ed. W.B. Saunders Company; 2014.
4. Porter D. What is lattice degeneration? [Internet]. American Academy of Ophthalmology. 2022 [cited 2023 Nov 23]. Available
from: https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-lattice-degeneration.
5. Hamrick KE, Helgeson MK. Retinal dialysis. Optom Clin [Internet]. 1992 [cited 2023 Nov 23];2(3). Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/1463917/.
6. Rhegmatogenous Retinal Detachment: Features, Part 1 [Internet]. American Academy of Ophthalmology. 2018 [cited 2023 Nov
23]. Available from: https://www.aao.org/eyenet/article/rhegmatogenous-retinal-detachment-features-part-1.
7. Boyd K. What Are Cataracts? [Internet]. American Academy of Ophthalmology. 2023 [cited 2023 Nov 23]. Available from:
https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-are-cataracts.
< >
Telinga
< >
Telinga Luar
1. Aurikel
< >
Telinga Luar
1. Aurikel: Inervasi
< >
Telinga Luar
1. Aurikel: Vaskularisasi
< >
Telinga Luar
2. Meatus Akustikus Eksternus
< >
Telinga Tengah
1. Membran Timpani
< >
Telinga Tengah
2. Kavitas Timpani
< >
Telinga Tengah
3. Tulang pendengaran
< >
Telinga Tengah
3. Tulang pendengaran
< >
Telinga Tengah
4. Otot pada telinga tengah
< >
Telinga Tengah
5. Vaskularisasi
< >
Telinga Dalam
1. Lokasi
< >
Telinga Dalam
1. Labirin tulang dan labirin membran
< >
Telinga Dalam
2. Labirin membran
< >
09
Auditory
Pathway
Theresa Alethia Sharleen - 2206047351
< >
Struktur Auditory Pathway
● sel rambut (organ korti)
● ganglion spiral
● anterior dan posterior nukleus koklear
● superior olivary nucleus
● lemniskus lateral
● inferior collicular nucleus
● nukleus badan genikulatum medial
● primary auditory cortex pada lobus temporal
serebrum
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 15th ed. United States: John & Wiley; 2017. Chapter 17, Special senses; p. 601-9
< 2. Schuenke M, Schulte E, Schumacher U. Thieme atlas of anatomy. 1st ed. German: Georg Thieme Verlag; 2006. Chapter 12, Functional systems;p. 366-8.
>
Struktur Auditory Pathway
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 15th ed. United States: John & Wiley; 2017. Chapter 17, Special senses; p. 601-9
2. Schuenke M, Schulte E, Schumacher U. Thieme atlas of anatomy. 1st ed. German: Georg Thieme Verlag; 2006. Chapter 12, Functional systems;p. 366-8.
Struktur Auditory Pathway
2. Nukleus koklear
● Struktur auditori pertama yang
memproses input dari koklea
● Nukelus koklear merupakan bagian
dari medula oblongata
● Terdiri atas nukleus koklear ventral dan
dorsal
● Fungsi → menerima informasi auditori
dari koklea → mengirimkan secara
bilateral kepada struktur auditori
selanjutnya
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 15th ed. United States: John & Wiley; 2017. Chapter 17, Special senses; p. 601-9
2. Schuenke M, Schulte E, Schumacher U. Thieme atlas of anatomy. 1st ed. German: Georg Thieme Verlag; 2006. Chapter 12, Functional systems;p. 366-8.
Struktur Auditory Pathway
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 15th ed. United States: John & Wiley; 2017. Chapter 17, Special senses; p. 601-9
2. Schuenke M, Schulte E, Schumacher U. Thieme atlas of anatomy. 1st ed. German: Georg Thieme Verlag; 2006. Chapter 12, Functional systems;p. 366-8.
Struktur Auditory Pathway
4. Lateral lemniskus
● Lateral lemniskus → traktus batang
otang yang dimulai dari superior
olivary complex dan terminasi
pada inferior colliculus nucleus
● Nukleus lateral lemniskus →
terletak posterior terhadap bagian
anterior periolivary region
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 15th ed. United States: John & Wiley; 2017. Chapter 17, Special senses; p. 601-9
2. Schuenke M, Schulte E, Schumacher U. Thieme atlas of anatomy. 1st ed. German: Georg Thieme Verlag; 2006. Chapter 12, Functional systems;p. 366-8.
Struktur Auditory Pathway
5. Inferior colliculus
● Inferior colliculus merupakan
struktur berpasangan pada otak
tengah
● Fungsi:
○ tempat relai informasi auditori
○ integrasi lokalisasi suara
○ menghasilkan respon startle
atau mengejutkan
○ membedakan nada (pitch)
dengan ritme
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 15th ed. United States: John & Wiley; 2017. Chapter 17, Special senses; p. 601-9
2. Schuenke M, Schulte E, Schumacher U. Thieme atlas of anatomy. 1st ed. German: Georg Thieme Verlag; 2006. Chapter 12, Functional systems;p. 366-8.
Struktur Auditory Pathway
6. Nukleus genikulatum medial
● Nukleus badan genikulatum medial merupakan bagian dari talamus yang
menerima informasi visual dari batang otak dan otak tengah
● Setelah bersinaps dengan nukleus badan genikulatum medial → impuls
akan menuju primary auditory cortex
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 15th ed. United States: John & Wiley; 2017. Chapter 17, Special senses; p. 601-9
2. Schuenke M, Schulte E, Schumacher U. Thieme atlas of anatomy. 1st ed. German: Georg Thieme Verlag; 2006. Chapter 12, Functional systems;p. 366-8.
Struktur Auditory Pathway
7. Primary auditory cortex
● Primary auditory cortex → di dalam
heschl gyrus.
● Heschl gyrus adalah regio yang terletak
secara posterior pada lobus temporal
superior
● Sekitar primary auditory cortex →
secondary auditory cortex yang terletak
pada bagian lateral gyrus temporal superior
○ Primary auditory cortex terdiri atas
area 41 dan 42
○ Secondary auditory cortex terdiri atas
area 22 yang berperan dalam lokalisasi
dan analisis suara
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 15th ed. United States: John & Wiley; 2017. Chapter 17, Special senses; p. 601-9
2. Schuenke M, Schulte E, Schumacher U. Thieme atlas of anatomy. 1st ed. German: Georg Thieme Verlag; 2006. Chapter 12, Functional systems;p. 366-8.
Aerent Auditory Pathway
● Lesi pada sel rambut dalam organ korti atau korteks auditori dapat
menyebabkan gangguan pendengaran disebut tinnitus
● Lesi pada nukleus koklear menyebabkan gangguan pemrosesan informasi
auditori
○ dibawah atau pada nukleus koklear → gangguan pendengaran
ipsilateral
○ rostral terhadap nukleus koklear → abnormalitas pendengaran secara
bilateral
● Lesi pada superior olivary complex → abnormalitas ipsilateral, contralateral,
atau bilateral
● Lesi pada lateral lemniskus, inferior kolikulus, dan nukleus badan genikulatum
medial menyebabkan abnormalitas ringan
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 15th ed. United States: John & Wiley; 2017. Chapter 17, Special senses; p. 601-9
2. Schuenke M, Schulte E, Schumacher U. Thieme atlas of anatomy. 1st ed. German: Georg Thieme Verlag; 2006. Chapter 12, Functional systems;p. 366-8.
Lesi pada auditory pathway
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 15th ed. United States: John & Wiley; 2017. Chapter 17, Special senses; p. 601-9
2. Schuenke M, Schulte E, Schumacher U. Thieme atlas of anatomy. 1st ed. German: Georg Thieme Verlag; 2006. Chapter 12, Functional systems;p. 366-8.
Lesi pada auditory pathway
● Lesi pada primary auditory cortex bilateral menyebabkan kebutaan kortikal (cortical blindness)
● Cortical deafness adalah gangguan pendengaran yang menyebabkan pasien tidak dapat
mempersepsikan suara dan tidak responsif terhadap seuruh jenis suara
● Salah satu penelitian → seseorang berusia 58 tahun mengalami kejang episodik
● Namun, saat pasien diperiksa, terlihat seperti ia mengalami kesulitan untuk mendengar dan berbicara
secara abnormal dimana ia mengulang apa yang ia sudah katakan
● Hasil MRI menunjukan adanya infark pada Heschl gyrus pada kedua lobus temporal
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 15th ed. United States: John & Wiley; 2017. Chapter 17, Special senses; p. 601-9
2. Schuenke M, Schulte E, Schumacher U. Thieme atlas of anatomy. 1st ed. German: Georg Thieme Verlag; 2006. Chapter 12, Functional systems;p. 366-8.
Lesi pada auditory pathway
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 15th ed. United States: John & Wiley; 2017. Chapter 17, Special senses; p. 601-9
2. Schuenke M, Schulte E, Schumacher U. Thieme atlas of anatomy. 1st ed. German: Georg Thieme Verlag; 2006. Chapter 12, Functional systems;p. 366-8.
10 Fisiologi &
Biokimia
Pendengaran
Dhea Y Anastasya - 2206812054
< >
rangsangan suara ditangkap daun
telinga -> dilanjutkan menuju meatus
akustikus eksternus (liang telinga) ->
menggetarkan membrane timpani
yang menempel pada manubrium
malleus.
1. Nugroho PS, Wiyadi HMS. Anatomi dan fisiologi pendengaran perifer [Internet].
Jurnal THT-KL. 2009 Mei-Agustus [cited 2023 Nov 22];2(2):76-85. Available
from: http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-thtklada99f6a28full.pdf
2. McCall RP. Physics of The Human Body. Baltimore: John Hopkins University
Press; 2010
os. malleus ditarik oleh m. tensor timpani kearah dalam
& os. stapes yang melekat kearah telinga dalam
dengan foramen ovale akan ditarik kearah luar oleh m.
stapedius.
1. Barrett KE, Barman SM, Yuan JXJ, Brooks HL. Ganong’s review of medical physiology. 26th ed.
New York: McGraw-Hill Medical; 2019.
2. Hall JE. Guyton and hall textbook of medical physiology. 14th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2021.
Pada saat membrane basilar bergetar -> silia
bergetar beserta stereosilia -> tip link yang ada
pada bagian atas stereosilia -> membuka saluran
mekanoelektrik transduksi -> mengeluarkan K+
dan akan masuk ke dalam membrane silia ->
terjadi pertukaran Ca2+ yang keluar dari membrane
silia.
1. Barrett KE, Barman SM, Yuan JXJ, Brooks HL. Ganong’s review of medical physiology. 26th ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2019.
2. Hall JE. Guyton and hall textbook of medical physiology. 14th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2021.
Telinga luar -
Ear Wax
1. Marks DB, et al. Basic Medical Biochemistry. 4th ed. Baltimore: William Wilkins; 2013.
2. Devlin TM. Textbook of Biochemistry with clinical correlation. 4 th ed. Wiley-Liss, A John Wiley & Sons Inc. Pub; 2010.
3. Murray R, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Harper’s Illustrated Biochemistry. 31 st ed. New York: McGraw-Hill Medical publishing;2018.
4. Mayo Clinic Staff. Earwax blockage [Internet]. Place of publication unknown: Mayo Foundation for Medical Education and Research; 2022 July 12 [cited 2023 Nov
23]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/earwax-blockage/diagnosis-treatment/drc-20353007
Telinga tengah -
Membran timpani
1. Marks DB, et al. Basic Medical Biochemistry. 4th ed. Baltimore: William Wilkins; 2013.
2. Devlin TM. Textbook of Biochemistry with clinical correlation. 4 th ed. Wiley-Liss, A John Wiley & Sons Inc. Pub; 2010.
3. Murray R, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Harper’s Illustrated Biochemistry. 31 st ed. New York: McGraw-Hill Medical publishing;2018.
4. Medicastore staff. Otitis media akut [Internet]. Place of publication unknown: Medicastore; 2023 [cited 2023 Nov 23]. Available from:
https://medicastore.com/penyakit/52/otitis-media-akut
Telinga dalam -
fluid
Pada bagian telinga dalam berisikan fluid yang berada di dalam rongga koklea, yaitu scala vestibuli
dan scala timpani yang berisikan perilimfe serta scala media yang berisikan endolimfe
o Perilimfe o Endolimfe
1. Marks DB, et al. Basic Medical Biochemistry. 4th ed. Baltimore: William Wilkins; 2013.
2. Devlin TM. Textbook of Biochemistry with clinical correlation. 4 th ed. Wiley-Liss, A John Wiley & Sons Inc. Pub; 2010.
3. Murray R, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Harper’s Illustrated Biochemistry. 31 st ed. New York: McGraw-Hill Medical publishing;2018.
11
Histologi
Pendengaran
Naufan Hazimi - 2206
< >
< >
Telinga Luar
A. Daun Telinga / Aurikula / Pinna
● Permukaan luar
○ Epitel berlapis gepeng berkeratin
● Permukaan Dalam
○ Epitel selapis gepeng/kuboid
● Stroma : Serat kolagen
< >
Telinga tengah
● Berupa rongga berisi udara di pars
petrosum tulang timpani
● Terdiri dari bagian anterior dan
posterior
○ posterior -> rongga mastoid
○ anterior -> tuba
eustachia/auditiva
< >
Telinga tengah
2 tingkap yang dilapisi membran yang tipis:
● Tingkap oval (foramen ovale/oval window) →
stapedius.
○ Pembatasnya cavum timpani dengan ruang
perilimf di koklea (skala vestibuli).
● Tingkap bundar (foramen rotundum/round window)
→ membran tipis, sifatnya elastis.
○ Membatasi ruang perilimf di skala timpani
dengan cavum timpani.
Tuba Eustachius
2. Labirin membranasea
● berisi cairan endolimf.
● rongga di dalam labirin tulang
● Terdiri dari: kanalis semisirkularis
membranasea, utrikulus dan sakulus, duktus
endolimfatikus.
< >
Telinga dalam
Labirin Tulang:
Vestibulum
● merupakan bagian tengah dari labirin tulang dan juga
merupakan muara
ketiga kanalis semisirkularis tulang
● Berhubungan dengan:
○ tingkap oval dan tingkap bundar
○ koklea
Koklea
● seperti tabung yang berpilin, semakin ke atas semakin kecil
seperti rumah siput
● Bagian tengah → modiolus
● lamina spiralis
< >
Telinga dalam
Labirin Membran
Cairan
● Endolimf
○ Dihasilkan oleh stria vaskularis pada duktus koklearis di koklea
○ Dikeluarkan melalui ductus endolymphaticus dan saccus endolymphaticus
● Perilimf
○ Dihasilkan oleh jaringan perilimfatikus
○ Strukur mirip dengan cairan serebrospinal (LCS) karena berhubungan dengan LCS
< >
Koklea
x
< >
Organ korti
sel modifikasi sel neuron
< >