PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian PPOK
PPOK/COPD (CRONIC OBSTRUCTION PULMONARY DISEASE) merupakan istilah yang
sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh
peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya (Price,
Sylvia Anderson : 2005)
ETIOLOGI
Secara keseluruhan penyebab terjadinya PPOK tergantung dari jumlah partikel gas yang dihirup
oleh seorang individu selama hidupnya. Partikel gas ini termasuk :
1. asap rokok
a. perokok aktif
b. perokok pasif
2. polusi udara
a. polusi di dalam ruangan- asap rokok - asap kompor
b. polusi di luar ruangan- gas buang kendaraan bermotor- debu jalanan
3.polusi di tempat kerja (bahan kimia, zat iritasi, gas beracun)
a. infeksi saluran nafas bawah berulang
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang
ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit
bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri
dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.
Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang kerap
memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi virus,
atau bahkan terpapar zat kimia.
Komplikasi asma
Berikut ini adalah dampak akibat penyakit asma yang bisa saja terjadi:
- Masalah psikologis (cemas, stres, atau depresi).
- Menurunnya performa di sekolah atau di pekerjaan.
- Tubuh sering terasa lelah.
- Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak.
- Status asmatikus (kondisi asma parah yang tidak respon dengan terapi normal).
- Pneumonia.
- Gagal pernapasan.
- Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru.
- Kematian.
Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC, adalah penyakit menular
paru-paru yang disebabkan oleh hasil Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan dari
penderita TB aktif yang batuk dan mengeluarkan titik-titik kecil air liur dan terinhalasi oleh orang
sehat yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini.
Risiko Komplikasi Tuberkulosis
Apabila tidak diobati, bakteri TB dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan berpotensi
mengancam jiwa pengidap. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
- Nyeri tulang punggung.
- Meningitis.
- Kerusakan sendi.
- Gangguan hati, ginjal, atau jantung.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mahasiswa Mampu Memahami Diagnosa dari Kasus Tersebut
2. Mahasiswa Mampu Mendiskusikan penatalaksanaan obat dan tindakan medis yang dilakukan
3. Mahasiswa Mampu Merancang perencanaaan keperawatan yang sesuai (NIC)
4. Mahasiswa Mampu menjelaskan rasional intervensi yang dirancang
5. Mahasiswa Mampu Mendiskusikan pemeriksaan diagnostik
BAB II
PEMBAHASAN
1. Identitas Klien
Nama : Tn. D
Umur : 69 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : -
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal masuk RS : 23 Juni 2014
Tanggal Pengkajian : 25 Juni 2014
No. Medrec : 10006995
Diagnosa Medis : PPOK(Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
Alamat : Jl. Pelindung Hewan gang sasayuda Rt 01/Rw 06
Astana anyar Bandung
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : sesak nafas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tn.D mengeluh sesak nafas yang berat sejak 3 bulan yang lalu, keluhan dirasakan
semakin berat, walaupun aktivitas ringan seperti memakai baju terkadang sampai tak
sadarkan diri, tak ada bunyi mengi, keluhan disertai batuk berdahak putih kental yang
dirasakan semakin parah, Tn.D telah berobat ke puskesmas dan diberikan amoksislin dan 2
obat lainnya ( warna putih bulat & kuning diminum 3x/ hari ) Tn.D merasakan sesak sejak
tahun 1983. klien diketahui sebagai penderita PPOK, tetapi tidak pernah berobat kecuali jika
keluhan memburuk.
Tn.D merupakan perokok aktif selama 40 tahun, 2-3 batang seharinya, berhenti sejak
3 tahun yang lalu. Tn.D bekerja didalam ruangan tertutup di daerah pemukiman yang padat.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 25 juni 2014 Tn.D mengeluh sesak
nafas, sesak dirasakan bertambah bila Tn.D beraktivitas, contohnya bila klien kekamar mandi
dan berkurang bila T.D beristirahat dengan posisi semi fowler. Tn.D mengtakan nyeri seperti
benda tumpul, seperti yang ditimpa atau ada yang menjepit di bagian saluran pernafasannya
sehingga berat untuk bernafas. Sesak dirasakan disebelah dada dan tidak menyebar, skala
sesak 3 dari (1-4), sesak timbul bila berjalan 100 m atau setelah beberapa menit, sesak
dirasakan sewaktu-waktu dengan frekuensi hilang timbul.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Tn.D mengatakan bahwa keluhan sesak seperti sekarang pernah dialaminya sejak tahun
1983, menurut pengakuan Tn.D pernah dirawat sebelumnya dengan keluhan yang sama.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan Tn.D ayahnya mempunyai penyakit yang serupa dengannya, dan
sudah meninggal karena penyakit tersebut. Dikeluarga Tn.D tidak ada yang menderita
penyakit keturunan seperti DM, hipertensi, jantung.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Penampilan : Bersih
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 180/80 mmHg
Nadi : 89x/menit
Respirasi : 28x/menit
Suhu : 36,2°C
Berat badan sebelum sakit : 54 kg
Berat badan sesudah sakit : 43 kg
Lingkar lengan atas : 20 cm
Tinggi Badan : 150 cm
g. Sistem Pernafasan
Pada saat di inspeksi bentuk hidung simetris, hidung klien terlihat bersih terpasang
binasal canul 2 liter/menit, mukosa hidung lembab, terdapat pernafasan cuping hidung,
adanya retraksi sternal, tidak tampak adanya kelainan bentuk dada, perbandingan AP:T 1 :2
pada saat dipalpasi tidak terdapat edema, pengembangan dada simetris, vocal premitus sama
antara kiri dan kanan pada saat klien mengatakan ”tuzuh puluh tuzuh”, pada saat di perkusi
suara paru kanan dan paru kiri terdengar resonan, saat di auskultasi terdapat suara nafas
ronkhi di daerahbronkialdan wheezing.
3. Data Penunjang
a. Labolatorium tanggal 24-06-2014
No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
1. Hematologi
Laju endap darah 20 0-15 mm/jam
2. Lain-lain
Analisa gas darah
PH 7,431 7,34-7,44
PCO2 38,5 35-45 mmHg
PO2 54,7 69-116 mmHg
HCO3 25,1 22-26 MEq/L
TCO2 26,2 22-29 Mmo/L
Base excess 1,5 (-2)-(+3) MEq/L
Satuan O2 88,5 95-98 %
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Thorax foto tanggal 22-06-2014
- cor tidak membesar, klasifikasi aorta
- sinuses normal, diafragma mendatar
- Pulmo : - Hili normal
- corakan bronkhovaskuler berkurang di ⅓ leteral
- tampak bercak lunak dilapang tengah & bawah paru kanan
Kesan : - TB paru lama curiga aktif
- emfisema pulmonum
- atherosclerosis aorta
B. Terapi obat
Ceftazidim 3x1 gr 10 18 02
Dexamethasone 2x1 amp 10 22
Nebulizer:combivent 3x/hari 10 18 02
Aminophilin 3x1 amp drip glukosa5 %
- infusglukosa5% 20 gtt/menit
- O2 dengan nasal canul 2 liter/ menit
RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama : Pasien mengeluh sesak napas
2. Deskripsi riwayat sekarang : Pasien mengeluh sesak nafas, sesak dirasakan bertambah bila
beraktivitas, contohnya bila pasien kekamar mandi dan berkurang bila pasien beristirahat dengan
posisi semi fowler. Pasien mengatakan nyeri seperti benda tumpul, seperti ditimpa atau ada yang
menjepit di bagian pernafasannya sehingga berat untuk bernafas. Sesak dirasakan disebelah dada dan
tidak menyebar, sekala sesak 3 dari ( 1-4 ), sesak timbul bila berjalan 100m/setealh beberapa menit,
sesak dirasakan sewaktu – waktu dengan frekuensi hilang timbul
3. Alasan Masuk RS : Keluhan pasien dirasakan semakin berat, walaupun aktivitas ringan seperti
memakai baju terkadang sampai tak sadarkan diri, taka da bunyi mengi, keluhan disertai batuk
berdahak putih kental yang dirasakan semakin parah
4. Deskripsi Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien merasakan sesak sejak tahun 1983, pasien diketahui
sebagai penderita PPOK, tetapi tidak pernah berobat kecuali jika keluhan memburuk
5. Deskripsi Riwayat Kesehatan Keluarga : Ayah pasien mempunyai penyakit sesak dan sudah
meninggal karena penyakit tersebut.
6. Pengobatan yang dijalani sebelum dirawat atau yang rutin dikonsumsi hingga saat ini : Pasien telah
berobat ke puskesmas dan diberikan Amoxcilin dan 2 obat lainnya ( warna putih bulat dan kuning
diminum 3x/hari )
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- emfisema pulmonum
- atherosclerosis aorta
Terapi obat
Ceftazidim 3x1 gr 10 18 02
Dexamethasone 2x1 amp 10 22
Nebulizer:combivent 3x/hari 10 18 02
Aminophilin 3x1 amp drip glukosa5 %
- infusglukosa5% 20 gtt/menit
- O2 dengan nasal canul 2 liter/ menit
Penatalaksanaan diet
- Asupan energi cukup disesuaikan dengan kebutuhan 2.103,09 kkal.
- Protein 15 %,yaitu 78,9 gr.
- Asupan Karbohidrat dikurangi menjadi 45 % dari total kebutuhan, yaitu 236.6 gr untuk mengurangi
sesak napas.
- Lemak tinggi 40% dari total kebutuhan, yaitu 93,5 gr lemak jenuh < 10 % → Resporatory Quontient
(RQ) rendah.
- Cairan diberikan cukup 4cc/kg BB/hari yaitu ± 2000 cc atau 2 liter / hari
- Pola makan dengan memperhatikan prinsip PKTS ( porsi kecil tapi sering) 3 kali utama, 2 kali
selingan.
- Pemberian makanan diberikan secara oral dan lunak karena tingkat kesadaran pasien composmentis
(baik).
- Bentuk makanan lunak untuk mengurangi kerja usus, untuk mengurangi inflamasi yang berlebih
- Jangan berikan makanan yang terlalu manis, goreng-gorengan, dan terlalu asin (merangsang
lambung)
- Hindari makanan yang bersantan kental.
- Hindari makanan yang berbumbu tajam/ merangsang lambung.
- Hindari teknik memasak dengan menggoreng, dianjurkan dengan teknik menumis, memanggang,
dan merebus.
ANALISA DATA
- Hidung simetris
- Hidung terpasang binasal canul 2 L/m Keletihan otot
- Mukosa hidung lembab pernapasan
- Reaksi sternal
- Bentuk dada simetris
- Pengembangan dada simetris Hipoksia
- Tidak ada edema
- Pengembangan dada simetris
- Vocal permitus normal Sesak
- Suara paru resonan
- Suara nafas ronchi
- Bronkial Ketidakefektifan
- Wheezing pola nafas
- Cuping hidung
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NamaPasien : Tn D No Medrek : 10006995 Diagnosa Medis : PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
Perencanaan
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi (NIC) Aktivitas (NIC)
(NOC)
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Manajemen jalan - Buka jalan nafas dengan
keletihan otot pernafasan ditandai oleh : 1 x 24 jam, maka ketidakefektifan pola nafas nafas teknik chin lift atau jaw
Ds : pasien teratasi dengan kriteria hasil : thrust, sebagaimana
- Klien mengeluh sesak nafas berat sejak
- Frekuensi pernafasan tidak terganggu mestinya
3 bulan lalu
- Klien mengeluh sesak nafas semakin - Irama pernafasan 12 – 20x/menit - Posisikan pasien untuk
berat walaupun aktivitas ringan,
- Kedalaman inspirasi tidak ada memaksimalkan ventilasi
terkadang sampai tak sadarkan diri
- Klien mengeluh disertai batuk berdahak - Suara auskultasi nafas vasicular - Identifikasi kebutuhan
putih kental
- Kepatenan jalan nafas tercapai actual atau potensial pasien
- Klien mengatakan bekerja didalam
ruangan tertutup didaerah pemukiman - Volume tidal normal untuk memaskan alat
padat
- Pencapaian tingkat insentif spirometri membuka jalan nafas
- Klien mengatakan nyeri seperti terkena
benda tumpul, seperti yang ditimpa atau normal - Masukan alat
ada yang menjepit
- Kapasitas vital normal nasopharynngeal airway
- Klien mengatakan sesak disebelah dada
dan tidak menyebar (NPA) atau oropharyngeal
- Klien mengatakan sesak dirasakan
airway (OPA), sebagaiman
sewaktu – waktu
- Klien mengatakan tidak punya riwayat mestinya
kesehatan seperti DM dan hipertensi
- Lakukan fisioterapi dada,
Do : sebagai mestinya
- Sekala sesak 3
- Buang sekret dengan
- Kesadaran compos mentis
- TTV : memotivasi pasien untuk
- TD : 180/80 mmHg melakukan batuk atau
- N : 89 x/m
menyedot lendir
- RR : 28 x/m
- S : 36,2oc - Memotivasi pasien untuk
- Hidung simetris
bernafas pelan, dalam,
- Hidung terpasang binasal canul 2 L/m
- Mukosa hidung lembab berputar dan batuk
- Reaksi sternal
- Intruksikan bagaimana
- Bentuk dada simetris
- Pengembangan dada simetris agar bisa mlakukan batuk
- Tidak ada edema
efektif
- Pengembangan dada simetris
- Vocal permitus normal -Bantu dengan dorongan
- Suara paru resonan
spirometer, sebagaimana
- Suara nafas ronchi
- Bronkial mestinya
- Wheezing
- Auskultasi suara nafas,
- Cuping hidung
catat area yang ventilasiny
menurun atau tidak ada da
adanya suara tambahan
- Lakukan penyedotan
melalui penyedot
endotrakea atau nasotrakea
sebagaimana mestinya
- kelola udara atau oksigen
yang dilembabkan,
sebagaimana mestinya
- regulasi asupan cairan
untuk mengoptimalkan
keseimbangan cairan
- posisikan untuk
meringankan sesak nafas
- monitor status pernafasan
dan oksigenasi,
sebagaimana mestinya
LEMBAR IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
TB PARU
PENGKAJIAN
IdentitasKlien
Nama : Tn.H
Umur : 26 tahun
DiagnosaMedis : Effusi pleura ec TB
RIWAYAT KESEHATAN
6 minggu SMRS klien mengeluh sesak nafas disertai bengkak pada perut yang semakin lama semakin
besar. 3 minggu yang lalu penderita mulai ada keluhan bengkak pada tungkai kaki .Penderita
mengeluh batuk-batuk berdahak semakin banyak. Kemudian berobatke RS Rotinsulu dan dikatakan
menderita TB Paru serta ada cairan pada jantung dan kedua paru serta perutnya. Penderita lalu
diberikan OAT dan menjalani operasi untuk menarik cairan dari jantung. Pada saat dikaji klien
mengeluh nyeri pada daerah dada. Tampak dada terpasang slang. Nyeri dirasakan terus-menerus.
Skala nyeri 3 (0 – 5).
PemeriksaanFisik
Penampilan umum: klien tampak sesak
Kesadaran: compos mentis
Tanda vital:
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
Respirasi : 32 kali/menit
Suhu : 36,1 C
Sistempernafasan
Bentuk dada simetris, terpasang WSD di sebelah kanan. Nafas tachypneu, penggunaan otot
pernafasan tambahan (++). Diperkusi daerah paru kanan dullness, pengembangan dada asimetris.
Suaraparurochi (+).
PemeriksaanDiagnostik
CT SCAN:
Kesan:
- Effusi pleura bilateral terutama kanan. Sebagi anter lokalisir dengan penebalan pleura disertai
parsialatelektasis di lobus superior dan di lobus medius paru kanan dan di segmen laterobasallobus
inferior parukiri.
- Infiltrat dengan garis-garis keras di lobus superior sampai inferior kedua paru suspect ec. Mixed
infetion
- Pembesaran KGB di sub carina
Pemeriksaan
1. Cairan tubuh Hasil nilai rujukan satuan
Nonne (+) (-)
Pandy (+) (-)
Warna coklat keruh
Kejernihan agak keruh
2. Lain-lain
Protein c pleura 2160 <250 mg/dl
Albumin c pleura 110 500 – 1400
Rivalta (+) -
Therapy:
OAT (PO)
Metilprednisolon (po) 3 x 1 tab
Ceftriaxon 2 x 1 amp (iv)
Ketorolak 2 x 1 amp (iv)
Ranitidin 2 x 1 amp (iv)
RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama: Klien mengatakan mengeluh nyeri dada
6. Genogram
7. Pengobatan yang dijalani sebelum dirawat atau yang rutin dikonsumsi hingga saat ini:
PATOFLOW
c
Klien datang ke RSHS dengan keluhan sesak nafas
c
yang dirasakan makin berat sejak satu minggu Bakteri yang berkembang dibronkus
c
sebelum masuk rumah sakit. c
c
Sesak dirakasan juga saat sedang istirahat sehingga c
c
klien sulit tidur karena sesak nafas. Peradangan bronkus
c
Disertai bengkak pada wajah, perut, dan tungkai. vc
Klien mengeluh batuk berdahak kuning kemerahan v c
disertai panas badan yang tidak terlalu tinggi. Infeksi alveoli vc
Klien mengeluh sesak nafas disertai bengkak pada v
c vv
perut.
Penumpukan c
Keluhan bengkak pada tungkai kaki. v secret
c vv
Mengeluh batuk-batuk berdahak semakin semakin cc
banyak. v
Tidak efektifc nafasvv
vc
D.O : v
c vv
vc
Skala nyeri 3 ( 0 – 3 ) v
Secret keluar bersama batuk
cv vv
Tanda vital : - Tekanan darah : 110/70 vc
mmHg
v vv
v
- Nadi : 90 kali / Batuk terusvvmenerus v
v vv
menit
vcv
- Respirasi : 32 kali / vcv
v
menit Gangguan pola cv tidur v
- Suhu : 36,1 C vcv v
cv v
v cv
Bentuk dada simetris, terpasang WSB disebelah INSOMNIA
cv
kanan. Nafas tachypnea, pengunaan otot pernafasan
vcv
tambahan (++).
vv
vvv
v
vv
v
vv
Diperkusi daerah paru kana dullnesss, pengembangan
dada asimetris.
Suara paru rochi (+)
Dx : insomnia berhubungan dengan gangguan pola tidur yang ditandai oleh DS: Klien datang ke RSHS dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan makin berat
sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit., Sesak dirakasan juga saat sedang istirahat sehingga klien sulit tidur karena sesak nafas. Disertai bengkak pada wajah, perut,
dan tungkai,Klien mengeluh batuk berdahak kuning kemerahan disertai panas badan yang tidak terlalu tinggi,Klien mengeluh sesak nafas disertai bengkak pada perut,
Keluhan bengkak pada tungkai kaki, Mengeluh batuk-batuk berdahak semakin semakin banyak. DO: Skala nyeri 3 ( 0 – 3 ) , Tanda vital : Tekanan darah: 110/70 mmHg ,
Nadi : 90 kali / menit , Respirasi : 32 kali / menit ,Suhu : 36,1 C, Bentuk dada simetris, terpasang WSB disebelah kanan. Nafas tachypnea, pengunaan otot pernafasan
tambahan (++).,Diperkusi daerah paru kana dullnesss, pengembangan dada asimetris, Suara paru rochi (+)
Format AsuhanKeperawatan
KASUS TIGA : ASTMA
ASTHMA BRONCHIAL
PENGKAJIAN
IdentitasKlien
Nama : Ny. E
Umur : 60 tahun
Pekerjaan : Iburumahtangga
DiagnosaMedis : astmabroncial
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhanutama:
Klienmengeluhsesaknafas
RiwayatKesehatanSekarang
2 hari SMRS klienmulaimerasakansesak. Kemudian di bawake RS. Padasaatdikaji,
klienmengatakansesak. Sesakdirasakan di daerah dada,
bertambahberatsaatberaktifitasdantidurtanpabantal,
berkurangsaatdudukdanmenggunakanobatinhalasi.
Sesakdirasakanlebihberatsaatmalamdanpagihari. Sesakdirasakanseperti di cekikskalanyeri 3 (0 –
5). Karenasesaknyaklienmenjaditidaknafsumakan.
RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klienmengatakanbahwapenyakitdimilikinya (asma) sudah lama sekitar 22 tahun, klienpernah di
rawatkuranglebih 7 x hampirsetiaptahun. 3 bulan yang
laluklientidakmelakukankontrolkedoktersehinggaasmanyaasmanyakambuh.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital:
Tekanandarah : 120/80 mmHg
Nadi : 112 x/ menit
Respirasi : 28 x/menit
Suhu : 36,4
Bentukhidungsimetris, epistaksis (-), sekret (+), terpasang O2 ( 3 – 4 liter). Bentuk dada
simetris, penggunaanotot bantu pernafasan (+). Ekspirasilebihberatdariinspirasi.
Pengembanganparukiridankanansimetris. Suaranafas wheezing ekspiratori.
Terdapatpenurunanberatbadandari 71 kg menjadi 55 kg (kondisisekarang).
Tidakadapembesaranhati, bisingusus 16x/menit.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hb : 12.8
Hematokrit : 37 Therapy:
MCV : 87,9 Omeprazole 2 x 20 mg
MCH : 30,3 Ambroxol 3 x 30 mg
MCHC : 34,5 Levofloxacin 1 x 750 mg
GuladarahSewaktu : 165 Insulin 3 x 4 U
Analisa Gas Darah Nebulizer
pH : 7,230
BE : - 16
Format AsuhanKeperawatan
Saturasi : 98%
PENGKAJIAN PASIEN
DATA DEMOGRAFI
Nama Klien : Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Diag. Medis : Asma Bronchial
Ruang :-
Kamar :-
Usia : 60 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama :-
Status :-
Alamat :-
PENGKAJIAN
Waktu Masuk Rumah Sakit
Tanggal :-
Waktu Masuk RS :-
Masuk dari ruang :-
Dikaji Tanggal :-
RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama : Klien mengeluh sesak nafas
2. Deskripsi riwayat sekarang : Dua hari SMRS klien mulai merasakan sesak. Kemudian
dibawa ke RS. Pada saat dikaji, pasien mengatakan sesak. Sesak dirasakan didaerah
Format AsuhanKeperawatan
dada, bertambah berat saat beraktifitas dan tidur tanpa bantal, berkurang saat duduk dan
menggunakan obat inhalasi. Sesak dirasakan lebih berat saat malam dan pagi hari.
Sesak dirasakan seperti dicekik, skala nyeri 3 (0 – 5). Karena sesaknya pasien menjadi
tidak nafsu makan.
3. Alasan Masuk RS : Karena Sesak nafas yang mengakibatkan tidak nafsu makan.
5. Deskripsi Riwayat Kesehatan Keluarga : Paman pasien mempunya penyakit yang sama.
6. Genogram : -
7. Pengobatan yang dijalani sebelum dirawat atau yang rutin dikonsumsi hingga saat ini : -
Format AsuhanKeperawatan
POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI(ADL)
POLA AKTIFITAS DIRUMAH DI RS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Terapi obat
- Omeprazole 2 x 20 mg
- Ambroxol 3 x 30 mg
- Levofloxacin 1 x 750 mg
- Insulin 3 x 4 U
- Nebulizer
B. Penatalaksanaan diet
Tujuan utama penatalaksanaan diet pada penderita asma adalah meningkatkan dan
mempertahankan kualitas hidup yang optimal agar penderita asma dapat hidup normal tanpa
hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Format AsuhanKeperawatan
Penatalaksaan diet penyakit asma :
Diet yang diberikan Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP)
1. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB
2. Protein tinggi, yaitu 20% dari kebutuhan energi total
3. Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
5. Cairan, vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan tubuh
6. Makanan diberikan dalam bentuk mudah di cerna
7. Makanan tidak merangsang
8. Hindari bahan makanan yang mengandung Sulfit hasil penelitian makanan yang
mengandung sulfit dapat memicu serangan asma pada 20 persen orang penderita asma.
Sulfit terdapat dalam makanan sebagai hasil dari fermentasi dan ditemukan dalam makanan
olahan. Jika kita tidak hati-hati dalam memilih makanan, tentu banyak sekali makanan yang
mengandung sulfit karena sulfit banyak sekali digunakan sebagai bahan pengawet. Sebelum
anda memakan suatu makanan, bacalah dulu komposisi makanan tersebut karena sulfit
menggunakan nama seperti sulfur dioksida, kalium bisulfit atau kalium metabisulfit,
natrium bisulfit, natrium metabisulfit atau natrium sulfit.
9. Perbanyak makanan sumber anti oksidan sebagai pencegah stress oksidatif, konsumsi
minimal 3 porsi sayur dan 2 porsi buah setiap hari agar anti oksidan dapat terpenuhi.
10. Konsumsi makanan yang omega 3: makanan yang mengandung asam lemak omega 3
ternyata mampu mengurangi gejala asma. Contoh makanan yang banyak mengandung
omega3 yaitu : ikan, biji jintan, dan kacang.
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
Format AsuhanKeperawatan
PATOFLOW
Format AsuhanKeperawatan
Perencanaan
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Aktivitas (NIC)
(NOC) (NIC)
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Manajemen - Memberikan OPA atau alat
dengan asma ditandai oleh : 1 x 24 jam, maka ketidakefektifan brsihan jalan jalan nafas bantu gigit untuk
Ds : nafas pasien teratasi dengan kriteria hasil : buatan mencegah tergigitnya
- Pasien mulai merasakan sesak.
- Frekuensi pernafasan tidak terganggu selang endoteragel, dengan
- Pasien mengatakan sesak.
- Sesak dirasakan di daerah dada, bertambah - Irama pernafasan vesikuler cara yang tepat
berat saat beraktifitas dan tidur tanpa bantal,
- Kedalaman inspirasi - Memberikan kelembapan
berkurang saat duduk dan menggunakan
obat inhalasi. - Kemampuan untuk mengeluarkan 100% pada udara, oksigen
- Sesak dirasakan lebih berat saat malam dan
sekret normal atau gas yang dihirup
pagi hari.
- Sesak dirasakan seperti di cekik skala nyeri - Asietas tidak ada pasien
3 (0 – 5). - Suara nafas tambah tidak ada - Mengembangkan balon
- Karena sesaknya pasien menjadi tidak nafsu
makan. - Pernafasan cuping hidung tidak ada endotrakeal atau
Do : - Dispnea saat istirahat tidak ada trakeostoma dengan
- Tekanan Darah : 120/80mmHg
- Nadi : 112 x/menit - Dispnea dengan aktivitas ringan tidak menggunakan volume
- Respirasi : 28 x/menit ada oglusif minimal atau
- Suhu : 36,4
- Bentuk hidung simetris, epistaksis (-), secret - Penggunaan obat bantu nafas teknik kebocoran minimal
(+), terpasang O2 (3 – 4 liter). Bentuk dada berkurang - Mempertahankan
simetris, penggunaan otot bantu pernafasan
(+). Ekspirasi lebih berat dari inspirasi. - Batuk tidak ada pengembangan balon
Pengembangan paru kiri dan kanan simetris.
Format AsuhanKeperawatan
Suara nafas wheezing ekspiratori. Terdapat - Respirasi agonal tidak ada endotrakea atau
penurunan berat badan dari 71 kg menjadi
- Akumulasi sputum normal trakeostoma pada tekanan
55 kg (kondisi sekarang). Tidak ada
pembesaran hati, bising usus 16x/menit. 5 – 12 mmHg selama
- Hb : 12.8
ventilasi mekanik, selama
- Hematokrit : 37
- MCV : 87,9 dan setelah pemberian
- MCH : 30,3
makan
- MCHC : 34,5
- Gula darah sewaktu : 165 - Monitor tekanan balon
Analisa Gas Darah setiap 4 – 8 jam selama
- pH : 7,230
- BE : - 16 ekspirasi dengan
menggunakan 3 katup
penutup atau stopjock
threewhy
- Cek tekanan balon
sesegera mungkin setelah
pemberian anestesi umum
atau manipulasi pada
selang ET
- Melakukan penyedotan
endotrakea jika diperlukan
- Ganti tali ET setiap 24
Format AsuhanKeperawatan
jam, inspeksi kulit dan
mukosa mulut dan lakukan
rebosisi ET disisi mulut
secara bergantian
- Longgarkan tali pengikat
ET setidaknya 1x sehari
dan lakukan perawatan
kulit disekitarnya
- Auskultasi suara paru
kanan dan kiri setelah
pemasangan dan
penggatian tali endotrakea
atau trakeostomi
- Catatan perubahan posisi
ET dalam sentimeter untuk
memonitor kemungkinan
perubahan tempat selang
ET
- lakukan pemeriksaan foto
thorax untuk mengetahui
Format AsuhanKeperawatan
posisi selang
- jika diperlukan, lakukan
pemeriksaan rontgen dada
untuk memonitor posisi
selang ET/TT
- minimalisir kebocoran dan
gesekan pada jalan nafas
buatan dengan
memposisikan selang
ventilator diatas kepala,
dengan menggunakan
fleksible catheter mounth
dan suivles, dan selang
pendukung saat membalik,
suksion, dan saat
menghubungakan maupun
melepas ventilator
- monitor suara ronki dan
crackles dijalan nafas
- monitor warna, jumlah dan
Format AsuhanKeperawatan
konsistensi mucus atau
secret
- monitor penurunan volume
ekspirasi dan peningkatan
tekanan inspirasi pada
pasien yang menggunakan
ventilasi mekanik
- lakukan perawatan trakea
setiap 4 – 8jam sekali jika
diperlukan
- monitor keluhan nyeri
pasien
- pertahankan teknik steril
ketika melakukan
penyedotan dan melakukan
perawatan trakeoston
- hindarkan trakeostomi dari
air
- lakukan fisioterapi dada
jika diperlukan
Format AsuhanKeperawatan
- yakinkan bahwa balon
endotrakea atau
trakeostomi dikembangkan
ketika memberikan
makanan, dengan cara
yang tepat
Format AsuhanKeperawatan
LEMBAR IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Format AsuhanKeperawatan
pemberian anestesi umum atau manipulasi pada
selang ET
Respon pasien : cek tekanan berhasil dilakukan
Format AsuhanKeperawatan
mengetahui posisi selang
Respon pasien : telah dilakukan pemeriksaan foto
thorax untuk mengetahui posisi selang
Format AsuhanKeperawatan
peningkatan tekanan inspirasi pada pasien yang
menggunakan ventilasi mekanik
- Respon pasien : Monitor penurunan volume
ekspirasi dan peningkatan tekanan inspirasi pada
pasien yang menggunakan ventilasi mekanik
sudah dilakukan
Format AsuhanKeperawatan
Respon pasien : pasien merasa yakin
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
PPOK/COPD (CRONIC OBSTRUCTION PULMONARY DISEASE) merupakan istilah
yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh
peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya (Price,
Sylvia Anderson : 2005)
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang
ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit
bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri
dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.
Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang kerap
memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi virus,
atau bahkan terpapar zat kimia.
Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC, adalah penyakit menular
paru-paru yang disebabkan oleh hasil Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan dari
penderita TB aktif yang batuk dan mengeluarkan titik-titik kecil air liur dan terinhalasi oleh orang
sehat yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini.
Format AsuhanKeperawatan