Anda di halaman 1dari 28

Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah

17120070047

LAPORAN KASUS

Penyaji:

Silvani Hamsyah

07120070047

Pembimbing:

dr. Jimmy Tesiman, sp. PD

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

PERIODE 24 OKTOBER – 31 DESEMBER 2011

RUMAH SAKIT SILOAM KEBON JERUK

JAKARTA

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 1


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Daftar Pustaka
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 3
LAPORAN KASUS .............................................................................................................................. 4
1. Identitas Pasien ........................................................................................................................ 4
2. Anamnesis ................................................................................................................................ 4
a. Keluhan Utama................................................................................................................. 4
b. Riwayat Penyakit Sekarang .............................................................................................. 4
c. Riwayat Penyakit Dahulu ................................................................................................. 5
d. Riwayat Penyakit Keluarga ............................................................................................... 5
e. Riwayat Pengobatan ........................................................................................................ 5
f. Riwayat Sosial Ekonomi ................................................................................................... 5
3. Pemeriksaan Fisik ..................................................................................................................... 5
4. Pemeriksaan Penunjang........................................................................................................... 8
5. Follow Up ............................................................................................................................... 11
6. Resume................................................................................................................................... 13
7. Diagnosis Kerja ....................................................................................................................... 14
8. Pengkajian .............................................................................................................................. 14
9. Prognosis ................................................................................................................................ 14
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................................... 15
1. Pendahuluan ...................................................................................................................... 15
2. Anatomi.............................................................................................................................. 16
3. Etiologi ............................................................................................................................... 18
4. Epidemiologi ...................................................................................................................... 18
5. Patofisiologi........................................................................................................................ 20
5. Manifestasi Klinis ............................................................................................................... 21
7. Diagnosis ............................................................................................................................ 22
9. Penatalaksanaan ................................................................................................................ 24
10. Pencegahan ........................................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 28

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 2


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

PENDAHULUAN
Fungsi utama dari hati atau liver adalah menyaring racun-racun yang ada
pada darah. Selain itu, masih ada sekitar 500 fungsi lain dari hati. Hepatitis adalah
peradangan pada hati dan dikarakteristikkan dengan adanya sel radang di jaringan
pada organ tersebut, dapat dikarenakan oleh toxin, seperti kimia atau obat ataupun
agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut
"hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis
kronis". Kebanyakan penyakit hepatitis disebabkan oleh infeksi virus. Nama
hepatitis berasal dari bahasa Yunani “hepat” yang berarti liver / hati, dan “itis”
yang berarti radang. Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya ataupun dapat
progresif menjadi jaringan parut dan sirosis.
Hepatitis dapat timbul dengan sedikit maupun tidak bergejala, tetapi
terkadang menjadi jaundice, anoreksia (tidak ada nafsu makan) dan lemas. Ada 5
jenis virus hepatitis ini : virus Hepatitis A (HAV), virus Hepatitis B (HBV), virus
Hepatitis C (HCV), virus Hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV). Jenis
virus lain yang ditularkan setelah transfuse seperti virus hepatitis G dan virus TT
telah dapat diidentifikasi, akan tetapi tidak menyebabkan hepatitis. Semua jenis
hepatitis virus yang menyerang manusia merupakan virus RNA kecuali virus
hepatitis B, yang merupakan virus DNA. Virus yang paling banyak menjangkiti
manusia adalah VHB, penyebab hepatitis B. Diperkirakan 1 dari 3 orang yang ada
di bumi pernah terinfeksi. Sekitar 350 juta hidup dengan virus mengendap pada
tubuhnya dan berpotensi menulari orang lain. Sekitar 78% pengidap hepatitis
menimpa penduduk Asia dan pulau-pulau di daerah Pasifik. Virus ini
menyebabkan kematian sedikitnya 600.000 orang per tahun.
Gambaran klinis hepatitis virus pun sangat bervariasi, mulai dari infeksi
yang asimptomatik tanpa kuning sampai yang sangat berat yaitu hepatitis
fulminant yang dapat menimbulkan kematian hanya dalam beberapa hari saja.
Gejala hepatitis akut pun terbagi dalam 4 tahap yaitu : fase inkubasi, fase
prodromal, fase icterus, fase konvalesen (penyembuhan). Di makalah ini hanya
akan menjelaskan lebih rinci tentang penyakit hepatitis A.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 3


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T.M
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Pria
Alamat : Daan Mogot Estate IA / 28
Tanggal MRS : 27 Oktober 2011

I. ANAMNESIS
Anamnesis berupa Autoanamnesis pada tanggal 27 Oktober 2011

Keluhan Utama
Demam kurang lebih 5 hari sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien laki – laki, 19 tahun, datang dengan keluhan demam sejak 5 hari
sebelum masuk rumah sakit. Demam yang dialaminya naik turun terutama
dirasakan pada sore hari sekitar 37,5 - 38 oC. Pasien juga mengeluh badan terasa
lesu, nafsu makan menurun sejak demam ini, ada mual dan muntah sudah 2 kali
hari ini. Ada nyeri kepala serasa berputar dan ulu hati juga terasa penuh tetapi
tidak perih. Pasien juga mengaku ada mencret sebanyak 4 kali serta buang air
kecilnya berwarna the (cokelat tua). Sebelum ke rumah sakit pasien ada minum
panadol, demamnya akan turun kemudian akan naik lagi, nyeri kepalanya juga
tidak berkurang. Nyeri tenggorokan disangkal pasien. Pasien kuliah di Bandung
dan tinggal di kos-an. Di kos-an pasien ada 8 orang temannya yang sedang
menderita sakit Hepatitis A. Dan pasien mengaku tidak berpergian ke luar kota
beberapa bulan belakangan ini. Pasien juga menyangkal adanya perdarahan
seperti mimisan. Pasien belum berobat ke dokter sebelumnya.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 4


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya, tidak pernah
dirawat di rumah sakit ataupun menjalani operasi.
Riwayat Hipertensi, Diabetes Melitus, dan Asma disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes ataupun asma. Keluarga juga tidak ada
yang menderita penyakit seperti pasien.

Riwayat pengobatan
Pasien sudah meminum panadol, suhu badan sempat turun sebentar, tetapi
kemudian naik lagi. Nyeri kepalanya juga tidak berkurang dengan pemberian
panadol. Pasien mengaku tidak terdapat alergi terhadap obat.

Riwayat Sosial Ekonomi dan Pribadi


Pasien seorang mahasiswa di sebuah universitas swasta di kota Bandung.
Pasien menyangkal adanya pemakaian rokok, alkohol serta obat-obatan terlarang.

II. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 27 Oktober 2011

Keadaan umum : Sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4M6V5
Tekanan darah : 139/73 mmHg
Nadi : 88 x/menit, regular, isi cukup
Pernafasan : 18 x /menit
Suhu : 37oC
Saturasi O2 : 98 %

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 5


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Kepala
Normocephali, rambut hitam, tidak teraba adanya benjolan, maupun luka.

Mata
Palpebra normal, ptosis (-), lagoftalmos (-), trauma (-),
Konjungtiva anemis tidak tampak
Sklera tidak ikterik,
Kornea jernih, tidak ada sekret,
Pupil bulat, isokor, diameter 3mm/3mm,
Refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)
Gerak bola mata terkonjugasi ke segala arah.

Telinga
Bentuk normal, deformitas (-), nyeri tekan (-), sekret (-).

Hidung
Bentuk normal, septum deviasi (-), pernapasan cuping hidung (-), sekret (-).

Mulut
Bibir pink, tidak kering, tidak sianosis,
Mukosa mulut tidak ada sariawan, tidak ada tanda-tanda sianosis,
Gigi utuh dan tidak pakai gigi palsu, tidak terdapat gusi berdarah,
Lidah bentuk normal, bersih, pergerakan baik, tidak ada tremor,
Palatum normal, tidak ada celah langit-langit,
Faring tidak hiperemis, arcus faring simetris,
Uvula di tengah,
Tonsil normal, ukuran T1/T1.

Leher
Bentuk normal, simetris, tidak teraba massa,
Trakea berada di tengah, tidak ada deviasi,

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 6


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Tidak teraba adanya pembesaran KGB leher dan supraklavikular,


Tidak teraba ada pembesaran kel. parotis maupun kel. tiroid,
Vena jugularis teraba, JVP 5-2 cm H2O.

Toraks
Inspeksi
Bentuk simetris, tidak ada retraksi suprasternal-intercostal,
Intercostal space normal, tidak melebar ataupun menyempit,
Tidak tampak adanya masa atau scar,
Pergerakan pernafasan normal, tidak ada bagian yang tertinggal,
Iktus cordis tidak tampak.

Palpasi
Tidak ada massa,
Taktil fremitus tidak melemah maupun mengeras, kanan = kiri.

Perkusi
Sonor pada semua lapangan paru.
Batas paru – hepar : sela iga VI midklavikularis kanan

Auskultasi
Paru: Suara nafas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1S2 reguler, HR 88x/menit, murmur (-), gallop (-).

Abdomen
Inspeksi
Dinding perut terlihat simetris, bentuk dinding perut datar,
Tidak ada kelainan kulit maupun pelebaran vena,
Pergerakan dinding perut sesuai irama pernapasan.

Palpasi

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 7


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Dinding perut supel, tidak terdapat distensi abdomen,


Terdapat nyeri tekan epigastrium (+)
Hati: teraba kurang lebih 2-3 jari dibawah arkus kosta .
Limpa: tidak teraba.
Ginjal: nyeri ketok CVA (-), Ballottement (-).

Perkusi
Timpani di seluruh kuadran abdomen.

Auskultasi
Bising usus (+) normal.

Ekstremitas
Bentuk dan ukuran tangan dan kaki tidak ada deformitas,
Akral hangat,
Tidak tampak adanya edema di kedua ekstremitas bawah,
Tremor tidak ada di keempat ekstremitas.

Anogenital
Tidak dilakukan pemeriksaan.

Laboratorium (27 Oktober 2011, pukul 05.50)


Tes Hasil Unit Nilai rujukan
Hemoglobin 14,4 g/dL 13.0 – 16.0
Jumlah leukosit 5,5 103/µL 4.0 – 10.0
Hitung Jenis
Basofil 0 % 0–1
Eosinofil 2 % 0–4
Batang 6 % 2–6
Segmen 61 % 50 – 70

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 8


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Limfosit 24 % 20 – 40
Monosit 7 % 2–8
Laju Endap Darah 12 Mm 0 – 15
Jumlah Eritrosit 4,71 106/µL 4.50 – 6.20
Hematokrit 40,2 % 40.0 – 54.0
MCV 85,4 fL 81.0 – 96.0
MCH 30,6 pg 27.0 – 36.0
MCHC 35,8 g/L 31.0 – 37.0
Jumlah Trombosit 227 103/µL 150 – 400

KIMIA DARAH
Bilirubin
Total H 2,64 mg/dl 0,20 – 1,20
Direk H 1,93 mg/dl 0,0 – 0,5
Indirek H0,71 mg/dl 0,00 – 0,70

SGOT – SGPT
SGOT
 Duplo H 1813 U/L 5 – 34
SGPT
 Duplo H 1890 U/L < 55
Ureum Darah 13 mg/dl 10 -56
Kreatinin Darah 0,80 mg/dl 0,00 – 1,30
Natrium Darah 138 Mmol/L 135-145
Kalium Darah 3,7 Mmol/L 3,5 – 5,1
Klorida Darah 103 Mmol/L 97 – 111
Kalsium Total 9,3 mg/dl 8,4 – 10,2

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 9


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Serologi
HBsAg Kualitatif 0,36 S / CO < 1,00
Non Reaktif
Anti HAV IgM 4,36 INDEX Non reaktif <0,8
Reaktif Grayzone 0,8-1,2
Reaktif >1,2

Urinalisa
Warna Coklat Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Protein Negative Negative
Glukosa Negative Negative
Sedimen
Eritrosit 0 /µL <3
Leukosit 1 /µL <10
Silinder 0 0
Sel Epitel (+)
Kristal Negative Negative
Lain-lain Negative
pH 6.0 4.5-8.0
Berat Jenis 1.020 1.000-1.030
Bilirubin Positif Negative
Urobilinogen H 4,0 Mg/dL 0.1-0.9
Keton Positif Negative
Darah Samar Negative Negative
Leukosit Esterase Negative Negative
Nitrit Negative Negative

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 10


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Laboratorium, 29 Oktober 2011

Kimia Darah
Bilirubin
Total H 2,99 mg/dl 0,20 – 1,20
Direk H 2,22 mg/dl 0,0 – 0,5
Indirek H 0,77 mg/dl 0,00 – 0,70

SGOT – SGPT
SGOT H 773 U/L 5 – 34
SGPT H 1473 U/L < 55

III. FOLLOW UP
Jumat, 28 Oktober 2011
S : demam (-), BAB +, mual (+), sakit kepala berkurang
O : Keadaan umum : sakit ringan – sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Tekanan darah: 100/70 mmHg, Nadi: 84 kali/menit, pernafasan 20 kali/menit,
Suhu: 36,8 oC.
C/P dalam batas normal
Abdomen: supel, bunyi usus (+) normal, nyeri tekan (+), hepatomegali
A : Hepatitis A virus
P : Ringer Dextrose 20 tpm
Rantin 2x1
Neurobion 5000 I.V
Narfoz 2x1
Pankreoflat 3x1

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 11


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Sabtu, 29 Oktober 2011


S : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan, mual dan muntah (-) tapi pasien
belum ada nafsu makan
O : Keadaan Umum : Sakit ringan - sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah: 100/70 mmHg, Nadi : 80 kali/menit, pernafasan 18 kali/menit
A : HAV
P : Ringer Dextrose + N 5000 20 tpm
Pasien pulang pada hari ini

Laboratorium
SGOT : 773
SGPT : 1473
Bilirubin total : 2,99
Bilirubin direk : 2,22
Bilirubin Indirek : 0,77

Tabel tanda – tanda vital

27 Oktober 2011 28 Oktober 2011 29 Oktober 2011

TD (mmHg) 139 / 73 100 / 70 100 / 70

Nadi
88 84 80
(kali/mnt)
Suhu (oC) 37 36,8 36,5
Nafas(kali/m
18 20 18
nt)
SGOT / 773 / 1473
1813 / 1890 -
SGPT
Bilirubin 2,64 2,99
-
total

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 12


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Direk 1,93 - 2,22

Indirek 0,71 0,77

IV. RESUME
Seorang pasien laki – laki usia 19 tahun, datang ke rumah sakit Siloam
Kebon Jeruk dengan keluhan febris kurang lebih sudah 5 hari sebelum masuk
rumah sakit. Demam yang dialaminya naik turun, terutama dirasakan pada sore
hari sekitar 37,5 – 38 oC. Pasien sudah minum obat panadol, kemudian suhu turun,
akan tetapi kemudian suhu badan meningkat lagi. Pasien juga mengeluh malaise,
nafsu makan menurun sejak demam ini, ada mual dan muntah sudah 2 kali hari
ini. Ada nyeri kepala seperti berputar dan ulu hati juga terasa penuh tetapi tidak
perih. Pasien juga mengaku ada mencret sebanyak 4 kali serta buang air kecilnya
berwarna teh (cokelat tua). Nyeri kepala juga tidak berkurang setelah pemberian
panadol. Pasien tinggal di kos-an. Di kos-an pasien ada 8 orang temannya yang
sedang menderita sakit Hepatitis A. Dan pasien mengaku tidak berpergian ke luar
kota beberapa bulan belakangan ini. Pasien juga menyangkal adanya perdarahan
seperti mimisan. Pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
Tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 139/73 mmHg, nadi
88x/menit, pernafasan 18x/menit, suhu 37 oC, dan saturasi O2 98%. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran hati yang teraba 2-3 jari dibawah arkus
kosta dan terdapat nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan kadar bilirubin dan fungsi hati yang meningkat serta didapatkannya
bilirubin dan urobilinogen pada pemeriksaan urin.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 13


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

V. DIAGNOSIS KERJA
Hepatitis A
Diagnosis Banding
Penyakit hati oleh karena obat / toksin
Hepatitis Iskemik
Hepatitis Autoimun, Alkoholik
Obstruksi akut traktus biliaris
VI. PENGKAJIAN
Diagnosa Hepatitis A ditegakkan berdasarkan :
 Gejala subjektif, yaitu: demam, mual, malaise, diare, BAK yang
berwarna seperti teh dan nyeri kepala
 Gejala objektif: Dari pemeriksaan darah didapatkan peningkatan SGOT
dan SGPT yang signifikan, adanya peningkatan serum bilirubin. Dari
hasil pemeriksaan urin didapatkan urin berwarna cokelat tua, ada
bilirubin, urobilinogen dan keton.

Pengobatan yang diberikan


 Pemberian cairan Ringer Dextrose 20 tpm
 Pemberian hepatoprotektor : Hp pro, Hepamax
 Untuk rasa antiemetik : Primperan tab
 Untuk mengurangi sekresi asam lambung: Rantin
 Untuk memperbaiki fungsi enzim : Pankreoflat

Saran yang diberikan:


- Pasien diminta untuk beristirahat dan makan makanan yang bergizi supaya
kesehatan dapat membaik dan dapat meningkatkan imunitasnya

VII. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad mala

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 14


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Hepatitis
Pendahuluan
Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis bisa
disebabkan oleh virus, alkohol, narkoba, obat (termasuk obat yang diresepkan),
atau racun. Penyebab lainnya adalah infeksi oportunistik (IO). Tetapi kebanyakan
hepatitis disebabkan oleh infeksi virus. Ada 5 macam virus hepatitis, tipe A, B, C,
D, dan E. 5 tipe dari virus ini menjadi perhatian karena penyebab kesakitan dan
kematian serta berpotensi menjadi penyakit penyebaran yang luas.
Hepatitis A dan E kebanyakan disebabkan karena tertelan air atau
makanan yang terkontaminasi. Hepatitis B, C, dan D timbul dari kontak parenteral
dengan cairan tubuh yang terinfeksi. Kebanyakan transmisi untuk virus ini
termasuk penerima produk darah yang terkontaminasi, prosedur medis yang
invasif yang menggunakan peralatan yang terkontaminasi, dan untuk hepatitis B
dari proses kelahiran antara ibu ke anak, dari keluarga ke anak ataupun dari
hubungan seksual.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan
infeksi dengan virus-virus lainnya , seperti :
 Cytomegalovirus
 Virus Epstein-Barr
 Virus Herpes simplex
 Virus Varicella-zoster
Klien biasanya sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan mempunyai
penyakit liver residu. Umumnya penderita hepatitis akut pada orang dewasa akan
sembuh secara sempurna ( > 90%). Hanya sebagian kecil yang menetap
(permanent) dan menjadi kronik (5 – 10%). Meskipun angka kematian hepatitis
relatif lama, pada hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian. Waktu
terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. Penderita akan
mengalami gejala gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa
kasus, seringkali terjadi muntah muntah yang terus menerus sehingga
menyebabkan seluruh badan terasa lemas.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 15


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Di negara berkembang, dan di daerah dengan standar higiene yang buruk,


kejadian infeksi virus ini adalah tinggi dan penyakit biasanya kontak pada anak
usia dini. Setelah kenaikan pendapatan dan akses untuk membersihkan air
meningkat, insiden HAV menurun. Hepatitis A menyebabkan infeksi dengan
tanda-tanda dan gejala klinis pada lebih dari 90% anak yang terinfeksi dan karena
infeksi menimbulkan kekebalan seumur hidup, penyakit ini tidak ada makna
khusus untuk mereka yang terinfeksi pada awal kehidupan. Di Eropa, Amerika
Serikat dan negara-negara industri lainnya, di sisi lain, infeksi ditularkan terutama
oleh orang dewasa muda yang rentan, kebanyakan dari mereka terinfeksi dengan
virus selama perjalanan ke negara-negara dengan kejadian penyakit yang tinggi,
atau melalui kontak dengan orang menular.
Infeksi HAV merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri yang tidak
mengakibatkan infeksi kronis atau penyakit hati kronis. Namun, 10% -15% dari
pasien mungkin mengalami gejala kekambuhan selama 6 bulan setelah penyakit
akut. Gagal hati akut dari hepatitis A jarang terjadi (secara keseluruhan tingkat
fatalitas kasus: 0,5%). Risiko untuk infeksi simtomatik secara langsung berkaitan
dengan usia, dengan> 80% orang dewasa mengalami gejala kompatibel dengan
hepatitis virus akut dan mayoritas anak-anak memiliki infeksi yang asimtomatik
atau tidak bergejala. Antibodi dihasilkan sebagai respons terhadap infeksi HAV.
Berlangsung selama hidup dan memberikan perlindungan terhadap reinfeksi.
Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi, vaksin hepatitis A dan telah terbukti
efektif dalam mengendalikan wabah di seluruh dunia.

Anatomi
Hati terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang
iga kanan. Hati normal kenyal dengan permukaannya yang licin. Hati merupakan
kelenjar tubuh yang paling besar dengan berat 1000-1500 gram. Hati terdiri dari
dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan
posterior, lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum
Falsiformis.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 16


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Setiap lobus dibagi menjadi lobuli. Setiap lobulus merupakan badan


heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus
mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan terdapat kapiler yang disebut
sinusoid yang dibatasi sel kupffer. Sel kupffer berfungsi sebagai pertahanan hati.
Sistem biliaris dimulai dari kanalikulus biliaris, yang merupakan saluran kecil
dilapisi oleh mikrovili kompleks di sekililing sel hati. Kanalikulus biliaris
membentuk duktus biliaris intralobular, yang mengalirkan empedu ke duktus
biliaris di dalam traktus porta.
Fungsi dasar hati dibagi menjadi :
 Fungsi vaskular untuk menyimpan dan menyaring darah. Ada dua macam
aliran darah pada hati, yaitu darah portal dari usus dan darah arterial, yang
keduanya akan bertemu dalam sinusoid. Darah yang masuk sinusoid akan
difilter oleh sel Kupffer.
 Fungsi metabolik. Hati memegang peran penting pada metabolisme
karbohidrat, protein, lemak, vitamin.
 Fungsi ekskretorik. Banyak bahan diekskresi hati di dalam empedu, seperti
bilirubin, kolesterol, asam empedu, dan lain-lain.
 Fungsi sintesis. Hati merupakan sumber albumin plasma; banyak globulin
plasma, dan banyak protein yang berperan dalam hemostasis.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 17


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Etiologi

Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe E

Metode Fekal-oral Parenteral Parenteral jarang Parenteral Fekal-oral


Transmisi melalui orang seksual, seksual, orang ke perinatal,
lain perinatal orang, perinatal memerlukan
koinfeksi dengan
type B
Keparahan Tidak ikterik Parah
Parah Menyebarluas,
Menyebar luas, Peningkatan
Peningkatan SamaSama
dan dapat insiden kronis dengan
dapat berkembang insiden kronis dan dengan D
asimptomatik berkembang dan gagal hepar D
sampaikronis
sampai kronis gagalakut
hepar akut
Sumber Darah, feces, Darah, saliva, Terutama melalui Melalui darah Darah,
feces, saliva
virus saliva semen, darah
sekresi
vagina

 Alkohol


Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.

 Obat-obatan

Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.

Epidemiologi dan Faktor Resiko

Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati
di seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas
1-2 juta kematian setiap tahunnya. Banyak episode hepatitis dengan klinis
anikterik, tidak nyata atau subklinis. Secara global virus hepatitis merupakan

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 18


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

penyebab utama viremia yang persisten. Di Indonesia berdasarkan data yang


berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasus-
kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8 – 68,3 %. Peningkatan
prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi dan lebih
nyata di daerah dengan kondisi kesehatan dibawah standar. Lebih dari 75% anak
dari berbagai benua Asia, Afrika, India, menunjukkan sudah memiliki antibody
anti-HAV pada usia 5 tahun. Sebagian besar infeksi HAV didapat pada awal
kehidupan, kebanyakan asimptomatik atau sekurangnya anikterik.
Virus Hepatitis A (HAV)
 Masa inkubasi 15 – 50 hari (rata-rata 30 hari)
 Distribusi di seluruh dunia; endemisitas tinggi di negara bekembang
 HAV dieksresi di tinja oleh orang yang terinfeksi selama 1-2 minggu
sebelum dan 1 minggu setelah awitan penyakit.
 Viremia muncul singkat (tidak lebih dari 3 minggu), kadang-kadang
sampai 90 hari pada infeksi yang membandel atau infeksi yang kambuh.
 Transmisi enterik (fekal-oral) predominan di antara anggota keluarga.
Kejadian luar biasa dihubungkan dengan sumber umum yang digunakan
bersama, makanan terkontaminasi dan air.
 Faktor resiko lain meliputi :
o pusat perawatan sehari untuk bayi dan anak batita
o institusi untuk developmentally disanvantage
o berpergian ke negara berkembang
o perilaku seks oral – anal
o pemakaian bersama pada IVDU (intra vena drug user)
 Tidak terbukti adanya penularan maternal – neonatal
 Prevalensi berkolerasi dengan standar sanitasi dan rumah tinggal ukuran
besar
 Transmisi melalui transfusi darah sangat jarang

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 19


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Patophysiology

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 20


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

Setelah liver membuka sejumlah agen seperti virus, liver menjadi


membesar dan terjadi peradangan sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit
dan tidak nyaman . Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses penyakit ,
pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas,
nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar. Meningkatnya penekanan dalam
lintasan sirkulasi disebabkan karena virus masuk dan bercampur dengan aliran
darah kedalam pembelahan jaringan-jaringan hepar ( sel-sel hepar ) . Oedema dari
saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan intrahepatik
menyebabkan kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A , hepatitis C , hepatitis D , dan
hepatitis E sangat terbatas . Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada
manifestasi klinik dari peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon
imunologi dari klien . Komplex kekebalan – Kerusakan jaringan secara tidak
langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut B .
Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam
dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. Respon-respon klinik
terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.
Fase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adalah ditandai dengan
aktifitas fagositosis dan aktifitas enzym , perbaikan sel-sel hepar . Jika tidak
sungguh-sungguh komplikasi berkembang , sebagian besar penyembuhan fungsi
hati klien secara normal setelah hepatitis virus kalah . Regenerasi lengkap
biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan .

Tanda dan Gejala


Gejala awal infeksi hepatitis A mirip dengan gejala influenza, tetapi beberapa
penderita, terutama anak-anak, tidak menunjukkan gejala sama sekali. Gejala
biasanya muncul 2 sampai 6 minggu, (periode inkubasi), setelah infeksi awal.
Gejala biasanya berlangsung kurang dari 2 bulan, meskipun beberapa orang dapat
sakit selama 6 bulan. Namun secara umum, manifestasi semua jenis hepatitis
sama. Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Stadium-
stadiumnya antara lain :

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 21


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

 Stadium praicterik berlangsung selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit


kepala, lemah, anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri
diperut kanan atas urin menjadi lebih coklat.
 Stadium icterik berlangsung selama 3 – 6 minggu. Icterus mula –mula
terlihat pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan – keluhan
berkurang, tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin
berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
 Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan
tinja menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak – anak menjadi lebih
cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab
yang biasanya berbeda

Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan hepatitis secara umum :
1. Laboratorium


a. Pemeriksaan pigmen

urobilirubin direk

bilirubin serum total

bilirubin urine

urobilinogen urine

urobilinogen feses

Jika bilirubin diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis
buruk, mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)

b. Pemeriksaan protein
protein totel serum

albumin serum

globulin serum

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 22


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

HbsAG

Albumin serum biasanya menurun, hal ini disebabkan karena sebagian


besar protein serum disintesis oleh hati dan karena itu kadarnya menurun
pada berbagai gangguan hati.

c. Waktu protombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang.
Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
AST atau SGOT

ALT atau SGPT

Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian


tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim – enzim intra seluler yang
terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang
rusak, meningkat pada kerusakan sel hati.

LDH

Amonia serum

2. Radiologi
foto rontgen abdomen

pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose


bengal yang berlabel radioaktif

kolestogram dan kalangiogram

arteriografi pembuluh darah seliaka

3. Pemeriksaan tambahan
biopsi hati

Meskipun HAV diekskresi dalam tinja menjelang akhir masa inkubasi, diagnosis
spesifik dibuat oleh deteksi HAV IgM antibodi spesifik dalam darah. Antibodi
IgM hanya ada dalam darah menyusul infeksi hepatitis akut A. Hal ini terdeteksi

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 23


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

dari satu sampai dua minggu setelah infeksi awal dan berlangsung sampai 14
minggu. Kehadiran antibodi IgG dalam darah berarti bahwa tahap akut penyakit
ini sudah pernah ada dan orang tersebut sudah kebal terhadap infeksi lebih lanjut.
IgG antibodi terhadap HAV juga ditemukan dalam darah berikut vaksinasi dan tes
untuk kekebalan terhadap virus didasarkan pada deteksi antibodi ini.
Selama tahap akut infeksi, alanin transferase enzim hati (ALT) ada
didalam darah pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada normal. Enzim berasal
dari sel-sel hati yang telah rusak oleh virus. Virus hepatitis A ada didalam darah,
(viral load), dan kotoran orang yang terinfeksi sampai dua minggu sebelum
penyakit klinis berkembang.

Penatalaksanaan
Tidak ada penanganan khusus untuk hepatitis A, pasien hanya dianjurkan untuk
tirah baring.
Penatalaksanaan untuk hepatitis A :
1. Dehidrasi berat diindikasikan untuk rawat inap
2. Tidak ada terapi medicamentosa karena pasien bisa sembuh sendiri
3. Pemeriksaan bilirubin pada minggu kedua dan ketiga untuk pemantauan
4. Pembatasan aktivitas fisik agar tidak membebani hati hingga fungsi hati
kembali normal.
5. Dihindari makanan yang mengandung alkohol atau hepatotoksik. Pemberian
makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasien terus menerus
muntah.

Pencegahan
Pencegahan hepatitis virus secara umum :
 Memelihara sanitasi yang baik dan kebersihan diri. Cuci tangan kamu
sebelum makan dan setelah dari toilet
 Minum air yang sudah masak oleh sistem pencucian air
 Jika transportasi tidak berkembang atau kota non industri, minum hanya
dengan air botol. Hindarkan makanan yang telah dicuci dengan air, seperti

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 24


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

sayuran mentah, buah dan sup


 Pergunakan sanitasi yang baik untuk mencegah panyebaran kuman antar
anggota keluarga. Jangan menggunakan bagian tempat tidur dari linen,
handuk, alat makan dan gelas minuman sesama keluarga
 Jangan berbagi jarum suntikan
Pencegahan terhadap infeksi hepatitis A secara enterik :
Pencegahan dengan imunoprofilaksis
1. Imunoprofilaksis sebelum paparan
a. Vaksin HAV yang dilemahkan
 Efektifitas tinggi (angka proteksi 94 – 100 %)
 Sangat imunogenik (hampir 100% pada subjek sehat)
 Antibodi protektif terbentuk dalam 15 hari pada 85 – 90% subjek
 Aman, toleransi baik
 Efektifitas proteksi selama 20 – 50 tahun
 Efek samping utama adalah nyeri di tempat penyuntikan
b. Dosis dan jadwal vaksin HAV
 > 19 tahun, 2 dosis HAVRIX (1440 Unit Elisa) dengan interval 6-12
bulan
 anak > 2 tahun, 3 dosis HAVRIX (360 Unit Elisa), 0, 1, dan 6-12 bulan
atau 2 dosis (720 Unit Elisa), 0, 6-12 bulan
c. Indikasi vaksinasi
 Pengunjung di daerah resiko tinggi
 Homoseksual dan biseksual
 IVUD
 Anak dan dewasa muda pada daerah yang pernah mengalami kejadian
luar biasa luas
 Anak pada daerah dimana angka kejadian HAV lebih tinggi dari angka
nasional
 Pasien yang rentan dengan penyakit hati kronik
 Pekerja laboratorium yang menangani HAV

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 25


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

 Pramusaji
 Pekerja pada bagian pembuangan air
2. Imunoprofilaksis pasca paparan
 Keberhasilan vaksin HAV pada pasca paparan belum jelas
 Keberhasilan imunoglobulin sudah nyata akan tetapi tidak sempurna
 Dosis dan jadwal pemberian imunoglobulin :
o Dosis 0,02 ml/kg, suntikan pada daerah deltoid sesegera
mungkin setelah paparan
o Toleransi baik, nyeri pada daerah suntikan
o Indikasi : kontak erat dan kontak dalam rumah tangga dengan
infeksi HAV akut
Tiga vaksin yang diproduksi dari kultur sel HAV disebarkan di fibroblast
manusia. Setelah pemurnian dari sel, persiapan HAV formalin-aktif dan
teradsorpsi ke adjuvan aluminium hidroksida. Satu vaksin diformulasikan tanpa
bahan pengawet; dua lainnya disiapkan dengan 2-phenoxyethanol sebagai
pengawet. Vaksin keempat adalah dibuat dari HAV dimurnikan dari kultur sel
yang terinfeksi diploid manusia dan tidak aktif dengan formalin. Persiapan ini
teradsorpsi ke biodegradable, 150 nm vesikula fosfolipid dibubuhi hemaglutinin
dan neuramidase influenza. Virosomes ini diperkirakan untuk langsung
menargetkan influenza prima antibodi-presenting sel serta makrofag, sehingga
merangsang vaksin diinduksi cepat sel B dan T-sel proliferasi di sebagian besar
vaksin. Sebuah kombinasi vaksin yang mengandung hepatitis aktif A dan vaksin
hepatitis B rekombinan telah mendapatkan izin sejak tahun 1996 untuk digunakan
pada anak berusia satu tahun atau lebih di beberapa negara. Kombinasi vaksin
diberikan sebagai rangkaian tiga dosis, menggunakan jadwal0, 1, 6 bulan.
Semua vaksin Hepatitis A sangat imunogenik. Hampir 100% dari orang
dewasa akan mengembangkan tingkat antibodi protektif dalam waktu satu bulan
setelah dosis tunggal vaksin. Hasil yang sama diperoleh pada anak-anak dan
remaja di negara-negara berkembang dan sedang dikembangkan. Efektivitas
perlindungan dari vaksin terhadap penyakit klinis ditentukan dalam dua percobaan
besar. Diantara hampir 40.000 anak di Thailand yang berusia 1-16 tahun

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 26


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

efektivitas perlindungannya adalah 94% (95% interval: 82% -99%) setelah dua
dosis vaksin yang diberikan satu bulan terpisah. Diantara sekitar 1000 anak usia 2-
16 tahun, tinggal di sebuah komunitas yang sangat endemik penyakit di Amerika
Serikat, kemanjuran satu dosis vaksin adalah 100% (95% interval: 87% -100%).
Meskipun satu dosis vaksin menyediakan setidaknya perlindungan jangka
pendek, produsen saat ini merekomendasikan dua dosis untuk memastikan
perlindungan jangka panjang. Dalam studi mengevaluasi durasi perlindungan dari
dua atau lebih dosis vaksin hepatitis A, 99% -100% dari individu yang divaksinasi
memiliki tingkat antibodi menunjukkan perlindungan 5-8 tahun setelah vaksinasi.
Model kinetik dari antibodi menunjukkan bahwa durasi perlindungan
kemungkinan harus minimal 20 tahun, dan mungkin seumur hidup. Studi pasca-
pemasaran pengawasan diperlukan untuk memonitor vaksin diinduksi
perlindungan jangka panjang, dan untuk menentukan kebutuhan dosis booster
vaksin. Hal ini terutama berlaku di daerah endemisitas penyakit yang rendah.
Jutaan orang kini telah divaksinasi terhadap HAV. Vaksin saat ini dapat
ditoleransi dengan baik dan tidak ada efek samping serius terkait dengan
penggunaan mereka. Kontraindikasi untuk vaksinasi hepatitis A termasuk alergi
diketahui salah satu komponen vaksin. Vaksin hepatitis A dapat diberikan dengan
semua vaksin lain yang termasuk dalam Program Perluasan Imunisasi dan dengan
vaksin biasanya diberikan untuk perjalanan. Administrasi serentak globulin serum
imun tidak muncul untuk mempengaruhi secara signifikan pembentukan antibodi
pelindung.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 27


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047

DAFTAR PUSTAKA

1. Andri Sanityo. Hepatitis Virus Akut. Aru W. Sudoyo, Idrus Alwi editor.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Pusat penerbitan
departemen penyakit dalam FKUI.2006:427-432
2. Tosca. Hepatologi. Leksana, Hanafiah Mirzanie editor, Buku Saku
Internoid. Tosca Enterprise.2005.Chapter 1:1-21
3. http://kepacitan.wordpress.com/2011/02/13/lphepatitis/
4. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/20/hepatitis/
5. http://nasori.blogspot.com/2006/03/hepatitis-dan-pencegahan-
pengobatan.html
6. Gastroenterology. Acute Hepatitis. Section 11. Anthony s. Fauci, MD,
Eugene Braunwald, MD editor. Harrison’s Manual of Medicine 17th
International Edition. McGraw Hill Companies. 2008. 854-872

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 28


Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai