Anda di halaman 1dari 2

Kebijakan tatalaksana anak gizi buruk ini mengacu pada surat

keputusan Menkes Nomor 1209/MENKES/X/1998 tentang monitoring


dan penanggulangan krisis kesehatan (KLB gizi buruk) dan Surat
keputusan Menkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004, tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas. Berdasarkan hal tersebut, Puskesmas
berperan terhadap penanganan gizi buruk sesuai pedoman tatalaksana
penanggulangan anak gizi buruk dengan memberikan pelayanan optimal
terhadap balita gizi buruk.
Prosedur Kerja Tatalaksana Gizi buruk
Prosedur kerja tatalaksana gizi buruk secara garis besar dibagi menjadi
tiga kegiatan, meliputi penentuan status gizi, intervensi, dan pelaporan.
1. Penentuan Status gizi
Penentuan status gizi dilakukan dengan dua cara, yaitu secara klinis
antropometri, laboratorium, dan anamnese riwayat gizi. Secara klinis
antara lain dengan mendeteksi Hipotermia, Hipoglikemia, Dehidrasi,
dan Infeksi. Mekanisme pelaksanaan dilakukan pada setiap pasien
baru dan dimonitor setiap hari. Secara Antropometri dilakukan dengan
pengukuran berat badan dan tinggi badan. Prosedur laboratorium dapat
diambil sediaan glukosa darah, haemoglobine, urine, atau faeces.
Sedangkan anamnese riwayat gizi dilakukan dengan wawancara.
2. Intervensi
Intervensi gizi buruk dilakukan secara klinis maupun dengan diet.
Secara klinis terutama untuk mengatasiHipoglikemia,hipotermia,
dehidrasi dan infeksi. Sedangkan mekanisme intervensi diet dilakukan
dengan Memberikan rujukan ke puskesmas, menerjemahkan prescript
diet kedalam jumlah dan jenis bahan makanan, Pemantauan konsumsi
makanan, Pemantauan Status gizi, Penyuluhan gizi, pemberian diet,
Persiapan pulang, serta penyuluhan gizi utk di rumah
3. Pelaporan
Mekanisme pelaporan meliputi jenis item perkembangan, pemeriksaan
fisik, laboratorium, antropometri, serta asupan makanan.
Refference :

 Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk


2005-2009. Depkes RI (2005).
 Tata Laksana Penanggulangan Gizi Buruk. (2000), Jakarta:
Direktorat
 Pedoman tatalaksana anak gizi buruk. Jakarta: Direktorat Bina Gizi
Masyarakat Ditjen Binkesmas(2006)

Anda mungkin juga menyukai