Anda di halaman 1dari 7

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan : Pembangunan Saluran Drainase


Pekerjaan : Pembangunan Saluran Lokasi Jalan Harapan Jaya
Lokasi : Pontianak Selatan
Tahun Anggaran : 2016

Kata Pengantar
Metoda Pelaksanaan ini adalah membuat sebuah metoda atau cara kerja yang menjadi
pedoman untuk melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan / kegiatan di lapangan
sesuai dengan target, waktu yang telah ditentukan untuk mencapai hasil yang baik dan
terencana. Metode / cara kerja untuk pekerjaan tersebut di atas mengacu pada Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang diberikan panitia.
Metode Pelaksanaan ini disusun untuk proses/langkah kerja dalam pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan Saluran Lokasi Jalan Harapan Jaya
Adapun mengenai urutan dan metode pelaksanaan / cara kerja sesuai dengan jadwal
pelaksanaan adalah sebagai berikut :

A. URAIAN PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

 Pekerjaan persiapan ini dikerjakan sebelum melakukan pekerjaan yang


lainnya. Dimana pekerjaan ini bertujuan untuk mempermudah dan
memperlancar kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan. Pekerjaan
perrsiapan merupakan pekerjaan awal yang dibutuhkan seperti peralatan,
personil, dan perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan
dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah
diurus, time schedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop
Drawing. Selain itu juga Sebelum pekerjaan fisik dilaksanakan perlu
dilakukan persiapan antara lain pemberitahuan kepada pemerintah
setempat / masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi pekerjaan, bahwa
akan ada kegiatan pekerjaan.
Adapun yang termasuk dalam pekerjaan persiapan ini adalah :
1. Pengukuran, pematokan dan bouwplank:
Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan penentuan lokasi /
titik kerja pekerjaan bersama-sama dengan pengawas lapangan / direksi
lapangan. Setelah itu dilakukan pembersihan lokasi dari sampah, rumput,
dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan.
Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah
dilakukan pengukuran lokasi. Untuk mendapatkan ukuran/dimensi serta
elevasi dari konstruksi maka sebelum memulai pekerjaan perlu dilakukan
pengukuran terlebih dahulu, yaitu dengan meletakkan patok-patok per STA
untuk pemasangan dengan jarak keluar minimal 1,00 M dari bibir terluar
pekerjaan. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan Patok ini akan
dilakukan pada setiap pekerjaan utama dan pengukurannya akan
menggunakan alat ukur sesuai kondisi dilapangan. Hal ini bertujuan untuk
menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench Mark). Bowplank
terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu dolken
d = 6-8 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan
ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan
bouplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan untuk
mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran
2. Pembuatan papan nama proyek
Papan nama proyek ini dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan
mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek, pekerjaan,
lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, dll.

II. PEK. SALURAN PAS. BATU uk. 25/40/T.80 ( panjang = 369,00 M¹ )


1. Galian Tanah
Pekerjaan galian dilakukan secara manual dan sesuai dengan gambar
rencana dan telah mendapat persetujuan dari pihak proyek. Tanah hasil
galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pihak proyek, dan
dibuang keluar lokasi proyek dan sebagian akan dipakai kembali.
2. Pas. Cerucuk dia. 8 - 2 m
 Potong Cerucuk dengan Panjang 2 meter, kemudian Runcingkan
bagian ujung bawah cerucuk kayu agar mudah menembus ke dalam
tanah.
 Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga orang dapat
dengan mudah memukul kepala tiang pada ketinggian tertentu.
 Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
 Tegakkan tiang cerurcuk dan masukkan sedikit ke dalarn tanah agar
dapat dipukul dengan stabil dan tetap tegak lurus.
 Pukul tiang dengan palu pemukul pada ujung atas cenrcuk yang sudah
diberi topi sampai kedalaman rencana.
3. Urugan pasir
Setelah pemancangan ceruruk diatasnya diberikan pasir urug, kemudian
dipadatkan. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan permukaan
tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis
hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar
rencana.
4. Bekesting
Bahan untuk bekisting menggunakan papan kayu klas III seperti gambar
terlampir, dengan pemasangan kayu kaso ukuran 4/6 sebagai penyatu dari
papan dengan cara dipaku dimana ukurannya disesuaikan pada gambar
kerja. Setelah Bekisting jadi, bekisting tersebut dilapisi dengan plastik
beton. Bekisting dipasang pada sisi kiri dan kanan saluran yang digunakan
untuk menahan susunan batu pada waktu pelaksanaan.
5. Pasangan kembali bekisting
Pasangan Kembali Bekisting yaitu memasang kembali bekisting, dimana
Bahan untuk bekisting menggunakan papan kayu klas III seperti gambar
terlampir, dengan pemasangan kayu kaso ukuran 4/6 sebagai penyatu dari
papan dengan cara dipaku dimana ukurannya disesuaikan pada gambar
kerja. Setelah Bekisting jadi, bekisting tersebut dilapisi dengan plastik
beton. Bekisting dipasang pada sisi kiri dan kanan saluran yang digunakan
untuk menahan susunan batu pada waktu pelaksanaan.
6. Pasangan batu 15/20 camp. 1:3
Pekerjaan ini adalah pemasangan pasangan batu dengan adukan mortar
pada daerah yang sebelumnya telah digali dengan typical dan dimensi yang
ditentukan Direksi Pekerjaan sesuai spesifikasi dan gambar rencana.
 Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara manual.
 Pekerja merapihkan tepi saluran, lalu memasang mal dari papan,
yang selanjutnya semen, pasir dan air dicampurkan menjadi mortar
dan dituang ke dalam mal, Lalu dilanjutkan dengan pemasangan
batu.
 Setelah selesai pemasangan dilakukan penyelesaian dan perapihan
dengan plasteran.
 Pelaksanaan Pemasangan harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan
dan spesifikasi teknik.

7. Suling-suling pipa dia. 2"


Pada saat pemasangan pertemuan batu satu dengan lainnya harus terisi
penuh dengan spesi/adukan sebagai pengikat pasangan batu, disertai
dengan pemasangan suling dari pipa diameter 2” dengan jarak sesuai
dengan gambar kerja.
8. Plesteran camp. 1 : 3 tebal 1,5 cm
Setelah pasangan batu tersusun sesuai gambar rencana kemudian di
plester, bahan plesteran terdiri dari campuran pasir dan portland cement
dengan perbandingan 1 portlant cement : 3 pasir dengan ketebalan 1,5
cm. Pasir harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, air yang digunakan harus
sesuai standart.
9. Timbunan Tanah Kembali
Setelah pekerjaan Pasangan Batu telah selesai, maka penimbunan urugan
tanah ini di isi kembali untuk pemadatan pada sisi-sisi Pasangan Batu bekas
galian hingga merata. Penimbunan kembali dan pemadatan disekeliling
pasangan batu dilakukan lapis demi lapis sampai permukaan sehingga
kepadatannya dapat semaksimal mungkin

B. PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI


Setelah Pekerjaan Pembangunan ini selesai maka kami sebagai kontraktor pelaksana
harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam kontrak, Gambar-
gambar, RAB (Rencana Anggaran Biaya), RKS atau Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan ( Aanwijzing ) sehingga dapat diterima dengan baik oleh PPTK, Direksi
Teknis dan Pengawas Lapangan.
Pada saat penyerahan I (pertama) kami sebagai Kontraktor Pelaksana harus
menyerahkan 3 (tiga) set sebagai berikut :
1. Photo-photo pada saat Pelaksanaan dimulai dari 0%, 25%, 50%, 75%, dan
sampai pekerjaan selesai 100%.
2. As Built Drawing
3. Buku Tamu dan Hal-hal yang terdapat dalam pelaksanaan pekerjaan atau hal
yang dianggap sangat berkaitan oleh Direksi.

C. METODA PENGENDALIAN PROYEK


Metoda pengendalian di proyek dapat dijelaskan pada skema di bawah ini:

A. PROYEK
Rencana Mutu terdiri dari: B. PERUSAHAAN C. EKSTERNAL
- Metoda Konstruksi - Manual/prosedur - Standard Peraturan
- Instruksi Kerja - Administrasi Keppres, Kepmen,
- Jadwal Waktu - Prosedur
Perda, dll
Pelaksanaan - Organisasi
- Prosedur Kerja dll - Personal
- Keuangan

SUPERVISI

INPUT
- Bahan OUPUT
CONSTRUCTION - Produk akhir BMW
- Alat PROCESS
- Tenaga Kerja (Biaya, Mutu, Waktu)

INSPECTION
& TEST EVALUASI

KRITERIA KEBERTERIMAAN
- Gambar PELAPORAN +
- Spesifikasi MONITORING
D. PROGRAM K3
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek
akan dibentuk unit K3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan akan
diawasi. Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka unit K-3 akan
bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit, maupun instansi-instansi lain yang
terkait.

Untuk tugas-tugas dalam program K3 adalah sebagai berikut:


 Mencegah dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran di proyek dan
menyediakan obat-obat pertolongan pertama dan tabung pemadam kebakaran serta
melakukan pelatihan-pelatihan K3.
 Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti topi
pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya.

E. MANAJEMEN MUTU (PENGENDALIAN KUALITAS/QUALITY CONTROL)

Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang antara lain mengontrol,

 Seluruh material yang digunakan


 Pemilihan tenaga kerja
 Perawatan alat
 Test material di laboratorium dan lapangan

Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan


dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri.
Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung,
kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian
Teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku
diproyek yang dilaksanakan .
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan
terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin
bahwa proses pelaksanaan di proyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai
semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam gambar-gambar pelaksanaan
dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapat dijalankan
dengan baik dengan adanya:

 Sasaran mutu yang jelas


 Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
 Organisasi proyek yang handal
 Sistem dan prosedur mutu yang baku
 Penerapan manajemen mutu yang konsisten

Dalam melaksanakan pekerjaan ini kontraktor pelaksana tetap memperhatikan


aspek analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL) seperti yang disyaratkan dalam
spesifikasi. Personil yang profesional akan ditempatkan untuk mengawasi mutu, baik
mutu pekerjaan, waktu dan biaya. Spesifikasi Teknis, gambar kerja yang disetujui
Direksi dan Dokumen Kontrak merupakan acuan penyedia jasa dalam melaksanakan
pekerjaan ini.

Pontianak, 20 Januari 2016


Di Buat Oleh:
CV. BERJAYA BUKIT RAYA

HARI SURACHMAN
Direktur

Anda mungkin juga menyukai