Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II 1

Pembiasan Lensa (GO-3)


Noorhadijah Heriyanti, Annisa, Irni Annisa, Lu’lu Armira Rahmah, Zulyan Rahman, M.Abduh.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat
Jl.Brigjend H.Hasan Basry, Banjarmasin 70123 Indonesia
e-mail: info@unlam.ac.id
Abstrak—Percobaan ini bertujuan untuk menjelaskan jarak 1 1 1
fokus lensa positif dan lensa negatif. Metodenya merangkai  
alat ,mengukur jarak benda, bayangan dan jarak antar lensa. s s f
s.s '
Menggunakan persamaaan f  maka jarak fokus lensa Dengan : s = jarak benda
s ' s
-2
negatif berturut-turut (11,05±0,03)10 m, (10,00±0,03)10 m, -2 s’ = jarak bayangan
(12,36±0,02)10 -2m sedangkan jarak fokus negatif yang tertera f = jarak fokus
pada lensa sebesar 10. 10-2 m. Dengan menggunakan persamaan Menentukan fokus lensa postif:
x.s(  ) Jika benda di depan lensa postif, bayangannya dapat
f ( )  , maka jarak fokus lensa negatif berturut- diterima layar, maka disebut bayangan tersebut bayangan
x  s(  ) nyata (lihat gambar 1.2). Untuk memperoleh bayangan yang
turut (11,29±0,08)10 -2m, (15,26±0,08)10 -2m, (12,85 ±0,09)10 -2m. tajam di layar, lensa dapat digeser-geser sedemikian hingga
Percobaan kami belum sesuai dengan teori disebabkan kurang bayangan tersebut diterima jelas di layar.
teliti dalam membaca skala pada meteran.

Kata Kunci— jarak bayangan, jarak benda, jarak fokus, lensa


cekung, lensa cembung.

I. PENDAHULUAN
Gambar. 1.2. Jarak fokus lensa postif
Lensa sangat dekat dalam kehidupan sehari-hari, prinsip Menentukan fokus lensa negatif:
kerja lensa diaplikasikan pada kacamata, kamera,mikroskrop, Ilustrasi pembentukan bayangan dapat dilihat seperti
teropong, lup , dan banyak lagi yang lain. Lensa adalah benda gambar 1.3. dibawah, dimana bayangan lensa negatif
yang tembus cahaya yang dibatasi oleh dua bidang lengkung. dianggap benda oleh lensa positif. Perhatikan bahwa
Lensa dibagi menjadi dua yaitu lensa cembung atau lensa
postif dan lensa cekung atau lensa negatif. Untuk lebih s ()  x dan s ( )  x  d , sehingga rumus untuk lensa
memahami masalah lensa maka dilakukan percobaan tentang positif berlaku,
pembiasaan lensa. 1 1 1
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil  
suatu rumusan masalah yaitu “Bagaimana cara menentukan
( x  d ) s( ) f (  )
jarak fokus lensa postif dan lensa negatif?” Dari persamaan di atas, x dapat dihitung. Untuk lensa
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk negatif, karena bayangan yang dibentuk selalu maya (tidak
menjelaskan jarak fokus lensa postif dan lensa negatif. dapat diterima layar), maka untuk menentukan jarak
fokusnya memakai pertolongan lensa positif yang telah
diketahui f nya. Selanjutnya untuk lensa negatif berlaku,
II.KAJIAN TEORI
1 1 1
Lensa adalah benda bening (tembus cahaya) yang dibatasi  
x s(  ) f ()
dua bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu
bidang datar. Dari definisi tersebut dikenal lensa cembung Dari persamaan ini dapat diperoleh nilai f(-).
(bagian tengah tebal) dan lensa cekung (bagian tengah tipis).

Gambar. 1.1. Macam-macam lensa (abc lensa positif, de lensa negatif)


Gambar. 1.3. Jarak fokus lensa negatif [5].
Hubungan antara jarak benda dengan jarak bayangan pada
lensa tipis memenuhi persamaan : Lensa dibagi menjadi dua yaitu lensa cembung dan cekung.
1. Lensa Cembung
a. Jenis lensa cembung
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II 2

Cacat Bayangan
Aperture relatif suatu lensa didefinisikan sebagai
perbandingan antar diameter lensa dengan panjang fokus.
Jika aperture relatifnya besar, atau letak sumbernya jauh dari
sumbu lensa maka akan terjadi cacat bayangan (aberasi)
seperti halnya aberasi pada cermin cekung atau cermin
cembung. Aberasi ini dapat diperkecil dengan menggunakan
lensa susun.
Gambar. 1.4. Lensa-lensa cembung
b. Pembentukan bayangan oleh lensa cembung Menentukan jarak fokus lensa postif dengan cara bessel :
Untuk lensa yang tipis cukup digambar dengan garis Menentukan fokus f untuk lensa postif dapat juga dibentuk
tegak dengan diberi tanda postif (+). dengan mencari dua posisi yang menghasilkan bayangan
Untuk melukiskan bayangan pada cermin cembung yang jelas. L adalah jarak benda terhadap layar, pada posisi I
digunakan 3 berkas sinar istimewa, yaitu : diperoleh bayangan yang jelas pada layar dan dengan
1) Sinar fokus yang datang sejajar sumbu utama dibiaskan menggeser-geser lensa, pada posissi II diperoleh lagi
menuju titik fokus (f) di belakang lensa. bayangan yang jelas pada layar. Jika jarak I dan II adalah e
2) Sinar yang datang melalui pusat optik tidak dibiaskan maka menurut Bessel :
melainkan diteruskan. L2  I 2
f 
3)Sinar yang datang melalui titik fokus (f) di depan lensa 4L
dibiaskan sejajar sumbu utama.
h s 
Perbesaran : M  
h s
2. Lensa Cekung
a. Jenis lensa cekung
Gambar. 1.6. Penentuan f dengan cara Bessel [2].

Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium


lainnya sebagian cahaya datang dipantulkan pada perbatasan
sisinya lewat ke medium yang baru. Jika seberkas cahaya
datang dan membentuk sudut terhadap permukaan berkas
tersebut dibelokkan pada waktu memasuki medium yang
baru, pembelokan ini disebut pembiasan [1].
Gambar. 1.5. Lensa-lensa cekung Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan Willbrord
Snellius (1591-1626) diperoleh hukum pembiasan sebagai
b. Pembentukan bayangan pada lensa cekung
berikut :
Untuk lensa cekung yang tipis cukup digambar garis
1. Sinar datang, sinar bias dan garis normal berpotongan
tegak diberi tanda negatif (-).
pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar.
Untuk melukiskan pembentukan bayangan digunakan
2. Sinar datang dari medium yang kurang rapat ke medium
tiga sinar istimewa sebagai berikut :
lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal.
1) Sinar yang datang sejajar sumbu utama dibiaskan
3. Sinar datang dari medium yang lebih rapat ke medium
seakan-akan datang dari titik fokus (f) di depan lensa.
kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal.
2) Sinar yang datang melalui pusat optik tidak dibiaskan
4. Sinar datang secara tegak lurus terhadap bidang datar dan
melainkan diteruskan.
medium tidak dibiaskan [4].
3) Sinar yang datang menuju titik fokus (f) di belakang
lensa dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Kuat Lensa
1
Kuat lensa adalah dimana f adalah jarak fokus yang III. METODE PERCOBAAN
f
dinyatakan dalam satuan meter. Diberi simbol P satuannya A. Alat dan Bahan
dioptri (D).
Dalam melakukan percobaan ini, diperlukan beberapa alat
1 [3]
P= . dan bahan antara lain yaitu lensa positif 1 buah, lensa negatif
f 1 buah, papan presisi 1 buah, layar 2 buah, meteran 1 buah,
Lensa Bersusun penggaris 1buah, lampu dan tempat 1 buah.
Pada alat-alat optik banyak digunakan lensa bersusun
dengan tujuan untuk meminimkan cacat bayangan. Untuk B. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
lensa susun yang terjadi dari dua lensa tipis dengan fokus
masing-masing f1 dan f2 serta dipisahkan dengan jarak t maka 1. Menentukan jarak fokus lensa positif
fokus lensa susun dapat ditentukan seperti menentukan titik Mengidentifikasi variabel pada percobaan menentukan
jarak fokus lensa positif yaitu variabel manipulasi nya ialah
fokus di depan, yaitu dengan mengabil s1 = ~.
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II 3

jarak benda (s), variabel respon ialah jarak bayangan (s’)


dan variabel kontrolnya ialah lensa, jarak lensa positif.
Mendefinisikan Operasional Variabel atau DOV, antara lain
DOV Manipulasi ialah mengubah-ubah jarak benda sebanyak
3 kali yaitu sebesar 20 cm, 22,2 cm, 16,5 cm yang dinyatakan
dalam cm dan diukur menggunakan penggaris. DOV Respon
ialah mengukur jarak bayangan sebanyak 3 kali yaitu
sebesar 20 cm, 27,9 cm, 33,5 cm yang dinyatakan dalam
cm, dan diukur menggunakan penggaris. DOV Kontrol ialah
menggunakan lensa yang sama pada setiap percobaan dan
jarak lensa positif dijaga tetap. Gambar.1.8. Jarak fokus lensa negatif

.
2. Menentukan jarak fokus lensa negatif
Mengidentifikasi variabel pada percobaan menentukan D.Tabel Pengamatan
jarak fokus lensa negatif yaitu variabel manipulasi nya ialah Tabel 1. Hasil pengamatan lensa cembung
jarak benda (s), variabel respon ialah jarak bayangan (s’) No s (cm) s’ (cm)
dan variabel kontrolnya ialah lensa, jarak lensa negatif. 1.
Mendefinisikan Operasional Variabel atau DOV, antara lain 2.
DOV Manipulasi ialah mengubah-ubah jarak benda sebanyak 3.
3 kali yaitu sebesar 17,12 cm, 18,69 cm, 17,57 cm yang
dinyatakan dalam cm dan diukur menggunakan penggaris. Tabel 2. Hasil pengamatan lensa cekung
DOV Respon ialah mengukur jarak bayangan sebanyak 3 No f (+) (cm) d (cm) s (+) (cm) s’ (+) (cm)
kali yaitu sebesar 22,6 cm, 21,5 cm, 23,2 cm yang 1.
dinyatakan dalam cm, dan diukur menggunakan penggaris.
2.
DOV Kontrol ialah menggunakan lensa yang sama pada
3.
setiap percobaan dan jarak lensa negatif dijaga tetap.

C.Langkah Kerja
E. Teknik Analisis
1. Menentukan jarak fokus lensa positif
Pertama-tama meletakkan benda, lensa positif dan layar 1. Kegiatan 1 jarak fokus lensa positif
sedemikian hingga tersusun seperti gambar 1.7. Kemudian s.s '
f  ,
menggeser-geser lensa atau layar, maka di layar akan tampak s ' s
gambar yang tajam. Lalu langkah di atas di ulang-ulang  s' s 
dengan kondisi yang berbeda, misalnya dengan mengubah f   s  s '  f
jarak benda s dan atau jarak bayangan s’. Mengukur s dan s’   s ' s  s ( s ' s ) s ' 
untuk setiap kondisi tersebut. Selanjutnya menentukan jarak 2. Kegiatan 2 jarak fokus lensa negatif
fokus lensa tersebut. x  s'( )
f (  ) .s '(  )
s'(  )  d
s'(  )  f (  )
x.s(  )
f ()  ,
x  s(  )

Gambar. 1.7. Jarak fokus lensa positif



 x s(  ) 

f (  )   s  x  xf (  )
2. Menentukan Jarak fokus lensa positif
Pertama-tama meletakkan benda, lensa negatif, lensa  s(  ) ( x  s(  ) )
 x( x  s(  ) ) 

positif dan layar sedemikian hingga tersusun seperti gambar
1.8. Dengan jalan menggeser-geser lensa positif sedemikian, IV. PEMBAHASAN
sehingga di layar tampak gambar yang tajam. Kemudian
mengulang langkah di atas dengan kondisi berbeda, misalnya Dari percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil
dengan mengubah-ubah jarak antara lensa negatif dengan sebagai berikut :
benda. Lalu mengukur d dan s(+)’ untuk setiap kondisi Tabel 1. Hasil pengamatan lensa cembung
kemudian mencatat hasilnya. Dalam hal ini nilai f(+) telah No (s±0,05) 10-2 m (s’±0,05) 10-2 m
diperoleh. Selanjutnya menentukan jarak fokus lensa negatif 1. 20,00 20,00
tersebut. 2. 22,20 27,90
3. 16,50 33,50

Tabel 2. Hasil pengamatan lensa cekung


No (f (+)±0,05) (d±0,05) (s(+)±0,05) (s’(+)
10-2 m 10-2 m 10-2 m ±0,05) 10-
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II 4

2
m x.s(  )
1. 10,00 11,60 17,12 22,60 f ( )  ,
2. 10,00 11,00 18,69 21,50 x  s(  )
3. 10,00 11,50 17,57 23,20

 x s(  ) 

(s(-)±0,05) (s’ (-)±0,05) (f (-)±0,05)
f (  )   s  x  xf (  )
10-2 m 10-2 m 10-2 m  s(  ) ( x  s (  ) )
 x( x  s(  ) ) 

10,80 5,52 11,29 maka berturut-turut (11,29±0,08)10 -2m, (15,26±0,08)10-2m,
15,50 7,69 15,26 (12,85 ±0,09)10-2 m, dengan kesalahan relatif 0,75%, 0,54%,
11,50 6,07 12,85 0,7%. Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa pada
masing-masing percobaan diperoleh nilai jarak fokus lensa
Percobaan pembiasaan lensa dilakukan sebanyak 2 kali negatif yang berbeda-beda. Seharusnya nilai jarak fokus tidak
kegiatan. Kegiatan pertama dilakukan untuk menentukan pernah berubah, walaupun jarak benda di ubah-ubah baik
jarak fokus lensa positif atau lensa cembung dilakukan pada lensa positif maupun negatif. Ini menujukkan bahwa
sebanyak 3 kali percobaan. Kegiatan kedua dilakukan untuk nilai jarak fokus lensa positif yang diperoleh belum sesuai
menentukan jarak fokus lensa negatif atau lensa cekung dengan teori, walaupun nilai yang diperoleh secara percobaan
dilakukan 3 kali percobaan. tidak berbeda terlalu jauh dengan nilai yang tertulis pada
Pada kegiatan I, percobaan pada lensa cembung untuk lensa tersebut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
menentukan jarak lensa cembung atau positif dilakukan kurang teliti dalam mengamati bayangan yang terbentuk pada
dengan mengubah-ubah jarak benda sebanyak 3 kali yaitu, layar hingga bayangan yang terbentuk benar-benar jelas, dan
(20,00±0,05)10-2m, (22,20±0,05)10-2m, (16,50±0,05)10-2 m kurang teliti dalam membaca skala pada meteran.
maka dihasilkan jarak bayangan pada percobaan berturut-
turut sebesar (20,00±0,05)10 -2m, (27,90±0,05)10 -2m,
(33,50±0,05)10-2 m . Dari hasil tersebut dapat kita ketahui
jarak fokus lensa positif dengan menggunakan persamaan V. SIMPULAN/RINGKASAN
s.s '  s' s  Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka
f  , f   s  s'  f diperoleh kesimpulan bahwa percobaan kami belum sesuai
s ' s   s ' s  s ( s ' s ) s '  dengan teori, jarak fokus lensa positif maupun negatif yang
maka berturut-turut (11,05±0,03)10 -2m, (10,00±0,03)10-2m, kami peroleh dari percobaan berbeda-beda, seharusnya nilai
(12,36±0,02)10-2 m, dengan kesalahan relatif 0,25%, 0,25%, jarak fokus negatif maupun positif tidak pernah berubah
0,17%. Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa pada meskipun jarak benda diubah-ubah. Dengan menggunakan
masing-masing percobaan diperoleh nilai jarak fokus lensa s.s '
positif yang berbeda-beda. Seharusnya nilai jarak fokus tidak persamaan f  ,
pernah berubah, walaupun jarak benda di ubah-ubah, maka s ' s
yang ikut berubah adalah bayangan yang dibentuk oleh lensa.  s' s 
f   s  s '  f maka jarak
  s ' s  s
Sedangkan jarak fokus yang tertulis pada lensa sebesar 10. ( s ' s ) s '
10-2 m. Ini menujukkan bahwa nilai jarak fokus lensa positif 
yang diperoleh belum sesuai dengan teori, walaupun nilai fokus lensa positif berturut-turut (11,05±0,03)10 -2m,
yang diperoleh secara percobaan tidak berbeda terlalu jauh (10,00±0,03)10-2m, (12,36±0,02)10 -2 m, dengan kesalahan
dengan nilai yang tertulis pada lensa tersebut. Hal ini relatif 0,25%, 0,25%, 0,17% Sedangkan jarak fokus yang
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurang teliti dalam tertulis pada lensa sebesar 10. 10 -2 m. Dengan menggunakan
mengamati bayangan yang terbentuk pada layar hingga x.s(  )
bayangan yang terbentuk benar-benar jelas, dan kurang teliti persamaan f ()  ,
dalam membaca skala pada meteran.
x  s(  )
Pada kegiatan II, percobaan pada lensa cekung untuk 
 x s(  ) 

menentukan jarak lensa cembung atau positif dilakukan f (  )   s  x  xf (  )
dengan mengubah-ubah jarak benda lensa positif sebanyak 3  s(  ) ( x  s (  ) )
 x( x  s(  ) ) 

kali yaitu, (17,12±0,05)10 -2m, (18,69 ±0,05)10 -2m, maka jarak fokus lensa negatif berturut-turut (11,29±0,08)10 -
(17,57±0,05)10-2 m maka dihasilkan jarak bayangan lensa 2
m, (15,26±0,08)10-2m, (12,85 ±0,09)10-2m, dengan
postif pada percobaan berturut-turut sebesar (22,60±0,05)10 - kesalahan relatif 0,75%, 0,54%, 0,7%. Hasil percobaan yang
2
m, (21,50±0,05)10 -2m, (23,50±0,05)10-2 m . d bertutut-turut kami peroleh belum akurat disebabkan beberapa faktor yaitu
sebesar (11,60±0,05)10-2m, (11,00 ±0,05)10 -2m, kurang teliti dalam mengamati bayangan yang terbentuk pada
(11,50±0,05)10-2 m. Jarak benda lensa negatif berturut-turut layar hingga bayangan yang terbentuk benar-benar jelas, dan
sebesar (10,80±0,05)10 -2m, (15,50 ±0,05)10 -2m, kurang teliti dalam membaca skala pada meteran.
(11,50±0,05)10 m. Dengan jarak fokus lensa positif yang
-2

tertulis dilensa sebesar 10. 10 -2 m, maka jarak bayangan lensa


f (  ) .s ' (  ) LAMPIRAN
negatif menggunakan persamaan s '(  )  d Jawaban dari pertanyaan:
s'(  )  f (  )
Perbedaan bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung
berturut-turut sebesar (5,52±0,05)10 m, (7,69 ±0,05)10 -2m,
-2
dan cekung, yaitu :
(6,07±0,05)10-2m. Dari hasil tersebut dapat kita ketahui jarak a. Lensa Cembung
fokus lensa negatif dengan menggunakan persamaan 1) Jika benda terletak di depan titik fokus, maka bayangannya
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II 5

maya, tegak, diperbesar.


2) Jika benda terletak tepat pada titik fokus, maka
bayangannya terjadi pada tempat yang tidak terhingga.
3) Jika benda terletak di belakang titik fokus, maka
bayangannya nyata, terbalik, sama besar.
4) Jika benda terletak tepat di (2f), maka bayangannya nyata,
terbalik, sama besar.

b. Lensa Cekung
1) Jika benda terletak di depan lensa cekung, maka
bayangannya tegak, maya, dan lebih kecil.
Gambar. 2.2.
2) Jika benda maya terletak diantara f2 dan 2f2, maka
bayangannya terbalik, maya, dan lebih besar.
3) Jika benda maya terletak tepat di 2f2, maka bayangannya
maya, terbalik, dan sama besar. UCAPAN TERIMA KASIH
4) Jika benda maya terletak tepat di f2, maka bayangannya Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
maya dan terjadi di tempat yang tidak berhingga. karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan lancar. Penulis juga mengucapkan
Bayangan yang dibentuk oleh benda yang berjarak 4 cm terimakasih kepada Bapak Andi Ichsan M, M.Pd selaku dosen
dari lensa cembung dengan fokus 6 cm : pembimbing selama penyelesaian laporan ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada M.
Abduh selaku asisten laboratorium kelompok penulis selama
pengambilan data dan pembimbingan pembuatan laporan.
Serta tidak lupa ucapan terimakasih kepada kedua orang tua
yang selalu mendukung dan mendoakan. Terakhir untuk
teman-teman seperjuangan pendidikan Fisika Unlam yang
telah banyak membantu banyak hal dalam menyelesaikan
laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Gambar.1.9.
[1] Giancoli,Douglas.2001.Fisika Dasar Jilid 2.Jakarta:Erlangga.
[2] Soejoto dan Enis Sustini.1993.Petunjuk praktikum Fisika Dasar.
Bayangan yang dibentuk oleh benda yang berjarak 8 cm Bandung: ITB.
dari lensa cembung dengan fokus 6 cm : [3] Suparmo dan Tri Widodo.2009.Panduan Pembelajaran Fisika untuk
SMA/MA Kelas X.Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
[4] Supiyanto.2006.Fisika Untuk Kelas III.Jakarta : Phiseta.
[5] Tim Dosen Fisika Dasar.2015.Modul Praktikum Fisika Dasar
II.Banjarmasin:Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM.

Gambar.2.1.

Bayangan yang dibentuk oleh benda yang berjarak 4 cm


dari lensa cembung dengan fokus 6 cm :

Anda mungkin juga menyukai